PERTANYAAN
:
Assalamu 'alaikum, "si Fulan adalah penjaga toko elektronik, oleh majikannya ia sudah diberikan daftar harga per-unitnya. Namun dalam prakteknya ia menjualnya dengan harga yang lebih mahal sedikit. Apakah hal tersebut dibenarkan? Bolehkah si Fulan mengambil uang tersebut, ataukah harus diberikan kepada pemilik toko ?
Deskripsi :
Boznya ada di lain daerah, tiap minggu si boz datang mengecek atas transaksi yang terjadi. Penambahan harga adalah inisiatif si fulan. Si boz hanya menyuruh menjual dengan harga yang tertera dalam daftar, dengan perkataan : mas, semua harga sudah aku tulis di buku ini, nanti sampeyan tinggal buka dan mencatat transaksi pada buku yang itu. Tiap minggu aku datang mengecek. Bila tak ada yang mau ditanyakan, silahkan bekerja dengan baik. Saya tinggal dulu
Pertanyaannya mbah :
Sebenarnya menjual lebih seperti pada diskripsi postingan boleh tidak ? Apakah pemberian daftar harga sudah mencerminkan adanya larangan dari si pemilik toko agar tidak menjual dengan harga yang kurang atau lebih ?
Mengingat dalam pengantar dokumen yang mbah tampilkan ada 2 gambaran :
1. Tidak boleh
2. Boleh tapi lebihannya diberikan kepada pemilik toko
Dan juga menilik dari ibaroh yang aku kutip juga ada unsur kebolehan jika memang si pemilik tidak melarang atau si pemilik telah menentukan pembelinya. [Abdur Rahman Assyafi'i].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalaam. Transaksinya tidak sah sehingga kelebihan harga tersebut harus diberikan pada pemilik uang. Kelebihan harga hak si pembeli, harus dikembalikan padanya, karena bukan milik si fulan dan juga bukan milik si juragan, maka wajib dikembalikan pada yang punya uang. Praktek tersebut bisa merugikan konsumen, sehingga harus dikembalikan pada konsumen (pembeli). Masalah ini bisa timbul bila pemilik toko tidak menentukan harga, kalau menentukan maka tidak sah. Apakah pemberian daftar harga sudah mencerminkan adanya larangan dari si pemilik toko agar tidak menjual dengan harga yang kurang atau lebih ? Ya sudah cukup dan penjaga tidak boleh NYULAYANI (menyelisihi).
Tergantung izin yang diberikan pada si pemilik barang. Contoh, ini harganya 1 ribu. Terserah kamu mau jual berapa ! pokoknya kamu nyetor sama saya 1 ribu, lebih nya buat kamu, lebih nya halal. Ini harganya 2 ribu jangan dijual lebih dari 2 ribu. Maka tidak boleh. Ini harganya 3 ribu tanpa ada embel-embel dari bosnya, lalu dijual 4 ribu, maka ditafsil, kalau yang 1 ribu mau diambil si penjaga toko maka tidak boleh, kalau yang 1 ribu mau diserain sama bosnya maka boleh.
Apakah penjaga toko itu punya hak untuk menjual dengan harga yang lebih dan tidak dholim kepadaa pembeli ? apabila sebelumnya si BOS tidak pernah memerintahkan untuk demikian.
Terus kalau si BOS tidak setuju dengan penambahan harga itu bagaimana ? Kebetulan saya juga kadang jagain warung punya orang tua.
Mungkin ibarot ini juga pas dengan masalah di atas, wa ammal mukhtassu bi qodris tsamani wa surotuhu an yaqula BI' BI MIATI DIRHAMIN fala yajuzu an yubi'a bi aqolla minha..WA LAU BAA' AHU BI AKTSARO MIN MI'ATI DIRHAMIN KANA ALBAIU JAIZAN LI HUSULIL MIATI ALLATI ARODAHA. Jika ada orang menyuruh jual sesuatu dengan harga seratus dirham maka orang yang disuruh tidak boleh menjual di bawah seratus dirham, jika dijual di atas seratus dirham maka boleh karena harga yang di tentukan muwakil sudah terpenuhi. [ kitab Majmu' juz 14 hal 144 ].
Menurut hemat saya pemberian daftar harga itu sama halnya menyuruh jual seharga 1.000 (tidak larangan secara jelas) jadi dari deskripsi di atas tidak ada larangan wakil menjual lebih. Berarti ibarot yang sampean tampilkan itu sudah cukup : wain qola bi' bimiatin lam yabi' biaqolla minha WALAHU an yazida 'alaiha illa an yushorriha binnahyi anizziyadh fala yazidu. [ Hasyiyah Qulyubi ]. Wallohu a'lam. [Ghufron Bkl, Rampak Naung, Abdurrofik Ingin Ridlo Robby, Brojol Gemblung, Ulilalbab Hafas, Imam Cakep Aja Deeh, Poetra Kedua-pasuruan].
- Hasyiyah Bujairomiy :
- Albayan :
- AlMuhadzdzab :
- Tuhfatul Mukhtaj :
- Bughyatul Mustarsyidin :
LINK DISKUSI :
Assalamu 'alaikum, "si Fulan adalah penjaga toko elektronik, oleh majikannya ia sudah diberikan daftar harga per-unitnya. Namun dalam prakteknya ia menjualnya dengan harga yang lebih mahal sedikit. Apakah hal tersebut dibenarkan? Bolehkah si Fulan mengambil uang tersebut, ataukah harus diberikan kepada pemilik toko ?
Deskripsi :
Boznya ada di lain daerah, tiap minggu si boz datang mengecek atas transaksi yang terjadi. Penambahan harga adalah inisiatif si fulan. Si boz hanya menyuruh menjual dengan harga yang tertera dalam daftar, dengan perkataan : mas, semua harga sudah aku tulis di buku ini, nanti sampeyan tinggal buka dan mencatat transaksi pada buku yang itu. Tiap minggu aku datang mengecek. Bila tak ada yang mau ditanyakan, silahkan bekerja dengan baik. Saya tinggal dulu
Pertanyaannya mbah :
Sebenarnya menjual lebih seperti pada diskripsi postingan boleh tidak ? Apakah pemberian daftar harga sudah mencerminkan adanya larangan dari si pemilik toko agar tidak menjual dengan harga yang kurang atau lebih ?
Mengingat dalam pengantar dokumen yang mbah tampilkan ada 2 gambaran :
1. Tidak boleh
2. Boleh tapi lebihannya diberikan kepada pemilik toko
Dan juga menilik dari ibaroh yang aku kutip juga ada unsur kebolehan jika memang si pemilik tidak melarang atau si pemilik telah menentukan pembelinya. [Abdur Rahman Assyafi'i].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalaam. Transaksinya tidak sah sehingga kelebihan harga tersebut harus diberikan pada pemilik uang. Kelebihan harga hak si pembeli, harus dikembalikan padanya, karena bukan milik si fulan dan juga bukan milik si juragan, maka wajib dikembalikan pada yang punya uang. Praktek tersebut bisa merugikan konsumen, sehingga harus dikembalikan pada konsumen (pembeli). Masalah ini bisa timbul bila pemilik toko tidak menentukan harga, kalau menentukan maka tidak sah. Apakah pemberian daftar harga sudah mencerminkan adanya larangan dari si pemilik toko agar tidak menjual dengan harga yang kurang atau lebih ? Ya sudah cukup dan penjaga tidak boleh NYULAYANI (menyelisihi).
Tergantung izin yang diberikan pada si pemilik barang. Contoh, ini harganya 1 ribu. Terserah kamu mau jual berapa ! pokoknya kamu nyetor sama saya 1 ribu, lebih nya buat kamu, lebih nya halal. Ini harganya 2 ribu jangan dijual lebih dari 2 ribu. Maka tidak boleh. Ini harganya 3 ribu tanpa ada embel-embel dari bosnya, lalu dijual 4 ribu, maka ditafsil, kalau yang 1 ribu mau diambil si penjaga toko maka tidak boleh, kalau yang 1 ribu mau diserain sama bosnya maka boleh.
Apakah penjaga toko itu punya hak untuk menjual dengan harga yang lebih dan tidak dholim kepadaa pembeli ? apabila sebelumnya si BOS tidak pernah memerintahkan untuk demikian.
ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻌﻴﻦ ﻣﻦ ﻳﺒﻴﻊ ﻣﻨﻪ ﺟﺎﺯ ﻷﻥ
ﺍﻹﺫﻥ ﻓﻲ ﺍﻷﻟﻒ ﺇﺫﻥ ﻓﻴﻤﺎ ﺯﺍﺩ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻌﺮﻑ ﻷﻥ ﻣﻦ ﺭﺿﻲ ﺑﺄﻟﻒ ﺭﺿﻲ ﺑﺄﻟﻔﻴﻦ.ﻭ
Terus kalau si BOS tidak setuju dengan penambahan harga itu bagaimana ? Kebetulan saya juga kadang jagain warung punya orang tua.
ﻭﺇﻥ ﻗﺎﻝ ﺑﻊ ﺑﺄﻟﻒ ﻭﻻﺗﺒﻊ ﺑﻤﺎ ﺯﺍﺩ ﻟﻢ
ﻳﺠﺰ ﺃﻥ ﻳﺒﻴﻊ ﺑﻤﺎ ﺯﺍﺩ ﻷﻧﻪ ﺻﺮﺡ ﺑﺎﻟﻨﻬﻲ ﻓﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻏﺮﺽ ﻗﺼﺪﻩ ﻓﻠﻢ ﻳﺠﺰ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ
Mungkin ibarot ini juga pas dengan masalah di atas, wa ammal mukhtassu bi qodris tsamani wa surotuhu an yaqula BI' BI MIATI DIRHAMIN fala yajuzu an yubi'a bi aqolla minha..WA LAU BAA' AHU BI AKTSARO MIN MI'ATI DIRHAMIN KANA ALBAIU JAIZAN LI HUSULIL MIATI ALLATI ARODAHA. Jika ada orang menyuruh jual sesuatu dengan harga seratus dirham maka orang yang disuruh tidak boleh menjual di bawah seratus dirham, jika dijual di atas seratus dirham maka boleh karena harga yang di tentukan muwakil sudah terpenuhi. [ kitab Majmu' juz 14 hal 144 ].
Menurut hemat saya pemberian daftar harga itu sama halnya menyuruh jual seharga 1.000 (tidak larangan secara jelas) jadi dari deskripsi di atas tidak ada larangan wakil menjual lebih. Berarti ibarot yang sampean tampilkan itu sudah cukup : wain qola bi' bimiatin lam yabi' biaqolla minha WALAHU an yazida 'alaiha illa an yushorriha binnahyi anizziyadh fala yazidu. [ Hasyiyah Qulyubi ]. Wallohu a'lam. [Ghufron Bkl, Rampak Naung, Abdurrofik Ingin Ridlo Robby, Brojol Gemblung, Ulilalbab Hafas, Imam Cakep Aja Deeh, Poetra Kedua-pasuruan].
- Hasyiyah Bujairomiy :
.ومنه
يؤخذ إمتناع ما يقع كثيرا من اختيار شخص حاذق لشراء متاع فيشتريه بأقل من قيمته
لحذقه ومعرفته ويأخذ لنفسه تمام القيمة معللا ذلك بأنه هو الذي وفره لحذه وبأنه فوت
على نفسه أيضا زمنا كان يمكنه فيه الإكتساب فيجب عليه رد ما بقي لمالكه لما ذكر من
إمكان مراجعته. حاشية البجيرمي على المنهج ٢/٤٤٣
- Albayan :
البيان
في مذهب الامام الشافعي
وان
وكله في بيع السلعة الى اجل معلوم فباعها بثمن حال فإن باعها بأقل من ثمن الذي يباع
به الى الاجل لم يصح البيع لانه باع بدون الثمن المأذوب به وان ابتعاها بالثمن
المقدرلم يصح في حق الموكل لأنه اشتراها له بأكثر مما أذن له فيه لم يصح البيع لانه
باع بدون الثمن المأذوب به
ﻓﺮﻉ: ﻻ ﻳﺨﺎﻟﻒ ﺍﻟﻮﻛﻴﻞ ﺍﻟﻘﻴﻤﺔ
ﺍﻟﻤﺤﺪﺩﺓ: ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻌﺮﻑ: ﺃﻥ ﻣﻦ ﻳﺮﺿﻰ ﺑﺒﻴﻊ ﻋﺒﺪﻩ ﺑﺄﻟﻒ ﻳﺮﺿﻰ ﺑﻴﻌﻪ ﺑﺄﻟﻔﻴﻦ.
ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﻮﻛﻞ ﻗﺪ ﻋﻴﻦ ﻟﻪ ﻣﻦ ﻳﺒﻴﻊ
ﻣﻨﻪ.. ﻟﻢ ﻳﺼﺢ
- AlMuhadzdzab :
وإن
اشتري بزيادة لا تتغابن الناس بمثلها بأن ابتاع مايساوي عشرة بإثني عشر فإن كان
بعين مال الموكل بطل الشراء لأنه عقد على ماله عقدا لم يأذن فيه
ﺍﻟﻤﻬﺬﺏ ﻓﻲ ﻓﻘﺔ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ
ﻟﻠﺸﻴﺮﺍﺯﻱ 1/355 :
ﻭﺇﻥ ﻗﺪﺭ ﺍﻟﺜﻤﻦ ﻓﻘﺎﻝ ﺑﻊ ﺑﺄﻟﻒ ﺩﺭﻫﻢ
ﻟﻢ ﻳﺠﺮ ﺃﻥ ﻳﺒﻴﻊ ﺑﺪﻭﻧﻬﺎ ﻷﻥ ﺍﻷﺫﻥ ﻓﻲ ﺍﻷﻟﻒ ﻟﻴﺲ ﺑﺈﺫﻥ ﻓﻴﻤﺎ ﺩﻭﻧﻬﺎ ﻭﺇﻥ ﺑﺎﻉ ﺑﺄﻟﻔﻴﻦ ﻧﻈﺮﺕ
ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻗﺪ ﻋﻴﻦ ﻣﻦ ﻳﺒﻴﻊ ﻣﻨﻪ ﻟﻢ ﻳﺠﺰ ﻷﻧﻪ ﻗﺼﺪ ﺗﻤﻠﻴﻜﻪ ﺑﺄﻟﻒ ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﻔﻮﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﻏﺮﺿﻪ
ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻌﻴﻦ ﻣﻦ ﻳﺒﻴﻊ ﻣﻨﻪ ﺟﺎﺯ ﻷﻥ ﺍﻹﺫﻥ ﻓﻲ ﺍﻷﻟﻒ ﺇﺫﻥ ﻓﻴﻤﺎ ﺯﺍﺩ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻌﺮﻑ ﻷﻥ ﻣﻦ ﺭﺿﻲ
ﺑﺄﻟﻒ ﺭﺿﻲ ﺑﺄﻟﻔﻴﻦ. ﻭﺇﻥ ﻗﺎﻝ ﺑﻊ ﺑﺄﻟﻒ ﻭﻻﺗﺒﻊ ﺑﻤﺎ ﺯﺍﺩ ﻟﻢ ﻳﺠﺰ ﺃﻥ ﻳﺒﻴﻊ ﺑﻤﺎ ﺯﺍﺩ ﻷﻧﻪ ﺻﺮﺡ
ﺑﺎﻟﻨﻬﻲ ﻓﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻏﺮﺽ ﻗﺼﺪﻩ ﻓﻠﻢ ﻳﺠﺰ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ.
- Iqna' :
الإقناع
في حل ألفاظ أبي شجاع (2/ 319)هِيَ بِفَتْح الْوَاو وَكسرهَا لُغَة التَّفْوِيض
يُقَال وكل أمره إِلَى فلَان فوضه إِلَيْهِ وَاكْتفى بِهِ وَمِنْه {توكلت على الله}
وَشرعا تَفْوِيض شخص مَا لَهُ فعله مِمَّا يقبل النِّيَابَة إِلَى غَيره ليفعله فِي
حَيَاته (أَو يتوكل فِيهِ عَن غَيره) فأو هُنَا تقسيمية أَي شَرط الْوَكِيل صِحَة
مُبَاشَرَته التَّصَرُّف الْمَأْذُون فِيهِ لنَفسِهِ
- Tuhfatul Mukhtaj :
ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ 3/11
:
ﻭَﻣِﻨْﻪُ
ﻳُﺆْﺧَﺬُ ﺍﻣْﺘِﻨَﺎﻉُ ﻣَﺎ ﻳَﻘَﻊُ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺍﺧْﺘِﻴَﺎﺭِ ﺷَﺨْﺺٍ ﺣَﺎﺫِﻕٍ ﻟِﺸِﺮَﺍﺀِ
ﻣَﺘَﺎﻉٍ ﻓَﻴَﺸْﺘَﺮِﻳﻪِ ﺑِﺄَﻗَﻞَّ ﻣِﻦْ ﻗِﻴﻤَﺘِﻪِ ﻟِﺤِﺬْﻗِﻪِ ﻭَﻣَﻌْﺮِﻓَﺘِﻪِ
ﻭَﻳَﺄْﺧُﺬُ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﺗَﻤَﺎﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴﻤَﺔِ ﻣُﻌَﻠِّﻼ ﺫَﻟِﻚَ ﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ
ﻭَﻓَﺮَّﻩُ ﻟِﺤِﺬْﻗِﻪِ ﻭَﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﻓَﻮَّﺕَ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﺯَﻣَﻨًﺎ ﻛَﺎﻥَ
ﻳُﻤْﻜِﻨُﻪُ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻻﻛْﺘِﺴَﺎﺏُ ﻓَﻴَﺠِﺐُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺭَﺩُّ ﻣَﺎ ﺑَﻘِﻲَ ﻟِﻤَﺎﻟِﻜِﻪِ
ﻟِﻤَﺎ ﺫَﻛَﺮَ ﻣِﻦْ ﺇﻣْﻜَﺎﻥِ ﻣُﺮَﺍﺟَﻌَﺘِﻪِ ﺇﻟَﺦْ ﻓَﺘَﻨَﺒَّﻪْ ﻟَﻪُ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﻘَﻊُ
ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ. ﺍﻫـ
- Bughyatul Mustarsyidin :
ﺑﻐﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺷﺪﻳﻦ، ﺻـ ،186
:
ﻣﺴﺌﻠﺔ: ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻰ ﺃﻥ ﻣﺠﺮﺩ
ﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻓﻰ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﻭﺍﻻﺧﺒﺎﺭﺍﺕ ﻭﺍﻹﻧﺸﺎﺀﺍﺕ ﻟﻴﺲ ﺑﺤﺠﺔ ﺷﺮﻋﻴﺔ ﻓﻘﺪ ﺫﻛﺮ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺃﻥ
ﺍﻟﻜﺘﺎﺑﺔ ﻛﻨﺎﻳﺔ ﻓﺘﻨﻌﻘﺪ ﺑﻬﺎ ﻧﺤﻮ ﺍﻟﻮﺻﻴﺔ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻭﻟﻮ ﻣﻦ ﻧﺎﻃﻖ ﻭﻻ ﺑﺪ ﻣﻦ ﺍﻻﻋﺘﺮﺍﻑ ﺑﻬﺎ
ﻳﻌﻨﻰ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻫـ
LINK DISKUSI :
www.fb.com/groups/piss.ktb/584243471598465