PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Kata
Tarowih berasal dari kata "rooha" artinya istirahat, atau santai, atau tidak
tergesa-gesa dalam pelaksanaannya. Nah, bagaimana dengan tarowih kilat (yang
beritanya sudah banyak beredar) ? [Muhammad
Ishaq Al Lathyf].
JAWABAN
:
SHALAT
TARAWIH SUPER CEPAT SAHABAT ‘AMMAR BIN YASIR RA. JUGA SHALAT SUPER
CEPAT
I. UPAYA
PARA ULAMA’ AGAR BISA SHALAT DENGAN KHUSYU’
Shalat adalah ibadah yang
paling pokok, sehingga sebanyak apapun ibadah yang dikerjakan tidak akan
bernilai bila shalatnya terabaikan. Sedangkan urgensi dari shalat adalah khusyu’
kala menjalankannya. Bahkan pahala shalat sangat bergantung pada kadar
ke-khusyu’annya. Berikut beberapa suri tauladan dalam menjaga khusyu’ ketika
shalat: 1. Abu Thalhah menyerahkan kebun kurmanya pada Rasulullah karena
mengganggu khusyu’:
المنتقى
شرح الموطإ (1/ 180) (ص) : (مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ «أَنَّ
أَبَا طَلْحَةَ الْأَنْصَارِيَّ كَانَ يُصَلِّي فِي حَائِطِهِ فَطَارَ دُبْسِيٌّ
فَطَفِقَ يَتَرَدَّدُ يَلْتَمِسُ مَخْرَجًا فَأَعْجَبَهُ ذَلِكَ فَجَعَلَ
يُتْبِعُهُ بَصَرَهُ سَاعَةً ثُمَّ رَجَعَ إلَى صَلَاتِهِ فَإِذَا هُوَ لَمْ يَدْرِ
كَمْ صَلَّى فَقَالَ لَقَدْ أَصَابَتْنِي فِي مَالِي هَذَا فِتْنَةٌ فَجَاءَ إلَى
رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَذَكَرَ لَهُ الَّذِي
أَصَابَهُ فِي حَائِطِهِ مِنْ الْفِتْنَةِ وَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هُوَ
صَدَقَةٌ لِلَّهِ فَضَعْهُ حَيْثُ شِئْتَ» ) .
“ Sesungguhnya Abi Thalhah
al-Anshary ketika shalat di kebun kormanya,pandangan beliau tertuju pada seekor
burung dubsy yang terbang mengitari kebunnya karena kebingungan mencari celah
jalan keluar sebab tertutup oleh lebatnya pohon-pohon kurma. Diri Thalhah
tertegun sejenak melihat pemandangan yang membuat dirinya kagum tersebut.
Kemudian beliau tersadar, tapi sudah lupa akan berapa rakaat shalatnya. Kemudian
beliau bergumam sendiri:’Lantas beliau mengadu kepada Rasulullah SAW.:’Hartaku
telah membuatku terkena fitnah.’ Lantas beliau mengadu kepada Rasulullah SAW.
perihal fitnah yang menimpanya sebab hartanya dan berkata:’ Harta itu
kusedekahkan pada jalan Allah. Silahkan engkau kelola ya Rasul.” 2. Seorang
shabat Anshar yang menyerahkan kebun kurmanya pada sayyidina Utsman RA. karena
menyebabkan tidak khusyu’. Silahkan baca Tanwirul Hawalik Syarah Muwaththo’
juz:1 hal. 92
II.
SHALAT SUPER CEPAT DEMI MENGHASILKAN SHALAT YANG BERKWALITAS.
Ternyata shalat super cepat
ini terlebih dahulu dipraktekkan oleh sahabat ‘Ammar bin Yasir RA. Salah seorang
bintang kehidupan ini mempercepat pelaksanaan shalatnya demi meraih khusyu’
dengan prosentase yang lebih banyak dalam shalat.
طرح
التثريب في شرح التقريب (2/ 372) مَا رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ
حِبَّانَ فِي صَحِيحِهِ مِنْ حَدِيثِ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ أَنَّهُ صَلَّى
رَكْعَتَيْنِ فَخَفَّفَهُمَا فَقَالَ لَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْحَارِثِ يَا
أَبَا الْيَقْظَانِ أَرَاك خَفَّفْتَهُمَا فَقَالَ إنِّي بَادَرْتُ بِهِمَا
الْوَسْوَاسَ وَإِنِّي سَمِعْت رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - يَقُولُ «إنَّ الرَّجُلَ لِيُصَلِّيَ الصَّلَاةَ وَلَعَلَّهُ لَا
يَكُونُ لَهُ مِنْهَا إلَّا عُشْرُهَا أَوْ تُسْعُهَا أَوْ ثُمُنُهَا أَوْ
سُبُعُهَا أَوْ سُدُسُهَا حَتَّى أَتَى عَلَى الْعَدَدِ» وَقَالَ أَحْمَدُ إنِّي
بَادَرْتُ بِهَا السَّهْو
“ Sesungguhnya “Ammar bin
Yasir shalat dua rakaat dengan mempercepat pengerjaannya. Hingga Abdurrahman bin
Harits bertanya padanya:’ Wahai Aba al-Yaqdhon…aku melihat engkau mempercepat
shalat dua rakaat.’ ‘Ammar bin Yasir menjawab:’Saya mempercepat shalat dari
kejaran was-was, dan sesungguhnya saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
‘Hendaklah seseorang ber-shalat dengan shalat yang sempurna. Dan harapannya bila
tidak sempurna, raihlah sepersepuluhnya atau sepersembilannya atau
seperdelapannya atau sepertujuhnya atau seperenamnya hingga masih ada
bilangannya. Riwayat Imam Ahmad menyebutkan:’ Saya mempercepat shalat dari
kejaran lupa.” HR. Imam Ahmad, Nasa’I, dan Ibnu Hibban. Dalam riwayat Abu Dawud
disebutkan, bahwa ;Ammar bin Yasir menyatakan tidak meninggalkan batasan-batasan
( rukun-rukun ) shalat. Juga, khusyu’ sebagai bentuk zikir dalam hati tentu
lebih diutamakan daripada mengejar zikir dhahir kala tidak mampu mengerjakan
keduanya. Silahkan baca al-Furu’ wa tashhihul furu’ vol:2 hal:293. Dengan
demikian sudah jelas bahwa ‘Ammar bin Yasir tidak mengerjakan sunah sunah shalat
demi menjaga khusyu’ yang menjadi barometer kwalitas shalat. Bisyr al-Hafi tidak
meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri padahal hal ini disunahkan dalam
shalat, karena menurut beliau hal tersebut dapat menghilangkan khusyu’nya.
Silahkan baca kitab ‘Imaroh al- Masajid wa fadhhilatuha hal: 41.
III.
JAWABAN ATAS PERMASALAHAN FIQHIYYAH KETIKA SHALAT SUPER CEPAT
1. Bagaimana hukumnya bila
sampai tidak melaksanakan thuma’ninah? Jawab: Tetap sah berdasarkan hasil
ijtihad imam al-Jurjani dari madzhab hanafiyyah dan almasyhur dari madzhab
malikiyyah.
العناية
شرح الهداية (1/ 302) (وَأَمَّا الطُّمَأْنِينَةُ) فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ
(فَفِي تَخْرِيجِ الْجُرْجَانِيِّ سُنَّةٌ وَفِي تَخْرِيجِ الْكَرْخِيِّ وَاجِبَةٌ
حَتَّى تَجِبَ سَجْدَتَا السَّهْوِ بِتَرْكِهَا عِنْدَهُ) وَجْهُ الْجُرْجَانِيِّ
أَنَّ هَذِهِ طُمَأْنِينَةٌ مَشْرُوعَةٌ لِإِكْمَالِ رُكْنٍ وَكُلُّ مَا هُوَ
كَذَلِكَ فَهُوَ سُنَّةٌ كَالطُّمَأْنِينَةِ فِي الِانْتِقَالِ.
“ Adapun thuma’ninah dalam
ruku’ dan sujud, maka dalam takhrijnya al-Jurjany hukumnya sunat. Dan dalam
takhrijnya al-Karkhi hukumnya wajib sehingga wajib sujud sahwi sebab
meninggalkannya. Pemikiran al-Jurjani, sesungguhnya tuma’ninah disyariatkan demi
menyempurnakan rukun dan setiap penyempurna rukun hanyalah sunah seperti halnya
tuma’ninah dalam rukun perpindahan.
منح
الجليل شرح مختصر خليل (1/ 251) (وَ) الثَّالِثَةَ عَشَرَ (طُمَأْنِينَةُ) بِضَمِّ
الطَّاءِ وَفَتْحِ الْمُهْمَلَةِ وَفَتْحِ الْمِيمِ وَسُكُونِ الْهَمْزِ أَيْ
تَمَهُّلٍ وَتَأَنٍّ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَالرَّفْعِ مِنْهُمَا حَتَّى
تَذْهَبَ حَرَكَةُ الْأَعْضَاءِ زَمَنًا يَسِيرًا صَحَّحَ ابْنُ الْحَاجِبِ
فَرْضِيَّتَهَا أَوْ الْمَشْهُورُ مِنْ الْمَذْهَبِ سُنِّيَّتُهَا
“ Yang ke 13 adalah
thuma’ninah……Ibnu Hajib membenarkan thuma’ninah sebagai fardlu shalat dan
al-masyhur dari madzhab malikiyah menghukumi sunah.
2. Pada rakaat kedua,
banyak makmum yang tidak sempat menyempurnakan bacaan fatihahnya. Sahkah shalat
makmum tersebut? Jawab: Sah dan fatihahnya makmum ditanggung oleh imam karena
dinilai sebagai makmum masbuq.
نهاية
المحتاج إلى شرح المنهاج (2/ 227) (قَوْلُهُ: وَإِلَّا فَمَسْبُوقٌ) أَيْ
فَيَرْكَعُ مَعَهُ وَتُحْسَبُ لَهُ الرَّكْعَةُ، وَمِنْ ذَلِكَ مَا يَقَعُ
لِكَثِيرٍ مِنْ الْأَئِمَّةِ أَنَّهُمْ يُسْرِعُونَ الْقِرَاءَةَ فَلَا يُمْكِنُ
الْمَأْمُومَ بَعْدَ قِيَامِهِ مِنْ السُّجُودِ قِرَاءَةُ الْفَاتِحَةِ
بِتَمَامِهَا قَبْلَ رُكُوعِ الْإِمَامِ فَيَرْكَعُ مَعَهُ وَتُحْسَبُ لَهُ
الرَّكْعَةُ وَلَوْ وَقَعَ لَهُ ذَلِكَ فِي جَمِيعِ الرَّكَعَاتِ
IV.
SEKILAS MENGENAL PON.PES. MANBAUL HIKAM
Pon.pes.Manbaul hikam
Mantenan Blitar didirikan oleh KH. Abdul Ghafur. Disamping terkenal dengan
keilmuannya, beliau juga memiliki banyak keramat. Sang kakek bernama KH. Asnawi
pernah mengadakan sayembara untuk anak cucunya:” barang siapa yang sanggup
menghabiskan air dalam bumbung ( tempat air dari bambu ) ini, maka akan mewarisi
ilmu kakek.” Ternyata tidak ada yang sanggup memenuhi sayembara tersebut kecuali
beliau. Padahal waktu itu beliau masih bocah dalam ayunan ibunya. Selengkapnya,
silahkan baca biografi KH. Abdul Ghafur pendiri pon.pes. Manba’ul Hikam. Pada
generasi selanjutnya, Pon.Pes. Manba’ul Hikam diasuh oleh K. Mirzam Sulaiman
Zuhdi dan K.Zubaidi. Kedua ulama’ inipun disamping keilmuannya yang mapan, juga
terkenal mendapatkan anugerah banyak keramat. KH. Fashihuddin Ahmad bercerita
kepada saya: “ K. Zubaidi itu setiap hari berpuasa. Buka dan sahurnya hanya
makan satu buah pisang dan secangkir kopi.” Juga memberi nasehat kepada saya:”
Jangan lupa bertawassul kepada K. Zubaidi. Beliaulah pemegang sanad shalawat
Nariyah 4444 dan shalawat :
اللهم
صل على سيدنا محمد قد ضاقت حيلتي أدركنى يا رسول الله
V.
HARAPAN-HARAPAN
1. Bagi kaum muslimin
muslimat yang belum mampu menangkap keutamaan shalat tarawih super cepat di
ponpes Manba’ul Hikam ini, jangan lagi mencemooh atau menghinanya.
2. Bagi kaum muslimin
muslimat yang ingin berjamaah tarawih ke pon.pes. Manba’ul hikam, dasarilah
dengan niat yang baik yakni ingin bermakmum kepada para ulama’. Janganlah
bertujuan hanya mencari yang cepat.
3. Hentikan pro kontra
tentang masalah ini dan jangan mengadu domba antar ulama’. Wallahu a’lam
[Rz]
Sumber :
http://www.ngajilekar.com/2016/06/shalat-tarawih-super-cepat.html
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/1237934699562669/
www.fb.com/notes/1288620047827467