PERTANYAAN
:
Assalamualaikum, Ustadz Mau tanya kan saya mau minum terus airnya dijilatin sama kucing apakah airnya najis. Mohon penjelasannya dan ibarohnya, wasalamu'alaikum. [Opick Syahreza].
JAWABAN :
Wa'alaikumsalam. Kalangan Syafi'iyyah dan para pakar fuqaha lainnya membolehkannya kecuali menurut Imam Abu Hanifah.
[ SUB BAHASAN ] “Yang dimaksud dalam bahasan para ulama Fiqh dengan Air bekas binatang” adalah air yang tersisa dalam sebuah wadah setelah dibuat minum atau makan binatang. Sedang pengertian Air bekas binatang suci atau najis adalah bekas air liurnya. Dalam Madzhab kami (Syafi’iyyah) menilai bahwa air bekas kucing suci dan tidak makruh demikian juga air bekas semua binatang-binatang lainnya seperti kuda, keledai, binatang buas, tikus dan binatang lainnya baik yang boleh dimakan dagingnya atau tidak maka air bekas dan keringatnya hukumnya suci kecuali anjing dan babi dan binatang peranakannya.[ Al-Majmuu’ Ala Syarh al-Muhadzdzab I/173 ].
Berkata Kalangan Syafi’iyyah dan Hanabilah :
www.fb.com/groups/piss.ktb/571080842914728
Assalamualaikum, Ustadz Mau tanya kan saya mau minum terus airnya dijilatin sama kucing apakah airnya najis. Mohon penjelasannya dan ibarohnya, wasalamu'alaikum. [Opick Syahreza].
JAWABAN :
Wa'alaikumsalam. Kalangan Syafi'iyyah dan para pakar fuqaha lainnya membolehkannya kecuali menurut Imam Abu Hanifah.
(فرع)
ثؤر الحيوان مهموز وهو ما بقى في الاناء بعد شربه أو اكله ومراد الفقهاء بقولهم ثؤر
الحيوان طاهر أو نجس لعابه ورطوبة فمه ومذهبنا أن سؤر الهرة طاهر غير مكروه وكذا
سؤر جميع الحيوانات من الخيل والبغال والحمير والسباع والفار والحيات وسام أبرص
وسائر الحيوان المأكول وغير المأكون فسؤر الجميع وعرقه طاهر غير مكروه الا الكلب
والخنزير وفرع أحدهما
[ SUB BAHASAN ] “Yang dimaksud dalam bahasan para ulama Fiqh dengan Air bekas binatang” adalah air yang tersisa dalam sebuah wadah setelah dibuat minum atau makan binatang. Sedang pengertian Air bekas binatang suci atau najis adalah bekas air liurnya. Dalam Madzhab kami (Syafi’iyyah) menilai bahwa air bekas kucing suci dan tidak makruh demikian juga air bekas semua binatang-binatang lainnya seperti kuda, keledai, binatang buas, tikus dan binatang lainnya baik yang boleh dimakan dagingnya atau tidak maka air bekas dan keringatnya hukumnya suci kecuali anjing dan babi dan binatang peranakannya.[ Al-Majmuu’ Ala Syarh al-Muhadzdzab I/173 ].
وقال
الشافعية والحنابلة (2) : 1 ً - سؤر الآدمي طاهر، سواء أكان مسلماً أم كافراً، وهذا
متفق عليه بين العلماء، كما بينا، لقوله صلّى الله عليه وسلم : «المؤمن لا ينجس»
.
2
ً - سؤر الحيوان المأكول اللحم طاهر، قال ابن المنذر: أجمع أهل العلم على أن سؤر ما
أكل لحمه يجوز شربه والتوضؤ به.
3
ً - سؤر الهر والفأر وابن عُرْس ونحوها من حشرات الأرض كالحيات وسام أبرص: طاهر،
يجوز شربه والتوضؤ به، ولا يكره عند أكثر أهل العلم من الصحابة والتابعين، إلا أبا
حنيفة، فإنه كره الوضوء بسؤر الهر، كما أوضحنا فإن فعل أجزأ.
Berkata Kalangan Syafi’iyyah dan Hanabilah :
1.Air bekas anak adam
hukumnya suci baik ia muslim atau non muslim dan yang demikian disepakati
diantara para ulama seperti yang telah kami terangkan berdasarkan hadits nabi
Saw. “Orang mukmin tidak menajiskan”.
2.Air bekas hewan yang halal
dimakan dagingnya hukumnya juga suci, Ibn Mundzir berkata “Para pakar ilmu
sepakat bahwa air bekas hewan yang halal dimakan dagingnya boleh diminum dan
digunakan untuk wudhu”.
3.Air bekas kucing,tikus dan
sebagainya seperti ular hukumnya suci boleh diminum dan digunakan untuk wudhu
dan tidak makruh menurut mayoritas pakar ilmu dari para shahabat nabi dan para
tabi’in kecualimenurut Imam Ibu Hanifah yang memakruhkan wudhu menggunakan air
bekas kucing. [ Al-Fiqh al-Islaam I/245 ]. Wallaahu A'lam. [Ayda
Az-zahra].
LINK DISKUSI :www.fb.com/groups/piss.ktb/571080842914728