PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Numpang tanya pak, apa tujuan ada nya iddah? [Pengelana Biru].
JAWABAN :
Wa'alaikum salaam. Adapun tujuan dan hikmah diwajibkanya iddah itu adalah sebagaimana dijelaskan dalam salah satu definisi yang disebutkan sebelumnya, yaitu:
Pertama, untuk mengetahui bersihnya rahim perempuan tersebut dari bibit yang ditinggalkan mantan suaminya. Hal ini disepakati oleh ulama. Pendapat ulama waktu itu didasarkan kepada dua alur pikir:
Kedua, untuk ta'abbud, artinya semata untuk memenuhi kehendak dari Allah meskipun secara rasio kita mengira tidak perlu lagi. Contoh dalam hal ini, umpamanya perempuan yang kematian suami dan belum digauli oleh suaminya itu, masih tetap wajib menjalani masa iddah, meskipun dapat dipastikan bahwa mantan suaminya tidak meninggalkan bibit dalam rahim isterinya itu.
Adapun hikmah yang dapat diambil dari ketentuan iddah itu adalah agar suami yang telah menceraikan isterinya itu berpikir kembali dan menyadari tindakan itu tidak baik dan menyesal atas tindakannya itu. Dengan adanya iddah, dia dapat menjalin kembali hidup perkawinan tanpa harus mengadakan akad baru.
Menurut lughah iddah di ambil dari kata kata al-`adad ( العدد ) yang berarti bilangan. Hal ini karena ketika berbicara tentang iddah, maka akan berbicara tentang bilangan-bilangan kurun waktu seperti bulan, tahun, dan lain-lain. Sehingga dengan di ketahui bahwa tujuan iddah adalah untuk mengetahui bersihnya rahim dari janin atau ta'abbud dan berduka/bersedih bila suaminya meninggal.
Tujuan iddah adalah kosongnya rahim wanita. Jika keadaan hamil maka iddahnya khusus pakai iddah hamil yaitu sampai melahirkan,karena tujuan dari iddah adalah kosongnya rahim dan kosongnya rahim itu sudah terjawab dengan melahirkan. Wallohu a'lam.
MUJAWIB : Hakam Ahmed El-Chudrie, Ghufron Bkl, Santrialit
LINK ASAL :
Assalamu'alaikum. Numpang tanya pak, apa tujuan ada nya iddah? [Pengelana Biru].
JAWABAN :
Wa'alaikum salaam. Adapun tujuan dan hikmah diwajibkanya iddah itu adalah sebagaimana dijelaskan dalam salah satu definisi yang disebutkan sebelumnya, yaitu:
Pertama, untuk mengetahui bersihnya rahim perempuan tersebut dari bibit yang ditinggalkan mantan suaminya. Hal ini disepakati oleh ulama. Pendapat ulama waktu itu didasarkan kepada dua alur pikir:
1.Bibit yang ditinggal oleh
mantan suami dapat berbaur dengan bibit orang yang akan mengawininya untuk
menciptakan satu janin dalam perut perempuan tersebut. Dengan pembauran itu
diragukan anak siapa sebenarnya yang dikandung oleh perempuan tersebut. Untuk
menghindarkan pembauran bibit itu, maka perlu diketahui atau diyakini bahwa
sebelum perempuan itu kawin lagi rahimnya bersih dari peninggalan mantan
suaminya.
2.Tidak ada cara untuk
mengetahui apakah perempuan yang baru berpisah dengan suaminya mengandung bibit
dari mantan suaminya atau tidak kecuali dengan datangnya beberapa kali haid
dalam masa itu. Untuk itu diperlukan masa tunggu.
Alur pikir pertama tersebut
di atas tampaknya waktu ini tidak relevan lagi karena sudah diketahui bahwa
bibit yang akan menjadi janin hanya dari satu bibit dan berbaurnya beberapa
bibit dalam rahim tidak akan mempengaruhi bibit yang sudah memproses menjadi
janin itu. Demikian pula alur pikir kedua tidak relevan lagi karena waktu ini
sudah ada alat yang canggih untuk mengetahui bersih atau tidaknya rahim
perempuan dari mantan suaminya. Meskipun demikian, iddah tetap diwajibkan dengan
alasan dibawah ini.Kedua, untuk ta'abbud, artinya semata untuk memenuhi kehendak dari Allah meskipun secara rasio kita mengira tidak perlu lagi. Contoh dalam hal ini, umpamanya perempuan yang kematian suami dan belum digauli oleh suaminya itu, masih tetap wajib menjalani masa iddah, meskipun dapat dipastikan bahwa mantan suaminya tidak meninggalkan bibit dalam rahim isterinya itu.
Adapun hikmah yang dapat diambil dari ketentuan iddah itu adalah agar suami yang telah menceraikan isterinya itu berpikir kembali dan menyadari tindakan itu tidak baik dan menyesal atas tindakannya itu. Dengan adanya iddah, dia dapat menjalin kembali hidup perkawinan tanpa harus mengadakan akad baru.
Menurut lughah iddah di ambil dari kata kata al-`adad ( العدد ) yang berarti bilangan. Hal ini karena ketika berbicara tentang iddah, maka akan berbicara tentang bilangan-bilangan kurun waktu seperti bulan, tahun, dan lain-lain. Sehingga dengan di ketahui bahwa tujuan iddah adalah untuk mengetahui bersihnya rahim dari janin atau ta'abbud dan berduka/bersedih bila suaminya meninggal.
حاشية
الجمل - (ج 19 / ص 124) المكتبة الشاملة
(
كِتَابُ الْعِدَدِ ) جَمْعُ عِدَّةٍ مَأْخُوذَةٌ مِنْ الْعَدَدِ لِاشْتِمَالِهَا
عَلَيْهِ غَالِبًا وَهِيَ مُدَّةٌ تَتَرَبَّصُ فِيهَا الْمَرْأَةُ لِمَعْرِفَةِ
بَرَاءَةِ رَحِمِهَا أَوْ لِلتَّعَبُّدِ أَوْ لِتَفَجُّعِهَا عَلَى زَوْجٍ كَمَا
سَيَأْتِي وَالْأَصْلُ فِيهَا قَبْلَ الْإِجْمَاعِ الْآيَاتُ الْآتِيَةُ وَشُرِعَتْ
صِيَانَةً لِلْأَنْسَابِ وَتَحْصِينًا لَهَا مِنْ الِاخْتِلَاطِ ( تَجِبُ عِدَّةٌ
بِوَطْءِ شُبْهَةٍ أَوْ بِفُرْقَةِ زَوْجٍ حَيٍّ ) بِطَلَاقٍ أَوْ فَسْخٍ أَوْ
انْفِسَاخٍ بِلِعَانٍ أَوْ رَضَاعٍ أَوْ غَيْرِهِ ( دَخَلَ مَنِيُّهُ الْمُحْتَرَمُ
أَوْ وَطِئَ ) فِي فَرْجٍ ( وَلَوْ فِي دُبُرٍ ) بِخِلَافِ مَا إذَا لَمْ يَكُنْ
دُخُولُ مَنِيٍّ وَلَا وَطْءٌ وَلَوْ بَعْدَ خَلْوَةٍ قَالَ تَعَالَى { ثُمَّ
طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَمَسُّوهُنَّ فَمَا لَكُمْ عَلَيْهِنَّ مِنْ
عِدَّةٍ } ، وَإِنَّمَا وَجَبَتْ بِدُخُولِ مَنِيِّهِ ؛ لِأَنَّهُ كَالْوَطْءِ بَلْ
أَوْلَى ؛ لِأَنَّهُ أَقْرَبُ إلَى الْعُلُوقِ مِنْ مُجَرَّدِ الْوَطْءِ وَخَرَجَ
بِزِيَادَتِي الْمُحْتَرَمَ غَيْرُهُ بِأَنْ يُنْزِلَ الزَّوْجُ مَنِيَّهُ بِزِنًا
فَتُدْخِلَهُ الزَّوْجَةُ فَرْجَهَا ( أَوْ تَيَقُّنِ بَرَاءَةِ رَحِمٍ ) كَمَا فِي
صَغِيرٍ أَوْ صَغِيرَةٍ فَإِنَّ الْعِدَّةَ تَجِبُ لِعُمُومِ الْأَدِلَّةِ ؛
وَلِأَنَّ الْإِنْزَالَ الَّذِي بِهِ الْعُلُوقُ خَفِيٌّ يَعْسُرُ تَتَبُّعُهُ
فَأَعْرَضَ الشَّرْعُ عَنْهُ وَاكْتَفَى بِسَبَبِهِ وَهُوَ الْوَطْءُ أَوْ إدْخَالُ
الْمَنِيِّ كَمَا اكْتَفَى فِي التَّرَخُّصِ بِالسَّفَرِ ، وَأَعْرَضَ عَنْ
الْمَشَقَّةِ.
تحفة
المحتاج في شرح المنهاج - (ج 34 / ص 458) المكتبة الشاملة
(
كِتَابُ الْعِدَدِ ) جَمْعُ عِدَّةٍ مِنْ الْعَدَدِ لِاشْتِمَالِهَا عَلَى عَدَدِ
أَقْرَاءٍ أَوْ أَشْهُرٍ غَالِبًا وَهِيَ شَرْعًا مُدَّةُ تَرَبُّصِ الْمَرْأَةِ
لِتَعْرِفَ بَرَاءَةَ رَحِمِهَا مِنْ الْحَمْلِ أَوْ لِلتَّعَبُّدِ وَهُوَ
اصْطِلَاحًا مَا لَا يُعْقَلُ مَعْنَاهُ عِبَادَةً كَانَ أَوْ غَيْرَهَا وَقَوْلُ
الزَّرْكَشِيّ لَا يُقَالُ فِيهَا تَعَبُّدٌ ؛ لِأَنَّهَا لَيْسَتْ مِنْ
الْعِبَادَاتِ الْمَحْضَةِ عَجِيبٌ أَوْ لِتَفَجُّعِهَا عَلَى زَوْجٍ مَاتَ
وَأُخِّرَتْ إلَى هُنَا لِتَرَتُّبِهَا غَالِبًا عَلَى الطَّلَاقِ وَاللِّعَانِ
وَأُلْحِقَ الْإِيلَاءُ وَالظِّهَارُ بِالطَّلَاقِ ؛ لِأَنَّهُمَا كَانَا طَلَاقًا
وَلِلطَّلَاقِ تَعَلُّقٌ بِهِمَا وَالْأَصْلُ فِيهَا الْكِتَابُ وَالسُّنَّةُ
وَالْإِجْمَاعُ وَهِيَ مِنْ حَيْثُ الْجُمْلَةُ مَعْلُومَةٌ مِنْ الدِّينِ
بِالضَّرُورَةِ كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ ، وَقَوْلِهِمْ لَا يُكَفَّرُ جَاحِدُهَا ؛
لِأَنَّهَا غَيْرُ ضَرُورِيَّةٍ يَنْبَغِي حَمْلُهُ عَلَى بَعْضِ تَفَاصِيلِهَا
وَشُرِعَتْ أَصَالَةً صَوْنًا لِلنَّسَبِ عَنْ الِاخْتِلَاطِ وَكُرِّرَتْ
الْأَقْرَاءُ الْمُلْحَقُ بِهَا الْأَشْهُرُ مَعَ حُصُولِ الْبَرَاءَةِ بِوَاحِدٍ
اسْتِظْهَارًا وَاكْتُفِيَ بِهَا مَعَ أَنَّهَا لَا تُفِيدُ تَيَقُّنَ الْبَرَاءَةِ
؛ لِأَنَّ الْحَامِلَ تَحِيضُ ؛ لِأَنَّهُ نَادِرٌ
Tujuan iddah adalah kosongnya rahim wanita. Jika keadaan hamil maka iddahnya khusus pakai iddah hamil yaitu sampai melahirkan,karena tujuan dari iddah adalah kosongnya rahim dan kosongnya rahim itu sudah terjawab dengan melahirkan. Wallohu a'lam.
أسنى
المطالب في شرح روض الطالب (3/ 392)
فَصْلٌ
وَإِنْ كانت الْمُطَلَّقَةُ أو نَحْوُهَا حَامِلًا بِوَلَدٍ لَاحِقٍ بِذِي
الْعِدَّةِ اعْتَدَّتْ بِوَضْعِهِ حُرَّةً كانت أو أَمَةً ذَاتَ أَقْرَاءٍ أو
أَشْهُرٍ لِقَوْلِهِ تَعَالَى وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ
حَمْلَهُنَّ فَهُوَ مُخَصِّصٌ لِقَوْلِهِ وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ
بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ وَلِأَنَّ الْقَصْدَ من الْعِدَّةِ بَرَاءَةُ
الرَّحِمِ وَهِيَ حَاصِلَةٌ بِالْوَضْعِ
MUJAWIB : Hakam Ahmed El-Chudrie, Ghufron Bkl, Santrialit
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/1052381834784624/