PERTANYAAN
:
Assalamualaikum. Poro yai tangkled maleh. Tradisi daerah saya (mungkin juga ada di daerah lain) ketika mengantar mayit / jenazah ke kuburan itu selalu menggunakan payung dalam kondisi apapun (hujan, mendung, panas, maupun teduh) :
JAWABAN :
Memayungi jenazah saat diantar ke kubur hukumnya sunnah. Nabi pernah memerintah pada Sa'ad bin Malik, menutup dengan kain disaat menguburkan Sa'ad bin Mu'ad, diatas kuburannya. Kita mengilhaq-kan kasus payung dengan melepas sandal diaria pemakaman dan menutup dengan kain ketia mau menguburkan, dengan titik temu, sama-sama litahramil mayit.
www.quran.snble.com/articles.php?cat=85&id=1245
Masih di kitab yang sama,
Pemahaman saya ibarot di atas mengacu pada saat penguburan, bukan saat pemberangkatan pada kubur, menutup pada saat penguburan mengacu pada menutup aurat, waktu di kubur kan ada tali kapan yang dilepas, pada saat itu hawatir aurat terbuka.
Mungkin ibarot ini bisa dimasukkan : kalau hukum memayungi pada kuburan makruh kecuali ada tujuan yang benar semisal untuk melindungi pengunjung yang hadir ke kuburan tersebut untuk membacaya ayat quran dsb. Lihat TUHFATUL MUHTAJ :
Yang makruh itu jika
memayungi kuburannya, itu saja. Kalau hanya memayungi dirinya atau memayungi
mayatnya di saat pemakaman, tidak masalah alias tidak makruh. Bahkan ketika
ihrompun tidak apa memakai payung karena bukan termasuk larangan menutup
kepala.
Dan telah menceritakan kepadaku Salamah bin Syabib Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin A'yan Telah menceritakan kepada kami Ma'qil dari Zaid bin Abu Unaisah dari Yahya bin Hushain dari kakeknya Ummul Hushain, ia berkata, saya mendengar mendengarnya berkata; Aku ikut menunaikan haji bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika haji wada'. Aku melihat ketika beliau melempar Jamrah Aqabah. Sesudah itu, beliau pergi dengan kendaraannya bersama Bilal dan Usamah; yang satu memegang tali Unta, dan yang satu lagi memayungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan bajunya dari terik matahari. (SHAHIH MUSLIM).
- ibaroh lain :
Jenazah saat diberangkatkan ke makam dipayungi bagus, dengan dua alasan saja karena tidak ada larangan dan dengan tujuan ikromul mayyit, Illatnya ikromul mayyit. Wallohu a'lam. [Fakhrur Rozy, Ghufron Bkl, Hasyim Toha, Abdur Rahman Assyafi'i ].
LINK ASAL :
Assalamualaikum. Poro yai tangkled maleh. Tradisi daerah saya (mungkin juga ada di daerah lain) ketika mengantar mayit / jenazah ke kuburan itu selalu menggunakan payung dalam kondisi apapun (hujan, mendung, panas, maupun teduh) :
1.adakah tuntunan dalam
syara' (dalil) baik berupa ayat / hadits / qoul fuqoha yang menerangkan hal
tersebut ?
2.jika tidak ada apa hukumnya
melakukan hal tersebut ?? Matursewun. [Putri
yang Slalu Tabah].
JAWABAN :
Memayungi jenazah saat diantar ke kubur hukumnya sunnah. Nabi pernah memerintah pada Sa'ad bin Malik, menutup dengan kain disaat menguburkan Sa'ad bin Mu'ad, diatas kuburannya. Kita mengilhaq-kan kasus payung dengan melepas sandal diaria pemakaman dan menutup dengan kain ketia mau menguburkan, dengan titik temu, sama-sama litahramil mayit.
وذكر
عبد الرزاق عن ابن جريج عن شعبي رحمهم الله عن رجل عن سعد بن مالك بن مالك رضي الله
عنه قال أمرى النبي صلى الله عليه وسلم بثوب فستر على القبر حين دفن سعد بن معاد
رضي الله عنه ونزل النبي صلى الله عليه وسلم في فبر سعد بن معاد رضي الله عنه وستر
على القبر بثوب وكنت فيمن أمسك الثوب
www.quran.snble.com/articles.php?cat=85&id=1245
Masih di kitab yang sama,
كتاب
:التذكرة في أحوال الموتى وأمور الآخرة ( الإمام القرطبي ) - الصفحة 2 -
سيدتي
وكذلك
قال الامام الشافعي وستر المرأة عند ذلك آكد من ستر الرجل ذكره ابن منذر قال الشيخ
المؤلف رحمه الله ويستر الرجل والمرأة للعلة التي جأت في الحديث أنس اقتدأ بفعله
عليه السلام في ستر سعد بن معاد والله اعلم
وذكر
عبد الرزاق عن ابن جريج عن شعبي رحمهم الله عن رجل عن سعد بن مالك بن مالك رضي الله
عنه قال أمرى النبي صلى الله عليه وسلم بثوب فستر على القبر حين دفن سعد بن معاد
رضي الله عنه ونزل النبي صلى الله عليه وسلم في فبر سعد بن معاد رضي الله عنه وستر
على القبر بثوب وكنت فيمن أمسك الثوب
Pemahaman saya ibarot di atas mengacu pada saat penguburan, bukan saat pemberangkatan pada kubur, menutup pada saat penguburan mengacu pada menutup aurat, waktu di kubur kan ada tali kapan yang dilepas, pada saat itu hawatir aurat terbuka.
Mungkin ibarot ini bisa dimasukkan : kalau hukum memayungi pada kuburan makruh kecuali ada tujuan yang benar semisal untuk melindungi pengunjung yang hadir ke kuburan tersebut untuk membacaya ayat quran dsb. Lihat TUHFATUL MUHTAJ :
وَفِي
الْبَصْرِيِّ بَعْدَ ذِكْرِهِ عَنْ الْمُغْنِي كَرَاهَةُ الْمِظَلَّةِ مَا نَصُّهُ
وَقَدْ يُقَالُ يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ مَحَلُّ ذَلِكَ إذَا لَمْ يَكُنْ ثَمَّ
غَرَضٌ صَحِيحٌ فِي التَّظْلِيلِ وَإِلا فَلا كَرَاهَةَ كَأَنْ يَكُونَ لِوِقَايَةِ
مَنْ يَجْتَمِعُونَ لِنَحْوِ الْقِرَاءَةِ عَلَى الْمَيِّتِ مِنْ الْحَرِّ
وَالْبَرْدِ ا هـ.
و
حَدَّثَنِي سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَعْيَنَ حَدَّثَنَا
مَعْقِلٌ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أُنَيْسَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ حُصَيْنٍ عَنْ
جَدَّتِهِ أُمِّ الْحُصَيْنِ قَالَ سَمِعْتُهَا تَقُولُ حَجَجْتُ مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَجَّةَ الْوَدَاعِ فَرَأَيْتُهُ حِينَ
رَمَى جَمْرَةَ الْعَقَبَةِ وَانْصَرَفَ وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ وَمَعَهُ بِلَالٌ
وَأُسَامَةُ أَحَدُهُمَا يَقُودُ بِهِ رَاحِلَتَهُ وَالْآخَرُ رَافِعٌ ثَوْبَهُ
عَلَى رَأْسِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
الشَّمْسِ
Dan telah menceritakan kepadaku Salamah bin Syabib Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin A'yan Telah menceritakan kepada kami Ma'qil dari Zaid bin Abu Unaisah dari Yahya bin Hushain dari kakeknya Ummul Hushain, ia berkata, saya mendengar mendengarnya berkata; Aku ikut menunaikan haji bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika haji wada'. Aku melihat ketika beliau melempar Jamrah Aqabah. Sesudah itu, beliau pergi dengan kendaraannya bersama Bilal dan Usamah; yang satu memegang tali Unta, dan yang satu lagi memayungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan bajunya dari terik matahari. (SHAHIH MUSLIM).
- ibaroh lain :
القليوبى
و عميرة ٢/٥١٨_٥١٩
و
يندب للمراة ما يسترها كتابوت) و فى الروضة كالخيمة و القبة، قال فى شرح المهذب :
على سرير، و فيه عز، و التعبير بالخيمة لصاحب البيان و بالقبة لصاحب الحاوى و
بالمكبة و انها تغطى بثوب للشيخ نصر المقدسى و انهم استدلوا بقصة جنازة زينب ام
المؤمنين رضى الله عنها. و ان البيهقى روى ان فاطمة بنت رسول الله صلى الله عليه و
سلم اوصت ان يتخذ لها ذلك ففعلوه، و هى قبل زينب بسنين كثيرة،فقوله كتابوت اى لها
فانه مشتمل فى العادة على ما هو كالقبة و على تغطيته بستارة و غير
ذلك....
قوله
(كتابوت) و هى فى اللغة سرير الميت و المرد به القبة و الخيمة و المكبة المذكورات،
و المكبة هى المعروف الان
حاشية
البجيرمي على شرح المنهج = التجريد لنفع العبيد (1/ 464)
«حَسِّنُوا
أَكْفَانَ مَوْتَاكُمْ فَإِنَّ الْمَوْتَى تَتَبَاهَى بِأَكْفَانِهِمْ» وَأُجِيبَ
بِأَنَّ الْمُبَاهَاةَ إمَّا قَبْلَ الْبِلَى أَوْ بَعْدَ إعَادَتِهَا فَقَدْ
وَرَدَ أَنَّهَا تَعُودُ لَهُمْ بَعْدَ قِيَامِهِمْ مِنْ قُبُورِهِمْ ثُمَّ
تُسْلَبُ عَنْهُمْ عِنْدَ الْمَحْشَرِ، وَنُقِلَ عَنْ الشَّيْخِ س ل وَغَيْرِهِ
أَنَّهُ يَجُوزُ تَكْفِينُ الْمَرْأَةِ وَدَفْنُهَا فِي ثِيَابِهَا الْمُثَمَّنَةِ
وَلَوْ بِمَا يُسَاوِي أُلُوفًا مِنْ الذَّهَبِ كَالْبِشْتِ الْمُزَرْكَشِ
بِالذَّهَبِ وَفِي صِيغَتِهَا كَذَلِكَ وَلَا يَحْرُمُ مِنْ جِهَةِ إضَاعَةِ
الْمَالِ لِأَنَّ مَحَلَّ الْحُرْمَةِ إذَا لَمْ تَكُنْ لِغَرَضٍ وَهُوَ هُنَا
إكْرَامُ الْمَيِّتِ
Jenazah saat diberangkatkan ke makam dipayungi bagus, dengan dua alasan saja karena tidak ada larangan dan dengan tujuan ikromul mayyit, Illatnya ikromul mayyit. Wallohu a'lam. [Fakhrur Rozy, Ghufron Bkl, Hasyim Toha, Abdur Rahman Assyafi'i ].
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb574788315877314