PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum, kang
boleh minta hadits yang menerangkan orang yang silaturahim akan diluaskan
rizkinya ? matur nuwun. [Luh
Jinggan]
JAWABAN
:
Wa’alaikumussalaam
warahmatullaah
KEUTAMAAN
SILATURAHIM
Silaturahmi merupakan
ibadah yang sangat agung, mudah tapi membawa berkah. Kaum muslimin hendaknya
tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk
melaksanakan amal shalih ini.
Dengan kemajuan jaman yang
memudahkan transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum
muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang
dituntut fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi
sosial antar umat manusia.
Silaturahmi juga merupakan
dalil dan tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang. Silaturahim
termasuk akhlak yang mulia. Dianjurkan dan diseru oleh Islam. Diperingatkan
untuk tidak memutuskannya. Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan
menyambung tali silaturahmi :
وَاتَّقُوا
اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
Artinya: “Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’ 4:1).
Juga sabda Rasulullah
Shallallahu’alahi Wasallam :
مَنْ
أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ
فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang
senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya),
maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” (H.R Bukhori)
Hadits yang agung ini
memberikan salah satu gambaran tentang keutamaan silaturahmi. Yaitu dipanjangkan
umur pelakunya dan dilapangkan rizkinya.
Adapun penundaan ajal atau
perpanjangan umur, terdapat satu permasalahan; yaitu bagaimana mungkin ajal
diakhirkan?
Bukankah ajal telah
ditetapkan dan tidak dapat bertambah dan berkurang sebagaimana
firmanNya
,
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لاَيَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً
وَلاَيَسْتَقْدِمُونَ
Artinya: “Maka apabila
telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan
tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS Al A’raf: 34).
Ya benar, jika kita
membahas permasalahan ini memang perlu pembahasan yang lebih rinci karena para
mujtahid saling berbeda pendapat. Silaturrahmi adalah salah satu kunci pembuka
rizki, selain bernilai pahala yang besar disisi Allah Ta’ala juga mampu
mempererat kesaudaraan sesama muslim serta menambah kolega bisnis, tak jarang
dikarenakan silaturahmi kemudian kita bisa mengenal si A atau si B, bukankah
Allah membuka rizqi hambaNya dengan cara yang tidak terduga?
Ibnu Abbas
Radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda
:
,
بَلُوْا أَرحَامَكُمْ وَلَوْ بِالسَّلاَمِ
Artinya: “Sambunglah
keluargamu meskipun dengan salam.” (H.R Thobroni)
Mungkin ada yang
mengatakan, di antara penyebab terputusnya silaturahmi ialah banyaknya kesibukan
manusia pada hari ini dan keluasan wilayah. Tetapi orang yang memperhatikan
keadaan semisal Abu Bakar dan Umar Al-Faruq Radhiyallahu’anhuma . Pada masa
pemerintahannya, meskipun banyak beban yang harus dipikul di pundak mereka dan
belum lengkapnya sarana transformasi dan komunikasi modern, akan tetapi mereka
tetap memiliki waktu untuk mengunjungi kerabatnya dan membantu tetangganya.
Sedangkan diri kita sering
mengunjugi dan bercengkrama dengan sahabat-sahabat, tetapi tidak pernah
memasukkan ke dalam agenda kegiatan untuk berkunjung ke salah satu kerabat,
meskipun satu kali dalam sebulan. Tampaknya sebab utama yang menghalangi kita
bersilaturahim, karena buruknya pengaturan dan manajemen waktu. Atau karena kita
kurang begitu mengerti besarnya dosa memutus silaturahim. Kemudian dengan
kesibukan yang berlebihan dalam kehidupan dunia,. hingga kita mendapati
seseorang bekerja pada pagi hari. Setelah itu menyibukkan diri dengan pekerjaan
lain pada sisa harinya. Padahal sudah berkecukupan dalam hal rizki. Lantas,
mengabaikan hak-hak keluarga, anak-anak, kedua orang tua dan kerabatnya.
Yang lebih mengkhawatirkan
lagi adalah kita tidak melakukan silaturrahmi dikarenakan malas, tentu ini
hampir sama dengan memutus silaturrahmi. Maka sepatutnyalah , kita bersemangat
untuk bersilaturahim. Ketahuilah, barangsiapa yang menyambungnya, niscaya Allah
Ta’ala akan berhubungan dengannya. Dan barangsiapa memutuskannya, maka Allah pun
akan memutuskan hubungan dengannya. Wallaahu A’lam.
Sumber :
http://arh789.blogspot.co.id/2014/02/keutamaan-silaturahim.html
[Ust. Rizalullah]
Link Diskusi :
web.facebook.com/groups/piss.ktb/1640466549309480
www.fb.com/notes/1954935264529272/