PERTANYAAN
:
Assalamu'alakum. Langsung saja tanpa banyak gembar gembor. Na'yu atau yang biasa dikenal dengan berita kematian atau pengumuman kematian yang bagaimanakah yang dilarang oleh agama ? wassalamu'alaikum. [Hakam Ahmed ElChudrie].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalam,
Sungguh Rasulullah saw. pernah mengumumkan kepada para sahabat mengenai kematian Najasyi pada hari kematiannya. Lalu Nabi saw. pergi ke tempat shalat dan beliau bertakbir sebanyak empat kali. Hadits di atas adalah dalil dianjurkannya mengumumkan kematian tapi tidak menyerupai orang-orang jahiliyah dalam mengumumkan kematian. Itulah mengumumkan kematian semata-mata ajakan untuk menshalati janazahnya, mengantarkannya ke pemakaman dan menunaikan hak mayit dengan melakukan hal-hal di atas. Sedangkan pengumuman kematian yang terlarang tidaklah pengumuman kematian sebagaimana di atas. Yang terlarang adalah mengumumkan kematian ala jahiliyah. Itulah pengumuman kematian yang mencakup penyebutan membangga-banggakan mayit dan selainnya.
Tambahan referensi :
Yang dilarang itu pengumuman acara kematian ala Jahiliyah seperti kebiasaan mereka jika ada orang yang terpandang meninggal, mereka mengirim seorang penunggang untuk pergi ke qabilah2 dan dia memberitahukan pada mereka : FULAN TELAH MENINGGAL, FULAN TELAH TIADA; HANCURLAH BANGSA ARAB dengan KEMATIAN SI FULAN. Dan pengumuman itu disertai dengan jerit tangis.
Terlalu banyak untuk saya artikan, itu saya tampilkan sebagai referensi dan rujukan atas jawaban yang berupa teks Indo itu, agar saya tidak dikata si lidah tak bertulang, terlebih orang sekarang tidak banyak yang pintar, kalau sok pintar buuaaanyak...
Mengumumkan kematian seseorang hukumnya sunah kalau murni untuk memberi tahu kematian tersebut / bukan meratapi. Sekarang, bisa kasih contoh na'yu yang diperbolehkan seperti dalam hadits di atas :
1. Pada saat ada seorang tokoh meninggal, di tv kan tertulis indonesia berduka dsb, ini termasuk na'yu yang apa?
Termasuk na'yu yang boleh dan sunah bila bertujuan untuk melakukan shalat ghaib, dido'akan dan disayangi.
2. Apabila ada pejabat yang meningal, pada saat dimakamkan, dibacakan jasa, dan pangkatnya, apa juga termasuk na'yu ? Bila ya, masuk kategori yang mana?
Tidak termasuk Na'yu, tapi itu bagian dari Istisyhad atau yang biasa disebut dengan Dzikru al-Mahasin (menyebutkan kebaikan-kebaikannya), boleh namun makruh. Ada yag berpendapat Termasuk na'yu yang dimakruhkan.
1. Fokus :
2. Fokus :
Wallohu a'lam. [Brojol Gemblung, Ghufron Bkl, Hakam Ahmed ElChudrie].
LINK DISKUSI :
Assalamu'alakum. Langsung saja tanpa banyak gembar gembor. Na'yu atau yang biasa dikenal dengan berita kematian atau pengumuman kematian yang bagaimanakah yang dilarang oleh agama ? wassalamu'alaikum. [Hakam Ahmed ElChudrie].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalam,
ﺷﺮﺡ ﻣﺴﻠﻢ - ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ - ﺝ - ٧ ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ
٢١ :
ﻗﻮﻟﻪ: ﺍﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ ﻧﻌﻰ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺍﻟﻨﺠﺎﺷﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﻣﺎﺕ ﻓﻴﻪ ﻓﺨﺮﺝ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺼﻠﻰ ﻭﻛﺒﺮ ﺃﺭﺑﻊ ﺗﻜﺒﻴﺮﺍﺕ
__ ﻭﻓﻴﻪ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﺍﻻﻋﻼﻡ ﺑﺎﻟﻤﻴﺖ ﻻ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﻧﻌﻲ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﺑﻞ ﻣﺠﺮﺩ ﺍﻋﻼﻡ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺗﺸﻴﻴﻌﻪ ﻭﻗﻀﺎﺀ ﺣﻘﻪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻭﺍﻟﺬﻱ ﺟﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻌﻲ ﻟﻴﺲ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﻪ ﻫﺬﺍ ﻭﺇﻧﻤﺎ
ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻧﻌﻲ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﺍﻟﻤﺸﺘﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻤﻔﺎﺧﺮ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ.
Sungguh Rasulullah saw. pernah mengumumkan kepada para sahabat mengenai kematian Najasyi pada hari kematiannya. Lalu Nabi saw. pergi ke tempat shalat dan beliau bertakbir sebanyak empat kali. Hadits di atas adalah dalil dianjurkannya mengumumkan kematian tapi tidak menyerupai orang-orang jahiliyah dalam mengumumkan kematian. Itulah mengumumkan kematian semata-mata ajakan untuk menshalati janazahnya, mengantarkannya ke pemakaman dan menunaikan hak mayit dengan melakukan hal-hal di atas. Sedangkan pengumuman kematian yang terlarang tidaklah pengumuman kematian sebagaimana di atas. Yang terlarang adalah mengumumkan kematian ala jahiliyah. Itulah pengumuman kematian yang mencakup penyebutan membangga-banggakan mayit dan selainnya.
Tambahan referensi :
ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ - ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ - ﺝ - ٣
ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ٩٣ :
ﻭﻓﺎﺋﺪﺓ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ ﺍﻹﺷﺎﺭﺓ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ
ﺍﻟﻨﻌﻲ ﻟﻴﺲ ﻣﻤﻨﻮﻋﺎ ﻛﻠﻪ ﻭ ﺇﻧﻤﺎ ﻧﻬﻰ ﻋﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻳﺼﻨﻌﻮﻧﻪ ﻓﻜﺎﻧﻮﺍ ﻳﺮﺳﻠﻮﻥ ﻣﻦ
ﻳﻌﻠﻦ ﺑﺨﺒﺮ ﻣﻮﺕ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺪﻭﺭ ﻭ ﺍﻷﺳﻮﺍﻕ. ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﺑﻂ ﻣﺮﺍﺩﻩ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﻌﻲ
ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﺃﻋﻼﻡ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻤﻮﺕ ﻗﺮﻳﺒﻬﻢ ﻣﺒﺎﺡ ﻭ ﺃﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﺇﺩﺧﺎﻝ ﺍﻟﻜﺮﺏ ﻭ ﺍﻟﻤﺼﺎﺋﺐ ﻋﻠﻰ ﺃﻫﻠﻪ
ﻟﻜﻦ ﻓﻲ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻤﻔﺴﺪﺓ ﻣﺼﺎﻟﺢ ﺟﻤﺔ ﻟﻤﺎ ﻳﺘﺮﺗﺐ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺒﺎﺩﺭﺓ ﻟﺸﻬﻮﺩ ﺟﻨﺎﺯﺗﻪ ﻭ
ﺗﻬﻴﺌﺔ ﺃﻣﺮﻩ ﻭ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻟﻪ ﻭ ﺍﻻﺳﺘﻐﻔﺎﺭ ﻭ ﺗﻨﻔﻴﺬ ﻭﺻﺎﻳﺎﻩ ﻭ ﻣﺎ ﻳﺘﺮﺗﺐ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ
ﻣﻦ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ.
ﻭﺃﻣﺎ ﻧﻌﻲ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻓﻘﺎﻝ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ
ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺍﺑﻦ ﻋﻠﻴﺔ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﻮﻑ ﻗﺎﻝ ﻗﻠﺖ ﻹﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺃﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻜﺮﻫﻮﻥ ﺍﻟﻨﻌﻲ ﻗﺎﻝ ﻧﻌﻢ ﻗﺎﻝ
ﺍﺑﻦ ﻋﻮﻑ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﺇﺫﺍ ﺗﻮﻓﻲ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺭﻛﺐ ﺭﺟﻞ ﺩﺍﺑﺔ ﺛﻢ ﺻﺎﺡ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﻌﻰ ﻓﻼﻧﺎ ﻭ ﺑﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﺑﻦ
ﻋﻮﻥ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ ﻻ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺄﺳﺎ ﺃﻥ ﻳﺆﺫﻥ ﻟﺮﺟﻞ ﺻﺪﻳﻘﻪ ﻭ ﺣﻤﻴﻤﻪ.
ﻭﺣﺎﺻﻠﻪ ﺃﻥ ﻣﺤﺾ ﺍﻹﻋﻼﻡ ﺑﺬﻟﻚ ﻻ ﻳﻜﺮﻩ
ﻓﺈﻥ ﺯﺍﺩ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻓﻼ ﻭ ﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻳﺸﺪﺩ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﻛﺎﻥ ﺣﺬﻳﻔﺔ ﺇﺫﺍ ﻣﺎﺕ ﻟﻪ ﺍﻟﻤﻴﺖ
ﻳﻘﻮﻝ ﻻ ﺗﺆﺫﻧﻮﺍ ﺑﻪ ﺃﺣﺪﺍ ﺇﻧﻲ ﺃﺧﺎﻑ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻧﻌﻴﺎ ﺇﻧﻲ ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ
ﺳﻠﻢ ﺑﺄﺫﻧﻲ ﻫﺎﺗﻴﻦ ﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻌﻲ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺣﺴﻦ.
ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﻣﺠﻤﻮﻉ
ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺛﻼﺙ ﺣﺎﻻﺕ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﺃﻋﻼﻡ ﺍﻷﻫﻞ ﻭ ﺍﻷﺻﺤﺎﺏ ﻭ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺼﻼﺡ ﻓﻬﺬﺍ ﺳﻨﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺩﻋﻮﺓ
ﺍﻟﺤﻔﻞ ﻟﻠﻤﻔﺎﺧﺮﺓ ﻓﻬﺬﻩ ﺗﻜﺮﻩ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﺍﻻﻋﻼﻡ ﺑﻨﻮﻉ ﺁﺧﺮ ﻛﺎﻟﻨﻴﺎﺣﺔ ﻭ ﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ ﻓﻬﺬﺍ
ﻳﺤﺮﻡ.
Yang dilarang itu pengumuman acara kematian ala Jahiliyah seperti kebiasaan mereka jika ada orang yang terpandang meninggal, mereka mengirim seorang penunggang untuk pergi ke qabilah2 dan dia memberitahukan pada mereka : FULAN TELAH MENINGGAL, FULAN TELAH TIADA; HANCURLAH BANGSA ARAB dengan KEMATIAN SI FULAN. Dan pengumuman itu disertai dengan jerit tangis.
ﺍﻷﺫﻛﺎﺭ ﺍﻟﻨﻮﻭﻳﺔ - ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﺷﺮﻑ
ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ - ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ١٥٤ :
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﺤﻘﻘﻮﻥ ﻭﺍﻷﻛﺜﺮﻭﻥ ﻣﻦ
ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ: ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺇﻋﻼﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻭﻗﺮﺍﺑﺘﻪ ﻭﺃﺻﺪﻗﺎﺋﻪ ﻟﻬﺬﻳﻦ ﺍﻟﺤﺪﻳﺜﻴﻦ ﻗﺎﻟﻮﺍ:
ﺍﻟﻨﻌﻲ ﺍﻟﻤﻨﻬﻲ ﻋﻨﻪ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻧﻌﻲ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ، ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﻋﺎﺩﺗﻬﻢ ﺇﺫﺍ ﻣﺎﺕ ﻣﻨﻬﻢ ﺷﺮﻳﻒ ﺑﻌﺜﻮﺍ
ﺭﺍﻛﺒﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻘﺒﺎﺋﻞ ﻳﻘﻮﻝ: ﻧﻌﺎﻳﺎ ﻓﻼﻥ، ﺃﻭ ﻳﺎ ﻧﻌﺎﻳﺎ ﺍﻟﻌﺮﺏ: ﺃﻱ: ﻫﻠﻜﺖ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﺑﻤﻬﻠﻚ ﻓﻼﻥ،
ﻭﻳﻜﻮﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﻌﻲ ﺿﺠﻴﺞ ﻭﺑﻜﺎﺀ.
ﻭﺫﻛﺮ ﺻﺎﺣﺐ " ﺍﻟﺤﺎﻭﻱ " ﻭﺟﻬﻴﻦ
ﻷﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻓﻲ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﺍﻹﻳﺬﺍﻥ ﺑﺎﻟﻤﻴﺖ ﻭﺇﺷﺎﻋﺔ ﻣﻮﺗﻪ ﺑﺎﻟﻨﺪﺍﺀ ﻭﺍﻹﻋﻼﻡ، ﻓﺎﺳﺘﺤﺐ ﺫﻟﻚ ﺑﻌﻀﻬﻢ
ﻟﻠﻤﻴﺖ ﺍﻟﻐﺮﻳﺐ ﻭﺍﻟﻘﺮﻳﺐ، ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻤﺼﻠﻴﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺍﻟﺪﺍﻋﻴﻦ ﻟﻪ. ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ:
ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺫﻟﻚ ﻟﻠﻐﺮﻳﺐ، ﻭﻻ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻟﻐﻴﺮﻩ. ﻗﻠﺖ: ﻭﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺑﻪ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻣﺠﺮﺩ
ﺇﻋﻼﻡ.
Terlalu banyak untuk saya artikan, itu saya tampilkan sebagai referensi dan rujukan atas jawaban yang berupa teks Indo itu, agar saya tidak dikata si lidah tak bertulang, terlebih orang sekarang tidak banyak yang pintar, kalau sok pintar buuaaanyak...
Mengumumkan kematian seseorang hukumnya sunah kalau murni untuk memberi tahu kematian tersebut / bukan meratapi. Sekarang, bisa kasih contoh na'yu yang diperbolehkan seperti dalam hadits di atas :
1. Pada saat ada seorang tokoh meninggal, di tv kan tertulis indonesia berduka dsb, ini termasuk na'yu yang apa?
Termasuk na'yu yang boleh dan sunah bila bertujuan untuk melakukan shalat ghaib, dido'akan dan disayangi.
2. Apabila ada pejabat yang meningal, pada saat dimakamkan, dibacakan jasa, dan pangkatnya, apa juga termasuk na'yu ? Bila ya, masuk kategori yang mana?
Tidak termasuk Na'yu, tapi itu bagian dari Istisyhad atau yang biasa disebut dengan Dzikru al-Mahasin (menyebutkan kebaikan-kebaikannya), boleh namun makruh. Ada yag berpendapat Termasuk na'yu yang dimakruhkan.
.ولا
بأس بالإعلام بموته للصلاة عليه و غيرها ذكره في الروضة و صححه في شرح المهذب أنه
مستحب بخلاف نعي الجاهلية فإنه يكره كما قاله في الروضة وشرح المهذب وهو النداء
بموت الشخص وذكر مآثره ومفاخره___وروى الترمذي عن حذيفة قال سمعت رسول الله عليه
وسلم " ينهى عن النعي" وقال حديث حسن ومراده نعي الجاهلية لا مجرد الإعلام
بالموت__قوله وغيرها كاستغفارهم له وبرأة الذمة والترحم عليه قوله مستحب أى إن كان
لكثرة المصلين. حاشيتا قليوبي وعميرة ١/٤٠٣
1. Fokus :
وغيرها
كاستغفارهم له وبرأة الذمة والترحم عليه قوله مستحب أى إن كان لكثرة
المصلين.
2. Fokus :
.وهو
النداء بموت الشخص وذكر مآثره ومفاخره
Wallohu a'lam. [Brojol Gemblung, Ghufron Bkl, Hakam Ahmed ElChudrie].
LINK DISKUSI :
www.fb.com/groups/piss.ktb/588371071185705