PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Jika mahar atau mas kawin dihutang ketika ijab qobul menikah dan suami mencicilnya ,kemudian istri nya meninggal apakah perlu melunasinya ? Dan membayarnya pada siapa, wali almarhumah istri atau siapa ? (Pertanyaan Titipan)
JAWABAN :
Wa'alaikum salam. Itu sama dengan hutang, Artinya tetap wajib dibayarkan meski kepada ahli warisnya.
- Salalimul Fudhola', hal : 16
Dan keseluruhan dari mahar (bukan separuh) itu jadi tetap (wajib diserahkan semuanya) disebabkan kematian salah satu dari suami atau istri meskipun belum ada persetubuhan / jima' (antara keduanya) karena kesepakatan / ijma' para sahabat mengenai hal itu. Lihat Fathul mu'in :
- Al-Fiqh 'Alal Madzahib Al-Arba'ah :
Kedua. Disebabkan kematian salah satu dari suami istri, dan sebab hal itu mas kawin /mahar yang disebutkan dalam akad atau setelahnya itu jadi tetap/wajib diberikan semuanya. Adapun ketika salah satu dari keduanya mati dalam pernikahan tafwidh (penyerahan/pasrah diri) yang pembahasannya akan datang, yaitu seorang perempuan menyerahkan diri pada walinya untuk menikahkan dengan mahar menurut pandangan walinya atau wali perempuan menyerahkan pada suami penentuan mahar menurut pandangannya. Maka ketika si suami meninggal sebelum terjadi dukhul (persetubuhan/senggama) dan belum ditentukan maharnya. Maka si istri tidak mendapatkan hak sedikitpun, baik akadnya shohih (sah) atau fasid (rusak) dengan kerusakan yang tidak disepakati oleh para ulama, seperti halnya ketika akad berlangsung sedang suami dalam keadaan muhrim atau perempuan di akad tanpa wali. Maka meskipun menurut malikiyah rusak namun sah menurut hanafiyah. Maka wajib (menyerahkan) keseluruhan mahar mati dan setengahnya ketika talak. Wallohu A'lam Bish-showab. [ MUJAWWIB : Ghufron Bkl, Uzlah, Wong Gendeng, Dik Ibnu Al-Ihsany Rinduku ].
LINK ASAL
www.fb.com/groups/piss.ktb/915898385099637/
Assalamu'alaikum. Jika mahar atau mas kawin dihutang ketika ijab qobul menikah dan suami mencicilnya ,kemudian istri nya meninggal apakah perlu melunasinya ? Dan membayarnya pada siapa, wali almarhumah istri atau siapa ? (Pertanyaan Titipan)
JAWABAN :
Wa'alaikum salam. Itu sama dengan hutang, Artinya tetap wajib dibayarkan meski kepada ahli warisnya.
- Salalimul Fudhola', hal : 16
فان
مات المستحق سلمه الى الوارث فان لم يكن وانقطع خبره فلى قاض ثقة ترضى سيرته
وديانته فان لم يكن فلى عالم متدين فان تعذر صرفه في المصالح كالقناطر بنية الغرام
له اذا وجده فان عجز عنه أو شق عليه لخوف اوغيره تصدق به على االأحوج
فالأحوج
Dan keseluruhan dari mahar (bukan separuh) itu jadi tetap (wajib diserahkan semuanya) disebabkan kematian salah satu dari suami atau istri meskipun belum ada persetubuhan / jima' (antara keduanya) karena kesepakatan / ijma' para sahabat mengenai hal itu. Lihat Fathul mu'in :
فتح
المعين
ويتقرر
كله أي كل الصداق بموت لأحدهما ولو قبل الوطء لإجماع الصحابة على ذلك. أو وطء أي
بغيبة الحشفة وإن بقيت البكارة. ويسقط أي كله بفراق وقع منها قبله أي قبل وطئ
كفسخها بعيبه أو بإعساره وكردتها أو بسببها كفسخه بعيبها.
ويتشطر
المهر: أي يجب نصفه فقط بطلاق ولو باختيارها: كأن فوض الطلاق إليها فطلقت نفسها أو
علقه بفعلها ففعلت أو فورقت بالخلع وبانفساخ نكاح بردته وحده قبله أي
الوطء.
- Al-Fiqh 'Alal Madzahib Al-Arba'ah :
الفقه
على المذاهب الاربعة ج 4 ص 61
الثاني
: موت أحد الزوجين ويتقرر به جميع الصداق المسمى في العقد
أو
بعده أما إذا مات أحدهما في نكاح التفويض الآتي وهو أن تفوض لوليها زواجها بالمهر
الذي يراه
أو
يفوض وليها للزوج فرض المهر الذي يراه فإنه إذا مات الزوج قبل الدخول وقبل أن يفرض
لها المهر فإنها لا تستحق شيئا لا فرق في ذلك بين أن يكون العقد صحيحا أو فاسدا
فسادا غير مجمع عليه كما إذا عقد عليها وهو محرم
أو
عقد عليها بدون ولي فإن كان فاسدا عند المالكية ولكنه صحيح عند الحنفية فيجب به كل
المهر حال الموت ونصفه حال الطلاق
وإذا
ماتت المرأة بقتل نفسها كراهة في زوجها فإن لها الحق في كل الصداق
أما
إذا قتلت زوجها تخلصا منه فعليه خلاف والظاهر أنها لا تستحق الصداق بل تعامل بنقيض
غرضها لئلا يكون ذلك ذريعة لقتل النساء أزواجهن
وكذا
إذا قتل السيد أمته المتزوجة فإن صداقها لا يسقط عن زوجها
الثالث
: إقامة الزوجة سنة عند زوجها وإن لم يدخل بها فإن إقامتها هذه المدة يتقرر بها كل
الصداق فتقوم مقام الوطء فهذه هي الأمور الثلاثة التي يتقرر بها كل
الصداق
Kedua. Disebabkan kematian salah satu dari suami istri, dan sebab hal itu mas kawin /mahar yang disebutkan dalam akad atau setelahnya itu jadi tetap/wajib diberikan semuanya. Adapun ketika salah satu dari keduanya mati dalam pernikahan tafwidh (penyerahan/pasrah diri) yang pembahasannya akan datang, yaitu seorang perempuan menyerahkan diri pada walinya untuk menikahkan dengan mahar menurut pandangan walinya atau wali perempuan menyerahkan pada suami penentuan mahar menurut pandangannya. Maka ketika si suami meninggal sebelum terjadi dukhul (persetubuhan/senggama) dan belum ditentukan maharnya. Maka si istri tidak mendapatkan hak sedikitpun, baik akadnya shohih (sah) atau fasid (rusak) dengan kerusakan yang tidak disepakati oleh para ulama, seperti halnya ketika akad berlangsung sedang suami dalam keadaan muhrim atau perempuan di akad tanpa wali. Maka meskipun menurut malikiyah rusak namun sah menurut hanafiyah. Maka wajib (menyerahkan) keseluruhan mahar mati dan setengahnya ketika talak. Wallohu A'lam Bish-showab. [ MUJAWWIB : Ghufron Bkl, Uzlah, Wong Gendeng, Dik Ibnu Al-Ihsany Rinduku ].
LINK ASAL
www.fb.com/groups/piss.ktb/915898385099637/
www.fb.com/notes/924642390891903