Karya : Al Habib Abdullah
Alwi Al Haddad
فصلٌ
وَرُبَّمَا
تَسلَّطَ الخَلقُ عَلى بَعضِ المُرِيدينَ بِالإِيذاءِ وَالجَفاءِ وَالذَّمِّ، فإِن
بُليتَ بِشيءٍ مِن ذَلكَ فَعلَيكَ بِالصَّبرِ وَتَركِ المُكاَفَأةِ مَعَ نَظافَةِ
القَلبِ مِنَ الحِقدِ وَإِضمارِ الشَّرِّ، وَاحذَر الدُّعاءَ عَلى مَن آذاكَ وَلاَ
تَقُل إِذا أَصابَتهُ مُصيبَةٌ هَذا بِسبَبِ أذَاهُ لِي.
وَأفضَلُ
مِنَ الصَّبرِ عَلى الأَذى العَفوُ عَنِ المُؤذِي، وَالدُّعاءُ لَهُ، وَذَلِكَ مِن
أَخلاقِ الصِّدِّيقينَ.
Ada setengah manusia yang
tabiatnya suka menganiaya orang, memandang rendah terhadapnya, atau suka mencela
dan sebagainya. Jika anda tergolong orang-orang yang ditimpa penganiayaan itu,
maka hendaklah anda bersabar, jangan sekali-kali anda membalasnya. Disamping
itu, hati anda harus bersih dari dengki dan dendam atau mendendam perasaan jahat
terhadap orang.
Dan jangan mendo'akan yang
tidak baik terhadap yang menganiayamu. Jika orang tersebut ditimpa musibah atau
celaka jangan anda menuduhnya bahwa itu balasan Allah karena tingkah lakunya
terhadap dirimu.
yang lebih utama lagi
daripada sabar atas penganiyayaan adalah apabila anda memaafkan orang yang
menganiayamu, dan anda do'akan supaya Allah memberi petunjuk padanya, dan itulah
akhlak dan kelakuan para shiddiqin.
وَعُدَّ
إِعراضَ الخَلقِ عَنكَ نِعمَةً عَليكَ مِن رَبِّكَ ؛ فإِنَّهم لَو أَقبَلوا عَليكَ
رُبَّما شَغلُوكَ عَن طَاعتِهِ، فإِن ابْتُليتَ بِإِقبالِهِم وَتَعظِيمهِم،
وَثَنائِهِم ،وتَرَدُّدِهِم عَليكَ، فَاحذَر مِن فِتنَتهِم وَاشكُرِ اللهَ الذَّي
سَترَ مَساوِيكَ عَنهُم.
Anggaplah penganiyaan dari
makhluk itu satu kenikmatan dari Tuhan-mu, sebab jika mereka menyanjungmu
mungkin dengan sebab itu, malah yang memberatkanmu dari mengerjakan ketaatan
pada Allah Ta'ala. Begitu juga bila kamu sedang diuji dengan sanjungan
penghormatan, pujian berulang-ulang dari orang banyak, maka hendaklah
berhati-hati supaya tidak terfitnah oleh mereka. dan bersyukurlah kepada Allah
yang telah menutupi kesalahan-kesalahanmu dari mereka.
ثُمَّ
إِن خَشِيتَ عَلى نَفسِكَ مِنَ التَّصَنُّعِ وَالتَّزَيُّنِ لَهم وَالاِشتِغالِ
عَنِ الله بِمُخالَطَتهِم فَاعتَزِلهُم وَأَغلِق بَابَكَ عَنهُم، وَإِلاَّ فارِق
المَوضِعَ الذَّي عُرِفتَ بِهِ إِلى مَوضِعٍ لاَ تُعرَفُ فِيهِ. وَكُن مُؤثِراً
لِلخُمولِ، فَارّاً مِنَ الشُّهرةِ والظُّهُورِ، فإِنَّ فِيهِ الفِتنَةُ
وَالِمحنَةُ.
Kemudian Jika anda khawatir
terhadap dirimu sendiri dari melakukan sikap pura-pura, pamer terhadap mereka
dan tersibukkan dari beribadah kepada Allah sebab berkumpul dengan mereka, maka
hendaklah bersegera mengasingkan diri dari mereka. Jika perlu tutup pintu rumah
anda supaya mereka tidak datang lagi, ataupun tinggalkan tempat yang selalu anda
berkumpul, pergilah ketempat yang lain agar mereka tidak tahu. Jadilah orang
yang lebih suka menyenbunyikan diri dan lari dari keterkenalan dan kepopuleran
karena di dalamnya banyak terdapat fitnah dan bencana-bala'.
قالَ
بَعضُ السَّلفِ: وَالله مَا صَدَقَ اللهَ عَبدٌ إِلاَّ أَحَبَّ أَن لاَ يُشعَرَ
بِمَكانِهِ. وَقالَ آخرُ: مَا أَعرِفُ رَجُلاً أَحَبَّ أَن يَعرِفَهُ النَّاسُ
إِلاَّ ذَهَبَ دِينُهُ وَافتَضَحَ.
Sebagian ulama' salaf
berkata : " demi Allah tiada seorang hamba yang berlaku benar kepada Tuhannya,
melainkan ia suka agar tidak di ketahui tempatnya". Seorang salaf yang lain
berkata : " sepanjang yang aku tahu tiada seorang yang ingin agar dirinya
dikenal orang, melainkan akan binasa agamanya dan akan terbuka belangnya".
Wallohu a'lam. [Oleh : Ust.Nur
Hamzah].
LINK ASAL :
www.fb.com/notes/1600749749947827/