PERTANYAAN
:
Assalamualaikum,Salam ta'zhim dan hormat. Ada Contoh kasus dalam shalat berjamaah: ketika imam membaca ayat-ayat al-Qur'an yang menyebutkan kata-kata "Syetan" kemudian ada seorang ma'mum sekonyong-konyong mengucapkan "La'anahullah" (semoga Allah melaknatnya). Pertanyaan saya adalah ; Apa hukumnya melaknat syaitan di dalam shalat seperti yang dilakukan ma'mum tersebut? Tolong sebutkan referensinya? Terimakasih (Nurul Ahmad).
JAWABAN :
Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Melaknat syetan di dalam sholat hukumnya boleh, sebagaimana dalam sebuah hadits, diriwayatkan Rasululloh shollallohu alaihi wasallam pernah melaknat syetan ketika beliau sholat. Wallohu a'lam bis showab. [Kang Dul, Ulilalbab Hafas, Mas Hamzah].
- kitab Syarah Nawawi ala muslim, hadits no 542 :
Bab bolehnya melaknat syetan di tengah-tengah sholat, dan meminta perlindungan darinya dan bolenya sedikit gerakan di dalam sholat.
Dari Abu Darda berkata : “Suatu hari Rasululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam bangun, tiba-tiba kami mendengar Rasulullah mengatakan: "Aku berlindung kepada Allah darimu", kemudian Rasululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam juga berkata:"Allah telah melaknatmu" sebanyak tiga kali. Rasululloh lalu menghamparkan tangannya seolah-olah beliau sedang menerima sesuatu. Ketika Rasululloh selesai shalat, kami bertanya : "Wahai Rasululloh, kami mendengar anda mengatakan sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Kami juga melihat anda membukakan kedua tangan anda". Rasululloh menjawab: "Barusan Iblis, musuh Allah datang membawa anak panah api untuk ditancapkan di muka saya, lalu aku berkata: "Aku berlindung kepada Allah darimu" sebanyak tiga kali, kemudian saya juga berakata: "Allah telah melaknatmu dengan laknat yang sempurna" sebanyak tiga kali. Kemudian saya bermaksud untuk mengambilnya. Seandainya saya tidak ingat doa saudara kami, Sulaiman, tentu saya akan mengikatnya sehingga menjadi mainan anak-anak penduduk Madinah" (HR. Muslim).
Sabda Rasululloh ( Aku melaknatmu dengan laknat Allah dan Aku berlindung kepada Allah darimu ) adalah dalil bolehnya doa untuk orang lain dan atas orang lain dengan sheghot mukhotob, berbeda dengan pedapat ibnu sya'ban dari ashab maliki dalam pendapatnya bahwa sholat batal dengan hal itu.aku (imam nawawi ) berkata : begitu pula ashab kami bependapat bahwa sholat batal sebab doa kepada orang lain dengan sheghot mukhotob misalnya doa kepada orang yang bersin : " semoga Allah merahmatimu " dan menjawab salam : " dan sama juga bagimu "dan yang semisalnya.
- kitab Fiqhul manhajiy :
- kitab Roudoh :
LINK DISKUSI :
www.fb.com/notes/1164879970201476
Assalamualaikum,Salam ta'zhim dan hormat. Ada Contoh kasus dalam shalat berjamaah: ketika imam membaca ayat-ayat al-Qur'an yang menyebutkan kata-kata "Syetan" kemudian ada seorang ma'mum sekonyong-konyong mengucapkan "La'anahullah" (semoga Allah melaknatnya). Pertanyaan saya adalah ; Apa hukumnya melaknat syaitan di dalam shalat seperti yang dilakukan ma'mum tersebut? Tolong sebutkan referensinya? Terimakasih (Nurul Ahmad).
JAWABAN :
Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Melaknat syetan di dalam sholat hukumnya boleh, sebagaimana dalam sebuah hadits, diriwayatkan Rasululloh shollallohu alaihi wasallam pernah melaknat syetan ketika beliau sholat. Wallohu a'lam bis showab. [Kang Dul, Ulilalbab Hafas, Mas Hamzah].
- kitab Syarah Nawawi ala muslim, hadits no 542 :
باب
جواز لعن الشيطان في أثناء الصلاة والتعوذ منه وجواز العمل القليل في الصلاة
حدثنا
محمد بن سلمة المرادي حدثنا عبد الله بن وهب عن معاوية بن صالح يقول حدثني ربيعة بن
يزيد عن أبي إدريس الخولاني عن أبي الدرداء قال قام رسول الله صلى الله عليه وسلم
فسمعناه يقول أعوذ بالله منك ثم قال ألعنك بلعنة الله ثلاثا وبسط يده كأنه يتناول
شيئا فلما فرغ من الصلاة قلنا يا رسول الله قد سمعناك تقول في الصلاة شيئا لم نسمعك
تقوله قبل ذلك ورأيناك بسطت يدك قال إن عدو الله إبليس جاء بشهاب من نار ليجعله في
وجهي فقلت أعوذ بالله منك ثلاث مرات ثم قلت ألعنك بلعنة الله التامة فلم يستأخر
ثلاث مرات ثم أردت أخذه والله لولا دعوة أخينا سليمان لأصبح موثقا يلعب به ولدان
أهل المدينة
Bab bolehnya melaknat syetan di tengah-tengah sholat, dan meminta perlindungan darinya dan bolenya sedikit gerakan di dalam sholat.
Dari Abu Darda berkata : “Suatu hari Rasululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam bangun, tiba-tiba kami mendengar Rasulullah mengatakan: "Aku berlindung kepada Allah darimu", kemudian Rasululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam juga berkata:"Allah telah melaknatmu" sebanyak tiga kali. Rasululloh lalu menghamparkan tangannya seolah-olah beliau sedang menerima sesuatu. Ketika Rasululloh selesai shalat, kami bertanya : "Wahai Rasululloh, kami mendengar anda mengatakan sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Kami juga melihat anda membukakan kedua tangan anda". Rasululloh menjawab: "Barusan Iblis, musuh Allah datang membawa anak panah api untuk ditancapkan di muka saya, lalu aku berkata: "Aku berlindung kepada Allah darimu" sebanyak tiga kali, kemudian saya juga berakata: "Allah telah melaknatmu dengan laknat yang sempurna" sebanyak tiga kali. Kemudian saya bermaksud untuk mengambilnya. Seandainya saya tidak ingat doa saudara kami, Sulaiman, tentu saya akan mengikatnya sehingga menjadi mainan anak-anak penduduk Madinah" (HR. Muslim).
وقوله
- صلى الله عليه وسلم - ( ألعنك بلعنة الله وأعوذ بالله منك ) دليل جواز الدعاء
لغيره وعلى غيره بصيغة المخاطبة ، خلافا لابن شعبان من أصحاب مالك في قوله : إن
الصلاة تبطل بذاك ، قلت : وكذا قال أصحابنا تبطل الصلاة بالدعاء لغيره بصيغة
المخاطبة كقوله للعاطس : رحمك الله ، أو يرحمك ، ولمن سلم عليه : وعليك السلام
وأشباهه
Sabda Rasululloh ( Aku melaknatmu dengan laknat Allah dan Aku berlindung kepada Allah darimu ) adalah dalil bolehnya doa untuk orang lain dan atas orang lain dengan sheghot mukhotob, berbeda dengan pedapat ibnu sya'ban dari ashab maliki dalam pendapatnya bahwa sholat batal dengan hal itu.aku (imam nawawi ) berkata : begitu pula ashab kami bependapat bahwa sholat batal sebab doa kepada orang lain dengan sheghot mukhotob misalnya doa kepada orang yang bersin : " semoga Allah merahmatimu " dan menjawab salam : " dan sama juga bagimu "dan yang semisalnya.
- kitab Fiqhul manhajiy :
ﻣﺒﻄﻼﺕ
اﻟﺼﻼﺓ ﺗﺒﻄﻞ اﻟﺼﻼﺓ ﺇﺫا ﺗﻠﺒﺲ اﻟﻤﺼﻠﻲ ﺑﻮاﺣﺪ ﻣﻦ اﻷﻣﻮﺭ اﻟﺘﺎﻟﻴﺔ: 1 - اﻟﻜﻼﻡ اﻟﻌﻤﺪ: ﻭﻳﻘﺼﺪ
ﺑﻪ ﻣﺎ ﻋﺪا اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭاﻟﺬﻛﺮ ﻭاﻟﺪﻋﺎء. ﺭﻭﻯ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ (4260)، ﻭﻣﺴﻠﻢ (539)، ﻋﻦ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﺃﺭﻗﻢ
- ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﻗﺎﻝ: ﻛﻨﺎ ﻧﺘﻜﻠﻢ ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ ﻳﻜﻠﻢ ﺃﺣﺪﻧﺎ ﺃﺧﺎﻩ ﻓﻲ ﺣﺎﺟﺘﻪ، ﺣﺘﻰ ﻧﺰﻟﺖ ﻫﺬﻩ
اﻵﻳﺔ: {ﺣﺎﻓﻈﻮا ﻋﻠﻰ اﻟﺼﻠﻮاﺕ اﻟﻮﺳﻄﻰ ﻭﻗﻮﻣﻮا ﻟﻠﻪ ﻗﺎﻧﺘﻴﻦ} [اﻟﺒﻘﺮﺓ: 238]، ﻓﺄﻣﺮﻧﺎ
ﺑﺎﻟﺴﻜﻮﺕ. [ﻗﺎﻧﺘﻴﻦ: ﺧﺎﺷﻌﻴﻦ]. ﻭﺭﻭﻯ ﻣﺴﻠﻢ (537)، ﻋﻦ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺑﻦ ﺣﻜﻢ اﻟﺴﻠﻤﻲ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ
ﻋﻨﻪ - ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻗﺎﻝ ﻟﻪ - ﻭﻗﺪ ﺳﻤﺖ ﻋﺎﻃﺴﺎ ﻓﻲ ﺻﻼﺗﻪ-: "ﺇﻥ ﻫﺬﻩ
اﻟﺼﻼﺓ ﻻ ﻳﺼﻠﺢ ﻓﻴﻬﺎ ﺷﺊ ﻣﻦ ﻛﻼﻡ اﻟﻨﺎﺱ، ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﻭاﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ﻭﻗﺮاءﺓ اﻟﻘﺮﺁﻥ". ﻭﻋﺪ
اﻟﻜﻼﻡ اﻟﺬﻱ ﺗﺒﻄﻞ ﻓﻴﻪ اﻟﺼﻼﺓ، ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺆﻟﻔﺎ ﻣﻦ ﺣﺮﻓﻴﻦ ﻓﺼﺎﻋﺪا، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻔﻬﻢ ﻣﻨﻪ ﻣﻌﻨﻰ،
ﺃﻭ ﻛﺎﻥ ﻳﻌﺒﺮ ﻋﻨﻪ ﺑﺤﺮﻑ ﻭاﺣﺪ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﻣﻌﻨﻰ، ﻣﺜﻞ ﻛﻠﻤﺔ "ﻗ" ﺃﻣﺮا ﻣﻦ اﻟﻮﻗﺎﻳﺔ، ﻭ"ﻋ" ﻣﻦ
اﻟﻮﻋﻲ، ﻭ"ﻓ" ﻣﻦ اﻟﻮﻓﺎء.
ﺃﻣﺎ
اﻟﺘﺒﺴﻢ ﻓﻼ ﺗﺒﻄﻞ ﺑﻪ اﻟﺼﻼﺓ. ﻭﻛﺬﻟﻚ اﻟﺬﻛﺮ ﻭاﻟﺪﻋﺎء ﺇﺫا ﻗﺼﺪ ﺑﻪ ﻣﺨﺎﻃﺒﺔ اﻟﻨﺎﺱ، ﻓﺈﻧﻬﺎ
ﺗﺒﻄﻞ، ﻛﻤﺎ ﺇﺫا ﻗﺎﻝ ﻹﻧﺴﺎﻥ: ﻳﺮﺣﻤﻚ اﻟﻠﻪ. ﻷﻧﻪ ﻳﻌﺘﺒﺮ ﻋﻨﺪﺋﺬ ﻣﻦ ﻛﻼﻡ اﻟﻨﺎﺱ، ﻭاﻟﺼﻼﺓ ﻻ ﺗﺼﻠﺢ
ﻟﻪ، ﻛﻤﺎ ﻋﻠﻤﺖ.
- kitab Roudoh :
فرع
الكلام المبطل عند عدم العذر هو ما سوى القرآن والذكر والدعاء وما في معناها . فلو
أتى بشيء من نظم القرآن قاصدا القراءة ، أو القراءة مع شيء آخر ، كتنبيه الإمام أو
غيره ، أو الفتح على من أرتج عليه ، أو تفهيم أمر [ ص: 292 ] كقوله لجماعة يستأذنون
في الدخول : ( ادخلوها بسلام آمنين ) الحجر : 46 . أو يقول : ( يا يحيى خذ الكتاب
بقوة ) مريم : 12 . وما أشبه ذلك لم تبطل صلاته ، سواء كان قد انتهى في قراءته إلى
تلك الآية ، أو أنشأ قراءتها حينئذ . ولنا وجه شاذ : أنه إذا قصد مع القراءة شيئا
آخر بطلت صلاته وليس بشيء . ولو قصد الإفهام والإعلام فقط بطلت صلاته بلا خلاف .
ولو أتى بكلمات لا يوجد في القرآن على نظمها ، وتوجد مفرداتها ، كقوله : ( يا
إبراهيم ) ( سلام ) ( كن ) بطلت صلاته ولم يكن لها حكم القرآن بحال . وأما الأذكار
والتسبيحات والأدعية بالعربية فلا يضر ، سواء المسنون وغيره . لكن ما فيه خطاب
مخلوق غير رسول الله صلى الله عليه وسلم يجب اجتنابه . فلو سلم على إنسان أو رد
عليه السلام بلفظ الخطاب بطلت صلاته . ويرد السلام بالإشارة بيده أو رأسه ولو قال :
عليه السلام ، لم يضر . ولو قال للعاطس : يرحمه الله لم يضر . ولو قال : يرحمك الله
بطلت على المشهور
LINK DISKUSI :
www.fb.com/notes/1164879970201476
www.fb.com/groups/piss.ktb/1131739503515523/