PERTANYAAN :
Assalamualaikum. Apa hukumnya Thowaf di baitullah Pakai pesawat (terbang) ? [Ahmad Lu'lu Walmarjan].
JAWABAN :
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Jawabannya tidak sah. Sebagaimana keterangan kitab Hasyiyah Bujairomiy 'alal Khotib : "Berbeda jika seseorang naik di atas burung di udara tanah arofah atau ia naik di atas awan maka tidak cukup (tidak sah) wuqufnya, di udara tanah arofah itu tidak dihukumi tanah arofah. Jika ia terbang diudara maka tidak mencukupi wuqufnya, begitu juga jika seseorang sa'i atau thawaf dengan cara terbang, maka sesungguhnya keduanya itu tidak dianggap (dalam arti tidak sah)".
Ibarohnya sudah shorih, thowaf dengan cara terbang tidak dihitung alias tidak sah, kecuali bagi para malaikat. Kemudian secara aturan memang pesawat dilarang melintas diatas Masjidil harom. Berbeda dengan permasalahan yang kadang sering terjadi di madzhab Syafi'i, yakni orang tanpa 'udzur tapi thowafnya dengan cara naik kendaraan (tentu bukan yang terbang), maka hukumnya sah dan tidak terkena denda / dam. Wallohu a'lam. [Muhammad Muzakka, Muh Jayus].
Ibarot:
حاشية البجيرمي علي الخطيب ج ٣ صـــ ٢٠٩ دار الكتب العلمية
بِخِلَافِ مَا إذَا رَكِبَ عَلَى طَيْرٍ طَائِرٍ فِي هَوَاءِ عَرَفَاتٍ أَوْ رَكِبَ عَلَى السَّحَابِ فَلَا يَكْفِي فَلَيْسَ لِهَوَائِهَا حُكْمُهَا، فَلَوْ طَارَ فِيهِ لَمْ يَجُزْهُ؛ وَكَذَلِكَ لَوْ سَعَى طَائِرًا أَوْ طَافَ طَائِرًا فَإِنَّهُ لَا يَعْتَدُّ بِهِمَا، عَنَانِيٌّ.
النووي، المجموع شرح المهذب، ٥٩/٨
(فَرْعٌ) ذَكَرْنَا أَنَّ مَذْهَبَنَا أَنَّ الطَّوَافَ مَاشِيًا أَفْضَلُ فَإِنْ طَافَ رَاكِبًا بِلَا عُذْرٍ فَلَا دَمَ عَلَيْهِ
LINK ASAL :