PERLAKUAN BAIK ISTRI ATAS
SUAMINYA
(وَيَنْبَغِيْ)
أي يطلب لها (أَنْ تَعْرِفَ أَنَّهَا كَالْمَمْلُوْكَةِ) أي الأمة (لِلزَّوْجِ)
وكالأسير العاجز في يد الرجل (فَلاَ تَتَصَرَّفُ) أي تنفق (فِيْ شَيْءٍ مِنْ
مَالِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ) أي الزوج (بَلْ قَالَ جَمَاعَةٌ مِنَ الْعُلَمَاءِ:
إِنَّهَا لاَ تَتَصَرَّفُ أَيْضًا فِيْ مَالِهَا إِلاَّ بِإِذْنِهِ، لأَنَّهَا
كَالْمَحْجُوْرَةِ لَهُ) أي إن المرأة لزوجها كالممنوع من تصرف المال لأجل
الغرماء.
Seyogyanya (sunah) seorang
istri mengetahui dan menempatkan dirinya seperti seorang Amat (hamba sahaya
perempuan) terhadap suaminya,atau seperti tawanan dalam kekuasaan seseorang).
Ia (istri) tidak diperbolehkan menafkahkan harta suaminya tanpa seizinnya.
Ulama mengatakan : Bahkan seorang isteri tidak boleh mentashorufkan hartanya
sendiri kecuali atas izin suaminya,karena seorang isteri laksana orang yang
ditahan tashorufnya.
(وَيَجِبُ عَلَى الْمَرْأَةِ دَوَامُ الْحَيَاءِ مِنْ زَوْجِهَا) وقلة المماراة
له (وَغَضُّ طَرْفِهَا) بسكون الراء أي خفض عينها (قُدَّامَه، وَالطَّاعَةُ) أي
لزوجها (لأَمْرِه، وَالسُّكُوْتُ عِنْدَ كَلاَمِه، وَالْقِيَامُ عِنْدَ
قُدُوْمِهِ) أي مجيئه من السفر (وَخُرُوْجِه) أي من المنزل، وإظهار الحب له عند
القرب، وإظهار السر عند الرؤية له (وَعَرْضُ نَفْسِهَا) أي إظهارها (لَهُ) أي
الزوج (عِنْدَ) إرادة (النَّوْمِ، والتَعَطُّرُ) أي طيب الرائحة له
(وَتَعَهُّدُهَا الْفَمَ) أي تجديد إصلاحه (بِالْمِسْكِ وَالطِّيْبِ) ونظافة الثوب
(وَدَوَامُ الزِّيْنَةِ بِحَضْرَتِه، وَتَرْكُهَا) أي الزينة (عِنْدَ غَيْبَتِهِ)
قال الأصمعي: رأيت في البادية إمرأةً عليها قميص أحمرُ، وهي مختضبة، وبيدها سبحة،
فقلت: “ما أبعد هذا من هذا ؟”، فقالت من بحر الطويل:
ولله
مني جانب لا أضيعه >< وللهو مني والبطالة جانب
Dan wajib kepada seorang
isteri memelihara rasa malu terhadap suaminya,dan menundukkan
kepala/meenurunkan pandangannya ketika berada didepan suami,dan menuruti semua
perintah suami,dan diam ketika suami berbicara,dan berdiri serta menyambut
ketika suami tiba dari perjalanan,Dan mengantarkan suami sampai pintu depan
rumah ketika suami akan melaksanakan perjalanan,menampakkan sikap cinta ketika
dekat suami,menyerahkan dirinya ketika suami hendak tidur,dan menggunakan
wewangian/farfum ketika berhadapan dengan suami,selalu menjaga dan
membersihkan mulutnya ketika akan berbicara dengan suami,dan mengenakan
pakaian yang bersih ketika bersama suami,dan selalu berhias/mempercantik diri
ketika bersama suami,dan meninggalkan berhias ketika suami sedang tidak berada
dirumah/sedang bepergian,
فعلمت
أنها امرأة صالحة لها زوج تتزين له (وَتَرْكُ الْخِيَانَةِ لَهُ عِنْدَ
غَيْبَتِهِ فِيْ فِرَاشِهِ وَمَالِهِ) قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: {لاَ
يَحِلُّ لَهَا أَنْ تُطْعِمَ مِنْ بَيْتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ إِلاَّ الرَّطْبَ
مِنَ الطَّعَامِ الَّذِيْ يُخَافُ فَسَادُهُ، فَإِنْ أَطْعَمَتْ عَنْ رِضَاهُ
كاَنَ لَهَا مِثْلُ أَجْرِهِ، وَإِنْ أَطْعَمَتْ بِغَيْرِ إِذْنِهِ كَانَ لَهُ
الأَجْرُ وَعَلَيْهَا الوِزْرُ}. (وَإِكْرَامُ أَهْلِهِ) أي الزوج (وَأَقَارِبِهِ)
ولو بالكلام الجميل (وَرُؤْيَةُ الْقَلِيْلِ مِنْهُ) أي الزوج (كَثِيْرًا) وقبولُ
فعله بالشكر، ورؤيةُ حاله بالفضل (وَأَنْ لاَ تَمْنَعَ نَفْسَهَا) منه (وَإِنْ
كَانَتْ عَلَى ظَهْرِ قَتَبٍ) بفت القاف والتاء أي سرج البعير، وذلك إذا كان
التمتع مباحا، بخلاف غير المباح كوطء حائض أو نفساء قبل لبغسل ولو بعد انقطاع الدم
عند الشافعي رضي اللع عنه.
Dan tidak berkhianat kepada
suaminya ketika suami sedang bepergian (menjaga farji/kehormatan serta harta
suami). Rosulullah bersabda : "Tidak halal (haram),bagi seorang isteri
memberikan makanan dari rumah suaminya kecuali atas izinya dan kecuali
memberikan makanan yang tidak tahan lama (makanan akan terbuang mubadzir jika
tidak di berikan). Jika isteri memberikan/menshodaqohkannya dengan izin
suami,maka ia mendapat pahala seperti yang diberikan kepada suaminya, namun jika
ia memberikannya tanpa izin suaminya,maka suami mendapatkan pahala sedangkan
isteri akan mendapat dosa".
Selanjutnya yang harus
dilakukan isteri adalah,memuliakan keluarga dan kerabat suami,walau hanya
dengan bicara yang baik dan beradab.Pemberian suami berapapun nilainya ia
anggap besar karena rasa syukur. Dan tidak boleh menahan
dirinya/melarang,mencegah suaminya untuk bersenang-senang atas dirinya,walaupun
ia sedang berada dalam punggung unta,dengan catatan "tamattu" nya diperbolehkan
agama. Berbeda jika dilarang agama seperti suami menginginkan senggama
sedangkan isteri dalam keadaan haidh atau nifas.Bahkan menurut Imam syafi'i r.a
walaupun darah haidh atau nifas itu telah berhenti namun belum mandi
besar
وقال ابن عباس رضي الله عنهما، سمعت رسولَ الله صلى الله عليه وسلم: {لَوْ
أَنَّ امْرَأَةً جَعَلَتْ لَيْلَهَا قِيَامًا وَ نَهَارَهَا صِيَامًا وَ دَعَاهَا
زَوْجُهَا إِلَى فِرَاشِهِ وَ تَأَخَّرَتْ عَنْهُ سَاعَةً وَاحِدَةً جَاءَتْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُسْحَبُ بِالسَّلاَسِلِ وَ الأَغْلاَلِ مَعَ الشَّيَاطِيْنَ
إِلَىْ أَسْفَلِ السَّافِلِيْنَ}.
Ibnu Abbas berkata : Aku
mendengar Rosulullah bersabda : Dan bahwa sesungguhnya jika ada seorang isteri
yang seluruh malamnya ia gunakan untuk tahajjud,dan siangnya ia berpuasa
sunah,namun ketika suaminya mengajak senggama ia mengakhirkan ajakan suaminya
walau hanya satu saat saja,maka (jika tidak bertaubat) pada hari qiamat ia akan
datang dengan digusur/di tarik dengan rantai dan seluruh badannya di belenggu,
ia bersama-sama golongan syetan menuju tempat paling bawah dari yang paling
bawah (neraka). Na'udzu billahi min dzalika. Wallahu A'lam. ((semoga bermanfaat
bagi pembaca semuanya,walaupun ini ditujukan kepada isteri, namun sangat perlu
diketahui juga oleh para suami agar dapat saling mengingatkan)).
LINK ASAL:
www.fb.com/notes/1539373139418822
www.fb.com/groups/piss.ktb/1338691836153621