PERTANYAAN
:
Assalamu'alaykum. Mohon keterangan tentang mu'jizat Nabi Musa As. Terimakasih pencerahannya. [Ijin Ngintip].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalaam. Dalam kitab kitab tafsir yang mu'tabaroh disebutkan bahwasanya mu'jizat nabi Musa AS ada 9 (sembilan) yang termaktub dalam penjelasan surat Al-Isra ayat 101 :
"Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa sembilan mu'jizat yang nyata, maka tanyakanlah (wahai Muhammad) kepada Bani Israil ketika Musa datang kepada mereka, maka Fir'aun berkata kepada Musa : sesungguhnya aku benar benar menduga bahwasanya engkau wahai Musa adalah tukang sihir".
"Maka kami kirimkan kepada mereka (Bani Isroil) Thufan (banjir bandang yang mematikan:Al-Jalalain), belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, namun mereka tetap sombong dan mereka adalah kaum yang berdosa". (Surat Al-A'rof ayat 133).
Ke-sembilan mu'jizat yang dimaksud di atas adalah :
Referensi :
- Tafsir Al-Baghowi :
- Tafsir Al-Qurthubi :
- Tafsir Ibnu Katsir :
Sebagai pelengkap kami sertakan artikel tentang sembilan mu'jizat nabi Musa AS yang dimaksud di atas :
1. Tongkat
Pada awalnya tongkat Nabi Musa as hanya tongkat biasa yang sering ia gunakan untuk berbagai keperluan, seperti yang dijelaskan dalam QS. Taha: 17-18, “Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?”. Yang ditanya-pun menjawab: “…Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.”
Atas izin Allah, tongkat Nabi Musa as dapat berubah menjadi ular besar kemudian memakan ular-ular kecil hasil buatan para penyihir Firaun. “… Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang), dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka), dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” ( QS. Taha: 68-69)
Pada kesempatan yang lain, ia memukulkan tongkatnya ke batu besar, sehingga memancarlah 12 mata air untuk 12 suku Bani Israel. “… Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu.” Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.” (QS Al-Baqarah: 60)
Suatu ketika, ia memukul batu yang membawa lari bajunya ketika dirinya mandi, sehingga batu tersebut ada bekas pukulan sebanyak enam atau tujuh pukulan tongkat kayu Musa. Kisah didapati dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Dahulu Bani Israil biasa mandi dalam keadaan telanjang sehingga mereka pun bisa melihat aurat temannya satu sama lain. Adapun Musa as mandi dalam keadaan sendiri. Maka mereka pun berkomentar, ‘Demi Allah, tidak ada yang mencegah Musa untuk mandi bersama-sama dengan kita melainkan pasti karena kemaluannya bengkak (mengidap kelainan).’” Nabi menceritakan, “Maka suatu saat Musa berangkat untuk mandi, lalu dia letakkan pakaiannya di atas sebongkah batu. Tiba-tiba batu itu berlari membawa pergi bajunya.” Nabi berkata, “Maka Musa pun mengejar larinya batu itu seraya berteriak, ‘Hai batu, kembalikan pakaianku! Hai batu, kembalikan pakaianku!’ Sampai akhirnya Bani Isra’il bisa melihat aurat Musa kemudian mereka berkomentar, ‘Demi Allah, ternyata tidak ada kelainan apa-apa pada diri Musa’. Maka berhentilah batu itu sampai orang-orang memandanginya.” Nabi berkata, “Kemudian Musa pun mengambil pakaiannya dan mendaratkan pukulan tongkatnya kepada batu tersebut.” Abu Hurairah berkata, “Demi Allah, di atas batu itu terdapat enam atau tujuh bekas pukulan tongkat Musa.” (Shahih al-Bukhari, kitab al-Ghusi, bab Man Ightasala Wahdahu ‘Uryanan fil Khulwati wa Man Tasattar, hadits no.278, dan di dalam kitab Ahadits al-Anbiya’, bab Hadits al-khidhr ma’a Musa, hadits no. 3404; & Shahih Muslim, kitab al Haidh, bab Jawazul Ightisal ‘Uryanan fil Khulwah, hadits no. 339 dan kitab al-Fadhail, bab Min Fadha’il Musa hadits no. 339).
2. Fisik
Fisik yang dimaksud di sini yaitu tangan Nabi Musa as yang dapat mengeluarkan cahaya berwarna putih yang menyilaukan, setelah ia memasukkan tangannya ke dalam jubahnya.
“… Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula).” (QS. Taha: 20:22)
“… Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscayaia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir’aun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.” (QS. An Naml: 12)
“Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Qashash: 32)
“… Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya. (QS. Al-A’raaf: 108)
3.Topan
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Suatu masa, terjadi paceklik. Fir’aun dan para pengikutnya pun berjanji kepada Musa as bahwa jika Allah swt menghilangkan kesulitan tersebut maka mereka akan beriman kepada Allah SWT. Nabi Musa as kemudian memanjatkan doa, maka paceklik pun berlalu. Tetapi orang-orang kafir itu ingkar janji dengan mengatakan, “Paceklik itu pasti berlalu setelah sekian lama berlangsung”. Allah swt lalu menurunkan hujan badai yang berakibat banjir sebagai hukuman atas kedurhakaan mereka.
4. Belalang
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Ketika banjir bandang melanda, kaum kafir kembali menemui Nabi Musa as dan berjanji akan beriman kepada Allah swt jika banjir berhenti. Nabi Musa as kembali memohon kepada Allah swt agar menghentikan hujan. Banyaknya air hujan yang membasahi bumi menyuburkan tanah sehingga hasil pertanian melimpah. Pemandangan indah berlimpahnya hasil pertanian membuat orang-orang kafir merasa aman dan mapan, dan tidak lagi mempedulikan janji yang telah mereka ucapkan kepada Nabi Musa AS.
Akibatnya, Allah SWT mengirimkan hama belalang yang memakan semua tanaman pertanian mereka dengan ganas. Maka, ladang pertanian yang tumbuh subur itu sirna dalam sekejap mata. Mereka meminta tolong kepada Nabi Musa as lagi, untuk berdoa kepada Allah SWT agar mereka terbebas dari kemalangan ini. Mereka berjanji lagi, “Kali ini, kami pasti menepati janji.” Musa as kembali lagi memohon kepada Allah SWT. Hama belalang surut. Ladang pertanian mereka pulih kembali. Ketika masa panen tiba, mereka menuai hasilnya dan menyimpannya di rumah-rumah mereka. Namun sekali lagi, mereka melupakan janji.
5. Kutu
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Selanjutnya, Allah swt menurunkan hama pengerat (kutu dan sejenisnya) untuk memakan hasil panen yang mereka simpan di rumah. Lagi, kaum kafir bergegas kepada Nabi Musa AS dengan permintaan dan janji yang sama. Dengan penuh kesabaran, Nabi Musa as memenuhi permintaan mereka dan sekali lagi memohon pertolongan Allah swt. Sekali lagi siksaan dihentikan, sekali lagi pula kaum kafir ini mengulangi perbuatan mereka. Merasa cukup pangan, bisa makan enak dan menikmati hidup, mereka tidak lagi membutuhkan Allah swt.
6. Katak
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Kemudian, Allah menghukum mereka dengan mengirimkan beribu-ribu katak ke lahan mereka. Katak pun menyebar kemana-mana, di rumah, di teko pemasak air, di dalam tempat penyimpanan makanan, juga di dalam air minum mereka. Kaum kafir menangis sejadi-jadinya penuh keputus-asaan, lalu meminta Musa kembali berdoa, dan berjanji lagi untuk beriman kepada Allah swt. Nabi Musa as yang baik hati kembali lagi memohon pertolongan Allah swt, dan Allah swt mengabulkan doanya. Katak-katak itu disingkirkan dari mereka. Lagi, kaum kafir mengingkari janji mereka, bahkan menjadi-jadi kesombongan mereka dengan berkata, “Musa benar-benar seorang penyihir yang sangat piawai.”
7. Darah
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Allah swt mengirimkan hukuman lagi, kali ini dalam bentuk darah. Ketika orang-orang kafir mengambil air minum dari sumur, air yang diambil berubah menjadi darah. Makanan yang mereka makan pun berisi darah. Jika mereka mencoba memasak makanan, juga berubah menjadi darah. Atas mukjizat Allah swt, orang-orang mukmin terhindar dari keadaan ini. Kejadian ini hanya berlangsung di rumah-rumah orang-orang kafir. Kemudian, jika orang-orang kafir meminta air kepada orang-orang mukmin, air itu pun berubah menjadi darah begitu akan dimanfaatkan oleh orang-orang kafir. Lagi, kaum kafir bergegas kepada Nabi Musa as dengan janji-janji yang selanjutnya mereka ingkari lagi ketika hukuman telah diangkat dari mereka. Oleh karena perilaku mereka yang demikian itulah Allah SWT berfirman, “Mereka itu amat sombong dan adalah pelaku dosa-pelaku dosa kambuhan (keras kepala dalam keburukannya).”
8. Cacar
Setelah itu, orang-orang kafir itu dihukum dengan wabah penyakit sejenis cacar. Sekitar tujuh puluh ribuan orang tewas akibat penyakit ini. Mereka pun datang lagi kepada Nabi Musa as agar mendoakan mereka. Dengan janji, bahwa pasti kali ini mereka akan mengikuti petunjuk Allah swt setelah mereka terbebaskan dari penderitaan ini. Namun, kemudian mereka bukannya sekedar ingkar janji, bahkan mereka melemparkan tuduhan bahwa keberadaan Musa di tengah-tengah merekalah yang mengakibatkan terjadinya kemalangan demi kemalangan itu. Maka, orang-orang kafir mengusir Nabi Musa as dan para mukminin dari rumah mereka.
9. Membelah Laut
Ketika Nabi Musa as dan para mukminin pergi dari rumah, kaum kafir itu mengikuti kepergian dengan maksud membunuh mereka. Hingga sampailah mereka di tepi laut. Allah swt membelahkan air laut untuk mereka melalui tongkat Nabi Musa as yang dipukulkan ke laut. Nabi Musa as dan pengikutnya selamat sampai ke seberang. Adapun Fir’aun dan para pengikutnya ditenggelamkan oleh Allah swt di dalam laut.
“… Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).” (QS. Taha: 77).
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS. Asy Syu’araa’: 26:63). Wallaahu A'lam. [Rizalullah].
Sumber :
http://www.satujam.com/9-sejarah-dan-mukjizat-nabi-musa/
Link Asal :
Assalamu'alaykum. Mohon keterangan tentang mu'jizat Nabi Musa As. Terimakasih pencerahannya. [Ijin Ngintip].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalaam. Dalam kitab kitab tafsir yang mu'tabaroh disebutkan bahwasanya mu'jizat nabi Musa AS ada 9 (sembilan) yang termaktub dalam penjelasan surat Al-Isra ayat 101 :
وَلَقَدْ
ءَاتَيْنَا مُوسَىٰ تِسْعَ ءَايَـٰتٍ بَيِّنَـٰتٍۖ فَسْـٔلْ بَنِىۤ إِسْرَٰۤءِيلَ
إِذْ جَآءَهُمْ فَقَالَ لَهُۥ فِرْعَوْنُ إِنِّى لاظُنُّكَ يَـٰمُوسَىٰ
مَسْحُورًا
"Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa sembilan mu'jizat yang nyata, maka tanyakanlah (wahai Muhammad) kepada Bani Israil ketika Musa datang kepada mereka, maka Fir'aun berkata kepada Musa : sesungguhnya aku benar benar menduga bahwasanya engkau wahai Musa adalah tukang sihir".
مسحورا
بمعنى ساحرا :
Tafsir Al-Qurthubi
menjelaskan bahwa lafadz maskhur (maf'ul : yang disihir) bermakna sahir (fa'il :
tukang sihir).
فَأَرْسَلْنَا
عَلَيْهِمُ ٱلطُّوفَانَ وَٱلْجَرَادَ وَٱلْقُمَّلَ وَٱلضَّفَادِعَ وَٱلدَّمَ
ءَايَـٰتٍ مُفَصَّلَـٰتٍ فَٱسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا
مُّجْرِمِينَ
"Maka kami kirimkan kepada mereka (Bani Isroil) Thufan (banjir bandang yang mematikan:Al-Jalalain), belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, namun mereka tetap sombong dan mereka adalah kaum yang berdosa". (Surat Al-A'rof ayat 133).
Ke-sembilan mu'jizat yang dimaksud di atas adalah :
1. Tongkat
2. Tangan yang
bercahaya
3. Lisan atau lidah yang
biasanya kelu menjadi fasih
4. Membelah
lautan
5. Angin topan
6. Belalang
7. Kutu
8. Katak
9. Darah. [Tafsir
Al-Baghowi].
Referensi :
- Tafsir Al-Baghowi :
قال
ابن عباس والضحاك: هي العصا واليد البيضاء والعقدة التي كانت بلسانه فحلَّها وفلق
البحر والطوفان والجراد والقُمَّل والضفادع والدم.وقال عكرمة وقتادة ومجاهد وعطاء:
هي الطوفان والجراد والقمل والضفادع والدم والعصا واليد والسنون ونقص
الثمرات.
- Tafsir Al-Qurthubi :
قوله
تعالى : ولقد آتينا موسى تسع آيات بينات اختلف في هذه الآيات ; فقيل : هي بمعنى
آيات الكتاب ; كما روى الترمذي والنسائي عن صفوان بن عسال المرادي أن يهوديين قال
أحدهما لصاحبه : اذهب بنا إلى هذا النبي نسأله ; فقال : لا تقل له نبي فإنه إن
سمعنا كان له أربعة أعين ; فأتيا النبي - صلى الله عليه وسلم - فسألاه عن قول الله
- تعالى - : ولقد آتينا موسى تسع آيات بينات فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -
: لا تشركوا بالله شيئا ولا تزنوا ولا تقتلوا النفس التي حرم الله إلا بالحق ولا
تسرقوا ولا تسحروا ولا تمشوا ببريء إلى سلطان فيقتله ولا تأكلوا الربا ولا تقذفوا
محصنة ولا تفروا من الزحف - شك شعبة - وعليكم يا معشر اليهود خاصة ألا تعدوا في
السبت فقبلا يديه ورجليه وقالا : نشهد أنك نبي . قال : فما يمنعكما أن تسلما قالا :
إن داود دعا الله ألا يزال في ذريته نبي وإنا نخاف إن أسلمنا أن تقتلنا اليهود .
قال أبو عيسى : هذا حديث حسن صحيح . وقد مضى في البقرة . وقيل : الآيات بمعنى
المعجزات والدلالات . قال ابن عباس والضحاك : الآيات التسع العصا واليد واللسان
والبحر والطوفان والجراد والقمل والضفادع والدم ; آيات مفصلات . وقال الحسن والشعبي
: الخمس المذكورة في البقرة ; يعنيان الطوفان وما عطف عليه ، واليد والعصا والسنين
والنقص من الثمرات . وروي نحوه عن الحسن ; إلا أنه يجعل السنين والنقص من الثمرات
واحدة ، وجعل التاسعة تلقف العصا ما يأفكون . وعن مالك كذلك ; إلا أنه جعل مكان
السنين والنقص من الثمرات ; البحر والجبل . وقال محمد بن كعب : هي الخمس التي في [
الأعراف ] والبحر والعصا والحجر والطمس على أموالهم . وقد تقدم شرح هذه الآيات
مستوفى والحمد لله .
«فقال
له فِرْعَون إنّي لأظنّك يا مُوسى مَسْحُوراً» أي ساحراً بغرائب أفعالك؛ قاله
الفراء وأبو عبيدة. فوضع المفعول موضع الفاعل؛ كما تقول: هذا مشؤوم وميمون، أي شائم
ويامن. وقيل مخدوعاً. وقيل مغلوباً؛ قاله مقاتل. وقيل غير هذا؛ وقد
تقدّم
- Tafsir Ibnu Katsir :
ولقد
آتينا موسى تسع آيات بينات فاسأل بني إسرائيل إذ جاءهم فقال له فرعون إني لأظنك
ياموسى مسحورا ( ١٠١ ) قال لقد علمت ما أنزل هؤلاء إلا رب السماوات والأرض بصائر
وإني لأظنك يا فرعون مثبورا ( ١٠٢ ) فأراد أن يستفزهم من الأرض فأغرقناه ومن معه
جميعا ( ١٠٣ ) وقلنا من بعده لبني إسرائيل اسكنوا الأرض فإذا جاء وعد الآخرة جئنا
بكم لفيفا (١٠٤)
يخبر
تعالى أنه بعث موسى بتسع آيات بينات وهي الدلائل القاطعة على صحة نبوته وصدقه فيما
أخبر به عمن أرسله إلى فرعون، وهي العصا واليد والسنين والبحر والطوفان والجراد
والقمل والضفادع والدم آيات مفصلات، قاله ابن عباس. وقال محمد بن كعب: هي اليد
والعصا، والخمس في الأعراف والطمسة والحجر، وقال ابن عباس أيضاً ومجاهد وعكرمة
والشعبي وقتادة: هي يده وعصاه والسنين ونقص الثمرات والطوفان والجراد والقمل
والضفادع والدم، وهذا القول ظاهر جلي حسن قوي، وجعل الحسن البصري السنين ونقص
الثمرات واحدة، وعنده أن التاسعة هي تلقف العصا ما يأفكون {فَٱسْتَكْبَرُوا
وَكَانُوا قَوْمًا مُّجْرِمِينَ} أي ومع هذه الآيات ومشاهدتهم لها، كفروا بها
وجحدوا بها واستيقنتها أنفسهم ظلماً وعلواً، وما نجعت فيهم: فكذلك لو أجبنا هؤلاء
الذين سألوا منك ما سألوا، {وَقَالُوا لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفْجُرَ لَنَا
مِنَ ٱلارْضِ يَنۢبُوعًا} إلى آخرها، لما استجابوا ولا آمنوا إلا أن يشاء الله، كما
قال فرعون لموسى وقد شاهد منه ما شاهد من هذه الآيات و{إِنِّى لاظُنُّكَ
يَـٰمُوسَىٰ مَسْحُورًا} قيل: بمعنى ساحر، والله تعالى أعلم. فهذه الآيات التسع
التي ذكرها هؤلاء الأئمة هي المراد ههنا، وهي المعنية في قوله تعالى: {وَأَلْقِ
عَصَاكَۚ فَلَمَّا رَءَاهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَآنٌّ وَلَّىٰ مُدْبِرًا وَلَمْ
يُعَقِّبْۚ يَـٰمُوسَىٰ لا تَخَفْ إِنِّى لا يَخَافُ لَدَىَّ ٱلْمُرْسَلُونَ} فذكر
هاتين الآيتين العصا واليد وبين الآيات الباقيات في سورة الأعراف وفصلها. وقد أوتي
موسى عليه السلام آيات أخر كثيرة، منها ضربة الحجر بالعصا، وخروج الماء منه، ومنها
تظليلهم بالغمام وإنزال المن والسلوى، وغير ذلك مما أوتوه بنو إسرائيل بعد مفارقتهم
بلاد مصر، ولكن ذكر ههنا التسع الآيات التي شاهدها فرعون وقومه من أهل مصر، فكانت
حجة عليهم فخالفوها وعاندوها كفراً وجحوداً.
Sebagai pelengkap kami sertakan artikel tentang sembilan mu'jizat nabi Musa AS yang dimaksud di atas :
1. Tongkat
Pada awalnya tongkat Nabi Musa as hanya tongkat biasa yang sering ia gunakan untuk berbagai keperluan, seperti yang dijelaskan dalam QS. Taha: 17-18, “Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?”. Yang ditanya-pun menjawab: “…Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.”
Atas izin Allah, tongkat Nabi Musa as dapat berubah menjadi ular besar kemudian memakan ular-ular kecil hasil buatan para penyihir Firaun. “… Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang), dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka), dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” ( QS. Taha: 68-69)
Pada kesempatan yang lain, ia memukulkan tongkatnya ke batu besar, sehingga memancarlah 12 mata air untuk 12 suku Bani Israel. “… Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu.” Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.” (QS Al-Baqarah: 60)
Suatu ketika, ia memukul batu yang membawa lari bajunya ketika dirinya mandi, sehingga batu tersebut ada bekas pukulan sebanyak enam atau tujuh pukulan tongkat kayu Musa. Kisah didapati dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Dahulu Bani Israil biasa mandi dalam keadaan telanjang sehingga mereka pun bisa melihat aurat temannya satu sama lain. Adapun Musa as mandi dalam keadaan sendiri. Maka mereka pun berkomentar, ‘Demi Allah, tidak ada yang mencegah Musa untuk mandi bersama-sama dengan kita melainkan pasti karena kemaluannya bengkak (mengidap kelainan).’” Nabi menceritakan, “Maka suatu saat Musa berangkat untuk mandi, lalu dia letakkan pakaiannya di atas sebongkah batu. Tiba-tiba batu itu berlari membawa pergi bajunya.” Nabi berkata, “Maka Musa pun mengejar larinya batu itu seraya berteriak, ‘Hai batu, kembalikan pakaianku! Hai batu, kembalikan pakaianku!’ Sampai akhirnya Bani Isra’il bisa melihat aurat Musa kemudian mereka berkomentar, ‘Demi Allah, ternyata tidak ada kelainan apa-apa pada diri Musa’. Maka berhentilah batu itu sampai orang-orang memandanginya.” Nabi berkata, “Kemudian Musa pun mengambil pakaiannya dan mendaratkan pukulan tongkatnya kepada batu tersebut.” Abu Hurairah berkata, “Demi Allah, di atas batu itu terdapat enam atau tujuh bekas pukulan tongkat Musa.” (Shahih al-Bukhari, kitab al-Ghusi, bab Man Ightasala Wahdahu ‘Uryanan fil Khulwati wa Man Tasattar, hadits no.278, dan di dalam kitab Ahadits al-Anbiya’, bab Hadits al-khidhr ma’a Musa, hadits no. 3404; & Shahih Muslim, kitab al Haidh, bab Jawazul Ightisal ‘Uryanan fil Khulwah, hadits no. 339 dan kitab al-Fadhail, bab Min Fadha’il Musa hadits no. 339).
2. Fisik
Fisik yang dimaksud di sini yaitu tangan Nabi Musa as yang dapat mengeluarkan cahaya berwarna putih yang menyilaukan, setelah ia memasukkan tangannya ke dalam jubahnya.
“… Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula).” (QS. Taha: 20:22)
“… Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscayaia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir’aun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.” (QS. An Naml: 12)
“Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Qashash: 32)
“… Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya. (QS. Al-A’raaf: 108)
3.Topan
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Suatu masa, terjadi paceklik. Fir’aun dan para pengikutnya pun berjanji kepada Musa as bahwa jika Allah swt menghilangkan kesulitan tersebut maka mereka akan beriman kepada Allah SWT. Nabi Musa as kemudian memanjatkan doa, maka paceklik pun berlalu. Tetapi orang-orang kafir itu ingkar janji dengan mengatakan, “Paceklik itu pasti berlalu setelah sekian lama berlangsung”. Allah swt lalu menurunkan hujan badai yang berakibat banjir sebagai hukuman atas kedurhakaan mereka.
4. Belalang
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Ketika banjir bandang melanda, kaum kafir kembali menemui Nabi Musa as dan berjanji akan beriman kepada Allah swt jika banjir berhenti. Nabi Musa as kembali memohon kepada Allah swt agar menghentikan hujan. Banyaknya air hujan yang membasahi bumi menyuburkan tanah sehingga hasil pertanian melimpah. Pemandangan indah berlimpahnya hasil pertanian membuat orang-orang kafir merasa aman dan mapan, dan tidak lagi mempedulikan janji yang telah mereka ucapkan kepada Nabi Musa AS.
Akibatnya, Allah SWT mengirimkan hama belalang yang memakan semua tanaman pertanian mereka dengan ganas. Maka, ladang pertanian yang tumbuh subur itu sirna dalam sekejap mata. Mereka meminta tolong kepada Nabi Musa as lagi, untuk berdoa kepada Allah SWT agar mereka terbebas dari kemalangan ini. Mereka berjanji lagi, “Kali ini, kami pasti menepati janji.” Musa as kembali lagi memohon kepada Allah SWT. Hama belalang surut. Ladang pertanian mereka pulih kembali. Ketika masa panen tiba, mereka menuai hasilnya dan menyimpannya di rumah-rumah mereka. Namun sekali lagi, mereka melupakan janji.
5. Kutu
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Selanjutnya, Allah swt menurunkan hama pengerat (kutu dan sejenisnya) untuk memakan hasil panen yang mereka simpan di rumah. Lagi, kaum kafir bergegas kepada Nabi Musa AS dengan permintaan dan janji yang sama. Dengan penuh kesabaran, Nabi Musa as memenuhi permintaan mereka dan sekali lagi memohon pertolongan Allah swt. Sekali lagi siksaan dihentikan, sekali lagi pula kaum kafir ini mengulangi perbuatan mereka. Merasa cukup pangan, bisa makan enak dan menikmati hidup, mereka tidak lagi membutuhkan Allah swt.
6. Katak
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Kemudian, Allah menghukum mereka dengan mengirimkan beribu-ribu katak ke lahan mereka. Katak pun menyebar kemana-mana, di rumah, di teko pemasak air, di dalam tempat penyimpanan makanan, juga di dalam air minum mereka. Kaum kafir menangis sejadi-jadinya penuh keputus-asaan, lalu meminta Musa kembali berdoa, dan berjanji lagi untuk beriman kepada Allah swt. Nabi Musa as yang baik hati kembali lagi memohon pertolongan Allah swt, dan Allah swt mengabulkan doanya. Katak-katak itu disingkirkan dari mereka. Lagi, kaum kafir mengingkari janji mereka, bahkan menjadi-jadi kesombongan mereka dengan berkata, “Musa benar-benar seorang penyihir yang sangat piawai.”
7. Darah
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf : 132). Allah swt mengirimkan hukuman lagi, kali ini dalam bentuk darah. Ketika orang-orang kafir mengambil air minum dari sumur, air yang diambil berubah menjadi darah. Makanan yang mereka makan pun berisi darah. Jika mereka mencoba memasak makanan, juga berubah menjadi darah. Atas mukjizat Allah swt, orang-orang mukmin terhindar dari keadaan ini. Kejadian ini hanya berlangsung di rumah-rumah orang-orang kafir. Kemudian, jika orang-orang kafir meminta air kepada orang-orang mukmin, air itu pun berubah menjadi darah begitu akan dimanfaatkan oleh orang-orang kafir. Lagi, kaum kafir bergegas kepada Nabi Musa as dengan janji-janji yang selanjutnya mereka ingkari lagi ketika hukuman telah diangkat dari mereka. Oleh karena perilaku mereka yang demikian itulah Allah SWT berfirman, “Mereka itu amat sombong dan adalah pelaku dosa-pelaku dosa kambuhan (keras kepala dalam keburukannya).”
8. Cacar
Setelah itu, orang-orang kafir itu dihukum dengan wabah penyakit sejenis cacar. Sekitar tujuh puluh ribuan orang tewas akibat penyakit ini. Mereka pun datang lagi kepada Nabi Musa as agar mendoakan mereka. Dengan janji, bahwa pasti kali ini mereka akan mengikuti petunjuk Allah swt setelah mereka terbebaskan dari penderitaan ini. Namun, kemudian mereka bukannya sekedar ingkar janji, bahkan mereka melemparkan tuduhan bahwa keberadaan Musa di tengah-tengah merekalah yang mengakibatkan terjadinya kemalangan demi kemalangan itu. Maka, orang-orang kafir mengusir Nabi Musa as dan para mukminin dari rumah mereka.
9. Membelah Laut
Ketika Nabi Musa as dan para mukminin pergi dari rumah, kaum kafir itu mengikuti kepergian dengan maksud membunuh mereka. Hingga sampailah mereka di tepi laut. Allah swt membelahkan air laut untuk mereka melalui tongkat Nabi Musa as yang dipukulkan ke laut. Nabi Musa as dan pengikutnya selamat sampai ke seberang. Adapun Fir’aun dan para pengikutnya ditenggelamkan oleh Allah swt di dalam laut.
“… Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).” (QS. Taha: 77).
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS. Asy Syu’araa’: 26:63). Wallaahu A'lam. [Rizalullah].
Sumber :
http://www.satujam.com/9-sejarah-dan-mukjizat-nabi-musa/
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/1086975777991896/