Karya : Al Habib Abdullah
Alwi Al Haddad
فصلٌ
وعلى
المُريد أن يَجتهِد في حفظِ قَلبه مِن الوَساوِس والآفات والخواطِر الرَّدِيَّة،
وليُقِم على بابِ قَلبه حاجِباً مِن المُراقبة يمنعُها مِن الدخولِ إليه فإنها إن
دَخَلته أفسَدتهُ، ويَعسُر بعد ذلك إخراجها مِنه.
وَليُبالِغ
في تَنقِية قَلبه الذي هو مَوضِعُ نَظَر ربِّه مِن المَيل إلى شَهوات
الدنيا،
ومِن
الحِقد والغِلِّ والغِشِّ لأحدٍ مِن المسلمين، ومِن الظّنّ السوء بأحدٍ منهم،
وليكُن ناصحاً لهم رحيماً بهم مُشفقاً عليهم، مُعتقداً الخيرَ فيهم، يُحبُّ لهم ما
يُحبُّ لنفسه مِن الخير، ويكرهُ لهم ما يكرهُ لِنفسه من الشر.
Seorang ang murid harus
memelihara hatinya dari rasa was-was, dan cita-cita kosong dengan lantaran
pikiran yang kotor dan angan-angan panjang. Pintu hatinya harus dibentengi
dengan dinding tebal untuk mengawasi sesuatu yang datang dan menghampirinya.
Sebab jika dimasuki oleh gejala-gejala di atas, niscaya akan rusak hatinya
apabila hati itu rusak menjadi sukarlah untuk menghilangkan penyakit yang
berlapis-lapis.
Lantaran itu sang murid
harus senantiasa membersihkan hatinya dengan sungguh sungguh, yg menjadi tempat
Rabbnya mlihat . Supaya hati itu tidak cenderung pada tuntutan hawa nafsu dan
syahwat keduniaan.
Sang murid harus memelihara
hatinya dari sifat-sifat dendam kesumat, hasad dan dengki serta berprasangka
jelek terhadap kaum muslimin. Jangan sekali-kali mempunyai sangkaan buruk
terhadap siapapun. Bahkan hati itu seharusnya dipimpin untuk menjadi penasehat
kaum Muslimin,
bersifatlah pengasih dan
penyayang serta senantiasa berprasangka baik kepada semua orang, menyukai
kebaikan untuk mereka sebagaimana menyukai kebaikan untuk diri sendiri dan
membenci keburukan untuk mereka sebagaimana membenci keburukan untuk diri
sendiri.
وَلتَعْلم
أيُّها المُريد أنّ لِلقلبِ مَعاصي هِيَ أفحشُ وأقبحُ وأخبثُ مِن معَاصي الجوارِح
ولا يَصلُح القلب لِنزول معرفَة الله ومحبَّته تعالى إلا بعد التّخلي عنها و
التّخلُّص منها. فمِن أفحشِها الكِبر و الرّياء والحسد.
فالكِبر
يدُلُّ مِن صاحِبِه على غايةِ الحماقَة، ونهاية الجهالة والغباوةِ، وكيف يليقُ
التكَبُّر مِمّن يعلم أنّه مخلوقٌ مِن نُطفةٍ مَذِرةٍ وعلى القُرب يصِير جِيفةً
قذِرةً. وإن كان عِنده شيءٌ مِن الفضَائِل والمحاسِن فذلك مِن فَضل الله وصُنعه،
ليس له فيه قُدرةٌ ولا في تحصيله حَولٌ ولا قوةٌ،
أوَلا
يخشى إذا تكبّر على عبادِ الله بما آتاه الله مِن فَضله أن يَسلُبَه ما أعطاهُ
بِسوء أدبِه ومُنازعتِه لِربِّه في وَصفِه؟ لأن الكِبر مِن صِفات الله الجبّار
المُتَكبّر.
Seorang murid harus
mengetahui pula bahwa hati itu mempunyai berbagai jenis penyakit yang lebih
berat dan lebih buruk daripada maksiat anggota tubuh. Dan hati tidak pantas
untuk menerima ma 'rifatullah (pengenalan Allah) dan kecintaan-Nya; melainkan
setelah ia mencopot dan menyelamatkan diri dari segala penyakit-penyakit hati
yang sangat membahayakan itu.
Diantara sifat-sifat yang
paling buruk adalah, membanggakan diri/ sombong, pamer dan hasud/ dengki. Sifat
sombong itu menandakan orang yang kurang akalnya, jahil dan bodoh. Bagaimana
boleh membesarkan diri, sedangkan ia tahu bahwa dirinya dicipta dari setetes air
yang kotor, dan tidak berapa lama hidup di dunia sesudahnya ia akan mati dimakan
cacing tanah, badannya menjadi bangkai yang membusuk.
Jika ia merasakan dirinya
tampan/cantik dan hidupnya senang dalam kemewahan, bukankah itu semua ciptaan
dan kemurahan Tuhan, yang mana engkau tiada kuasa sama sekali dalam kodratmu,
tidak mempunyai kekuatan dan daya untuk mendapatkan tanpa takdir
Tuhan,
apakah tidak merasa
khawatir dan bimbang, jika ia berbangga diri terhadap hamba-hamba Allah dengan
apa yang telah dikaruniakan Allah padanya dari kelebihan-Nya, Kelak Allah
merampas semua karunia-Nya disebabkan kelakuannya yang buruk dan mencoba
menandingi Allah dalam sifat kibriya'Nya ? Karena sifat kebesaran itu mutlak
merupakan sifat Allah yang Maha Agung dan Maha Besar.
وأمّا
الرِّياء فيَدُل على خُلُوِّ قلبِ المُرائي مِن عظمةِ الله وإجلاله لأنّه يتصَنَّع
و يتزيَّن للمخلوقين ولا يقنع بِعلمِ الله ربِّ العالمين.
ومَن
عمِل الصَّالِحات وأحبَّ أن يعرِفه النّاس بذلك لِيُعظِّموه ويصطنِعوا إليه المعروف
فهو مُراءٍ جاهِلٌ راغِبٌ في الدنيا، لأن الزّاهد مَن لو أقبَل النّاس عليه
بِالتعظيم وبَذْلِ الأموالِ لكان يُعرض عن ذلك ويَكرهُه، وهذا يطلُبَ الدُّنيا
بِعملِ الآخِرة فمن أجهلُ مِنهُ ؟
وإذا
لم يَقدِرْ على الزُّهدِ في الدُّنيا فَيَنبغي لَهُ أَن يَطلُبَ الدُّنيا مِن
المالِك لها، وهُوَ الله فإنَّ قُلوبَ الخَلائِق بِيَدهِ يُقبِلُ بها على مَن أقبلَ
عليهِ، و يُسخِّرها لهُ فِيما يشاءُ.
Sifat Riya', menunjukkan
orang yang hatinya kosong dari sifat suka membesarkan Allah dan yang suka
mengagungkan Allah. Sebab semua amalnya pura-pura yang berkepentingan untuk
menunjuk-nunjukkan kepada orang banyak. dan dia kurang puas bahwa amal yang
dikerjakan itu hanya diketahui Tuhan Rabbul Alamin saja.
Orang yang beramal shaleh
sedang ia ingin amalan-nya diketahui orang banyak, supaya ia mendapatkan nama
dan penghargaan atau mendapatkan balasan anugerah, maka orang itu sudah
melakukan riya', jahil dan mengejar dunia. Sebab seorang yang zahid tidak mau
menjual amal akhiratnya dengan dunianya, walaupun semua orang datang untuk
memberinya penghormatan dan mencurahkan harta kekayaan, namun ia tetap menolak
dan membencinya.
Akan tetapi amal seorang
yang riya' memancing dunia dengan amal akheratnya yang menjadi umpan. Sungguh
siapakah orang yang lebih jahil dari orang ini ?
Jika ada orang yang tidak
mau berzuhud di dunia ini, maka seharusnya ia mencari dunia dari pemilik dunia,
yaitu Allah SWT. Sebab hati manusia berada di dalam genggaman Tuhan. Dialah saja
yang menggerakkan hati manusia menurut kehendak-Nya untuk membantu siapapun yang
menghadap kepada-Nya.
و
أَمَّا الحَسَدُ فَهُوَ مُعاداةٌ للهِ ظاهِرةٌ، ومُنازعَةٌ له في مُلكِهِ بيِّنةٌ
لأنَّهُ سُبحانهُ إذا أَنعمَ على بعضِ عِبادِهِ بِنِعمةٍ فلا شكَّ أنَّهُ مُريدٌ
لِذلكَ ومُختارٌ لهُ إذْ لا مُكرِهَ لهُ تعالى، فإذا أرادَ العبْدُ خِلافَ ما أرادَ
مَوْلاهُ فقد أساءَ الأدَبَ، واسْتَوجبَ العَطبَ.
ثُمَّ
إنَّ الحسَدَ قد يَكونُ على أمُورِ الدُّنيا كالجاهِ والمالِ، وهيَ أصغَرُ مِن أن
يُحسدَ عليها بَل ينبغي لكَ أن تَرحمَ مَن اِبتُلِيَ بِها وتَحمَدَ اللهَ الذي
عافاكَ مِنها، وقَد يكونُ على أمورِ الآخرةِ كالعِلمِ والصَّلاحِ.
Adapun Sifat Hasad, maka ia
sudah jelas menentang kekuasaan Allah Ta'ala dan menentang kodratNya dalam
kerajaanNya. Sebab jika Allah SWT menganugerahkan nikmat-Nya ketengah-tengah
hambaNya, tentulah tidak syak lagi, Dia berkehendak demikian, memilih sesukanya
dan tidak sama sekali terpaksa untuk melakukanNya. Lain dengan seorang hamba
memilih sesuatu yang bertentangan dengan yang dipilih majikannya haruslah ia
mendapat kemurkaan.
Adakalanya hasad dan
dengki, berlaku dalam segala urusan dunia, seperti mencari pangkat, mengejar
harta kekayaan. Padahal pangkat dan harta kekayaan tersebut adalah lebih kecil
dan hina, dari pada kedengkian. Seharusnya anda merasa kasihan terhadap orang
yang ditimpa bencana mendapat pangkat dan harta kekayaan. Seharusnya anda
berterima kasih kepada Allah yang telah menyelamatkan anda daripadanya.
Adakalanya hasad dan dengki berlaku juga pada urusan-urusan akhirat seperti
dalam mencari ilmu dan berlomba berbuat kebaikan.
وقَبيحٌ
بِالمُريدِ أن يَحسدَ مَن وافَقَهُ على طَريقِهِ، وعَاونَهُ على أمرِهِ، بل ينبَغي
لهُ أن يَفرحَ بهِ لأنَّهُ صارَ عَوْناً له وجِنساً يتقَوَّى بِهِ، والمؤمِنُ كثيرٌ
بِأخيهِ، بل الذي يَنبغي لِلمُريدِ أن يُحِبَّ بِباطِنهِ ويَجتهِدَ بِظاهِرهِ في
جَمْعِ النَّاسِ على طريقِ الله والاِشتِغالِ بِطاعتِه ولا يُبالي أَفضلوهُ أم
فَضَلهُم فإنَّ ذلِكَ رِزقٌ مِنَ الله ؛ وهُو سُبحانَهُ وتَعالى يَختصُّ بِرحمتِهِ
مَن يَشاءُ.
Tiada baik seseorang murid
memendam rasa dengki terhadap saingannya. Seharusnya ia merasa bahagia dengan
adanya kemajuan akan saingannya. Seorang mukmin akan menjadi lebih baik dari
rekan-rekannya. Sang murid harus mencintai saudaranya didalam hati serta
berusaha menciptakan Ukhuwah Islamiah. Serta berlomba-lomba dalam mentaati-Nya
dan ia tidak merasa apakah orang-orang itu melebihi mereka. Sebab semua rizki
karunia dari Allah SWT dan hanya Dia saja yang boleh mengkhususkan RahmatNya
kepada siapa yang Dia sukai.
وفي
القَلبِ أخلاقٌ كثيرةٌ مذمومةٌ، لم نذكُرها حِرصاً على الإيجازِ، وقد نبَّهنا على
أمّهاتِها، وأمُّ الجميعِ وأصلها ومَغرِسُها حُبُّ الدُّنيا فَحُبُّها رأسُ كُلِّ
خطيئةٍ كما وَرَد، وإذا سَلِم القلبُ مِنهُ فقد صَلحَ وصفا، وتَنوَّر وطابَ،
وتأهَّلَ لِوارِداتِ الأنوارِ وصَلُح لِلمُكاشفةِ بِالأسرارِ.
Di dalam hati banyak
terdapat berbagai macam akhlak yang tercela, kami tidak dapat menyebutkan satu
persatu dalam buku ini, agar tidak terlalu panjang, kami telah mengingatkan anda
tentang pokok penyakitnya, atau ubi dan akarnya yaitu cinta pada dunia. Cinta
Dunia adalah pokok dari segala bencana sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah
hadist Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam : " Jika hati selamat dari
penyakit cinta dunia, niscaya ia menjadi putih dan bersih, baik dan bercahaya.
Maka sesuailah ia untuk menerima cahaya dari Allah SWT dan mudahlah baginya
untuk menyingkap rahasia-rahasia yang diberitahu Tuhannya". Wallohu a'lam. [Oleh
: Ust.Nur
Hamzah].
LINK ASAL :
www.fb.com/notes/1600717023284433/