PERTANYAAN :
Assalamualaikum. Apa hukumnya memungut uang parkir liar ? kan ada itu biasanya kita ambil duit di ATM harusnya parkir gratis tapi malah bayar, tiba-tiba kang parkir muncul di belakang motor. [Lukman Aqif Z].
Wa'alaykummussalam. Jika tidak berizin resmi dari dinas terkait, maka itu bisa termasuk pungutan liar. Di dalam kitab Shahih Muslim Bisyarhin Nawawi diterangkan bahwa pungutan liar adalah sejelek-jeleknya dosa. Karena pungutan semacam ini hanyalah menyusahkan dan menzalimi orang lain. Pengambilan pungutan seperti itu terus berulang dan itu hanyalah pengambilan harta dengan jalan yang tidak benar, penyalurannya pun tidaklah tepat
Penarikan retribusi pada jalan umum atau fasilitas-fasilitas umum lainnya adalah tergolong pungutan liar (muksu) yang tidak dibenarkan dalam syara’. Dalam kondisi keuangan negara sangat membutuhkan adanya pungutan dari rakyatnya maka menurut madzhab maliki dapat dilakukan penarikan pajak atau retribusi dengan beberapa syarat :
- Benar-benar dalam kondisi yang mendesak.
- Ditasharrufkan untuk kepentingan kaum muslimin.
- Ditasharrufkan dengan selalu mempertimbangkan kemaslahatan.
- Dibebankan kepada orang-orang yang mampu sehingga tidak menimbulkan dlarar (bahaya) karena pajak yang dibebankan.
- Kekosongan kas negara tidak dapat tertutupi dari sektor lain.
Menurut madzhab Syafi’i, pungutan yang diterima oleh pemerintah dengan cara yang tidak dibenarkan oleh Syara’, apabila diberikan dengan suka rela maka hukumnya adalah halal dan dapat digunakan sesuai dengan kemaslahatan.
Wallohu a'lam. [Nurul Faiza, Faisol Tantowi].
Referensi: :
Bughyatu al-Mustarsyidin Hal: 235
Qorrotu al-‘Ain fi Fatawa ‘Ulama’I al-Haramain
Al-‘I’tishom al-Syathibi al-Gharnati Hal: 358
Qarratu al-Ain li al-Syaikh Husain al-Maghrabi al-Maliki Hal: 332
Al-Mi’yaru al-Mu’rab li al-Imam al-Wansyarisi al-Maliki Juz XI
Al-fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra Juz IV Hal: 320
Shahih Muslim Bisyarhin Nawawi, Juz 11, hal 170
Shahih Muslim Bisyarhin Nawawi, Juz 11, hal 170:
أن المكس من أقبح المعاصي والذنوب الموبقات، وذلك لكثرة مطالبات الناس له وظلاماتهم عنده، وتكرر ذلك منه وانتهاكه للناس وأخذ أموالهم بغير حقها وصرفها في غير وجهها
بغية المسترشدين – ( ص 253 )
( مسئلة ك ) من الحقوق الواجبة شرعا على كل غني وحده من ملك زيادة على كفاية سنة له ولممونه ستر عورة العارى وما يبقى بدنه من مبيح التيمم واطعام الجائع وفك اسير مسلم وكذا ذمي بتفصيله وعمارة سور بلد وكفاية القائمون بحفظها والقيام بشأن نازلة نزلت بالمسلمين وغير ذلك ان لم تندفع بنحو زكاة ونذر وكفارة ووقف ووصية وسهم المصالح من بيت المال لعدم شيئ فيه او منع متوليه ولو ظلما فاذا قصر الأغنياء عن تلك الحقوق بهذه القيود جاز للسلطان الأخذ منهم عند وجود المقتضى وصرفه في مصارفه
(قرة العين بفتاوى علماء الحرمين )
( سئل رحمه الله تعالى ) اذا عين السلطان على بعض رعاياه شيئا كل سنة من الدراهم والحبوب يصرفها في المصالح هل يجوز او لا وهل يجب امتثال أمره في ذلك او لا ؟ الجواب ان ادوا ذلك عن طيب نفس لا لخوف وحياء من السلطان او غيره جاز والا فهو من اكل اموال الناس بالباطل لا يحل له التصرف فيه بوجه من الوجوه كما نصوا عليه ونقلوا في المأخوذ حياء الإجماع على التحريم نعم ان كان المأخوذ من الحقوق الواجبة كالزكاة فينظر ان كان من زكاة المال الطاهر وطلبه السلطان وجب الدفع له وقول السائل هل يجوز له ذلك له او لا قد علمت انه لا يجوز وانه من جملة اكل اموال الناس بالباطل وقوله وهل يجب عليهم امتثال امره... الخ جوابه لايجب عليه امتثال امره بذلك
Sumber :
www.fb.com/groups/piss.ktb/3377403085615809