PERTANYAAN :
Nur Fatimah
assalamual aikum .....
mau tanya ada gk hadis yg menerangka n bahwa nur/
cahaya Allah tdk akn dtg jika orang tu msh melakukan dosa...... misalx jika qt
ingin menghafal al quran, apakah benar jika qt msh melakukn prbuatan dosa, hafalan qt akn mudah hilang? mhn jawaban dari ustad, lengkap sumberx dr kitabapa.... wassalam.
Nur Fatimah
assalamual
cahaya Allah tdk akn dtg jika orang tu msh melakukan dosa......
JAWABAN:
Muhammad Mujtahid Muthlaq
Wa'alaikum ussalam warahmatul laah...
saya dahului menjawab kedua duanya dengan mengambil kutipan di I'aanah tentang sya'ir nya Imam Syafi'i
شكوت إلي وكيع سوء حفظي ** وأرشدني إلي ترك المعاص
وأخبرني بأن علم النور ** ونور الله لا يهدى لعاص
Imam Syafi'i menuturkan bahwa
sanya :
Aku pernah mengadukan keluhan
ku pada guruku Imam Waki' tentang jeleknya hafalanku
Dan beliau membimbing
ku ( menyuruhku ) untuk
meninggalk an ma'shiyat
Wan beliau juga mengkhabar kan
kepadaku bahwa sanya Ilmu itu Nuur (cahaya)
Dan Nurullaah ( cahaya Allah ) tidak akan datang petunjuk nya pada orang yang berma'shiy at
---------- ------
إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ
وَاسْتَغْف َرَ وَتَابَ سُقِلَ
قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ
الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم ْ مَا كَانُوا يَكْسِبُون َ}
“Sesungguh nya ketika
seorang hamba melakukan satu dosa, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Ketika dia
tinggalkan , memohon ampun, dan
bertaubat, maka hatinya akan
dibersihka n. Jika dia
mengulangi lagi, maka akan
ditambahka n titik hitam itu sampai
menutupi hatinya. Itulah ar-Ran, yang telah Allah sebutkan dalam firmannya:
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم ْ مَا كَانُوا يَكْسِبُون
“Sekali-ka li tidak,
tetapi disebabkan ar-Ran yang
menutupi hati mereka disebabkan apa
yang telah mereka lakukan.” (HR. Tumudzi )
Sya'ir imam syafi'i di atas adalah salah satu diantara syair2 beliau yang di nukil dalam I'aanah 2 /190,.,,
Ma'shiat bisa mempengaru hi Nur ( cahaya Allah ) menjauh dari kita, dan
dampak salah satunya adalah lemahnya hafalan seperti yang di tutur kan beliau
dalam kisahnya.. Padahal kita
tahu bahwa beliau sebenarnya
orang yang hafalannya sungguh amat
luar biasa.
Diriwayatk an dari Imam Asy
Syafi’i, ia berkata,
“Aku telah menghafalk an
Al-Qur’an ketika berumur 7 tahun. Aku pun telah menghafal kitab
Al-Muwatho ’ karangan guru ku
Imam Malik ketika berumur 10 tahun. Ketika berusia 15 tahun, aku pun sudah
berfatwa.” (Thorh
At-Tatsrib , 1: 95-96).
Sungguh luar biasa hafalan beliau. Namun kenapa hafalan beliau bisa terganggu? Ketika itu Imam
Syafi’i mengadukan pada gurunya Waki’.
Beliau berkata:
“Wahai guruku, aku tidak dapat mengulangi hafalanku dengan cepat. Apa
sebabnya?” Gurunya Imam Waki’
lantas berkata, “Engkau pasti pernah melakukan suatu dosa. Cobalah engkau
merenungka n kembali.. !!!”
Imam Syafi’i pun merenung, ia merenungka n keadaan dirinya, “Dosa apa yang kira kira telah
ku perbuat..? ??” Beliau pun
teringat bahwa pernah suatu saat beliau melihat seorang wanita tanpa sengaja
yang sedang menaiki kendaraann ya, lantas tersingkap pahanya [ada pula yang
mengatakan : yang terlihat adalah
mata kakinya]. Lantas setelah itu beliau memalingka n wajahnya. Lantas keluarlah sya’ir yang diucapkan di
atas.
Subhaanall aah, inilah
tanda waro’ dari Imam Asy Syafi’i, yaitu kehati-hat ian beliau dari maksiat. Beliau melihat kaki
wanita yang tidak halal baginya, lantas beliau menyebut dirinya
bermaksiat . Sehingga ia lupa terhadap
apa yang telah ia hafalkan.
Hafalan beliau bisa terganggu karena ketidak-se ngajaan. Itu pun sudah mempengaru hi hafalan beliau. Bagaimana lagi pada orang yang
senang melihat wajah wanita, aurat mereka atau bahkan melihat bagian dalam tubuh
mereka?! Sungguh, kita memang benar- benar telah terlena dengan maksiat. Lantas
yang terjadi adalah seperti hadits yang dikutip di atas, maksiat tersebut
menutupi hati kita sehingga kita pun sulit melakukan ketaatan, malas untuk
beribadah, juga sulit dalam hafalan Al
Qur’an dan hafalan ilmu lain nya.
Muhammad Mujtahid Muthlaq
Wa'alaikum
saya dahului menjawab kedua duanya dengan mengambil kutipan di I'aanah tentang sya'ir nya Imam Syafi'i
شكوت إلي وكيع سوء حفظي ** وأرشدني إلي ترك المعاص
وأخبرني بأن علم النور ** ونور الله لا يهدى لعاص
Imam Syafi'i menuturkan
Aku pernah mengadukan
Dan beliau membimbing
Wan beliau juga mengkhabar
Dan Nurullaah ( cahaya Allah ) tidak akan datang petunjuk nya pada orang yang berma'shiy
----------
إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ،
“Sesungguh
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم
“Sekali-ka
Sya'ir imam syafi'i di atas adalah salah satu diantara syair2 beliau yang di nukil dalam I'aanah 2 /190,.,,
Ma'shiat bisa mempengaru
Diriwayatk
“Aku telah menghafalk
Sungguh luar biasa hafalan beliau. Namun kenapa hafalan beliau bisa terganggu?
“Wahai guruku, aku tidak dapat mengulangi
Imam Syafi’i pun merenung, ia merenungka
Subhaanall
Hafalan beliau bisa terganggu karena ketidak-se