PERTANYAAN
:
Assalamualikum. Ada
perta'an Nich mohon dicerahkan njich. Apakah boleh orang yang meninggalkan
sholat bisa dibuat alat ISTINJA' (pembersih Sehabis buang Air Besar) terimakasih
sebelum nya. [Status-Hamba
Yang-Berselimu dengan Noda-dosa].
JAWABAN
:
Wa'alaikumussalaam, orang
yang meninggalkan sholat, setelah dia tidak mau lagi bertaubat maka termasuk
mahluk yang ghoir muhtarom (tidak dimulyakan)
غير
المحترم) و هو ما لا يحرم قتله (ستة) من الاشاء احدها (تارك الصلاة) اى بعد امر
الامام و الاستتابة ندبا و قيل وجوبا و على ندب الاستتابة لا يضمن من قتله قبل
التوبة لكنه ياثم كاشفة السجا ٣٤
Sedang salah satu syarat
dari benda2 yang boleh di jadikan untuk sarana istinja adalah ghoir
muhtarom
صابط
الحجر....... ان يكون غير محترم فلا يجزئ العظم و كل مطعوم ادمى و مثله الاوراق
التى فيها كلام محترم كعلم التقريرات السديدة ١٠٦
Dari singkronisasi
keduanyalah timbul pertanyaan : " apakah orang yang meninggalkan sholat boleh
dipakai buat istinja ? "
Dalam bagian lain di
jelaskan:
و
الرابع ان يكون غير محترم خرج به المحترم كمطعوم الادميين كالخبز و مطعوم الجن
كالعظم و كالجزء منه كيد و يد غيره و كذنب البعير المنفصل و اما الجلد فالاظهر انه
ان كان مدبوغا جاز الاستنجاء به و الا فلا كما قاله الحصنى كاشفة السجا
١٨
Syarat ke 4 dari benda yang
bisa dijadikan sebagai alat istinja yakni tidak dimulyakan, maka tidak boleh
istinja menggunakan makanan yang dimakan manusia seperti roti atau makanan jin
seperti tulang. Dan tidak boleh menggunakan bagian tubuh dari manusia seperti
tanganya sendiri, atau tangan milik orang lain. Atau menggunakan ekor binatang
yang putus.
Adapun kulit binatang yang
telah di samak maka boleh dipakai. Jadi, menilik dari penjabaran singkat ini
walaupun dihukumi sebagai ghoir muhtarom maka tidak boleh digunakan sebagai alat
istinja. Ibaroh dari al-bajuri :
و
جزء الادمي و لو مهدرا كالحربي لانه محترم من حيث الخلقة و ان كان غير محترم من حيث
الاهدار الباجوري 1/90
Tidak boleh istinja
menggunakan tubuh manusia walaupun berasal dari orang yang halal untuk dibunuh
seperti orang kafir. Karena mereka tetep dimulyakan dalam penciptaanya meski
tidak dimulyakan dalam hal kebolehan membunuhnya. [Abdur
Rahman As-syafi'i II, Abdurrahman As-syafi'i].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/505782939444519/