Oleh KH. Abdullah Afif
وَحُكِيَ أَنَّهُ كَانَ بِمِصْرَ رَجُلٌ تَاجِرٌ فِي التَّمْرِ يُقَالُ لَهُ عَطِيَّةُ بْنُ خَلْفٍ وَكَانَ مِنْ أَهْلِ الثَّرْوَة ِ، ثُمَّ افْتَقَرَ، وَلَمْ يَبْقَ لَهُ سِوَى ثَوْبٍ يَسْتُرُ عَوْرَتَهُ ،
Diceritaka n bahwa di Mesir ada seorang laki-laki pedagang kurma, namanya Athiyah bin Kholaf . Dia termasuk orang yang kaya raya.
(Oleh karena suatu hal ) dia menjadi miskin. Dia tidak punya apa-apa kecuali pakaian yang melekat di badan untuk menutupi auratnya
فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ عَاشُوْرَا ءَ صَلَّى الصُّبْحَ فِيْ جَامِعِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، وَمِنْ عَادَةِ هَذَا الْجَامِعِ لَا يَدْخُلُهُ النِّسَاءُ إِلَّا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَا ءَ لِأَجْلِ الدُّعَاءِ
Ketika hari Asyura datang, ia melakukan shalat shubuh di Masjid Amru bin Ash. Kebiasaan yang berlaku di masjid itu pada hari biasa adalah tidak diperkenan kannya para wanita masuk masjid tersebut kecuali pada hari Asyura saja, untuk tujuan berdoa.
فَوَقَفَ يَدْعُوْ مَعَ جُمْلَةِ النَّاسِ، وَهُوَ بِمَعْزِلٍ عَنِ النِّسَاءِ جَاءَتهُ امْرَأَةٌ وَمَعَهَا أَطْفَالٌ
Di masjid itu, 'Athiyah bin Kholaf berdoa bersama orang banyak.
Dia terpisah dari para wanita, tiba-tiba datang kepadanya seorang wanita bersama anak-anak kecil.
فَقَالَتْ يَا سَيِّدِيْ: سَأَلْتُكَ بِاللهِ إِلَّا مَا فَرَّجْتَ عَنِّيْ وَآثَرْتَن ِيْ بِشَيْءٍ أَسْتَعِيْ نُ بِهِ عَلَى قُوْتِ هَذِهِ الْأَطْفَا لِ، فَقَدْ مَاتَ أَبُوْهُمْ وَمَا تَرَكَ لَهُمْ شَيْئًا وَأَنَا شَرِيْفَةٌ ، وَلَا أَعْرِفُ أَحَدًا أَقْصِدُهُ ، وَمَا خَرَجْتُ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ إِلَّا عَنْ ضَرُوْرَةٍ أَحْوَجَتْ نِيْ إِلَى بَذْلِ وَجْهِيْ، وَلَيْسَ لِيْ عَادَةً بِذَلِكَ.
Wanita itu berkata:
"Wahai tuan, Aku minta kepada anda,Demi Allah, semoga tuan bisa meringanka n kesulitank u dan sudi memberi sesuatu yang aku gunakan untuk bisa memenuhi kebutuhan makan anak-anak ini.
Sementara bapak mereka telah wafat. Dia tidak meninggalk an satu apapun untuk mereka.Aku adalah Syarifah.
Aku tidak tahu siapa yang aku tuju.
Aku tidak keluar kecuali hari ini, itupun dengan darurat yang menjadikan aku hajat untuk mengorbank an diriku. Dan itu bukan merupakan kebiasanku .
فَقَالَ الرَّجُلُ فِيْ نَفْسِهِ: أَنَا مَا أَمْلِكُ شَيْئًا، وَلَيْسَ لِيْ غَيْرُ هَذَا الثَّوْبِ، وَإِنْ خَلَعْتُهُ اِنْكَشَفَ تْ عَوْرَتِيْ ، وَإِنْ رَدَدْتُهَ ا فَأَيُّ عُذْرٍ لِيْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ
'Athiyahpu n berkata dalam hatinya:
"Aku tidak mempunyai sesuatu. Tidak ada milikku keculai baju ini. Jika aku lepas akan terbukalah tubuhku. Jika wanita ini aku tolak, alasan apakah yang akan aku kemukakan pada Rasulullah –shallalla ahu ‘alaihi wasallam-
فَقَالَ لَهَا: اِذْهَبِيْ مَعِيْ حَتَّى أُعْطِيَكَ شَيْئًا
Akhirnya 'Athiyah berkata kepada wanita tersebut:
"Mari ke rumahku. Aku akan memberimu sesuatu."
فَذَهَبَتْ مَعَهُ إِلَى مَنْزِلِهِ ، فَأَوْقَفَ هَا عَلَى الْبَابِ وَدَخَلَ وَخَلَعَ ثَوْبَهُ، وَاتَّزَرَ بِخَلِقٍ كَانَ عِنْدَهُ، ثُمَّ نَاوَلَهَا الثَّوْبَ مِنْ شِقِّ الْبَابِ.
Maka wanita itu pun mengikuti 'Athiyah sampai di rumahnya.
Lalu 'Athiyah menempatka nnya didepan pintu rumahnya.
Athiyahpun masuk kerumah dan mencopot bajunya. Dia mengenakan sarung lusuh yang ia punya. Diberikanl ah baju yang ia copot tadi kepada wanita dari sisi pintunya.
فَقَالَتْ لَهُ: أَلْبَسَكَ اللهُ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ وَلَا أَحْوَجَكَ فِيْ بَاقِيْ عُمْرِكَ إِلَى أَحَدٍ
Lalu ia mendoakan 'Athiyah:
"Semoga Allah memberikan pada tuan pakaian-pa kaian surga dan tuan tidak akan membutuhka n kepada orang lain selama hidup tuan."
فَفَرِحَ بِدُعَائِه َا وَأَغْلَقَ الْبَابَ، وَدَخَلَ بَيْتَهُ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى إِلَى اللَّيْلِ،
'Athiyah merasa senang dengan do'a wanita tersebut. Iapun menutup pintunya, masuk kerumahnya . Ia berdzikir hingga larut malam
ثُمَّ نَامَ فَرَأَى فِي الْمَنَامِ حَوْرَاءَ لَمْ يَرَ الرَّاؤُوْ نَ أَحْسَنَ مِنهَا، وَبِيَدِهَ ا تُفَّاحَةٌ قَدْ عَطَّرَتْ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْض ِ، فَنَاوَلَت ْهُ التُّفَّاح َةَ فَكَسَرَهَ ا، فَخَرَجَ مِنْهَا حُلَّةٌ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ لَا تُسَاوِيْه َا الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا، فَأَلْبَسَ تْهُ الْحُلَّةَ وَجَلَسَتْ فِيْ حِجْرِهِ.
Kemudian Athiyah tidur. Ketika tidur, ia bermimpi melihat bidadari, belum pernah orang melihat wanita lebih cantik darinya. Di tangan wanita itu ada buah apel yang mengharumk an antara langit dan bumi.
Buah apel tersebut dberikanny a kepada Athiyah ketika buah apel itu dibelah, dari belahan apel itu keluar pakaian dari pakian surga yang tidak terbanding dengan di dunia sesisinya
Pakaian itu dikenakann ya pada 'Athiyah bin Kholaf. Setelah pakaian itu dikenakan, bidadari itu duduk di pangkuanny a.
فَقَالَ لَهَا: مَنْ أَنْتِ؟ فَقَالَتْ: أَنَا عَاشُوْرَا ءُ زَوْجَتُكَ فِي الْجَنَّةِ . قَالَ: فَبِمَ نِلْتُ ذَلِكَ؟ فَقَالَتْ: بِدَعْوَةِ تِلْكَ الْمِسْكِي ْنَةِ الْأَرْمَل َةِ وَالْأَيْت امِ الَّذِيْنَ أَحْسَنْتَ إِلَيْهِمْ بِالْأَمْس ِ،
'Athiyah lantas bertanya:
"Siapakah kamu ini?"
"Aku adalah 'Asyura, istrimu di surga," jawab bidadari itu.
"Dengan amal apakah aku memperoleh kemuliaan seperti ini?" tanya 'Athiyah.
Lalu bidadari itu menjawab:
"Dengan seorang janda miskin, dan anak-anak yatim yang kemarin engkau berbuat baik kepada mereka.”
فَانْتَبَه َ وَعِنْدَهُ مِنَ السُّرُوْر ِ مَا لَا يَعْلَمُهُ إِلَّا اللهُ تَعَالَى، وَقَدْ عَبِقَ مِنْ طِيْبِهِ الْمَكَانُ ،
Maka Athiyah terbangun, dan dia sangat senang yang tidak mengetahui nya kecuali Allah Ta’ala, sementara tempat dimana ia berada semerbak dari bau wanginya
فَتَوَضَّأ َ وَصَلَّى رَكْعَتَيْ نِ شُكْرًا للهِ تَعَالَى،
Kemudian ia mengambil air wudhu, dan iapun melaksanak an shalat dua rakaat sebagai tanda rasa syukurnya kepada Allah Ta’ala
ثُمَّ رَفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ: إِلَهِيْ إِنْ كَانَ مَنَامِيْ حَقًّا، وَهَذِهِ زَوْجَتِيْ فِي الْجَنَّةِ فَاقْبِضْن ِيْ إِلَيْكَ
Kemudian Athiyah mengangkat pandangann ya ke langit seraya berdoa:
“Wahai Tuhanku. Apabila mimpi dalam tidurku itu benar dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di surga, maka matikanlah aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu. "
فَمَا اسْتَتَمَّ الْكَلَامَ حَتَّى عَجَّلَ اللهُ بِرُوْحِهِ إِلَى دَارِ السَّلَامِ .
Belum usai doa dipanjatka n, Allah menyegerak an ruh Athiyah ke surga Daarussala am
Sumber Kitab:
Irsyadul Ibad halaman 150
Semoga bermanfaat
(Oleh karena suatu hal ) dia menjadi miskin. Dia tidak punya apa-apa kecuali pakaian yang melekat di badan untuk menutupi auratnya
فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ عَاشُوْرَا
Ketika hari Asyura datang, ia melakukan shalat shubuh di Masjid Amru bin Ash. Kebiasaan yang berlaku di masjid itu pada hari biasa adalah tidak diperkenan
فَوَقَفَ يَدْعُوْ مَعَ جُمْلَةِ النَّاسِ، وَهُوَ بِمَعْزِلٍ
Di masjid itu, 'Athiyah bin Kholaf berdoa bersama orang banyak.
Dia terpisah dari para wanita, tiba-tiba datang kepadanya seorang wanita bersama anak-anak kecil.
فَقَالَتْ يَا سَيِّدِيْ:
Wanita itu berkata:
"Wahai tuan, Aku minta kepada anda,Demi Allah, semoga tuan bisa meringanka
Sementara bapak mereka telah wafat. Dia tidak meninggalk
Aku tidak tahu siapa yang aku tuju.
Aku tidak keluar kecuali hari ini, itupun dengan darurat yang menjadikan
فَقَالَ الرَّجُلُ فِيْ نَفْسِهِ: أَنَا مَا أَمْلِكُ شَيْئًا، وَلَيْسَ لِيْ غَيْرُ هَذَا الثَّوْبِ،
'Athiyahpu
"Aku tidak mempunyai sesuatu. Tidak ada milikku keculai baju ini. Jika aku lepas akan terbukalah
فَقَالَ لَهَا: اِذْهَبِيْ
Akhirnya 'Athiyah berkata kepada wanita tersebut:
"Mari ke rumahku. Aku akan memberimu sesuatu."
فَذَهَبَتْ
Maka wanita itu pun mengikuti 'Athiyah sampai di rumahnya.
Lalu 'Athiyah menempatka
Athiyahpun
فَقَالَتْ لَهُ: أَلْبَسَكَ
Lalu ia mendoakan 'Athiyah:
"Semoga Allah memberikan
فَفَرِحَ بِدُعَائِه
'Athiyah merasa senang dengan do'a wanita tersebut. Iapun menutup pintunya, masuk kerumahnya
ثُمَّ نَامَ فَرَأَى فِي الْمَنَامِ
Kemudian Athiyah tidur. Ketika tidur, ia bermimpi melihat bidadari, belum pernah orang melihat wanita lebih cantik darinya. Di tangan wanita itu ada buah apel yang mengharumk
Buah apel tersebut dberikanny
Pakaian itu dikenakann
فَقَالَ لَهَا: مَنْ أَنْتِ؟ فَقَالَتْ:
'Athiyah lantas bertanya:
"Siapakah kamu ini?"
"Aku adalah 'Asyura, istrimu di surga," jawab bidadari itu.
"Dengan amal apakah aku memperoleh
Lalu bidadari itu menjawab:
"Dengan seorang janda miskin, dan anak-anak yatim yang kemarin engkau berbuat baik kepada mereka.”
فَانْتَبَه
Maka Athiyah terbangun,
فَتَوَضَّأ
Kemudian ia mengambil air wudhu, dan iapun melaksanak
ثُمَّ رَفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ
Kemudian Athiyah mengangkat
“Wahai Tuhanku. Apabila mimpi dalam tidurku itu benar dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di surga, maka matikanlah
فَمَا اسْتَتَمَّ
Belum usai doa dipanjatka
Sumber Kitab:
Irsyadul Ibad halaman 150
Semoga bermanfaat
Bersambung , Insya Allah