oleh Zon Jonggol
Ajaran Wahabi dapat menimbulka n perpecahan umat Islam
Ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab atau ajaran Wahabi dapat menimbulka n perpecahan umat Islam. Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab tidak dikenal berkompete nsi sebagai Imam Mujtahid Mutlak sehingga kaum muslim tidak patut mengikuti hasil ijtihadnya .
Mereka adalah korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi sehingga mereka kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah lebih bersandark an muthola’ah (menelaah) kitab dengan akal pikiran mereka sendiri secara otodidak (belajar sendiri) di balik perpustaka an berdasarka n makna dzahir/ harfiah/ tertulis/ tersurat atau memahaminy a dengan metodologi “terjemaha nnya saja” dari sudut arti bahasa (lughot) atau istilah (terminolo gi) saja. Mereka kurang memperhati kan alat bahasa seperti Nahwu, Shorof, Balaghoh (ma’ani, bayan dan badi’) ataupun ushul fiqih maupun ilmu fiqih
Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab diketahui tidak mau mempelajar i ilmu fiqih sebagaiman a informasi yang disampaika n oleh ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi berkata dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, sebagai berikut:
عَبْدُ الْوَهَّاب ِ بْنُ سُلَيْمَان َ التَّمِيْم ِيُّ النَّجْدِي ُّ وَهُوَ وَالِدُ صَاحِبِ الدَّعْوَة ِ الَّتِيْ انْتَشَرَش َرَرُهَا فِي اْلأَفَاقِ لَكِنْ بَيْنَهُمَ ا تَبَايُنٌ مَعَ أَنَّ مُحَمَّدًا لَمْ يَتَظَاهَر ْ بِالدَّعْو َةِ إِلاَّ بَعْدَمَوْ تِ وَالِدِهِ وَأَخْبَرَ نِيْ بَعْضُ مَنْ لَقِيْتُهُ عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ عَمَّنْ عَاصَرَ الشَّيْخَ عَبْدَالْو َهَّابِ هَذَا أَنَّهُ كَانَ غَاضِبًا عَلىَ وَلَدِهِ مُحَمَّدٍ لِكَوْنِهِ لَمْ يَرْضَ أَنْ يَشْتَغِلَ بِالْفِقْه ِكَأَسْلاَ فِهِ وَأَهْلِ جِهَتِهِ وَيَتَفَرّ َسُ فِيْه أَنَّهُ يَحْدُثُ مِنْهُ أَمْرٌ .فَكَانَ يَقُوْلُ لِلنَّاسِ: يَا مَا تَرَوْنَ مِنْ مُحَمَّدٍ مِنَ الشَّرِّ فَقَدَّرَ اللهُ أَنْ صَارَ مَاصَارَ(ا بن حميد النجدي، السحب الوابلة على ضرائح الحنابلة، ٢٧٥).
“Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah , yang percikan apinya telah tersebar di berbagai penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad (pendiri Wahhabi) tidak terang-ter angan berdakwah kecuali setelah meninggaln ya sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai menginform asikan
kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa
beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu
fiqih seperti para pendahulu dan orang-oran g di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat , “Hati-hati , kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.” Sampai akhirnya takdir Allah benar-bena r terjadi.” (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah, hal. 275).
Pola pemahaman dan pendalaman ilmu agama ulama Muhammad bin Abdul Wahhab mengikuti atau meneladani
ulama Ibnu Taimiyyah yang mengaku mengikuti pemahaman Salafush Sholeh
namun tidak bertemu dengan Salafush Sholeh. Pengikut ulama Ibnu
Taimiyyah dikarenaka n mereka
mengaku mengikuti Salafush Sholeh atau ajaran Salafiyah sehingga
menamakan diri mereka sebagai Salafy. Sehingga pengikut ajaran ulama
Muhammad bin Abdul Wahhab dinamakan juga Salafy Wahabi.
Ulama Ibnu Taimiyyah adalah ulama kontrovers ial dalam arti banyak dibicaraka n atau dibantah oleh para ulama terdahulu sebagaiman a contohnya yang diuraikan dalam tulisan pada http:// www.faceboo k.com/ media/set/ ?set=a.3266 0204073823 5.82964.18 7233211341 786&%3B type=3 atau pada http:// mutiarazuhu d.files.wo rdpress.co m/2010/02/ ahlussunnah bantahtaim iyah.pdf
Ulama Ibnu Taimiyyah terjerumus kekufuran dalam i’tiqod yang mengakibat kan beliau diadili oleh para qodhi dan para ulama ahli fiqih dari empat madzhab dan diputuskan hukuman penjara agar ulama Ibnu Taimiyyah tidak menyebarlu askan kesalahapa hamannya sehingga beliau wafat di penjara sebagaiman a dapat diketahui dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/04/13/ ke-langit-d unia atau uraian dalam tulisan pada http:// ibnu-alkati biy.blogsp ot.com/ 2011/12/ kisah-tauba tnya-ibnu- taimiyah-d i-tangan.h tml
Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangk abawi,
ulama besar Indonesia yang pernah menjadi imam, khatib dan guru besar
di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi’i pada akhir abad ke-19
dan awal abad ke-20 menjelaska n dalam kitab-kita b beliau seperti ‘al-Khitht hah al-Mardhiy ah fi Raddi fi Syubhati man qala Bid’ah at-Talaffu zh bian-Niyah ’, ‘Nur al-Syam’at fi Ahkam al-Jum’ah’ bahwa pemahaman Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Qoyyim Al Jauziah menyelisih i pemahaman Imam Mazhab yang empat yang telah diakui dan disepakati
oleh jumhur ulama yang sholeh dari dahulu sampai sekarang sebagai
pemimpin atau imam ijtihad kaum muslim (Imam Mujtahid Mutlak)
Dari link pada http:// ibnu-alkati biy.blogsp ot.com/ 2011/12/ kisah-tauba tnya-ibnu- taimiyah-d i-tangan.h tml dapat kita ketahui contoh larangan atau nasehat para ulama terdahulu untuk menjauhi karya-kary a ulama Ibnu Taimiyyah. Berikut kutipannya
Beliau (Syaikh Ibnu Hajar) juga berkata ” Maka berhati-ha tilah kamu, jangan kamu dengarkan apa yang ditulis oleh Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qoyyim Al-Jauziyy ah dan selain keduanya dari orang-oran g yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah telah menyesatka nnya dari ilmu serta menutup telinga dan hatinya dan menjdaikan penghalang atas pandangann ya. Maka siapakah yang mampu member petunjuk atas orang yang telah Allah jauhkan?. (Al-Fatawa Al-Haditsi yyah : 203)
Seharusnya karya-kary a ulama Ibnu Taimiyyah telah terkubur sejak lama karena dilarang untuk dibaca oleh ulama-ulam a terdahulu namun entah mengapa 350 tahun kemudian setelah beliau wafat, karya-kary a beliau sampai dan dipelajari kembali oleh ulama Muhammad bin Abdul Wahhab. Diduga kaum Zionis Yahudi yang mengangkat kembali pola pemahaman ulama Ibnu Taimiyyah.
Di dalam beberapa tulisan tentang riwayat ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dikatakan bahwa “Demikian meresapnya pengaruh dan gaya Ibnu Taimiyah dalam jiwanya, sehingga Muhammad bin ‘Abdul Wahab bagaikan duplikat(s alinan) Ibnu Taimiyah".
Pada hakikatnya duplikasi ulama tidak dapat terjadi dengan hanya memahami kitab-kita bnya. Pasti terjadi perbedaan pemahaman karena bahasa tulisan kemungkina n besar terjadi distorsi. Hal yang berbeda dengan bertalaqqi (mengaji) pada ulama yang memungkink an terjadinya transfer keilmuwan Islam.
Perhatikan lah dengan Salafy Yamani dan Salafy Haraki yang sama-sama mengaku mengikuti Salafush Sholeh namun pada kenyataann ya mereka berbeda pendapat.
Salafy Yamani sangat menolak metode pergerakan (Harakiyah ), sebab hal itu dianggap sebagai bid’ah dan merupakan praktik fanatisme (hizbiyah) . Sementara kalangan Salafy Haraki membutuhka n sistem organisasi (tanzhim) untuk membina dakwah di tengah berbagai fitnah kehidupan modern. Mereka menganggap penerapan sistem organisasi itu sebagai bentuk ijtihad yang diperboleh kan dalam Islam. Kedua belah pihak menempuh pendapat masing-mas ing dan bertahan dengan pendapat yang diyakininy a.
Di kalangan Salafy Yamani dan sebagian ulama-ulam a
Salafy, baik di Yaman atau Timur Tengah pada umumnya ada istilah yang
kerap dipakai untuk menyebut komunitas Salafy Haraki ini, yaitu Sururi
atau Sururiyah.
Dinamakan Sururi sebab tokoh yang dianggap menjadi perintis gerakan ini
ialah Muhammad Surur bin Nayef Zainal Abidin, seorang mantan tokoh
Ikhwanul Muslimin (IM) asal Syria yang pernah tinggal di Saudi. Muhammad
Surur adalah pemimpin yayasan Al Muntada’ Al Islamy yang berpusat di
London. Lembaga ini mengkoordi nasikan majlis-maj lis dakwah Salafiyah yang berpola pergerakan . Selain Muntada Al Islamy, ada organisasi serupa yang berpusat di Kuwait, yaitu Jum’iyyah Ihya’ut Turats Al Islamy, yang dipimpin oleh Syaikh Abdurrahma n Abdul Khaliq, seorang mantan tokoh IM juga. Salafy Haraki akhirnya identik dengan dua organisasi dakwah ini, meskipun di luar keduanya masih ada lembaga-le mbaga lain yang juga menempuh metode serupa. Ciri khas mereka, yaitu menerima ajaran-aja ran Salafiyah dan menerapkan pola pergerakan dalam dakwahnya.
Perselisih an
antara kelompok Salafy Yamani dengan Haraki sangat tajam. Pihak Yamani
menyebut kelompok Haraki sebagai ahlul bid’ah sehingga berhak
direndahka n serendah-r endahnya.
Dalam tulisan yang berjudul Membongkar Kedustaan Abdurrahma n At Tamimi AL Kadzab (dimuat oleh situs www.salafy .or.id), Abu Dzulqarnai n Abdul Ghafur Al Malanji mengutip pendapat ulama Salaf tentang cara memperlaku kan ahlul bid’ah. Berikut kutipannya :
"Mereka (Ulama Salaf) bersepakat dengan itu semua atas ucapan untuk bersikap keras terhadap ahlul bid’ah, merendahka n, menghinaka n, menjauhkan , memutuskan hubungan dengan mereka, menjauhi mereka, tidak berteman dan bergaul dengan mereka, dan mendekatka n diri kepada Allah dengan menghindar dan memboikot mereka." (Aqidatus Salaf Ashhabil Hadits, hal 123).
Dalam praktik, sikap seperti ini benar-bena r diterapkan oleh Salafy Yamani terhadap para Salafy Haraki.
Sedangkan pihak Haraki, mereka juga membela diri. Diantarany a seperti yang disebutkan oleh Mubarak BM. Bamuallim,
LC. Dalam buku yang dia susun, Biografi Syaikh Al Albani: Mujaddid dan
Ahli Hadits Abad Ini, halaman 187, bagian catatan kaki. Disana
Bamuallim menulis:
"Sebagaimana yang terjadi di negeri ini (Indonesia ), munculnya beberapa gelintir manusia dengan berpakaian Salafiyah, memberikan kesan seolah-ola h mereka mengajak kepada pemahaman Salaf, namun hakikatnya mereka adalah pengekor hawa nafsu dan perusak dakwah Salafiyah, akibatnya mereka hancur berkeping- keping, dan saling memakan daging temannya sendiri. Wal’iyadzu billah, kami memohon perlindung an kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari nasib serupa.”
Pada awalnya, Salafy Yamani ikut bergabung dengan majalah As Sunnah, tetapi tahun 1995 mereka mengadakan majalah sendiri dengan nama Salafy. Masih dari majalah As Sunnah edisi 15/ th. II, di sana disebutkan ucapan selamat atas terbutnya majalah Salafy. Berikut ucapannya: "Seluruh Kerabat Kerja Majalah As Sunnah mengucapka n: Selamat atas terbitnya Majalah Salafy. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan
kekuatan dan kemudahan dalam mengajak umat kepada manhaj Salaf ash
Shalih.” (Hal. 20). Hal ini menjadi bukti lainnya bahwa semula antara
Salafy Yamani dan Haraki terdapat hubungan baik.
Sejak munculnya majalah Salafy suasana dakwah di Indonesia terasa mulai memanas, sebab majalah ini begitu keras dalam menentang dan menyerang kelompok-k elompok Islam yang dinilai menyimpang . Sebenarnya
majalah As Sunnah juga bersikap keras, tetapi tidak sekeras Salafy.
Pihak yang paling banyak diserang oleh majalah Salafy ialah Ikhwanul
Muslimin (IM) dan tokoh-toko hnya seperti Hasan Al banna, Yusuf Qardhawi, Sayyid Quthb, Hasan Turabi, dll. Kalau membaca majalah Salafy, nuansa konfliknya segera terasa. Mungkin, hal itu dianggap sebagai aplikasi sikap keras terhadap ahlul bid’ah.
Yang tidak dapat ditemukan dari sikap Ja’far Umar dan ustadz-ust adz di kalangan Salafy Yamani ialah sikap hikmah. Mereka menyerang dengan keras, seolah orang-oran g yang diserang itu bukan manusia, sehingga tidak perlu diperhitun gkan perasaanny a. Sebagai perbanding an, jika ada orangtua musyrik yang memerintah kan anak-anakn ya berbuat kemusyrika n, maka anak-anakn ya dilarang mentaati perintah itu, tetapi mereka tetap diperintah kan tetap bersikap baik kepada keduanya. Tetapi mengapa ketika terhadap sesama saudara muslim mereka halal menghina, merendahka n bahkan mengkafirk an?
Seperti sekitar awal 1996 melalui majalah Salafy, Ja’far Umar melontarka n celaan yang sangat besar terhadap Yusuf Al Qardhawi. Di sana Ja’far menyebut Qardhawi sebagai Aduwwullah (Musuh Allah) dan Yusuf Al Quraizhi ( Yusuf dari suku Quraizhah Yahudi Madinah). Kedua sebutan ini tentu konsekuens inya ialah mengkafirk an Yusuf Al Qardhawi. Ini adalah contoh sikap berlebihan Ja’far Umar dan para pengikutny a. Kemudian beliau berkonsult asi
dengan gurunya, Syeikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i di Yaman, tentang
kedua sebutan itu. Ternyata, guru beliau ini juga menganggap sebutan itu keliru, lalu beliau menetapkan sebutan lain yang menurutnya lebih baik, yaitu Yusuf Al Qaradha (Yusuf Sang Pengguntin g, maksudnya menggunrin g
Sunnah Syariah Islam). Akhirnya, Ja’far Umar secara sportif mengakui
bahwa sebutan yang dia tetapkan tidak adil dan hal itu dimuat di Salafy
edisi selanjutny a, (Salafy, edisi 3/Syawal 1416, 1996).
Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz Tarim-Hadh ramaut menyampaik an bahwa manhaj moderat dalam berdakwah adalah mengajak manusia kembali pada Allah dengan orisinalit as tiga dogma yakni, Iman, Islam, Ihsan dan menjauhkan
dakwahnya dari tudingan atau celaan terhadap Muslim dari sekte
apapun. Sebab, seperti inilah dakwah Muhammad khairul basyar. Karena
Muhammad tidak pernah menghina sesama ahli la ilaha illa Allah. Rektor
Universita s Al
Ahgaff, Prof. Habib Abdullah Baharun kerap berpesan bahwa umat Muslim
dari sekte apapun, adalah umat lailaha illa Allah, oleh karena itu
interaksi kita dengan mereka juga yang sesuai dengan ajaran la ilaha
illa Allah. Jadi kita mesti paham bahwa variatif sekte yang ada dalam
Islam itu semua adalah ahli la ilaha illa Allah. Mereka semua
mengesakan Allah.
Allah membelai mereka dengan belaian Islam. Allah mencintai mereka
karena hurmat atau kemulyaan kalimah tauhid ini. Dalam satu kisah
diceritaka n bahwa Rasul shallallah u alaihi wasallam marah ketika salah seorang sahabat membunuh orang kafir yang telah mengucapka n la ilaha illa Allah dalam satu peperangan . “Wahai Rasul, dia mengucapka n la ilaha illa Allah supaya aku tidak membunuhny a,” kata sahabat itu. “Apa kamu telah membelah dadanya hingga kau tahu bahwa dia mengucapka n la ilaha illa Allah karena takut dibunuh..? ??!!!” jawab Rasul berulang kali. Beginilah Rasulullah shallallah u
alaihi wasallam mengajari para sahabat agar mereka juga memahami
betapa mulianya kalimat tauhid ini disisi Allah, sehingga mereka
tidak boleh sembaranga n ketika berinterak si dengan sesama umat islam, apalagi sampai menuduh mereka kafir hingga membunuhny a.
Kita dapat melihat perselisih an yang meimbulkan perpecahan dikarenaka n perbedaan pemahaman atau pendapat di antara mereka yang mengaku-ng aku mengikuti Salafush Sholeh seperti pada
http:// tukpencaria lhaq.wordp ress.com/ 2012/05/23/ fatwa-asy-s yaikh-ubai d-al-jabir i-tentang- radio-rodj a/
http:// tukpencaria lhaq.wordp ress.com/ 2012/10/07/ hanan-bahan an-overloa d-bag-1/
http:// tukpencaria lhaq.wordp ress.com/ 2012/10/26/ hanan-bahan an-overloa d-bag-2/
http:// tukpencaria lhaq.wordp ress.com/ 2012/02/08/ menjawab-tu duhan-keji -dan-dusta -al-ustadz -dzulqarna in-al-maka ssari/
http:// tukpencaria lhaq.wordp ress.com/ 2012/07/05/ tahdzir-asy -syaikh-mu hammad-bin -hadi-al-m adkhali-at as-ibrahim -ar-ruhail i/
http:// isnad.net/ terjemahan- dialog-kho lid-al-gho rbani-deng an-syaikh- robi-bulan -robiuts-t sani-1433
http:// tukpencaria lhaq.wordp ress.com/ 2012/04/08/ inilah-bukt i-kebohong an-dan-ked ustaan-kha lid-al-ghi rbani/
http:// www.darussa laf.or.id/ hizbiyyahal iran/ dusta-firan da-ditenga h-badai-fi tnah-yang- sedang-mel anda-bag1- firanda-me mfitnah-ul ama-ahlus- sunnah/
http:// firanda.com / index.php/ artikel/ 31-bantahan / 144-tanggap an-terhada p-tulisan- seorang-us tadz-hafiz ohullah
http:// www.darussa laf.or.id/ stories.php ?id=1706
http:// isnad.net/ media/ Muhammad_Se wed_di_Gug at.pdf
http:// isnad.net/ ?dl_name=ku mal-kumal- dzul-akmal .pdf
http:// isnad.net/ dialog-luqm an-hizbi-f iranda-sur uri
http:// isnad.net/ ?dl_name=dz ulqornain_ yayasan.ra r
http:// isnad.net/ media/ dzul-akmal- undercover .pdf
http:// semogakamis elamat.wor dpress.com /2011/11/ 07/ point-point -kesesatan -para-peny embah-thog ut-radio-r odja/
http:// www.darussa laf.or.id/ stories.php ?catid=16
http:// ad-diin.blo gspot.com/ 2012/01/ untukmu-yan g-masih-be rtanya-ten tang.html
http:// www.youtube .com/ watch?v=m3h 1jEQFNhI
http:// www.youtube .com/ watch?v=CNr EijcGSK
Perbedaan tersebut ditimbulka n karena mereka tentu tidak bertemu dengan Salafush Sholeh sehingga mendapatka n pemahaman Salafush Sholeh
Apa yang ulama mereka katakan sebagai pemahaman Salafush Sholeh adalah ketika mereka membaca hadits, tentunya ada sanad yang tersusun dari Tabi’ut Tabi’in, Tabi’in dan Sahabat. Inilah yang mereka katakan bahwa mereka telah mengetahui pemahaman Salafush Sholeh. Bukankah itu pemahaman mereka sendiri terhadap hadits tersebut.
Mereka berijtihad dengan pendapatny a terhadap hadits tersebut. Apa yang mereka katakan tentang hadits tersebut, pada hakikatnya
adalah hasil ijtihad dan ra’yu mereka sendiri. Sumbernya memang hadits
tersebut tapi apa yang mereka sampaikan semata lahir dari kepala
mereka sendiri. Sayangnya mereka mengatakan kepada orang banyak bahwa apa yang mereka sampaikan adalah pemahaman Salafush Sholeh.
Tidak ada yang dapat menjamin hasil upaya ijtihad mereka pasti benar dan terlebih lagi mereka tidak dikenal berkompete nsi sebagai Imam Mujtahid Mutlak. Apapun hasil ijtihad mereka, benar atau salah, mereka atasnamaka n kepada Salafush Sholeh.
Jika hasil ijtihad mereka salah, inilah yang namanya fitnah terhadap Salafush Sholeh. Fitnah dari orang-oran g yang serupa dengan Dzul Khuwaishir ah dari Bani Tamim Al Najdi yang karena kesalahpah amannya atau karena pemahamann ya telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) sehingga berani menghardik Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarka n kepada kami Syu’aib dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarka n kepadaku Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman bahwa Abu Sa’id Al Khudriy radliallah u ‘anhu berkata; Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam yang sedang membagi-ba gikan pembagian( harta), datang Dzul Khuwaishir ah, seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata; Wahai Rasulullah ,
tolong engkau berlaku adil. Maka beliau berkata: Celaka kamu!. Siapa
yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh
kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku tidak berbuat
adil. Kemudian ‘Umar berkata; Wahai Rasulullah , izinkan aku untuk memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki teman-tema n
yang salah seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding
shalat mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al
Qur’an namun tidak sampai ke tenggoroka n mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari target (hewan buruan). (HR Bukhari 3341)
Dikatakan sebagai fitnah karena contohnya Salafy Yamani seolah-ola h mengatakan Salafush Sholeh mengharamk an berorganis asi padahal kita diharuskan untuk
mengimplem entasikan keberjama' ahan dari sholat berjama'ah dalam kehidupan sehari-har i.
Firman Allah ta'ala yang artinya
“Dan berpegangl ah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah secara berjama’ah , dan janganlah kamu bercerai berai” (QS Ali-Imraan [3]:103 ).
“Sesungguhn ya Allah menyukai orang yang berjuang dijalan-Ny a dalam barisan yang teratur seakan-aka n mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS as Shaff [61]:4 )
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda : “Tidak boleh bagi tiga orang berada dimanapun di bumi ini, tanpa mengambil salah seorang diantara mereka sebagai amir (pemimpin) ”
Berorganis asi adalah kebutuhan dasar manusia untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara sosial dan bersinergi . Ketidak mampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri menjadi alasan besar kenapa manusia butuh berinterak si satu dengan lainnya. Manusia diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla dengan ketidakmam puan untuk memenuhi kebutuhann ya sendiri sehingga mendorong manusia menjalin hubungan, bekerjasam a, membentuk komunitas dan akhirnya bisa saling mengasihi dan menyayangi sehingga tercipta ekosistem kehidupan yang seimbang.
Organisasi jika dikaji lebih jauh sebenarnya adalah peradaban tua dalam sejarah manusia. Sejak zaman pra-sejara h manusia sudah mengenal organisasi walaupun belum teratur dan terformat secara baik, namun dari artefak-ar tefak yang ditemukan banyak arkeolog yang menyimpulk an bahwa manusia pra sejarah sudah mengenal organisasi seperti adanya kepala suku dan segala perangkatn ya. Mungkin ini sedikit bukti bahwa organisasi sangatlah dekat kehidupan manusia dan mustahil untuk dipisahkan
Menengok ke salah satu peradaban tua dunia, timur tengah misalnya, mereka pun terbukti sangat dekat dengan keorganisa sian. Saat itu klan dalam masyarakat Arab adalah patokan membentuk sebuah kelompok masyarakat . Klan inilah yang memunculka n kabilah-ka bilah atau suku-suku dalam masyarakat mereka. Bahkan sistem klan ini mampu memberi batasan langsung dalam menentukan jabatan setiap kabilah dalam penjagaan Ka’bah. Seperti garis keturunan dalam bani Hasyim (klan Rasulullah Shallallah u alaihi wasallam) mempunyai tugas dalam memberi air minum kepada para peziarah Ka’bah.
Pengharama n berorganis asi diduga digunakan pengikut ajaran Wahabi untuk mempertaha nkan kekuasaan kerajaan dinasti Saudi. Mereka sangat khawatir lahirnya pemimpin dalam sebuah organisasi yang dapat mengganggu kekuasaan kerajaan dinasti Saudi. Demikianpu la, pengharama n Maulid Nabi pada hakikatnya dikarenaka n kekhawatir an lahirnya pemimpin dari berkumpuln ya kaum muslim.
Para ulama di wilayah kerajaan dinasti Saudi yang mengikuti ajaran wahabi secara tidak langsung telah mengkhiian ati Allah, RasulNya dan kaum muslim karena tidak dapat berbuat banyak dengan sistem pemerintah an dalam bentuk kerajaan absolut mutlak tanpa ada majelis yang berwenang mencegah dan mengkoreks i kebijakan kerajaan jka keluar dari syariat Islam
Diriwayatk an dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: “Barangsiap a
memilih seseorang menjadi pemimpin untuk suatu kelompok, yang di
kelompok itu ada orang yang lebih diridhai Allah dari pada orang
tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-oran g yang beriman.” (HR. Hakim) Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda “Barang siapa melihat kemungkara n, maka hendaknya ia merubah dengan tangannya,
jika tidak mampu, maka hendaknya merubah dengan lisannya, jika tidak
mampu, maka dengan hatinya. Dan yang demikian itulah selemah-le mahnya iman”. (HR. Muslim)
Para ulama di wilayah kerajaan dinasti Saudi yang mengikuti ajaran wahabi tampak membiarkan
kerajaan dinasti Saudi selalu menjadi sekutu Amerika Serikat, kecuali
Raja Faisal, yang menentang Amerika Serikat dan sekutunya,
yang membela Israel. Bahkan, Raja Faisal melakukan embargo minyak
terhadap Amerika Serikat. Tetapi, kemudian Faisal dibunuh keponakann ya sendiri, yang menjadi alat CIA, yang baru saja pulang dari Amerika, di tahun l974.
Kerajaan dinasti Saudi membelanja kan kekayaanny a triliun dollar, hanya untuk membeli mesin pembunuh dari Amerika Serikat, dan tidak digunakan membunuh musuh-musu h Allah, tetapi hanya digunakan untuk menghadapi rakyat yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, yang dituduh sebagai teroris.
Kerajaan dinasti Saudi menandatan gani
kontrak senilai $ 3-miliar dollar dengan Inggris untuk membeli jet
tempur jenis Sea Harrier, yang baru. Sementara itu, surat kabar Jerman
melaporkan bahwa Arab Saudi akan membeli 600-800 tank Leopard dari Jerman , setidaknya dua kali lipat dari jumlah perkiraan sebelumnya .
Uang kerajaan hanya habis digunakan membeli peralatan militer, atau digunakan membeli klub sepak bola Eropa atau lainnya. Tidak dalam rangka membela agama Allah.
Republik Islam Iran yang mayoritas pendudukny a
adalah kaum syiah yang menurut anggapan pengikut ajaran Wahabi adalah
sesat, mereka memiliki Pemimpin Agung Iran yang bertanggun g jawab terhadap "kebijakan- kebijakan umum Republik Islam Iran". Ia juga merupakan ketua pasukan bersenjata dan badan intelijen Iran dan mempunyai kuasa mutlak untuk menyatakan perang. Mereka memiliki Majlis Wali yang menjaga konstitusi dan perundang- undangan agar sesuai dengan syariat Islam. Mereka juga memiliki Majelis Ahli yang bermusyawa rah
selama seminggu setiap tahun mempunyai 86 anggota yang ahli dalam
ilmu-ilmu agama. Jadi kekuasaan dan kebijakan Presiden Republik Islam
Iran dikendalik an agar mengikuti syariat Islam.
Begitupula dengan kerajaan Islam Brunei Darussalam berideolog i Melayu Islam Beraja (MIB) dengan penerapan nilai-nila i ajaran Agama Islam dirujuk kepada golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dipelopori oleh Imam Al Asyari dan mengikut Mazhab Imam Syafei. Sultan Brunei disamping sebagai kepala negara dan kepala pemerintah an merangkap sebagai perdana menteri dan menteri pertahanan dengan dibantu oleh dewan penasihat kesultanan dan beberapa menteri, juga bertindak sebagai pemimpin tertinggi Agama Islam dimana dalam menentukan keputusan atas sesuatu masalah dibantu oleh Mufti Kerajaan.
Pelajaran berharga dari Somalia adalah kehancuran negara tersebut justru terjadi ketika mereka memulai menerapkan Syariat Islam namun sekte As Syabab Al Mujahidin mengingink an syariat Islam sebagaiman a ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab atau ajaran Wahabi.
Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz Tarim-Hadh ramaut mengatakan
***** awal kutipan *****
Di negara Somalia, sampai kini, masih terjadi pertumpaha n darah gara-gara ada sekte yang suka mengkafir- kafirkan
(Jama’ah Takfir), ini yang saya takutkan kalau sampai terjadi di
Indonesia . Oleh sebab itu ada baiknya kita juga mengaplika sikan
apa yang pernah diucapkan oleh Habib Abu Bakar Al Adny, da’i
sekaligus pemikir Islam asal kota Aden, dalam satu lawatannya di Univ. Al Ahgaff, beliau berkata bahwa da’wah, itu yang bermanfaat bagi umat bukan malah memecah belah umat. Menuduh kafir, pertikaian , perdebatan yang berlandask an hawa nafsu itu adalah dakwah yang memicu perpecahan dan itu yang mesti kita tanggalkan kini.
Sahabat Abu Dzar pernah memanggil Bilal, “Hai si hitam.” Rasul pun mendengar dan berkata, “Hai, apakah orang putih itu lebih mulia dari mereka yang hitam. Tidak, tidak ada keutamaan dalam diri seseorang kecuali taqwa.” Lantas Abu Dzar sadar dan berkata pada Bilal, “Aku telah mengolokmu dan aku mengaku salah.” “Aku telah memaafkanm u,” kata Bilal. “Tidak, belum, ini wajahku kutaruh di tanah dan injaklah hingga keluar virus kesombonga n dariku,” kata Abu Dzar. “Aku telah mengampuni mu,”
kata Bilal. “Tidak demi Allah hatiku takkan tenang hingga kau
menaruh kaki di wajahku ini, hingga penyakit ini hilang,” kata Abu
Dzar. Beginilah Rasul mendidik umat la ilaha illa Allah agar saling
menghormat i, toleran, tidak menyakiti dan sikap inilah yang mesti kita implementa sikan
ketika bertemu dengan sesama umat la ilaha Illa Allah, dari sekte
apapun. Agar dakwah untuk mengajak umat kembali pada Allah terus
langgeng dan tidak mandeg gara-gara disibukkan dengan saling jegal antar sekte.
***** akhir kutipan *****
Jadi pada hakikatnya sekte As Syabab Al Mujahidin untuk memperturu tkan hawa nafsu mereka , rela membiarkan kaum muslim Somalia menderita berkepanja ngan sampai saat ini.
Sebagaiman a diketahui,
setelah Syarif diangkat menjadi pemimpin Somalia pada Januari 2009
lalu, faksi pejuang Somalia terbagi menjadi dua, antara pendukung dan
penentang.
Sebagian kelompok Mahakim Al Islami, yang dipimpin oleh Syeikh Abdul Qadir Ali Umar, Harakah Al Ishlah (Ikhwan Al Muslimun), Harakah Tajammu’ Al Islami dan Jama’ah Ahlu Sunnah wa al Jama’ah adalah 4 faksi menyatakan dukungan kepada Syarif.
Sedangkan Harakah As Syabab Al Mujahidin serta Al Mahakim Al Islami wilayah Asmarah, Al Jabhah Al Islamiyah serta Mu’askar Anuli, yang bergabung dalam Hizb Al Islami.
Syeikh Syarif sebagai kepala pemerintah an transisi menegaskan , “Islam adalah dasar dalam setiap gerak pemerintah Somalia.” Akan tetapi Syeikh Syarif menolak pemikiran Syabab Mujahidin yang menurutnya masih jauh dari konsep Islam ideal.
Pengikut ajaran Wahabi merasa diri merekalah yang benar dan dianggapny a mayoritas kaum muslim (As-sawadu l a’zham) telah rusak sehingga mereka merasa sebagai yang dimaksud dengan Al Ghuroba atau orang-oran g yang asing sebagaiman a hadits berikut
Telah menceritak an kepada kami Muhammad bin Abbad dan Ibnu Abu Umar semuanya dari Marwan al-Fazari, Ibnu Abbad berkata, telah menceritak an kepada kami Marwan dari Yazid -yaitu Ibnu Kaisan- dari Abu Hazim dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasululla h shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntungl ah orang-oran g yang terasing.” (HR Muslim 208)
Mereka bukanlah yang dimaksud Al Ghuroba namun mereka adalah orang-oran g yang mengasingk an diri para ulama yang sholeh. Mereka adalah yang mengasingk an atau menyempal atau keluar (kharaja) dari mayoritas kaum muslim (As-sawadu l
a’zham) sehingga boleh jadi termasuk khawarij. Khawarij adalah bentuk
jamak (plural) dari kharij (bentuk isim fail) artinya yang keluar.
Salah satu gurunya ulama Muhammad bin Abdul Wahhab yakni Syaikh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi’i , menulis surat berisi nasehat:
“Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehati mu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirk an kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassul i
bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia
kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi
manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirk an As-Sawadul A’zham (kelompok mayoritas)
diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar,
orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan
kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin.”
Pengikut ajaran Wahabi secara tidak disadari telah mengingkar i sunnah Rasulullah untuk mengikuti mayoritas kaum muslim (As-sawadu l a’zham) dikarenaka n salah memahami firmanNya yang artinya “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-oran g yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatka nmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaa n belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS Al An’aam [6]:116)
Makna firman Allah ta’ala dalam (QS Al An’aam [6]:116) adalah larangan “menuruti kebanyakan orang-oran g yang dimuka bumi” yakni orang-oran g musyrik. Hal ini dapat kita pahami dengan memperhati kan ayat-ayat sebelumnya pada surat tersebut.
Secara tidak sadar mereka telah memfitnah Allah Azza wa Jalla , menggunaka n firman Allah ta’ala untuk tujuan atau maksud yang berbeda sehingga bertentang an dengan sunnah Rasulullah untuk mengikuti mayoritas kaum muslim (As-sawadu l a’zham)
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhn ya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiap a yang menyelewen gkan, maka ia menyelewen g ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168).
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahull ah dalam Fathul Bari XII/ 37 menukil perkataan Imam Thabari rahimahullah yang menyatakan : “Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa jama’ah adalah as-sawadul a’zham (mayoritas kaum muslim)“
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda “Sesungguhn ya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisih an maka ikutilah as-sawad al a’zham (mayoritas kaum muslim).”
(HR.Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al Lalika’i, Abu
Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah
hadits Shohih)
Ibnu Mas’ud radhiallah uanhu mewasiatka n yang artinya: ”Al-Jama’ah adalah sesuatu yang menetapi al-haq walaupun engkau seorang diri”
Maksudnya tetaplah mengikuti Al-Jamaah atau as-sawad al a’zham (mayoritas kaum muslim) walaupun tinggal seorang diri di suatu tempat yang terpisah. Hindarilah firqoh atau sekte yakni orang-oran g
yang mengikuti pemahaman seorang ulama yang telah keluar (kharaja)
dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham).
Dari Ibnu Sirin dari Abi Mas’ud, bahwa beliau mewasiatka n
kepada orang yang bertanya kepadanya ketika ‘Utsman dibunuh, untuk
berpegang teguh pada Jama’ah, karena Allah tidak akan mengumpulk an umat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesesatan. Dan dalam hadits dinyatakan bahwa ketika manusia tidak mempunyai imam, dan manusia berpecah belah menjadi kelompok-k elompok maka janganlah mengikuti salah satu firqah/ sekte. Hindarilah semua firqah/ sekte itu jika kalian mampu untuk menghindar i terjatuh ke dalam keburukan” .
Mayoritas kaum muslim atau as-sawad al a’zham atau Al Jama’ah atau ahlus sunnah atau Ahlus Sunnah wal Jama’ah atau disingkat aswaja adalah kaum muslim yang istiqomah mengikuti para ulama yang sholeh yang mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang empat
Allah ta’ala berfirman yang artinya “Orang-oran g yang terdahulu lagi yang pertama-ta ma (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-oran g yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediaka n bagi mereka surga-surg a yang mengalir sungai-sun gai di dalamnya selama-lam anya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar“. (QS at Taubah [9]:100)
Dari firmanNya tersebut dapat kita ketahui bahwa orang-oran g yang diridhoi oleh Allah Azza wa Jalla adalah orang-oran g yang mengikuti Salafush Sholeh.
Sedangkan orang-oran g
yang mengikuti Salafush Sholeh yang paling awal dan utama adalah Imam
Mazhab yang empat karena Imam Mazhab yang empat bertemu dan
bertalaqqi (mengaji) dengan Salafush Sholeh sehingga Imam Mazhab yang empat mendapatka n
pemahaman Salafush Sholeh dari lisannya langsung dan Imam Mazhab yang
empat melihat langsung cara beribadah atau manhaj Salafush Sholeh.
Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh dari kalangan “orang-ora ng yang membawa hadits” yakni membawanya dari Salafush Sholeh yang meriwayatk an dan mengikuti sunnah Rasulullah shallallah u alaihi wasallam
Jadi kalau kita ingin ittiba li Rasulullah (mengikuti Rasulullah ) atau mengikuti Salafush Sholeh maka kita menemui dan bertalaqqi (mengaji) dengan para ulama yang sholeh dari kalangan “orang-ora ng yang membawa hadits”
Para ulama yang sholeh dari kalangan “orang-ora ng yang membawa hadits” adalah para ulama yang sholeh yang mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang empat
Para ulama yang sholeh yang mengikuti dari Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh yang memiliki ketersambu ngan
sanad ilmu (sanad guru) dengan Imam Mazhab yang empat atau para ulama
yang sholeh yang memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab
yang empat.
Pengikut ajaran Wahabi termakan hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi sehingga karena kebencian mereka terhadap kaum syiah berakibat mereka meninggalk an bahkan diantarany a membenci para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah .
Al Qura'n adalah kitab petunjuk sedangkan para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah adalah para penunjuk.
Para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallah u alaihi wasallam pada umumnya memiliki ketersambu ngan dengan lisannya Rasulullah shallallah u alaihi wasallam melalui dua jalur yakni
1. Melalui nasab (silsilah / keturunan). Pengajaran agama baik disampaika n melalui lisan maupun praktek yang diterima dari orang tua-orang tua mereka terdahulu tersambung kepada Rasulullah shallallah u alaihi wasallam
2. Melalui sanad ilmu atau sanad guru. Pengajaran agama dengan bertalaqqi
(mengaji) dengan para ulama yang sholeh yang mengikuti Imam Mazhab
yang empat yakni para ulama yang sholeh memiliki ilmu riwayah dan
dirayah dari Imam Mazhab yang empat atau para ulama yang sholeh yang
memiliki ketersambu ngan sanad ilmu atau sanad guru dengan Imam Mazhab yang empat
Sehingga para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallah u alaihi wasallam lebih terjaga kemutawati ran sanad, kemurnian agama dan akidahnya.
Dalam perkara agama tidak ada hal yang baru. Kita justru harus berlaku jumud atau istiqomah sebagaiman a apa yang disampaika n oleh lisannya Rasulullah shallallah u alaihi wasallam.
Salah satu ciri dalam metode pengajaran
talaqqi adalah sanad. Pada asalnya, istilah sanad atau isnad hanya
digunakan dalam bidang ilmu hadits (Mustolah Hadits) yang merujuk
kepada hubungan antara perawi dengan perawi sebelumnya pada setiap tingkatan yang berakhir kepada Rasulullah -Shollalla hu ‘alaihi wasallam- pada matan haditsnya.
Namun, jika kita merujuk kepada lafadz Sanad itu sendiri dari segi bahasa, maka penggunaan nya sangat luas. Dalam Lisan Al-Arab misalnya disebutkan : “Isnad dari sudut bahasa terambil dari fi’il “asnada” (yaitu menyandark an) seperti dalam perkataan mereka: Saya sandarkan perkataan ini kepada si fulan. Artinya, menyandark an sandaran, yang mana ia diangkatka n kepada yang berkata. Maka menyandark an perkataan berarti mengangkat kan perkataan (mengembal ikan perkataan kepada orang yang berkata dengan perkataan tersebut)“ .
Jadi, metode isnad tidak terbatas pada bidang ilmu hadits. Karena tradisi pewarisan atau transfer keilmuwan Islam dengan metode sanad telah berkembang ke berbagai bidang keilmuwan. Dan yang paling kentara adalah sanad talaqqi dalam aqidah dan mazhab fikih yang sampai saat ini dilestarik an oleh ulama dan universita s Al-Azhar Asy-Syarif . Hal inilah yang mengapa Al-Azhar menjadi sumber ilmu keislaman selama berabad-ab ad. Karena manhaj yang di gunakan adalah manhaj shahih talaqqi yang memiliki sanad yang jelas dan sangat sistematis . Sehingga sarjana yang menetas dari Al-azhar adalah tidak hanya ahli akademis semata tapi juga alim.
Sanad ini sangat penting, dan merupakan salah satu kebanggaan
Islam dan umat. Karena sanad inilah Al-Qur’an dan sunah Nabawiyah
terjaga dari distorsi kaum kafir dan munafik. Karena sanad inilah
warisan Nabi tak dapat diputar balikkan.
Ibnul Mubarak berkata :”Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkan nya (dengan akal pikirannya sendiri).” (Diriwayat kan oleh Imam Muslim dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47 no:32 )
Imam Syafi’i ~rahimahul lah mengatakan “tiada ilmu tanpa sanad”.
Imam Malik ra berkata: “Janganlah engkau membawa ilmu (yang kau pelajari) dari orang yang tidak engkau ketahui catatan (riwayat) pendidikan nya (sanad ilmu)”
Al-Hafidh Imam Attsauri ~rahimulla h mengatakan “Penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yang ingin naik ke atap rumah tanpa tangga”
Bahkan Al-Imam Abu Yazid Al-Bustami y , quddisa sirruh (Makna tafsir QS.Al-Kahf i 60) ; “Barangsiap a tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan” Tafsir Ruhul-Baya n Juz 5 hal. 203
Tanda atau ciri seorang ulama tidak terputus sanad ilmu atau sanad gurunya adalah pemahaman atau pendapat ulama tersebut tidak menyelisih i pendapat gurunya dan guru-gurun ya terdahulu serta berakhlak baik
Asy-Syeikh as-Sayyid Yusuf Bakhour al-Hasani menyampaik an bahwa “maksud dari pengijazah an sanad itu adalah agar kamu menghafazh bukan sekadar untuk meriwayatk an tetapi juga untuk meneladani orang yang kamu mengambil sanad daripadany a, dan orang yang kamu ambil sanadnya itu juga meneladani orang yang di atas di mana dia mengambil sanad daripadany a dan begitulah seterusnya hingga berujung kepada kamu meneladani Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, keterjagaa n al-Qur’an itu benar-bena r sempurna baik secara lafazh, makna dan pengamalan“
Selain sanad, ciri dalam manhaj pengajaran talaqqi adalah ijazah. Ijazah ada yang secara tertulis dan ada yang hanya dengan lisan. Memberikan ijazah sangat penting. Menimbang agar tak terjadinya penipuan dan dusta dalam penyandara n seseorang. Apalagi untuk zaman sekarang yang penuh kedustaan, ijazah secara tertulis menjadi suatu keharusan.
Tradisi ijazah ini pernah dipraktekk an oleh Nabi shallallah u alaihi wasallam ketika memberikan
ijazah (baca: secara lisan) kepada beberapa Sahabat ra. dalam
keahlian tertentu. Seperti keahlian sahabat di bidang Al-Qur’an.
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Sesungguhny a orang yang paling aku cintai di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya‘ .
Dan beliau juga bersabda: “Ambillah bacaan Al Qur’an dari empat
orang. Yaitu dari ‘Abdullah bin Mas’ud, kemudian Salim, maula Abu
Hudzaifah, lalu Ubay bin Ka’ab d an Mu’adz bin Jabal.” (Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Silahkan telusurila h melalui apa yang disampaika n oleh Al Imam Al Haddad dan yang setingkat dengannya, sampai ke Al Imam Umar bin Abdurrahma n Al Attos dan yang setingkat dengannya, sampai ke Asy’syeh Abubakar bin Salim, kemudian Al Imam Syihabuddi n,
kemudian Al Imam Al Aidrus dan Syeh Ali bin Abibakar, kemudian Al
Imam Asseggaf dan orang orang yang setingkat mereka dan yang diatas
mereka, sampai keguru besar Al Fagih Almuqoddam Muhammad bin Ali Ba’alawi Syaikhutth oriqoh dan orang orang yang setingkat dengannya, sampai ke Imam Al Muhajir Ilallah Ahmad bin Isa dan orang orang yang setingkat dengannya.
Sejak abad 7 H di Hadramaut (Yaman), dengan keluasan ilmu, akhlak yang lembut, dan keberanian ,
Imam Ahmad Al Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al Uraidhi bin
Ja’far Ash Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin
Sayyidina Husain ra beliau berhasil mengajak para pengikut Khawarij
untuk menganut madzhab Syafi’i dalam fiqih , Ahlus Sunnah wal jama’ah
dalam akidah (i’tiqod) mengikuti Imam Asy’ari (bermazhab Imam Syafi’i) dan Imam Maturidi (bermazhab Imam Hanafi) serta tentang akhlak atau tentang ihsan mengikuti ulama-ulam a tasawuf yang muktabaroh
dan bermazhab dengan Imam Mazhab yang empat. Di Hadramaut kini,
akidah dan madzhab Imam Al Muhajir yang adalah Sunni Syafi’i, terus
berkembang sampai sekarang, dan Hadramaut menjadi kiblat kaum sunni yang “ideal” karena kemutawati ran sanad serta kemurnian agama dan aqidahnya.
Dari Hadramaut (Yaman), anak cucu Imam Al Muhajir menjadi pelopor dakwah Islam sampai ke “ufuk Timur”, seperti di daratan India, kepulauan Melayu dan Indonesia. Mereka rela berdakwah dengan memainkan wayang mengenalka n kalimat syahadah , mereka berjuang dan berdakwah dengan kelembutan tanpa senjata , tanpa kekerasan,
tanpa pasukan , tetapi mereka datang dengan kedamaian dan kebaikan.
Juga ada yang ke daerah Afrika seperti Ethopia, sampai kepulauan
Madagaskar . Dalam berdakwah, mereka tidak pernah bergeser dari asas keyakinann ya yang berdasar Al Qur’an, As Sunnah, Ijma dan Qiyas
Prof.Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dalam majalah tengah bulanan “Panji Masyarakat ” No.169/ tahun ke XV11 15 februari 1975 (4 Shafar 1395 H) halaman 37-38 menjelaskan bahwa pengajaran agama Islam di negeri kita diajarkan langsung oleh para ulama keturunan cucu Rasulullah seperti Syarif Hidayatull ah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Berikut kutipan penjelasan Buya Hamka
***** awal kutipan ****
“Rasulalla h shallallah u
alaihi wasallam mempunyai empat anak-anak lelaki yang semuanya wafat
waktu kecil dan mempunyai empat anak wanita. Dari empat anak wanita
ini hanya satu saja yaitu (Siti) Fathimah yang memberikan beliau shallallah u alaihi wasallam dua cucu lelaki dari perkawinan nya
dengan Ali bin Abi Thalib. Dua anak ini bernama Al-Hasan dan
Al-Husain dan keturunan dari dua anak ini disebut orang Sayyid
jamaknya ialah Sadat. Sebab Nabi sendiri mengatakan , ‘kedua anakku ini menjadi Sayyid (Tuan) dari pemuda-pem uda
di Syurga’. Dan sebagian negeri lainnya memanggil keturunan Al-Hasan
dan Al-Husain Syarif yang berarti orang mulia dan jamaknya adalah
Asyraf.
Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan Al-Hasan dan Al-Husain itu datang ketanah air kita ini. Sejak dari semenanjun g Tanah Melayu, kepulauan Indonesia dan Pilipina. Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam diseluruh Nusantara ini. Diantarany a Penyebar Islam dan pembanguna n kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatull ah yang diperanakk an di Aceh. Syarif kebungsuan
tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanao dan Sulu. Yang pernah
jadi raja di Aceh adalah bangsa Sayid dari keluarga Jamalullai l, di Pontianak pernah diperintah bangsa Sayyid Al-Qadri. Di Siak oleh keluaga Sayyid bin Syahab, Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa Sayyid Jamalullai l.
Yang dipertuan Agung 111 Malaysia Sayyid Putera adalah Raja Perlis.
Gubernur Serawak yang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang dari keluarga
Alaydrus.
Kedudukan mereka dinegeri ini yang turun temurun menyebabka n mereka telah menjadi anak negeri dimana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi Ulama. Mereka datang dari hadramaut dari keturunan Isa Al-Muhajir dan Fagih Al-Muqadda m.
Yang banyak kita kenal dinegeri kita yaitu keluarga Alatas, Assegaf,
Alkaff, Bafaqih, Balfaqih, Alaydrus, bin Syekh Abubakar, Alhabsyi,
Alhaddad, Al Jufri, Albar, Almusawa, bin Smith, bin Syahab, bin Yahya
…..dan seterusnya .
Yang terbanyak dari mereka adalah keturunan dari Al-Husain dari Hadramaut (Yaman selatan), ada juga yang keturunan Al-Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan syarif-sya rif Makkah Abi Numay, tetapi tidak sebanyak dari Hadramaut. Selain dipanggil Tuan Sayid mereka juga dipanggil Habib. Mereka ini telah tersebar didunia. Di negeri-neg eri besar seperti Mesir, Baqdad, Syam dan lain-lain mereka adakan NAQIB, yaitu yang bertugas mencatat dan mendaftark an keturunan- keturunan
Sadat tersebut. Disaat sekarang umum- nya mencapai 36-37-38 silsilah
sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidati Fathimah
Az-Zahra ra.
****** akhir kutipan ******
Selengkapn ya tentang ulama nenek moyang kita telah disampaika n dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/05/19/ sejak-abad- ke-1-h/
Sedangkan silsilah para Wali Songo pada http:// mutiarazuhu d.files.wo rdpress.co m/2011/03/ silsilah-pa ra-walison go.jpg
Para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallah u alaihi wasallam , pada umumnya tinggal di Hadramaut, Yaman mengikuti sunnah kakek mereka Sayyidina Muhammad Rasulullah shallallah u alaihi wasallam
Diriwayatk an dari Ibnu Abi al-Shoif dalam kitab Fadhoil al-Yaman, dari Abu Dzar al-Ghifari , Nabi shallallah u alaihi wasallam bersabda, ‘Kalau terjadi fitnah pergilah kamu ke negeri Yaman karena disana banyak terdapat keberkahan’
Diriwayatk an oleh Jabir bin Abdillah al-Anshari , Nabi shallallah u alaihi wasallam bersabda, ‘Dua pertiga keberkahan dunia akan tertumpah ke negeri Yaman. Barang siapa yang akan lari dari fitnah, pergilah ke negeri Yaman, Sesungguhn ya di sana tempat beribadah’
Abu Said al-Khudri ra meriwayatk an hadits dari Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, ‘Pergilah kalian ke Yaman jika terjadi fitnah, karena kaumnya mempunyai sifat kasih sayang dan buminya mempunyai keberkahan dan beribadat di dalamnya mendatangk an pahala yang banyak’
Abu Musa al-Asy’ari meriwayatk an dari Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda , ‘Allah akan mendatangk an suatu kaum yang dicintai-N ya dan mereka mencintai Allah. Bersabda Nabi shallallah u alaihi wasallam : mereka adalah kaummu Ya Abu Musa, orang-oran g Yaman’.
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Hai orang-oran g yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangk an suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiN ya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-oran g
kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada
celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan- Nya kepada siapa yang dikehendak i-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian -Nya), lagi Maha Mengetahui .” (QS Al Ma’iadah [5]:54)
Dari Jabir, Rasulullah shallallah u alaihi wasallam ditanya mengenai ayat tersebut, maka Rasul menjawab, ‘Mereka adalah ahlu Yaman dari suku Kindah, Sukun dan Tajib’.
Ibnu Jarir meriwayatk an, ketika dibacakan tentang ayat tersebut di depan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, beliau berkata, ‘Kaummu wahai Abu Musa, orang-oran g Yaman’.
Dalam kitab Fath al-Qadir, Ibnu Jarir meriwayat dari Suraikh bin Ubaid, ketika turun ayat 54 surat al-Maidah, Umar berkata, ‘Saya dan kaum saya wahai Rasulullah ’. Rasul menjawab, ‘Bukan, tetapi ini untuk dia dan kaumnya, yakni Abu Musa al-Asy’ari’.
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalan i telah meriwayatk an suatu hadits dalam kitabnya berjudul Fath al-Bari, dari Jabir bin Math’am dari Rasulullah shallallah u alaihi wasallam berkata, ‘Wahai ahlu Yaman kamu mempunyai derajat yang tinggi. Mereka seperti awan dan merekalah sebaik-bai knya manusia di muka bumi’
Dalam Jami’ al-Kabir, Imam al-Suyuthi meriwayatk an hadits dari Salmah bin Nufail, ‘Sesungguh nya aku menemukan nafas al-Rahman dari sini’. Dengan isyarat yang menunjuk ke negeri Yaman. Masih dalam Jami’ al-Kabir, Imam al-Sayuthi meriwayatk an hadits marfu’ dari Amru ibnu Usbah , berkata Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, ‘Sebaik-ba iknya lelaki, lelaki ahlu Yaman‘.
Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, ‘Siapa yang mencintai orang-oran g Yaman berarti telah mencintaik u, siapa yang membenci mereka berarti telah membenciku”
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam telah menyampaik an bahwa ahlul Yaman adalah orang-oran g yang mudah menerima kebenaran, mudah terbuka mata hatinya (ain bashiroh) dann banyak dikaruniak an hikmah (pemahaman yang dalam terhadap Al Qur’an dan Hadits) sebagaiman a Ulil Albab
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَ ا شُعَيْبٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَج ِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ أَضْعَفُ قُلُوبًا وَأَرَقُّ أَفْئِدَةً الْفِقْهُ يَمَانٍ وَالْحِكْم َةُ يَمَانِيَة ٌ
Telah menceritak an kepada kami Abul Yaman Telah mengabarka n kepada kami Syu’aib Telah menceritak an kepada kami Abu Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah radliallah u ‘anhu dari Nabi shallallah u ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Telah datang penduduk Yaman, mereka adalah orang-oran g yang berperasaa n dan hatinya paling lembut, kefaqihan dari Yaman, hikmah ada pada orang Yaman.” (HR Bukhari 4039)
و حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ وَحَسَنٌ الْحُلْوَا نِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ وَهُوَ ابْنُ إِبْرَاهِي مَ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ صَالِحٍ عَنْ الْأَعْرَج ِ قَالَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاكُمْ
أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَضْعَفُ قُلُوبًا وَأَرَقُّ أَفْئِدَةً الْفِقْهُ يَمَانٍ وَالْحِكْم َةُ يَمَانِيَة ٌ
Dan telah menceritak an kepada kami Amru an-Naqid dan Hasan al-Hulwani keduanya berkata, telah menceritak an kepada kami Ya’qub -yaitu Ibnu Ibrahim bin Sa’d- telah menceritak an kepada kami bapakku dari Shalih dari al-A’raj dia berkata, Abu Hurairah berkata; “Rasululla h shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda: “Telah
datang penduduk Yaman, mereka adalah kaum yang paling lembut
hatinya. Fiqh ada pada orang Yaman. Hikmah juga ada pada orang Yaman. (HR Muslim 74)
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
Ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab atau ajaran Wahabi dapat menimbulka
Mereka adalah korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman)
Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab diketahui tidak mau mempelajar
عَبْدُ الْوَهَّاب
“Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah
Pola pemahaman dan pendalaman
Ulama Ibnu Taimiyyah adalah ulama kontrovers
Ulama Ibnu Taimiyyah terjerumus
Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangk
Dari link pada http://
Beliau (Syaikh Ibnu Hajar) juga berkata ” Maka berhati-ha
Seharusnya
Di dalam beberapa tulisan tentang riwayat ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dikatakan bahwa “Demikian meresapnya
Pada hakikatnya
Perhatikan
Salafy Yamani sangat menolak metode pergerakan
Di kalangan Salafy Yamani dan sebagian ulama-ulam
Perselisih
Dalam tulisan yang berjudul Membongkar
"Mereka (Ulama Salaf) bersepakat
Dalam praktik, sikap seperti ini benar-bena
Sedangkan pihak Haraki, mereka juga membela diri. Diantarany
"Sebagaimana
Pada awalnya, Salafy Yamani ikut bergabung dengan majalah As Sunnah, tetapi tahun 1995 mereka mengadakan
Sejak munculnya majalah Salafy suasana dakwah di Indonesia terasa mulai memanas, sebab majalah ini begitu keras dalam menentang dan menyerang kelompok-k
Yang tidak dapat ditemukan dari sikap Ja’far Umar dan ustadz-ust
Seperti sekitar awal 1996 melalui majalah Salafy, Ja’far Umar melontarka
Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz Tarim-Hadh
Kita dapat melihat perselisih
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
http://
Perbedaan tersebut ditimbulka
Apa yang ulama mereka katakan sebagai pemahaman Salafush Sholeh adalah ketika mereka membaca hadits, tentunya ada sanad yang tersusun dari Tabi’ut Tabi’in, Tabi’in dan Sahabat. Inilah yang mereka katakan bahwa mereka telah mengetahui
Mereka berijtihad
Tidak ada yang dapat menjamin hasil upaya ijtihad mereka pasti benar dan terlebih lagi mereka tidak dikenal berkompete
Jika hasil ijtihad mereka salah, inilah yang namanya fitnah terhadap Salafush Sholeh. Fitnah dari orang-oran
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarka
Dikatakan sebagai fitnah karena contohnya Salafy Yamani seolah-ola
mengimplem
Firman Allah ta'ala yang artinya
“Dan berpegangl
“Sesungguhn
Rasulullah
Berorganis
Organisasi
Menengok ke salah satu peradaban tua dunia, timur tengah misalnya, mereka pun terbukti sangat dekat dengan keorganisa
Pengharama
Para ulama di wilayah kerajaan dinasti Saudi yang mengikuti ajaran wahabi secara tidak langsung telah mengkhiian
Diriwayatk
Para ulama di wilayah kerajaan dinasti Saudi yang mengikuti ajaran wahabi tampak membiarkan
Kerajaan dinasti Saudi membelanja
Kerajaan dinasti Saudi menandatan
Uang kerajaan hanya habis digunakan membeli peralatan militer, atau digunakan membeli klub sepak bola Eropa atau lainnya. Tidak dalam rangka membela agama Allah.
Republik Islam Iran yang mayoritas pendudukny
Begitupula
Pelajaran berharga dari Somalia adalah kehancuran
Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz Tarim-Hadh
***** awal kutipan *****
Di negara Somalia, sampai kini, masih terjadi pertumpaha
Sahabat Abu Dzar pernah memanggil Bilal, “Hai si hitam.” Rasul pun mendengar dan berkata, “Hai, apakah orang putih itu lebih mulia dari mereka yang hitam. Tidak, tidak ada keutamaan dalam diri seseorang kecuali taqwa.” Lantas Abu Dzar sadar dan berkata pada Bilal, “Aku telah mengolokmu
***** akhir kutipan *****
Jadi pada hakikatnya
Sebagaiman
Sebagian kelompok Mahakim Al Islami, yang dipimpin oleh Syeikh Abdul Qadir Ali Umar, Harakah Al Ishlah (Ikhwan Al Muslimun),
Sedangkan Harakah As Syabab Al Mujahidin serta Al Mahakim Al Islami wilayah Asmarah, Al Jabhah Al Islamiyah serta Mu’askar Anuli, yang bergabung dalam Hizb Al Islami.
Syeikh Syarif sebagai kepala pemerintah
Pengikut ajaran Wahabi merasa diri merekalah yang benar dan dianggapny
Telah menceritak
Mereka bukanlah yang dimaksud Al Ghuroba namun mereka adalah orang-oran
Salah satu gurunya ulama Muhammad bin Abdul Wahhab yakni Syaikh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi’i
“Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehati
Pengikut ajaran Wahabi secara tidak disadari telah mengingkar
Makna firman Allah ta’ala dalam (QS Al An’aam [6]:116) adalah larangan “menuruti kebanyakan
Secara tidak sadar mereka telah memfitnah Allah Azza wa Jalla , menggunaka
Rasulullah
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahull
Rasulullah
Ibnu Mas’ud radhiallah
Maksudnya tetaplah mengikuti Al-Jamaah atau as-sawad al a’zham (mayoritas
Dari Ibnu Sirin dari Abi Mas’ud, bahwa beliau mewasiatka
Mayoritas kaum muslim atau as-sawad al a’zham atau Al Jama’ah atau ahlus sunnah atau Ahlus Sunnah wal Jama’ah atau disingkat aswaja adalah kaum muslim yang istiqomah mengikuti para ulama yang sholeh yang mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang empat
Allah ta’ala berfirman yang artinya “Orang-oran
Dari firmanNya tersebut dapat kita ketahui bahwa orang-oran
Sedangkan orang-oran
Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh dari kalangan “orang-ora
Jadi kalau kita ingin ittiba li Rasulullah
Para ulama yang sholeh dari kalangan “orang-ora
Para ulama yang sholeh yang mengikuti dari Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh yang memiliki ketersambu
Pengikut ajaran Wahabi termakan hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman)
Al Qura'n adalah kitab petunjuk sedangkan para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
Para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
1. Melalui nasab (silsilah /
2. Melalui sanad ilmu atau sanad guru. Pengajaran
Sehingga para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
Dalam perkara agama tidak ada hal yang baru. Kita justru harus berlaku jumud atau istiqomah sebagaiman
Salah satu ciri dalam metode pengajaran
Namun, jika kita merujuk kepada lafadz Sanad itu sendiri dari segi bahasa, maka penggunaan
Jadi, metode isnad tidak terbatas pada bidang ilmu hadits. Karena tradisi pewarisan atau transfer keilmuwan Islam dengan metode sanad telah berkembang
Sanad ini sangat penting, dan merupakan salah satu kebanggaan
Ibnul Mubarak berkata :”Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkan
Imam Syafi’i ~rahimahul
Imam Malik ra berkata: “Janganlah engkau membawa ilmu (yang kau pelajari) dari orang yang tidak engkau ketahui catatan (riwayat) pendidikan
Al-Hafidh Imam Attsauri ~rahimulla
Bahkan Al-Imam Abu Yazid Al-Bustami
Tanda atau ciri seorang ulama tidak terputus sanad ilmu atau sanad gurunya adalah pemahaman atau pendapat ulama tersebut tidak menyelisih
Asy-Syeikh
Selain sanad, ciri dalam manhaj pengajaran
Tradisi ijazah ini pernah dipraktekk
Rasulullah
Silahkan telusurila
Sejak abad 7 H di Hadramaut (Yaman), dengan keluasan ilmu, akhlak yang lembut, dan keberanian
Dari Hadramaut (Yaman), anak cucu Imam Al Muhajir menjadi pelopor dakwah Islam sampai ke “ufuk Timur”, seperti di daratan India, kepulauan Melayu dan Indonesia.
Prof.Dr.H.
***** awal kutipan ****
“Rasulalla
Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan Al-Hasan dan Al-Husain itu datang ketanah air kita ini. Sejak dari semenanjun
Kedudukan mereka dinegeri ini yang turun temurun menyebabka
Yang terbanyak dari mereka adalah keturunan dari Al-Husain dari Hadramaut (Yaman selatan), ada juga yang keturunan Al-Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan syarif-sya
****** akhir kutipan ******
Selengkapn
Sedangkan silsilah para Wali Songo pada http://
Para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
Diriwayatk
Diriwayatk
Abu Said al-Khudri ra meriwayatk
Abu Musa al-Asy’ari
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Hai orang-oran
Dari Jabir, Rasulullah
Ibnu Jarir meriwayatk
Dalam kitab Fath al-Qadir, Ibnu Jarir meriwayat dari Suraikh bin Ubaid, ketika turun ayat 54 surat al-Maidah,
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalan
Dalam Jami’ al-Kabir, Imam al-Suyuthi
Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah
Rasulullah
حَدَّثَنَا
Telah menceritak
و حَدَّثَنِي
Dan telah menceritak
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830