PERTANYAAN
:
Pada tanggal 4 ramadlan kemarin saya ikut penerbangan lion air via bandara Samsudin nur banjarmasin menuju bandara juanda, ketika setengah jam penerbangan sang pilot menginformasikan bahwa ia mendapat kontak dari menara bandara juanda bahwa 1 menit yang lalu sudah berbuka puasa waktu Surabaya dann pilotpun menyuruh para penumpang berbuka sesuai dengan waktu berbuka yang diinfokan dari juanda, tapi dalam ketinggian tersebut saya nunggu 10 menit dari pengumuman pilot ternyata matahari belum terbenam karena pesawat berada diketinggian, sedang penumpang sudah berbuka kecuali saya karena berpatokan dengan matahari yang masih terlihat.. mohon jawaban mana yang benar ikut pilot karena di darat memang sudah masuk saat berbuka atau ikut penglihatan mata dengan ketinggian sekitar 30.000 feet hingga matahari tenggelam full, ternyata kalau dilihat dari pedawat selisih sekitar 15 menit antara waktu berbuka di darat dengan tenggelamnya matahari dilihat dari ketinggian di atas pesawat tersebut, mohon pencerahannya para asatidz, terimakasih, alfaqir. [Mutammam As'ad].
JAWABAN :
Tidak boleh ikut pilot tersebut, karena waktunya berbuka puasa itu harus ikut daerah dimana dia berada. Patokan waktu maqhrib antara lain :
Sama kasus dengan di pesawat, yang terjadi iskandariya. Diceritakan dari abi abdillah bin abi musa addorir, bahwa dia berfatwa berbuka bagi masyarakat mesir, padahal oarng yang ada di atas menara melihat matahari dalam waktu yang lama, maka hal itu boleh bagi penduduk mesir/ditempat itu untuk berbuka, dan tidak boleh bagi yang ada di atas menara untuk berbuka, karena terbenamnya matahari itu berbeda seperti berbedanya matla'.
Dikisahkan dari abi abdillah bin musa addhorir bahwa beliau dimintai fatwa tentang penduduk iskandariah bahwa matahari telah tenggelam disana dan orang yang berada di menaranya iskandariah melihat matahari setelah itu dengan jarak waktu yang banyak,kemudian beliau menjawab : bagi pendduduk iskandarian hala berbuka puasa ketika melihat tenggelamnya matahari dan bagi orang yang ada di atas menara tidak halal berbuka puasa, karena tenggelamnya matahari berbeda beda sebagaimana perbedaan tempat terbitnya, maka yang di perhitungkan adalah penduduk setiap tempat tenggelamnya. Wallohu a'lam. [Ghufron Bkl, Mas Hamzah, Fakhrur Rozy Akhid].
LINK ASAL :
Pada tanggal 4 ramadlan kemarin saya ikut penerbangan lion air via bandara Samsudin nur banjarmasin menuju bandara juanda, ketika setengah jam penerbangan sang pilot menginformasikan bahwa ia mendapat kontak dari menara bandara juanda bahwa 1 menit yang lalu sudah berbuka puasa waktu Surabaya dann pilotpun menyuruh para penumpang berbuka sesuai dengan waktu berbuka yang diinfokan dari juanda, tapi dalam ketinggian tersebut saya nunggu 10 menit dari pengumuman pilot ternyata matahari belum terbenam karena pesawat berada diketinggian, sedang penumpang sudah berbuka kecuali saya karena berpatokan dengan matahari yang masih terlihat.. mohon jawaban mana yang benar ikut pilot karena di darat memang sudah masuk saat berbuka atau ikut penglihatan mata dengan ketinggian sekitar 30.000 feet hingga matahari tenggelam full, ternyata kalau dilihat dari pedawat selisih sekitar 15 menit antara waktu berbuka di darat dengan tenggelamnya matahari dilihat dari ketinggian di atas pesawat tersebut, mohon pencerahannya para asatidz, terimakasih, alfaqir. [Mutammam As'ad].
JAWABAN :
Tidak boleh ikut pilot tersebut, karena waktunya berbuka puasa itu harus ikut daerah dimana dia berada. Patokan waktu maqhrib antara lain :
1.Daerah yang tidak mengalami
ghurub (seperti daerah kutub) maka waktu shalatnya mengikuti daerah yang paling
dekat
2.Daerah yang mengalami
ghurub akan tetapi untuk mengetahui ghurub secara langsung masih terhalang oleh
gunung atau bangunan maka waktu maghribnya menunggu habisnya bias cahaya
matahari
3.Daerah yang mengalami
ghurub dan untuk melihat ghurub tidak terhalang oleh apapun maka waktu
maghribnya adalah dengan tenggelamnya bundaran matahari meskipun masih ada bias
cahaya.
الحاشية
رقم: 4
(
فرع ) لو شرع في الصوم ببلد ثم سافر إلى بلد بعيد لم يروا فيه الهلال حين رآه أهل
البلد الأول ، فاستكمل ثلاثين من حين صام " فإن قلنا " لكل بلد حكم نفسه فوجهان (
أصحهما ) يلزمه الصوم معهم ، لأنه صار منهم ( والثاني ) يفطر لأنه التزم حكم الأول
. وإن قلنا : تعم الرؤية كل البلاد لزم أهل البلد الثاني موافقته في الفطر ، إن ثبت
عندهم رؤية البلد الأول بقوله أو بغيره ، وعليهم قضاء اليوم الأول ، وإن لم يثبت
عندهم لزمه هو الفطر ، كما لو رأى هلال شوال وحده ويفطر سرا . ولو سافر في بلد لم
يروا فيه إلى بلد رئي فيه فعيدوا اليوم التاسع والعشرين من صومه - فإن عممنا الحكم
أو قلنا : له حكم البلد الثاني - عيد معهم ، ولزمه قضاء يوم وإن لم نعمم الحكم
وقلنا : له حكم البلد الأول لزمه الصوم . ولو رأى الهلال في بلد وأصبح معيدا معهم .
فسارت به سفينة إلى بلد في حد البعد . فصادف أهلها صائمين . قال الشيخ أبو محمد :
يلزمه إمساك بقية يومه . إذا قلنا : لكل بلد حكم نفسه ، واستبعد إمام الحرمين
والغزالي الحكاية .
قال
الرافعي : وتتصور هذه المسألة في صورتين : [ ص: 283 ] إحداهما ) أن يكون ذلك اليوم
يوم الثلاثين من صوم البلدين لكن المنتقل إليهم لم يروه ( والثانية ) أن يكون
التاسع والعشرين للمنتقل إليهم لتأخر صومهم بيوم . قال : وإمساك بقية النهار في
الصورتين إن لم يعمم الحكم كما ذكرنا وجواب الشيخ أبي محمد مبني على أن لكل بلد
حكمه ، وأن للمنتقل حكم البلد المنتقل إليه
شرح
الوجيز - (ج 3 / ص 20)
لا
خلاف في أن وقت المغرب يدخل بغروب الشمس والاعتبار بسقوط قرصها وهو ظاهر في الصحارى
واما العمران وقلل الجبال فالاعتبار بان لا يرى من شعاعها شئ علي أطراف الجدران
وقلل الجبال ويقبل الظلام من المشرق روي أنه صلي الله عليه وسلم قال (إذا أقبل
الظلام من هاهنا) واشار إلى المشرق (وادبر النهار إلى من ههنا) واشار إلى المغرب
(فقد افطر الصائم)
أسنى
المطالب - (ج 2 / ص 179)
(
والمغرب ) أي وقته ( بسقوط قرص الشمس وإن بقي الشعاع ) في الصحاري وهو الضوء
المستعلى كالمتصل بالقرص ( وذهابه ) عن أعلى الحيطان والجبال ( دليل ) لسقوط القرص
( في العمران ) والجبال
المجموع
- (ج 3 / ص 29)
فاول
وقت المغرب إذا غربت الشمس وتكامل غروبها وهذا لا خلاف فيه نقل ابن المنذر وخلائق
لا يحصون الاجماع فيه قال اصحابنا والاعتبار سقوط قرصها بكماله وذلك ظاهر في
الصحراء قال الشيخ أبو حامد والاصحاب ولا نظر بعد تكامل الغروب الي بقاء شعاعها بل
يدخل وقتها مع بقائه وأما في العمران وقلل الجبال فالاعتبار بان لا يرى شئ من
شعاعها علي الجدران وقلل الجبال ويقبل الظلام من المشرق
مغني
المحتاج إلى معرفة ألفاظ المنهاج - (ج 2 / ص 87)
(والمغرب
) يدخل وقتها ( بالغروب ) لخبر جبريل ، سميت بذلك لفعلها عقب الغروب .وأصل الغروب
البعد ، يقال غرب بفتح الراء إذا بعد والمراد تكامل الغروب ، ويعرف في العمران
بزوال الشعاع من رءوس الجبال وإقبال الظلام من المشرق.
Sama kasus dengan di pesawat, yang terjadi iskandariya. Diceritakan dari abi abdillah bin abi musa addorir, bahwa dia berfatwa berbuka bagi masyarakat mesir, padahal oarng yang ada di atas menara melihat matahari dalam waktu yang lama, maka hal itu boleh bagi penduduk mesir/ditempat itu untuk berbuka, dan tidak boleh bagi yang ada di atas menara untuk berbuka, karena terbenamnya matahari itu berbeda seperti berbedanya matla'.
ﻭﺣﻜﻲ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﻮﺳﻰ
ﺍﻟﻀﺮﻳﺮ ﺃﻧﻪ ﺍﺳﺘﻔﺘﻲ ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﺇﺳﻜﻨﺪﺭﻳﺔ ﺃﻥ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﺗﻐﺮﺏ ﺑﻬﺎ ﻭﻣﻦ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﺎﺭﺗﻬﺎ ﻳﺮﻯ ﺍﻟﺸﻤﺲ
ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺑﺰﻣﺎﻥ ﻛﺜﻴﺮ . ﻓﻘﺎﻝ : ﻳﺤﻞ ﻷﻫﻞ ﺍﻟﺒﻠﺪ ﺍﻟﻔﻄﺮ ﻭﻻ ﻳﺤﻞ ﻟﻤﻦ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﻤﻨﺎﺭﺓ ﺇﺫﺍ
ﻛﺎﻥ ﻳﺮﻯ ﻏﺮﻭﺏ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻷﻥ ﻣﻐﺮﺏ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻳﺦﺗﻠﻒ ﻛﻤﺎ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﻣﻄﻠﻌﻬﺎ ﻓﻴﻌﺘﺒﺮ ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﻛﻞ ﻣﻮﺿﻊ
ﻣﻐﺮﺑﻪ ﻭﻟﻮ ﺻﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﻣﺼﺮ ﺗﺴﻌﺔ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﻭﺃﻓﻄﺮﻭﺍ ﻟﻠﺮﺅﻳﺔ ﻭﻓﻴﻬﻢ ﻣﺮﻳﺾ ﻟﻢ ﻳﺼﻢ ﻓﺈﻥ ﻋﻠﻢ ﻣﺎ
ﺻﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﻣﺼﺮﻩ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﻗﻀﺎﺀ ﺗﺴﻌﺔ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻷﻥ ﺍﻟﻘﻀﺎﺀ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻟﻔﺎﺋﺖ ، ﻭﺍﻟﻔﺎﺋﺖ ﻫﺬﺍ
ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﻗﻀﺎﺀ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﺎ ﺻﻨﻊ ﺃﻫﻞ ﻣﺼﺮﻩ ، ﺻﺎﻡ ﺛﻼﺛﻴﻦ
ﻳﻮﻣﺎ ﻝﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﺛﻼﺛﻮﻥ ﻳﻮﻣﺎ ، ﻭﺍﻟﻨﻘﺼﺎﻥ ﻋﺎﺭﺽ ﻓﺈﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﻋﻤﻞ ﺑﺎﻷﺻﻞ ،
ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ ﻓﻴﻤﻦ ﺃﻓﻄﺮ ﺷﻬﺮﺍ ﻟﻌﺬﺭ ﺛﻼﺛﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﺛﻢ ﻗﻀﻰ ﺷﻬﺮﺍ ﺑﺎﻟﻬﻼﻝ ﻓﻜﺎﻥ ﺗﺴﻌﺔ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﻳﻮﻣﺎ ،
ﺇﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﻗﻀﺎﺀ ﻳﻮﻡ ﺁﺧﺮ ﻷﻥ ﺍﻟﻤﻌﺘﺒﺮ ﻋﺪﺩ ﺍﻷﻳﺎﻡ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﻓﻄﺮ ﻓﻴﻬﺎ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻬﻼﻝ ﻷﻥ ﺍﻟﻘﻀﺎﺀ ﻋﻠﻰ
ﻗﺪﺭ ﺍﻟﻔﺎﺋﺖ ، ﻭﺍﻟﻔﺎﺋﺖ ﺛﻼﺛﻮﻥ ﻳﻮﻣﺎ ﻓﻴﻘﻀﻲ ﻳﻮﻣﺎ ﺁﺧﺮ ﺗﻜﻤﻠﺔ ﺍﻟﺜﻼﺛﻴﻦ
fokus :
ﻓﻘﺎﻝ : ﻳﺤﻞ ﻷﻫﻞ ﺍﻟﺒﻠﺪ ﺍﻟﻔﻄﺮ ﻭﻻ
ﻳﺤﻞ ﻟﻤﻦ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﻤﻨﺎﺭﺓ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﺮﻯ ﻏﺮﻭﺏ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻷﻥ ﻣﻐﺮﺏ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻳﺦﺗﻠﻒ ﻛﻤﺎ ﻳﺨﺘﻠﻒ
ﻣﻄﻠﻌﻬﺎ ﻓﻴﻌﺘﺒﺮ ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﻛﻞ ﻣﻮﺿﻊ ﻣﻐﺮﺑﻪ
Dikisahkan dari abi abdillah bin musa addhorir bahwa beliau dimintai fatwa tentang penduduk iskandariah bahwa matahari telah tenggelam disana dan orang yang berada di menaranya iskandariah melihat matahari setelah itu dengan jarak waktu yang banyak,kemudian beliau menjawab : bagi pendduduk iskandarian hala berbuka puasa ketika melihat tenggelamnya matahari dan bagi orang yang ada di atas menara tidak halal berbuka puasa, karena tenggelamnya matahari berbeda beda sebagaimana perbedaan tempat terbitnya, maka yang di perhitungkan adalah penduduk setiap tempat tenggelamnya. Wallohu a'lam. [Ghufron Bkl, Mas Hamzah, Fakhrur Rozy Akhid].
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/1024618250894316