PERTANYAAN :
Assalamu'alaikum. Ada Deskripsi Masalah : menurut madzhab Imam Syafi'i suami menyentuh istrinya batal, sedangkan ada Hadits Nabi Muhammad ﷺ setelah Wudlu mencium Siti 'Aisyah lansung shalat tidak wudlu lagi. Pertanyaan :
1. Apakah pendapat Imam Syafi'i menyalahi Hadits ?
2. Atau ada landasan Hadits lain yang dipakai oleh Imam Syafi'i ?
Sebagai perbandingan, saya pernah bertanya kepada seorang guru, dan ini jawaban beliau :
Keterangan tentang suami istri bersentuhan batal atau tidak : Perbuatan nabi mencium istri dan langsung sholat tanpa wudlu" itu memang benar (di satu sisi) dan ini yang dipakai oleh Imam Ahmad
Namun jangan berhenti sampai situ, masih banyak riwayat yang menerangkan "mencium / menyentuh istrinya itu membatalkan wudlu" ini juga benar, dan inilah yang dipakai oleh Imam syafi'i, dan inilah yang dinamakan ta'arrudl ad dalilaini.
وروى مالك عن الزهري عن سالم بن عبدالله بن عمر عن أبيه أنه كان يقول: قبلة الرجل امرأته وجسه بيده من الملامسة فمن قبل امرأته أو جسدها بيده فعليه الوضوء. وروى الحافظ أبو الحسن الدارقطني في سننه عن عمر بن الخطاب نحو ذلك
👆 vs 👇
ولكن روينا عنه من وجه آخر أنه كان يقبل امرأته ثم يصلي ولا يتوضأ
Kesimpulan dari orang yang bermadzhab 👇
فالرواية عنه مختلفة فيحمل ما قاله في الوضوء إن صح عنه على الاستحباب والله أعلم.
والقول بوجوب الوضوء من المس هو قول الشافعي وأصحابه ومالك والمشهور عن أحمد بن حنبل قال ناصروه
Terimakasih. [Wiji Nanang].
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Wa'alaikumussalam wrwb.
Diawali dari Hadis yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah Ra. :
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻗُﺘَﻴْﺒَﺔُ، ﻭَﻫَﻨَّﺎﺩٌ، ﻭَﺃَﺑُﻮ ﻛُﺮَﻳْﺐٍ، ﻭَﺃَﺣْﻤَﺪُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨِﻴﻊٍ، ﻭَﻣَﺤْﻤُﻮﺩُ ﺑْﻦُ ﻏَﻴْﻠَﺎﻥَ، ﻭَﺃَﺑُﻮ ﻋَﻤَّﺎﺭٍ، ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻭَﻛِﻴﻊٌ، ﻋَﻦْ ﺍﻷَﻋْﻤَﺶِ، ﻋَﻦْ ﺣَﺒِﻴﺐِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﺛَﺎﺑِﺖٍ ، ﻋَﻦْ ﻋُﺮْﻭَﺓَ ، ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ، « ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺒَّﻞَ ﺑَﻌْﺾَ ﻧِﺴَﺎﺋِﻪِ، ﺛُﻢَّ ﺧَﺮَﺝَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺘَﻮَﺿَّﺄْ » ، ﻗَﺎﻝَ : ﻗُﻠْﺖُ : ﻣَﻦْ ﻫِﻲَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﺖِ؟ ﻓَﻀَﺤِﻜَﺖْ . ﺳﻨﻦ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﺕ ﺷﺎﻛﺮ ( /1 133 )
Dari Aisyah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium sebagian istrinya kemudian keluar menuju shalat dan tidak berwudhu lagi. Saya (Urwah) berkata: Tidaklah dia kecuali Anda kan? Lalu Aisyah tertawa.
Maka Hukum menyentuh wanita berdasarkan Kitab dalam Sunan Ibnu Majah ada 3 pendapat :
1. Imam Hanafi Tidak Membatalkannya secara Mutlaq. Baik bersyahwat atau tidak.
2. Imam Syafi’e dan Imam Ahmad bin Hambal Membatalkannya Secara Mutlaq,
3. Imam Malik Tidak Membatalkannya kalo tidak di sertai dengan Syahwat.
Dasar pengambilan Hukum dari masing-masing Imam sebagai berikut :
1. Menurut Madzhab Imam Syafi'e dan imam Ahmad bin Hambal. yang dipelopori oleh Imam Nawawi, Menyentuh istri atau wanita Lain tanpa penghalang, hukumnya Batal secara mutlaq, baik dengan syahwat atau tidak.
Adapun tanggapan Imam Syafi’e dan Imam Ahmad bin Hambal tentang Hadisnya Urwah di atas Menurutnya adalah Da’if. Hal dapat kita jumpai dalam kitab Bulughul maram.
ﻭَﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ , ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ : ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻗَﺒَّﻞَ ﺑَﻌْﺾَ ﻧِﺴَﺎﺋِﻪِ , ﺛُﻢَّ ﺧَﺮَﺝَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺘَﻮَﺿَّﺄْ . ﺃَﺧْﺮَﺟَﻪُ ﺃَﺣْﻤَﺪُ , ﻭَﺿَﻌَّﻔَﻪُ ﺍﻟْﺒُﺨَﺎﺭِﻱُّ . ﺑﻠﻮﻍ ﺍﻟﻤﺮﺍﻡ ﻣﻦ ﺃﺩﻟﺔ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ ( ﺹ : 24 )
Tentang Batalnya Wudhu Berdasarkan Ayat dan Hadis di bawah ini :
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻟَﺎ ﺗَﻘْﺮَﺑُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﺳُﻜَﺎﺭَﻯ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﺍ ﻣَﺎ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﺟُﻨُﺒًﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﺎﺑِﺮِﻱ ﺳَﺒِﻴﻞٍ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻐْﺘَﺴِﻠُﻮﺍ ﻭَﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻣَﺮْﺿَﻰ ﺃَﻭْ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻔَﺮٍ ﺃَﻭْ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﺣَﺪٌ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻐَﺎﺋِﻂِ ﺃَﻭْ ﻟَﺎﻣَﺴْﺘُﻢُ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀَ ﻓَﻠَﻢْ ﺗَﺠِﺪُﻭﺍ ﻣَﺎﺀً ﻓَﺘَﻴَﻤَّﻤُﻮﺍ ﺻَﻌِﻴﺪًﺍ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻓَﺎﻣْﺴَﺤُﻮﺍ ﺑِﻮُﺟُﻮﻫِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻳْﺪِﻳﻜُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻔُﻮًّﺍ ﻏَﻔُﻮﺭًﺍ .
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. (Q.S. An-Nisa’ : 43).
ﻋﻦ ﺳﺎﻟﻢ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻗﺒﻠﺔ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻣﺮﺃﺗﻪ ﻭﺟﺴﻬﺎ ﺑﻴﺪﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻼﻣﺴﺔ ﻓﻤﻦ ﻗﺒﻞ ﺍﻣﺮﺃﺗﻪ ﺃﻭ ﺟﺴﻬﺎ ﺑﻴﺪﻩ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ
1. Apakah pendapat Imam Syafi'i menyalahi Hadits ?
Jawaban :
Pendapat imam Syafi'i tidak menyalahi hadits. Menurut kalangan imam Syafi'i " hadits rosululloh yang mencium siti Aisyah dan sholat dengan tanpa wudlu' " bahwa hal itu adalah khususiyyah (khusus) bagi Rosululloh, bahkan menurut kalangan imam Syafi'i hadits tersebut telah dimansukh oleh ayat أو لا مستم النساء. Karena hadits itu datang sebelum ayat di atas diturunkan.
Tapi Sahabat Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu menyelisihi penafsiran di atas, dia berkata, ” (Kata) mass, lams, mubâsyarah (semua artinya menyentuh-red) maksudnya adalah jimâ‘, tetapi Allah Azza wa Jalla menyebutkan dengan kinâyah (sindiran) apa yang Dia kehendaki dengan apa yang Dia kehendaki.”
Kata " lamsun " tidak selamanya bermakna jimak, buktinya ada ayat {فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ} [الأنعام: ٧] (dan mereka menyentuhnya dengan tangan2 mereka). Bahkan kalimat lamsun di ayat itu maksudnya " menyentuh " bukan jimak. Demikian menurut madzhab imam Syafi'i.
Sedangkan untuk menentukan khususiyyah atau tidak kita perlu merujuk pada aqwal ulama, karena merekalah sebenarnya yang berhak dan bisa menentukan mana yang khususiyyah dan mana yang tidak, kalau kita2 ini bukan kelasnya menentukan itu.
Sementara indikasi bahwa itu adalah khususiyyah adalah ada ta'arud dengan ayat annisa' itu, di ayat annisa' bathal sementara di hadits itu tidak, dan juga hadits itu di mansukh oleh ayat annisa' tersebut.
Itu adalah bukti nyata bahwa itu adalah khususiyyah. Dan semua yang saya sampaikan sudah sesuai dengan keterangan kitab-kitab salaf sebagaimana saya share diatas.
Keterangan dari kitab unmudzujatul labib. Hal 47, menurut qoul ashoh itu termasuk khususiyah buat baginda Nabi Muhammad SAW :
اختص صلى الله عليه واله وسلم باباحة المكث فى المسجد جنبا والعبور فيه عند المالكية، وانه لا ينتقض الوضوء بالنوم ولا باللمس فى احد الوجهين وهو الاصح.
2. Atau ada landasan Hadits lain yang dipakai oleh Imam Syafi'i ?
Jawaban :
Landasan kalangan imam Syafi'i adalah ayat أو لا مستم النساء (atau kalian menyentuh para perempuan)
Hadisnya memamg ada, tapi ada 2 alasan kenapa syafiiyyah tetap batal mutlaq sebab cium istri.
1. Itu (mencium istri tidak batal) adalah khususiyah Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam, dan kita tahu ada yang khusus buat Nabi SAW dan tidak untuk umat. Contoh sholat tahajud itu wajib bagi Nabi saw tidak bagi umat.
2. Hadis tersebut terhapus hukumnya, dimansukh oleh QS Annisa ayat 43 :
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكَـٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌۭ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَـٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءًۭ فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًۭا طَيِّبًۭا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Jadi pendapat imam syafi'i itu tidak berlawanan hadis tersebut, tapi punya hujjah lain yang kuat. Dan kita harus menghargai perbedaan ini. Jika ingin ikut madzhab Hanafiyah dengan dalil hadis ini ya silahkan. Tapi juga harus belajar madzhab Hanafiyah lebih dalam, tidak boleh hanya ambil yang ringan-ringan saja. Wallohu a'lam. [Abdul Qodir Shodiqi, Muchcin Chafifi, Nur Kholis, Muh Jayus].
Referensi :
ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺍﻟﻜﻮﻳﺘﻴﺔ ( /7 86 )
ﻗﺒﻞ ﺑﻌﺾ ﻧﺴﺎﺋﻪ ﻗﺎﻝ ﺑﻦ ﺍﻟﻬﻤﺎﻡ ﻗﺪ ﺭﻭﻯ ﺍﻟﺒﺰﺍﺭ ﻓﻲ ﺳﻨﺪﻩ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺣﺴﻦ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺍﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﺒﻞ ﺑﻌﺾ ﻧﺴﺎﺋﻪ ﻓﻼ ﻳﺘﻮﺿﺄ ﺍﻧﺘﻬﻰ ﺛﻢ ﺍﺧﺘﻠﻒ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺌﻠﺔ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺭﺡ ﺍﻟﻤﺲ ﻻ ﻳﺒﻄﻞ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﺃﺣﻤﺪ ﻳﺒﻄﻞ ﺑﻤﺲ ﺍﻷﺟﻨﺒﻴﺎﺕ ﻭﻋﻨﺪ ﻣﺎﻟﻚ ﻳﺒﻄﻞ ﺑﺎﻟﺸﻬﻮﺓ ﻭﺍﻻ ﻓﻼ ﻣﺮﻗﺎﺓ . ) ﺷﺮﺡ ﺳﻨﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ( ﺹ : 38 )
ﻳَﺨْﺘَﻠِﻒُ ﺍﻟْﻔُﻘَﻬَﺎﺀُ ﻓِﻲ ﺍﻧْﺘِﻘَﺎﺽِ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀِ ﺑِﻠَﻤْﺲِ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞ ﻟِﻸُْﻧْﺜَﻰ ﺍﻟْﻤُﺸْﺘَﻬَﺎﺓِ . ﻓَﻌِﻨْﺪَ ﺍﻟْﺤَﻨَﻔِﻴَّﺔِ ، ﻭَﻓِﻲ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔٍ ﻋَﻦِ ﺍﻹِْﻣَﺎﻡِ ﺃَﺣْﻤَﺪَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀَ ﻻَ ﻳُﻨْﺘَﻘَﺾُ ﺑِﺎﻟﻠَّﻤْﺲِ ؛ ﻟِﺮِﻭَﺍﻳَﺔِ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺒَّﻞ ﺑَﻌْﺾَ ﻧِﺴَﺎﺋِﻪِ ، ﺛُﻢَّ ﺻَﻠَّﻰ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺘَﻮَﺿَّﺄْ ( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ) ﻭَﺭُﻭِﻱَ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻦْ ﻋَﻠِﻲٍّ ﻭَﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻭَﻋَﻄَﺎﺀٍ ﻭَﻃَﺎﻭُﺱٍ ﻭَﺍﻟْﺤَﺴَﻦِ ﻭَﻣَﺴْﺮُﻭﻕٍ .
ﻭَﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﻤَﺎﻟِﻜِﻴَّﺔِ ﻳُﻨْﺘَﻘَﺾُ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀُ ﺑِﺎﻟﻠَّﻤْﺲِ ﺇِﻥْ ﻗَﺼَﺪَ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺓَ ﺃَﻭْ ﻭَﺟَﺪَﻫَﺎ ﺣِﻴﻦَ ﺍﻟﻠَّﻤْﺲِ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻤَﺸْﻬُﻮﺭُ ﻣِﻦْ ﻣَﺬْﻫَﺐِ ﺃَﺣْﻤَﺪَ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺃَﻥَّ ﻟَﻤْﺲَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﻟِﺸَﻬْﻮَﺓٍ ﻳَﻨْﻘُﺾُ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀَ ، ﻭَﻻَ ﻳُﻨْﺘَﻘَﺾُ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀُ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻤْﺲُ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺷَﻬْﻮَﺓٍ . ﻭَﻫُﻮَ ﻗَﻮْﻝ ﻋَﻠْﻘَﻤَﺔَ ﻭَﺃَﺑِﻲ ﻋُﺒَﻴْﺪَﺓَ
فيض القدير
٧١٢٤ - (كان يقبل بعض أزواجه) وفي رواية بعض نسائه (ثم يصلي ولا يتوضأ) وبقضيته أخذ أبو حنيفة فقال: [ص: ٢٣٧] لا وضوء من المس ولا من المباشرة إلا إن فحشت بأن يوجدا متعانقين متماسي الفرج وذهب الشافعي إلى النقض مطلقا وأجاب بعض أتباعه عن الحديث بأنه خصوصية أو منسوخ لأنه قبل نزول {أو لامستم} ولخصمه أن يقول الأصل عدم الخصوصية وعدم النسخ حتى يثبت والحديث صالح للاحتجاج. قال عبد الحق: لا أعلم للحديث علة توجب تركه وقال ابن حجر في تخريج الرافعي: سنده جيد قوي اه
(حم د ن) كلهم في الطهارة من طريق الثوري عن أبي زروق عن إبراهيم التميمي (عن عائشة) قال الحافظ ابن حجر: روي عنها من عشرة أوجه اه
مغني المحتاج : (144/1)
(الثَّالِثُ الْتِقَاءُ بَشَرَتَيْ الرَّجُلِ وَالْمَرْأَةِ) لِقَوْلِهِ تَعَالَى: {أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ} [النساء: ٤٣] [الْمَائِدَةُ] أَيْ لَمَسْتُمْ كَمَا قُرِئَ بِهِ فَعَطَفَ اللَّمْسَ عَلَى الْمَجِيءِ مِنْ الْغَائِطِ وَرَتَّبَ عَلَيْهِمَا الْأَمْرَ بِالتَّيَمُّمِ عِنْدَ فَقْدِ الْمَاءِ فَدَلَّ عَلَى أَنَّهُ حَدَثٌ كَالْمَجِيءِ مِنْ الْغَائِطِ، لَا جَامَعْتُمْ؛ لِأَنَّهُ خِلَافُ الظَّاهِرِ؛ إذْ اللَّمْسُ لَا يَخْتَصُّ بِالْجِمَاعِ. قَالَ تَعَالَى: {فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ} [الأنعام: ٧] وَقَالَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «لَعَلَّكَ لَمَسْت»
بجيرمي على الخطيب : (211-210/1)
قَالَ فِي شَرْحِ الْخَصَائِصِ: وَاخْتَصَّ بِأَنَّهُ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - لَا يَنْتَقِضُ وُضُوءُهُ بِاللَّمْسِ فِي أَحَدِ الْوَجْهَيْنِ بَلْ يُصَلِّي بِذَلِكَ الطُّهْرِ، وَهُوَ الْأَصَحُّ عِنْدَ الْمُؤَلِّفِ تَبَعًا لِبَعْضِ الشَّافِعِيَّةِ لِخَبَرِ أَحْمَدَ وَأَبِي دَاوُد وَالنَّسَائِيِّ عَنْ عَائِشَةَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا - قَالَتْ: «كَانَ يُقَبِّلُ بَعْضَ أَزْوَاجِهِ. وَفِي رِوَايَةٍ: بَعْضَ نِسَائِهِ ثُمَّ يُصَلِّي وَلَا يَتَوَضَّأُ» . وَبِقَضِيَّتِهِ أَخَذَ أَبُو حَنِيفَةَ فَقَالَ: لَا وُضُوءَ مِنْ اللَّمْسِ وَلَا مِنْ الْمُبَاشَرَةِ إلَّا إن فَحُشَتْ بِأَنْ يَتَجَرَّدَا مُتَعَانِقِينَ مُتَمَاسَّيْ الْفَرْجِ، وَالْأَصَحُّ عِنْدَ الشَّافِعِيِّ أَنَّ لَمَسَ غَيْرِ الْمَحَارِمِ نَاقِضٌ لِلْوُضُوءِ مُطْلَقًا، وَجَزَمَ بِهِ النَّوَوِيُّ فِي الرَّوْضَةِ وَغَيْرِهَا. وَأُجِيبَ عَنْ الْحَدِيثِ: بِأَنَّهُ خُصُوصِيَّةٌ أَوْ مَنْسُوخٌ؛ لِأَنَّهُ قَبْلَ: نُزُولِ قَوْله تَعَالَى: {أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ} [المائدة: ٦] وَلِأَبِي حَنِيفَةَ أَنْ يَقُولَ الْأَصْلُ عَدَمُ الْخُصُوصِيَّةِ وَعَدَمُ النَّسْخِ حَتَّى يَثْبُتَ، وَالْحَدِيثُ صَالِحٌ لِلِاحْتِجَاجِ
بجيرمي على الخطيب
فَدَلَّ عَلَى أَنَّهُ حَدَثٌ لَا جَامَعْتُمْ؛ لِأَنَّهُ خِلَافُ الظَّاهِرِ إذْ اللَّمْسُ لَا يَخْتَصُّ بِالْجِمَاعِ. قَالَ تَعَالَى: {فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ} [الأنعام: ٧]
https://web.facebook.com/groups/piss.ktb/posts/1846769068679226/