PERTANYAAN
:
Assalamualaikum. Mau tanya pada saat saya sholat imamnya cepet banget terus pada rakaat 2 atau seterusnya saya belum sempat menyelesaikan fatihahnya. Apakah shalat saya masih sah ? [Riza Ar Rokhman].
JAWABAN :
Wa'alaikumsalam. Menurut sebagian pendapat ulama jika ada makmum belum sempat menyelesaikan fatihahnya, makmum tersebut tinggal mengikuti imam ruku’ dan gugurlah sisa dari bacaan fatihahnya sedang menurut pendapat yang shahih makmum harus menyempurnakan fatihahnya. Makmum masbuq yang tertinggal fatihah bersama imam pada tiap rokaatnya, maka baginya cukup mengikuti gerakan rukuknya imam beserta tuma'ninahnya dalam tiap roka'atnya dan dihukumi GUGUR kewajiban membaca fatihah bagi makmum masbuq tersebut. Namun bila masbuq tersebut bisa menyempurnakan fatihahnya tapi hingga imamnya sudah bangun dari rukuk di setiap rokaatnya maka bagi masbuq tersebut wajib menambah satu rokaat setelah salamnya imam.
- AlManhaj Li an-Nawaawy I/53 :
Bila imam shalat cepat bacaannya dan ia ruku’ sebelum makmum merampungkan bacaan fatihahnya menurut sebagian pendapat ulama makmum tinggal mengikuti imam ruku’ dan gugurlah sisa dari bacaan fatihahnya sedang menurut pendapat yang shahih makmum harus menyempurnakan fatihahnya dan mengikuti dibelakang imam selagi ia tidak tertinggal tiga rukun shalat yang menjadi tujuan yaitu rukun-rukun shalat yang panjang (i’tidal dan duduk diantara dua sujud tidak termasuk rukun panjang, pent).
Bila ia tertinggal hingga tiga rukun menurut sebagian pendapat hendaknya ia mufaraqah (memisahkan diri dari imam) sedang menurut pendapat paling shahih ia harus mengikuti imam dalam posisinya dan kemudian ia harus menambalnya setelah salamnya imam. [ Al-Manhaj Li an-Nawaawy I/53].
Di kitab Hasyiyah Syarwani nya ada keterangan asro' di situ artinya sedang-sedang saja (mu'tadil), kalau imam yag benar-benar ngebut lebih cepat dari rata-rata hingga makmum tidak menangi waktu buat fatehah (masbuq) maka makmum wajib mengikuti imamnya dan tidak meneruskan fatehahnya.
- Tuhfatul Mukhtaj :
- Hasyiyah Syarwani :
Wallaahu A'lamu Bis Showaab. [Masaji Antoro, Ahmada Subhana].
LINK DISKUSI :
Assalamualaikum. Mau tanya pada saat saya sholat imamnya cepet banget terus pada rakaat 2 atau seterusnya saya belum sempat menyelesaikan fatihahnya. Apakah shalat saya masih sah ? [Riza Ar Rokhman].
JAWABAN :
Wa'alaikumsalam. Menurut sebagian pendapat ulama jika ada makmum belum sempat menyelesaikan fatihahnya, makmum tersebut tinggal mengikuti imam ruku’ dan gugurlah sisa dari bacaan fatihahnya sedang menurut pendapat yang shahih makmum harus menyempurnakan fatihahnya. Makmum masbuq yang tertinggal fatihah bersama imam pada tiap rokaatnya, maka baginya cukup mengikuti gerakan rukuknya imam beserta tuma'ninahnya dalam tiap roka'atnya dan dihukumi GUGUR kewajiban membaca fatihah bagi makmum masbuq tersebut. Namun bila masbuq tersebut bisa menyempurnakan fatihahnya tapi hingga imamnya sudah bangun dari rukuk di setiap rokaatnya maka bagi masbuq tersebut wajib menambah satu rokaat setelah salamnya imam.
- AlManhaj Li an-Nawaawy I/53 :
وَإِنْ
كَانَ بِأَنْ أَسْرَعَ قِرَاءَتَهُ وَرَكَعَ قَبْلَ إتْمَامِ الْمَأْمُومِ
الْفَاتِحَةَ فَقِيلَ يَتْبَعُهُ وَتَسْقُطُ الْبَقِيَّةُ، وَالصَّحِيحُ يُتِمُّهَا
وَيَسْعَى خَلْفَهُ مَا لَمْ يُسْبَقْ بِأَكْثَرَ مِنْ ثَلَاثَةِ أَرْكَانٍ
مَقْصُودَةٍ، وَهِيَ الطَّوِيلَةُ. فَإِنْ سُبِقَ بِأَكْثَرَ. فَقِيلَ يُفَارِقُهُ،
وَالْأَصَحُّ يَتْبَعُهُ فِيمَا هُوَ فِيهِ ثُمَّ يَتَدَارَكُ، بَعْدَ سَلَامِ
الْإِمَامِ، وَلَوْ لَمْ يُتِمَّ الْفَاتِحَةَ لِشُغْلِهِ بِدُعَاءِ الِافْتِتَاحِ
فَمَعْذُورٌ، هَذَا كُلُّهُ فِي الْمُوَافِقِ.
Bila imam shalat cepat bacaannya dan ia ruku’ sebelum makmum merampungkan bacaan fatihahnya menurut sebagian pendapat ulama makmum tinggal mengikuti imam ruku’ dan gugurlah sisa dari bacaan fatihahnya sedang menurut pendapat yang shahih makmum harus menyempurnakan fatihahnya dan mengikuti dibelakang imam selagi ia tidak tertinggal tiga rukun shalat yang menjadi tujuan yaitu rukun-rukun shalat yang panjang (i’tidal dan duduk diantara dua sujud tidak termasuk rukun panjang, pent).
Bila ia tertinggal hingga tiga rukun menurut sebagian pendapat hendaknya ia mufaraqah (memisahkan diri dari imam) sedang menurut pendapat paling shahih ia harus mengikuti imam dalam posisinya dan kemudian ia harus menambalnya setelah salamnya imam. [ Al-Manhaj Li an-Nawaawy I/53].
Di kitab Hasyiyah Syarwani nya ada keterangan asro' di situ artinya sedang-sedang saja (mu'tadil), kalau imam yag benar-benar ngebut lebih cepat dari rata-rata hingga makmum tidak menangi waktu buat fatehah (masbuq) maka makmum wajib mengikuti imamnya dan tidak meneruskan fatehahnya.
الشرواني
وَعِبَارَةُ
الْبُجَيْرِمِيِّ عَلَى الْمَنْهَجِ قَوْلُهُ كَأَنْ أَسْرَعَ إمَامٌ قِرَاءَتَهُ
الْمُرَادُ مِنْهُ أَنَّهُ قَرَأَ بِالْوَسَطِ الْمُعْتَدِلِ أَمَّا لَوْ أَسْرَعَ
فَوْقَ الْعَادَةِ فَلَا يَتَخَلَّفُ الْمَأْمُومُ لِأَنَّهُ كَالْمَسْبُوقِ وَلَوْ
فِي جَمِيعِ الرَّكَعَاتِ كَمَا فِي ع ش عَلَى م ر
البجيرمي
قَوْلُهُ:
(كَأَنْ أَسْرَعَ) الْمُرَادُ بِالْإِسْرَاعِ الِاعْتِدَالُ، فَإِطْلَاقُ
الْإِسْرَاعِ عَلَيْهِ لِأَنَّهُ فِي مُقَابَلَةِ الْبُطْءِ الْحَاصِلِ
لِلْمَأْمُومِ، وَأَمَّا لَوْ أَسْرَعَ الْإِمَامُ حَقِيقَةً بِأَنْ لَمْ يُدْرِكْ
مَعَهُ الْمَأْمُومُ زَمَنًا يَسَعُ الْفَاتِحَةَ لِلْمُعْتَدِلِ فَإِنَّهُ يَجِبُ
عَلَى الْمَأْمُومِ أَنْ يَرْكَعَ مَعَ الْإِمَامِ وَيَتْرُكَهَا لِتَحَمُّلِ
الْإِمَامِ لَهَا وَلَوْ فِي جَمِيعِ الرَّكَعَاتِ ع ش عَلَى م ر وَق ل
اعانة
(قوله:
كإسراع إمام قراءة) تمثيل للعذر. والمراد بالإسراع: الاعتدال، فإطلاق الإسراع عليه
لأنه في مقابلة البطء الحاصل للمأموم. وأما لو أسرع الإمام حقيقة بأن لم يدرك معه
المأموم زمنا يسع الفاتحة للمعتدل فإنه يجب على المأموم أن يركع مع الإمام ويتركها
لتحمل الإمام لها، ولو في جميع الركعات. اه ع ش.
- Tuhfatul Mukhtaj :
تحفة
المحتاج ٢ ص ٣٤٨
فَإِنْ
أَدْرَكَ مَعَ الْإِمَامِ زَمَنًا يَسَعُ الْفَاتِحَةَ فَمُوَافِقٌ وَإِلَّا
فَمَسْبُوقٌ
- Hasyiyah Syarwani :
حاشية
الشرواني
(قَوْلُهُ
وَإِلَّا فَمَسْبُوقٌ) أَيْ فَيَرْكَعُ مَعَهُ وَتُحْسَبُ لَهُ الرَّكْعَةُ وَمِنْ
ذَلِكَ مَا يَقَعُ لِكَثِيرٍ مِنْ الْأَئِمَّةِ أَنَّهُمْ يُسْرِعُونَ الْقِرَاءَةَ
فَلَا يُمْكِنُ الْمَأْمُومَ بَعْدَ قِيَامِهِ مِنْ السُّجُودِ قِرَاءَةُ
الْفَاتِحَةِ بِتَمَامِهَا قَبْلَ رُكُوعِ الْإِمَامِ فَيَرْكَعُ مَعَهُ وَتُحْسَبُ
لَهُ الرَّكْعَةُ وَلَوْ وَقَعَ لَهُ ذَلِكَ فِي جَمِيعِ الرَّكَعَاتِ فَلَوْ
تَخَلَّفَ لِإِتْمَامِ الْفَاتِحَةِ حَتَّى رَفَعَ الْإِمَامُ رَأْسَهُ مِنْ
الرُّكُوعِ أَوْ رَكَعَ مَعَهُ وَلَمْ يَطْمَئِنَّ قَبْلَ ارْتِفَاعِهِ عَنْ
أَقَلِّ الرُّكُوعِ فَاتَتْهُ الرَّكْعَةُ فَيَتْبَعُ الْإِمَامَ فِيمَا هُوَ فِيهِ
وَيَأْتِي بِرَكْعَةٍ بَعْدَ سَلَامِ الْإِمَامِ ع ش
Wallaahu A'lamu Bis Showaab. [Masaji Antoro, Ahmada Subhana].
LINK DISKUSI :
www.fb.com/groups/piss.ktb/615555098467302/