PERTANYAAN :
Assalamu alaikum saudara seiman. Apakah boleh dalam sholat kita berdoa dengan menggunakan bahasa SELAIN ARAB ? Mohon jawaban dengan referensinya, yang gak punya referensi mohon jangan jawab yah. Terimakasih bagi yang mau bantu. [Leo Valdez].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalām. Dzikiran dan do'a yang terdapat di dalam shalat, jika musholli tidak mampu mengucapkannya dengan bahasa arab, ia boleh menterjemahkannya ke bahasa lainnya.
Jika ia menterjemahkannya tanpa adanya udzur, maka shalatnya batal, menurut qoul ashohh. Sedangkan menurut qoul muqōbil-ul ashohh (qoul dhoif), tidak batal.
Imām Ad-Damīriy dalam An-Najmu-l Wahhāj mengatakan:
Khilāf di atas (batal dan tidak batal), itu pada do'a yang ma'tsūr. Adapun pada do'a yang ghairu ma'tsūr, tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa lain, tanpa adanya khilāf (qoth'an), dan juga menyebabkan shalatnya batal.
Dalam Kanzu-r Rāghibīn, imām Jalāluddīn Al-Mahalli rahimahu-Llāh mengatakan:
Yang dimaksudkan adalah do'a dan dzikiran yang ma'tsūr. Sehingga tidak boleh membuat do'a sendiri dengan bahasa ajam (selain Arab) di dalam shalat.
• Contoh : Jika kamu di dalam shalat berdo'a dengan bahasa Indonesia, begini:
"Yā Allāh, datangkanlah jodohku..", maka shalatmu batal.
Wallohu a'lam. [Umronuddin]
Referensi :
مسألة :
الذكر والدعاء المندوب في الصلاة إذا عجز عن نطقها بالعربية ترجم فإن ترجم بلا عذر بطلت صلاته في الأصح
ومقابل الأصح لا تبطل.
قال الدميري في النجم الوهاج
والخلاف محله: في المأثور، أما غيره .. فلا يجوز ترجمته قطعًا وتبطل الصلاة به
النجم الوهاج 2/169
وقال في كنز الراغبين
الْمُرَادُ الدُّعَاءُ وَالذِّكْرُ الْمَأْثُورَانِ، فَلَا يَجُوزُ اخْتِرَاعُ دَعْوَةٍ أَوْ ذِكْرٍ بِالْعَجَمِيَّةِ فِي الصَّلَاةِ قَطْعًا،
LINK ASAL :