oleh Zon Jonggol
Permasalah an utama dalam dunia Islam
Permasalah an yang
utama dalam dunia Islam salah satunya adalah kebijakan kerajaan dinasti
Saudi untuk mengikuti ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab.
Berikut kutipan perkenalan
dari kedutaan besar Saudi Arabia, http:// www.saudiem bassy.net/ about/ country-inf ormation/ Islam/ saudi_arabi a_Islam_he artland.as px
“In the 18th century, a religious scholar of the central Najd, Muhammad bin Abdul Wahhab, joined forces with Muhammad bin Saud, the ruler of the town of Diriyah, to bring the Najd and the rest of Arabia back to the original and undefiled form of Islam”.
Contohnya mereka memahami kullu adalah semua pada hadits "Kullu bid'atin dholalah"
sehingga mereka mengharamk an
atau melarang peringatan
Maulid Nabi namun melaksanak an
“Pekan Memorial Muhammad bin Abdul Wahhab” untuk memperinga ti dan mengenang ulama panutan atau
teladan bagi mereka sebagaiman a
yang dapat kita ketahui dari http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/11/08/ pengakuan-d an-kenyata an/
Mereka mengaku (merasa) ahli tauhid atau mengaku (merasa) berdakwah memurnikan
tauhid atau menegakan tauhid namun pada kenyataann ya mereka menjadikan ulama-ulam a mereka “sebagai tuhan-tuha n selain Allah“. (QS at-Taubah
[9]:31 ) karena mereka melarang (mengharam kan) yang tidak dilarang (diharamka n) oleh Allah Azza wa Jalla seperti
melarang (mengharam kan)
Maulid Nabi
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Katakanlah ! Tuhanku hanya mengharamk an hal-hal yang tidak baik yang timbul
daripadany a dan apa
yang tersembuny i dan
dosa dan durhaka yang tidak benar dan kamu menyekutuk an Allah dengan sesuatu yang Allah
tidak turunkan keterangan
padanya dan kamu mengatakan
atas (nama) Allah dengan sesuatu yang kamu tidak mengetahui .” (QS al-A’raf [7] : 33)
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
bersabda, “Sesungguhn ya
Rabbku memerintah kanku
untuk mengajarka n
yang tidak kalian ketahui yang Ia ajarkan padaku pada hari ini: ‘Semua
yang telah Aku berikan pada hamba itu halal, Aku ciptakan hamba-hamb aKu ini dengan sikap yang lurus,
tetapi kemudian datanglah syaitan kepada mereka. Syaitan ini kemudian
membelokka n mereka
dari agamanya, dan mengharamk an
atas mereka sesuatu yang Aku halalkan kepada mereka, serta mempengaru hi supaya mereka mau menyekutuk an Aku dengan sesuatu yang Aku tidak
turunkan keterangan
padanya”. (HR Muslim 5109)
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Mereka menjadikan para rahib dan pendeta mereka sebagai
tuhan-tuha n selain Allah“.
(QS at-Taubah [9]:31 )
Ketika Nabi ditanya terkait dengan ayat ini, “apakah mereka menyembah para rahib dan pendeta sehingga dikatakan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuha n selain Allah?” Nabi menjawab,
“tidak”, “Mereka tidak menyembah para rahib dan pendeta itu, tetapi
jika para rahib dan pendeta itu menghalalk an sesuatu bagi mereka, mereka
menganggap nya halal,
dan jika para rahib dan pendeta itu mengharamk an bagi mereka sesuatu, mereka
mengharamk annya“
Pada riwayat yang lain disebutkan , Rasulullah bersabda ”mereka (para rahib dan
pendeta) itu telah menetapkan
haram terhadap sesuatu yang halal, dan menghalalk an sesuatu yang haram, kemudian mereka
mengikutin ya. Yang
demikian itulah penyembaha nnya
kepada mereka.” (Riwayat Tarmizi).
Permasalah an
itu terjadi karena mereka termakan hasutan atau korban ghazwul fikri
(perang pemahaman)
dari kaum Zionis Yahudi sehingga mereka kembali kepada Al Qur'an dan As
Sunnah dengan akal pikiran mereka sendiri secara otodidak pada umumnya
di balik perpustaka an
bersandark an
muthola'ah (menelaah) kitab berdasarka n makna dzahir/ harfiah/ tertulis/ tersurat atau memahaminy a dengan metodologi "terjemaha nnya saja" dari sudut arti bahasa
(lughot) atau istilah (terminolo gi)
saja.
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
bersabda yang artinya “Sampaikan dariku sekalipun satu ayat
dan ceritakanl ah (apa
yang kalian dengar) dari Bani Isra’il dan itu tidak apa (dosa). Dan
siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-si aplah menempati tempat duduknya di neraka”
(HR Bukhari)
Hadits tersebut bukanlah menyuruh kita menyampaik an apa yang kita baca dan pahami sendiri dari
kitab atau buku
Berkata Imam Ahmad bin Hanbal rahimahull ah : Aku bertanya pada bapakku : “Ada
seorang lelaki yang memiliki kitab-kita b mushannaf, di dalam kitab tersebut ada perkataan
Rasulullah Shallallah u alaihi wa Sallam, para sahabat dan
tabi’in, akan tetapi ia tidak meliliki ilmu untuk bisa mengetahui hadits yang lemah yang matruk dan
tidak pula bisa membedakan
hadits yang kuat dari yang lemah, maka bolehkah mengamalka n sesuai dengan apa yang dia inginkan
dan memilih sekehendak nya
lantas ia berfatwa dan mengamalka nnya?”
Beliau menjawab : “Tidaklah boleh mengamalka nnya sehingga ia bertanya dari apa yang ia
ambil, maka hendaknya ia beramal di atas perkara yang shahih dan
hendaknya ia bertanya tentang yang demikian itu kepada ahli ilmu”
(lihat i’lamul muwaqi’in 4/179)
Apakah orang yang otodidak dari kitab-kita b hadis layak disebut ahli hadis? Syaikh
Nashir al-Asad menjawab pertanyaan
ini:
“Orang yang hanya mengambil ilmu melalui kitab saja tanpa memperliha tkannya
kepada ulama dan tanpa berjumpa dalam majlis-maj lis ulama, maka ia telah mengarah pada
distorsi. Para ulama tidak menganggap nya sebagai ilmu, mereka menyebutny a shahafi atau otodidak, bukan orang
alim… Para ulama menilai orang semacam ini sebagai orang yang dlaif
(lemah). Ia disebut shahafi yang diambil dari kalimat tashhif, yang
artinya adalah seseorang mempelajar i
ilmu dari kitab tetapi ia tidak mendengar langsung dari para ulama,
maka ia melenceng dari kebenaran.
Dengan demikian, Sanad dalam riwayat menurut pandangan kami adalah
untuk menghindar i
kesalahan semacam ini” (Mashadir asy-Syi’ri al-Jahili 10)
Masalah otodidak ini sudah ada sejak lama dalam ilmu hadis. Al-Hafidz Ibnu Hajar mengomenta ri
seseorang yang otodidak berikut ini: “Abu Said bin Yunus adalah orang
otodidak yang tidak mengerti apa itu hadis” (Tahdzib al-Tahdzib VI/347)
Habib Munzir Al Musawa berkata “Orang yang berguru tidak kepada guru tapi kepada buku saja maka ia tidak akan menemui kesalahann ya karena
buku tidak bisa menegur tapi kalau guru bisa menegur jika ia salah
atau jika ia tak faham ia bisa bertanya, tapi kalau buku jika ia tak
faham ia hanya terikat dengan pemahaman dirinya (dengan akal
pikirannya sendiri),
maka oleh sebab itu jadi tidak boleh baca dari buku, tentunya boleh
baca buku apa saja boleh, namun kita harus mempunyai satu guru yang
kita bisa tanya jika kita mendapatka n
masalah”
Ullama Muhammad bin Abdul Wahhab meneladani ulama Ibnu Taimiyyah dalam memahami
ilmu agama lebih bersandark an
kepada muthola'ah
(menelaah) kitab.
Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dalam memahami ilmu agama mememahami nya melalui kitab-kita b karya ulama Ibnu Taimiyyah
Ulama Ibnu Taimiyyah adalah ulama kontrovers ial dalam arti banyak dibicaraka n atau dibantah oleh para ulama
terdahulu sebagaiman a
contohnya yang diuraikan dalam tulisan pada http:// www.faceboo k.com/ media/set/ ?set=a.3266 0204073823 5.82964.18 7233211341 786&%3B type=3 atau pada http:// mutiarazuhu d.files.wo rdpress.co m/2010/02/ ahlussunnah bantahtaim iyah.pdf
Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangk abawi, ulama besar Indonesia yang
pernah menjadi imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus
Mufti Mazhab Syafi’i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
menjelaska n dalam
kitab-kita b beliau
seperti ‘al-Khitht hah
al-Mardhiy ah fi
Raddi fi Syubhati man qala Bid’ah at-Talaffu zh bian-Niyah ’, ‘Nur al-Syam’at fi Ahkam al-Jum’ah’ bahwa pemahaman Ibnu Taimiyyah dan Ibnu
Qoyyim Al Jauziah menyelisih i
pemahaman Imam Mazhab yang empat yang telah diakui dan disepakati oleh jumhur ulama yang sholeh dari dahulu
sampai sekarang sebagai pemimpin atau imam ijtihad kaum muslim (Imam
Mujtahid Mutlak)
Dari link pada http:// ibnu-alkati biy.blogsp ot.com/ 2011/12/ kisah-tauba tnya-ibnu- taimiyah-d i-tangan.h tml dapat kita ketahui contoh
larangan atau nasehat para ulama terdahulu untuk menjauhi karya-kary a ulama Ibnu Taimiyyah. Berikut kutipannya
Beliau (Syaikh Ibnu Hajar) juga berkata ” Maka berhati-ha tilah kamu, jangan kamu dengarkan
apa yang ditulis oleh Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qoyyim
Al-Jauziyy ah dan
selain keduanya dari orang-oran g
yang telah menjadikan
hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah telah menyesatka nnya dari ilmu serta menutup telinga
dan hatinya dan menjdaikan
penghalang atas
pandangann ya. Maka siapakah
yang mampu member petunjuk atas orang yang telah Allah jauhkan?.
(Al-Fatawa
Al-Haditsi yyah : 203)
Seharusnya
karya-kary a ulama Ibnu
Taimiyyah telah terkubur sejak lama karena dilarang untuk dibaca
oleh ulama-ulam a
terdahulu namun entah mengapa 350 tahun kemudian setelah beliau
wafat, karya-kary a
beliau sampai dan dipelajari
kembali oleh ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dan menjadikan ulama Ibnu Taimiyyah sebagai
panutannya .
Bahkan dalam beberapa tulisan tentang riwayat ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dikatakan bahwa “Demikian meresapnya pengaruh dan gaya Ibnu Taimiyah
dalam jiwanya, sehingga Muhammad bin ‘Abdul Wahab bagaikan
duplikat(s alinan) Ibnu
Taimiyah. Khususnya dalam aspek ketauhidan , seakan-aka n semua yang diidam-ida mkan oleh Ibnu Taimiyah semasa hidupnya
yang penuh ranjau dan tekanan dari pihak berkuasa, semuanya telah
ditebus dengan kejayaan Ibnu ‘Abdul Wahab yang hidup pada abad ke 12
Hijriyah itu”.
Hal yang dikatakan bahwa “ulama Ibnu Taimiyah semasa hidupnya yang penuh ranjau dan tekanan dari pihak berkuasa” sebenarnya adalah ulama Ibnu Taimiyyah diadili
oleh para qodhi dan para ulama ahli fiqih dari empat madzhab dan
diputuskan hukuman
penjara agar ulama Ibnu Taimiyyah tidak menyebarlu askan kesalahapa hamannya dalam i’tiqod sehingga beliau
wafat di penjara sebagaiman a
dapat diketahui dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/04/13/ ke-langit-d unia atau uraian dalam tulisan pada http:// ibnu-alkati biy.blogsp ot.com/ 2011/12/ kisah-tauba tnya-ibnu- taimiyah-d i-tangan.h tml
Jadi kembalinya
pola pemahaman ulama Ibnu Taimiyyah melalui dua jalur utama yakni
1. Melalui jalur ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutny a
2. Melalui jalur ulama Jamaluddin Al-Afghani dan ulama Muhammad Abduh dan para
pengikutny a
Salah satu contoh penjelasan hubungan pola pemahaman ulama Ibnu
Taimiyyah dengan ulama Muhammad Abduh diuraikan dalam tulisan pada http:// www.geociti es.ws/ abu_amman/ Pembelaan.h tml
Bahkan KH Ahmad Dahlan pendiri ormas Muhammadiy ah termasuk yangtercem ar pola pemahaman ulama Ibnu Taimiyyah
melalui jalur ulama Muhammad Abduh sebagaiman a contohnya dapat kita ketahui dari tulisan
pada http:// mutiarazuhu d.files.wo rdpress.co m/2012/10/ ahmad-dahla n.doc
Tentang ulama Muhammad Abduh yang dapat kita ketahui sedikit tentang beliau dari percakapan
antara Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani al-Syafi’i , dengan Syaikh Rasyid Ridha yang kami kutip
dari http:// santrigengg ong.wordpr ess.com/ 2011/07/13/ seri-kontra -wahabi-ce rdas-berma dzhabdari- %e2%80%9cb uku-pintar -berdebat- dengan-wah habi%e2%80 %9d-karya- ust-muhamm ad-idrus-r amli/
***** awal kutipan *****
Dalam mukaddimah
kitab al-’Uqud al-Lu’luiy yah
fi al-Madaih al-Nabawiy yah,
Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani
berkata:
“Ketika saya berkumpul dengan Syaikh Rasyid Ridha, saya berdialog dengannya tentang pribadi Syaikh Muhammad Abduh, gurunya. Saya berkata:
“Kalian menjadikan
Syaikh Muhammad Abduh sebagai panutan dalam agama kalian, dan kalian
mengajak manusia untuk mengikuti kalian. Ini jelas tidak benar.
Syaikh Muhammad Abduh itu bukan orang yang konsisten memelihara kewajiban- kewajiban agama. Ia tidak sah menjadi
panutan dalam agama. Sebagaiman a
dimaklumi dan diakui oleh semua orang, Abduh seringkali meninggalk an shalat fardhu tanpa ada uzur. Saya
sendiri pernah menemaniny a
dari pagi hari sampai menjelang maghrib, di rumah seorang laki-laki
yang mengundang kami
di Jabal Lebanon. Abduh tidak shalat zhuhur dan ashar, tanpa ada
uzur. Bahkan ia sehat sekali. Dan ia melihat saya shalat zhuhur dan
ashar, tetapi ia tidak melakukann ya.”
Mendengar pernyataan
saya, Syaikh Rasyid Ridha mengakui bahwa Abduh memang sering
meninggalk an shalat
fardhu tanpa ada uzur. Akan tetapi Rasyid Ridha masih membelanya dengan memberikan jawaban: “Barangkal i madzhab beliau membolehka n jama’ shalat di rumah (fi al-hadhar) .”
Saya merasa heran dengan jawaban Rasyid ini. Karena jama’ shalat itu hanya dibolehkan
dalam bepergian,
ketika turun hujan dan sedang sakit menurut sebagian imam mujtahid,
antara zhuhur dan ashar, serta antara maghrib dan isya’, sebagaiman a hadits shahih dari Nabi shallallah u alaihi wasallam. Dan tidak seorang
pun dari kalangan ulama berpendapa t
bahwa zhuhur dan ashar boleh dijama’ dengan maghrib dan isya’. Oleh
karena itu, kami sulit menerima jawaban Rasyid Ridha.
Saya berkata kepada Syaikh Rasyid Ridha: “Lagi pula Syaikh Muhammad Abduh tidak pernah menunaikan ibadah haji ke baitullah di tanah suci,
padahal ia mampu melakukann ya.
Dengan kemampuan yang ia miliki, berupa kekuatan fisik dan
finansial, ia
seringkali pergi ke
Paris, London dan negara-neg ara
Eropa lainnya. Tidak pernah terlintas dalam benaknya untuk
menunaikan ibadah
haji, padahal negaranya dekat dengan Makkah. Jadi tidak diragukan
lagi, bahwa ia telah memikul dosa yang sangat besar dan meninggalk an salah satu rukun Islam”.
***** akhir kutipan *****
Salah satu slogan hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi adalah “kembali
kepada Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman Salafush Sholeh”
yang bertujuan agar kaum muslim tidak merujuk kepada Imam Mazhab dan
melakukan ijtihad dengan akal pikirannya sendiri sehingga menimbulka n perselisih an karena perbedaan pemahaman atau
pendapat yang ditimbulka n
karena bukan ahli istidlal atau tidak berkompete nsi untuk melakukan ijtihad dan istinbat.
Periodisas i
salaf dan khalaf adalah hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi agar umat
Islam tidak mengikuti para ulama yang sholeh yang mengikuti salah satu
dari Imam Mazhab yang empat yang termasuk ulama khalaf karena tentunya
mereka hidup setelah generasi Salafush Sholeh sampai akhir zaman.
Pola hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi telah
dijelaskan dalam tulisan
pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/11/08/ cara-melump uhkan-keku atan/
Berikut pendapat para ulama khalaf yang sholeh yakni para ulama yang sholeh yang mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang empat tentang Maulid Nabi
Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahull ah (Guru imam Nawawi): “merupakan
Bid’ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yang
diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul shallallah u alaihi wasallam dengan banyak
bersedekah , dan
kegembiraa n, menjamu
para fuqara, seraya menjadikan
hal itu memuliakan
Rasul shallallah u
alaihi wasallam dan membangkit kan
rasa cinta pada beliau shallallah u
alaihi wasallam, dan bersyukur kepada Allah ta’ala dengan kelahiran
Nabi shallallah u alaihi
wasallam“.
Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahull ah, dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata :
“ketahuilah
salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaa n maulid di bulan kelahiran nabi
shallallah u alaihi wasallam”
Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahull ah, dengan karangan maulidnya yang terkenal
“al aruus” juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, “Sesungguhn ya membawa keselamata n tahun itu, dan berita gembira dengan
tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yang membacanya serta merayakann ya”.
Imam Al Hafidh Al Qasthalani y rahimahull ah dalam kitabnya Al Mawahibull adunniyyah juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami
berkata: “Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kepada orang
yang menjadikan hari
kelahiran Nabi saw sebagai hari besar”.Selengka pnya tentang Maulid Nabi telah
disampaika n dalam tulisan
pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/10/07/ tak-cukup-a rti-bahasa /
Republik Islam Iran telah melarang ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab sebagaiman a
contohnya dapat kita ketahui dalam tulisan pada http:// www.taqrib. info/ indonesia/ index.php?o ption=com_ content&vi ew=article &id=1114%3 Akondisi-p engikut-ah lu-sunnah- di-iran-da n-syiah-di -saudi&cat id=36%3Aja hane-+esla m&Itemid=1 43
**** awal kutipan *****
Para siswa Sunni di sekolah-se kolah pemerintah Iran pada jam-jam pelajaran agama,
tidak mempelajar i
buku-buku lain kecuali kitab khusus Ahlu Sunnah wal Jamaah. Tapi tentu
saja sistem Republik Islam Iran akan menindak tegas pusat-pusa t atas nama agama, yang menyebarlu askan pemikiran Salafi dan Wahabi
serta mengakibat kan
ketidakama nan di
negara. Sayangnya,
kebijakan itu ditafsirka n
dan dikesankan
sebagai sikap represif pemerintah
Iran terhadap pengikut Sunni.
**** akhir kutipan *****
Sebaliknya
pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab telah bersekutu dengan
Yahudi Israel dan Amerika yang merupakan representa tif dari kaum Zionis Yahudi untuk
menyebarlu askan
Iranophobi a (ketakutan dan kebencian pada Iran) dan
Syiahphobi a (ketakutan dan kebencian pada Syiah) sebagaiman a yang diberitaka n pada http:// www.republi ka.co.id/ berita/ internasion al/ timur-tenga h/12/11/ 01/ mctazy-saud iqatar-ing atkan-murs i-tak-deka ti-iran
***** awal kutipan *****
REPUBLIKA. CO.ID,
TEHERAN – Seorang diplomat Barat di Mesir mengatakan , AS, Israel, Arab Saudi dan Qatar
meningkatk an
tekanannya kepada
Presiden Mesir Muhammad Mursi untuk menghindar i hubungan diplomatik dengan Iran.
“Washingto n
mendesak tim pembantu Presiden Morsi untuk menghentik an pembicaraa n hubungan diplomatik antara Teheran dan Kairo,” ujar sumber
diplomatik Barat yang
dikutip Radio Norwegia, Selasa (30/10).
Menurut Austin, Deputi Presiden Mursi dan pembantuny a telah meyakinkan AS bahwa mereka akan menunda kembali
pembicaraa n hubungan
diplomatik dengan
Tehran. “AS, Israel, Qatar dan Arab Saudi menyesalka n adanya upaya-upay a normalisas i hubungan diplomatik antara Iran dan Mesir,” kata diplomat Barat
itu.
Sumber-sum ber
media mengatakan , AS
dan Israel baru-baru ini menggunaka n sekutu Arab mereka untuk menekan Kairo
terkait hal ini, dan menambahka n,
Israel dan AS menyebarka n
Iranophobi a dan
Syiahphobi a di
kalangan warga Mesir dan membangkit kan
sentimen terhadap Syiah di negara Arab, Sunni-mayo ritas.
**** akhir kutipan *****
Pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab menyebarlu askan Iranophobi a dan Syiahphobi a dengan menyebarlu askan bahwa "Iran adalah negara Syiah
bukan negara Islam karena Syiah sesat" sebagaiman a yang dijelaskan oleh Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT, Relawan
Medis MER-C pada http:// www.mer-c.o rg/ index.php/ Misi-MER-C/ kenapa-suri ah.html
***** awal kutipan *****
Iran adalah negara yang tidak disenangi oleh Saudi Arabia, Qatar dan negara Arab lainnya karena berhasil melakukan REVOLUSI 79 menumbangk an Raja
Reza Pahlevi yang juga sahabat penguasa Saudi Arabia. Para raja-raja
khawatir revolusi tersebut diekspor ke negara-neg ara mereka. Salah satu cara untuk
mempertaha nkan kekuasaan
mereka, isu yang paling ampuh ditiupkan adalah Iran adalah negara
Syiah bukan negara Islam karena Syiah sesat.
Iran mempunyai kepentinga n
yang besar di Suriah karena Bashar bisa menjamin JALUR LOGISTIK
Hizbullah.
Israel dan Barat menggunaka n
segala cara untuk menurunkan
Bashar termasuk mempersenj atai
oposisi dengan senjata berat. Di sinilah peranan Saudi Arabia, Qatar
dan sedkit Turki. Israel dan Barat juga menggunaka n MEDIA dan PBB untuk membantu mereka.
Hal ini mulai terlihat ketika terjadinya pembantaia n 25 Mei di Houla Suriah. Korban adalah
penduduk sipil termasuk anak-anak dan wanita. BBC langsung menampilka n foto tumpukan korban pembantaia n yang sudah dibungkus kain kaffan.
Ternyata kemudian terkuak foto tersebut adalah foto korban pembantaia n di Irak tahun 2003. Untung
pengambil fotonya, Marco Di Lauro mengenali foto tersebut dan
memprotes BBC. Pertanyaan nya
apakah ini keteledora n
atau bagian dari kampanye anti Bashar?
UN Commisione r
for Human Right membuat tuduhan bahwa yang melakukan pembantaia n tersebut adalah milisi yang loyal dengan
Bashar yaitu Shabiyya. Padahal mereka hanya dapat info dari ORANG
LOKAL per TELEFON.
UN Security Council, korban di Houla adalah akibat tembakan ARTILERI dan TANK pada hari Minggu 27 Mei 2012. Tapi pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 diralat oleh UN High Commission for Human Right bahwa korban DITEMBAK DARI
JARAK DEKAT dan DIGOROK LEHERnya. Tapi tuduhan tetap ke milisi pro
Bashar. Kemudian terkuak bahwa yang terbunuh itu adalah PENDUKUNG
Bashar. Bagaimana mungkin sesama pendukung Bashar saling bunuh?
Tampak dengan jelas bagaimana media dan PBB berusaha MEMPERKERU H situasi supaya AS dan NATO dapat
melakukan intervensi
dengan payung PBB atas nama KEMANUSIAA N.
***** akhir kutipan *****
Sedangkan pada http:// www.mer-c.o rg/ index.php/ Misi-MER-C/ pemeran-uta ma-dibalik -krisis-su riah.html Joserizal Jurnalis
menuliskan pendapatny a bahwa ada alasan tersembuny i di balik krisis Suriah yaitu:
***** awal kutipan *****
Pertama, memotong jalur logistik HIzbullah (Syiah) di Lebanon dan membungkam
kegiatan Biro Politik Hamas (Sunni) di Damaskus. Inilah alasan yang
sebenarnya bagi Israel.
Kedua, mengelimin asi
pengaruh Rusia di Timur Tengah. Ini penting bagi AS dan sekutunya NATO.
Beliau menambahka n
bahwa ISRAEL memainkan PERAN UTAMA dalam krisis Suriah ini. Israel
meminjam TANGAN banyak orang, negara dan kelompok untuk kepentinga n politik Israel
***** akhir kutipan *****
Begitupula
yang disampaika n dalam
tulisan pada http:// almagrub.wo rdpress.co m/2012/09/ 22/ jundullah-t eror-di-ir an-dan-cat atan-untuk -eramuslim /
**** awal kutipan ****
Persoalan di Iran jauh di luar konflik Sunni-Syia h. Karena itu, amat berlebihan ketika para teroris (yang kebetulan
Sunni) tewas (atau ditangkap kemudian dihukum mati) akibat aksi
terorisme yang mereka lakukan, desas-desu s yang berhambura n adalah “ulama Sunni di Iran
dibunuhi”. Btw,
menurut Anda, apa yang harus dilakukan pemerintah Iran? Duduk manis saja menghadapi para teroris itu?
Saya pernah berkunjung
ke Kurdistan,
provinsi yang didominasi
mazhab Sunni. Saya sholat Dzuhur di masjid orang-oran g Sunni (sebenarny a saya tak melihat ada dikotomi
“masjid Sunni” dan “masjid Syiah”. Saya lihat, orang Syiah juga
sholat di masjid yang sama; mereka di shaf yang sama, meski gaya
sholat berbeda; Sunni bersedekap ,
Syiah tidak.) Adzannya persis seperti di Indonesia (entah mengapa
Eramuslim menggosip “Azan Sunni dilarang di Iran”). Cerita lengkapnya bisa baca di http:// dinasulaema n.wordpres s.com/ 2009/07/17/ direct-sell ing-pelang i-di-persi a/
Penulis Eramuslim yang suka menggosip ttg Iran itu mungkin sebaiknya datang Iran di bulan Ramadhan dan duduk manis di depan televisi Iran menjelang maghrib. Televisi Iran mengumanda ngkan azan dua kali (karena waktu maghrib
Sunni dan Syiah berbeda; Syiah sedikit lebih lambat).
Saya tidak sedang membela Syiah atau Iran (mereka tak butuh pembelaan dari orang biasa kayak saya); hanya miris melihat situs berita yang sering jadi rujukan umat Islam Indonesia itu terjebak permainan Barat. Seharusnya
mereka bisa lebih cerdas lagi melihat, siapa musuh sesungguhn ya di balik semua makar ini.
***** akhir kutipan ****
Jadi bagi pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab berpendapa t bahwa semua
syiah adalah sesat dan setiap kesesatan akan bertempat di neraka
sehingga bagi mereka penduduk Iran yang mayoritas kaum syiah akan
bertempat di neraka.
Tentu tidak semua syiah adalah sesat. Jumhur ulama telah sependapat bahwa
Syiah Rafidhoh dan syiah-syia h
yang mengikuti mereka adalah sesat.
Kalau melihat sejarah, penamaan Rafidhah ini erat kaitannya dengan gelaran yang diberikan oleh pendiri syi’ah Zaidiyah yaitu Imam Zaid bin Ali, yaitu anak dari Imam Ali Zainal Abidin, yang bersama para pengikutny a
memberonta k kepada khalifah
Bani Umayyah Hisyam bin Abdul Malik bi Marwan di tahun 121 H.
Salah seorang ulama Syi’ah Zaidiyah Imam Yahya bin Hamzah ‘Alawi (w. 749 H) mendefinis ikan
Syi’ah Zaidiyah sebagai: “Setiap golongan memiliki doktrin yang
dibawa oleh pemimpin masing-mas ing.
Adapun istilah Zaidiyah muncul setelah era Imam Zaid bin Ali bin
al-Husain. Semenjak
itulah Zaidiyah dikenal sebagai salah satu aliran Syi’ah yang
mengatasna makan nama
pemimpinny a”.
Jelas dari teks diatas penamaan Syi’ah Zaidiyah dikaitkan dengan Imam Zaid bin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, dan Zaidiyah merupakan salah satu kelompok Syiah terbesar selain Syi’ah Imamiyah dan Syi’ah Isma’iliya h
yang masih eksis sampai saat ini.
Imam Ahmad bin Yahya al-Murtadh a (w. 840 H) dalam kitabnya yang
terkenal “al-Bahru az-Zahhar”
menegaskan , bahwa ada
tiga golongan besar Syi’ah, yaitu: Zaidiyah, Imamiyah dan Isma’ilyah (di kenal dengan Syi’ah Bathiniyah ).
Sumber-sum ber
sejarah dan kitab-kita b
klasik yang membahas tentang aliran-ali ran Islam menjelaska n bahwa sebenarnya sejarah kemunculan Zaidiyah ditandai ketika Imam Zaid
melancarka n revolusi
melawan pemerintah an
Bani Umayyah, yang didukung oleh lima belas ribu pasukan berasal dari
penduduk Kufah di Iraq, di mana hal serupa dilakukan sebelumnya oleh kakek Imam Zaid yaitu imam
Hussein bin Ali bin Abi Talib, dan mengalami kegagalan fatal dalam
pertempura n di kota
Karbala, dengan menewaskan
61 tentara Imam Hussein bin Ali. Namun selanjutny a Imam Zaid tidak menerima kegagalan
tersebut, justru ia bersikeras
untuk meneruskan
revolusi kakeknya dan terus menerus memerangi Bani Umayyah sampai
titik darah penghabisa n.
Maka ia dan bala tentaranya
meninggalk an kota
Kufah menuju tempat kekuasaan gubernur (Yusuf bin Umar at-Thsaqaf i) yang merupakan agen kepala negara ketika
itu (Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan) yang berkuasa dari tahun 105
sampai tahun 125 Hijriyah.
Tatkala kedua pasukan tersebut bertemu dan saling berhadap-h adapan, dan sebelum kedua pasukan
tersebut memulai peperangan ,
pasukan imam Zaid yang berasal dari penduduk Kufah berkata kepada
Imam Zaid: “Kami akan menyokong perjuangam u, namun sebelumnya kami ingin tahu terlebih dahulu
sikapmu terhadap Abu Bakar Siddiq dan Umar bin Khattab di mana
kedua-duan ya telah
menzalimi kakekmu Imam Ali bin Abi Thalib”. Imam Zaid menjawab: “bagi
saya mereka berdua adalah orang yang baik, dan saya tak pernah
mendengar ucapan dari ayahku Imam Zainal Abidin tentang perihal
keduanya kecuali kebaikan. Dan kalaulah saat ini saya berani melawan
dan menantang perang Bani Umayyah, itu disebabkan karena mereka telah membunuh kakek
saya (imam Husain bin Ali). Di samping itu, mereka telah memberangu skan kota Madinah di tengah teriknya
matahari pada siang hari. Ketika itu terjadilah peperangan sengit di pintu Tiba kota Madinah. Dan
tentara Yazid bin Mu’awiyah (w 63H) ketika itu telah menginjak- injak kehormatan kami, dan membunuh beberapa orang
sahabat. Dan mereka menghujani
mesjid dengan lemparan batu dan api”. Setelah mendengar sikap dan
jawaban Imam Zaid, para tentara Kufah meninggalk an Imam Zaid. Dan Imam Zaid berkata kepada
mereka: “kalian telah menolak saya, kalian telah menolak saya”.
Semenjak hari itu tentara tersebut dikenal dengan nama Rafidhah.
Jadi Syiah rafidhoh adalah bekas tentara atau bekas pengikut Imam Zaid Rahimahull ah
dan tidak ada kaitannya dengan Imam Sayyidina Ali ra dan tidak ada
kaitannya pula dengan Imam yang 12 yang merupakan keturunan Imam
Sayyidina Ali ra. Ekses negatifnya
adalah mereka yang mengaku muslim namun membenci ulama yang sholeh
dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
Syiah Rafidhoh yang mengaku mengikuti Ahlul Bait termakan hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Yahudi atau yang sekarang
dikenal dengan Zionis Yahudi. Salah satunya adalah Abdullah bin Saba
(Yahudi dari Yaman), yang membenci Khulafaur Rasyidin.
Sedangkan Imam Zaid bin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib pendiri madzhab Zaidiyyah mengatakan bahwa dari orang tuanya menyampaik an tentang sayyidina Abu Bakar ra, Sayyidina
Umar ra maupun Sayyidina Ustman ra, semuanya kebaikan.
Imam Sayyidina Ali ra bertanya kepada Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah ! Apakah ciri-ciri mereka?” Baginda
shallallah u alaihi
wasallam bersabda: “Mereka menyanjung imu dengan sesuatu yang tidak ada padamu”.
Di riwayatkan
oleh Imam al-Dar Qutni dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib Karamallah u wajhu, beliau berkata: Aku bertanya
kepada Rasulullah
shallallah u alaihi
wasallam tentang ciri-ciri mereka, lalu Baginda shallallah u alaihi wasallam bersabda yang
artinya, "Mereka seolah-ola h
mencintai ahlul bait (keluarga Nabi), padahal mereka tidak sedemikian dan tandanya ialah mereka mencaci Abu Bakar
dan ‘ Umar”
Nasib Abdullah bin Saba’ pada akhir hayatnya menjadi orang buangan, yang dibuang oleh Sayyidina Ali ra setelah beliau menjadi Khalifah keempat, Beliau marah karena dia membuat fitnah atas diri Beliau, dia akhirnya dibuang ke daerah Madain.
Kelompok Abdullah bin Saba’ ini terpisah menjadi 2 ( dua ) kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang menyatakan
bahwa sesungguhn ya
Sayyidina Ali ra adalah Allah sendiri yang menciptaka n segala sesuatu dan memberi rizki.
Dalam hal ini, Sayyidina Ali ra mengajak mereka berdialog, namun mereka ternyata bersikeras mempertaha nkan pendapatny a. Maka akhirnya Sayyidina Ali ra
membakar orang– orang yang diketahui dari golongan mereka dengan api.
Kemudian golongan mereka berkata : “Seandainy a Ali bukan Allah itu sendiri tentu ia
tidak membakar mereka dengan api. Karena sesungguhn ya tidak akan melakukan pembakaran dengan api kecuali Tuhan.” Mereka
berkeyakin an bahwa Ali
akan menghidupk an
mereka, setelah ia membunuh mereka. Mereka inilah orang-oran g yang membawa kepercayaa n bahwa tuhan melakukan penitisan
kepada makhluknya
beserta cabang-cab ang
kepercayaa n ini
meliputi faham-faha m yang
sesat.
2. Kelompok yang memberonta k
terhadap Sayyidina Ali ra setelah terjadinya perang Shiffin. Mereka juga menuduh
Sayyidina Ali Kafir, karena beliau telah menghentik an peperangan dan menyetujui Tahkim dengan kitabullah dalam menyelesai kan perselisih an yang terjadi Sayyidina Ali ra dan
Muawiyah ra. Sebagian dari mereka juga ada yang mengkafirk an ketiga orang Khalifah sebelum
Sayyidina Ali ra. Mereka ini telah membunuh seorang Tabi’in besar yang
bernama Abdullah bin Khobbab ra dan istrinya, karena ia memuji
keempat Khulafaur Rasyidin. Kemudian ketika Sayyidina Ali ra meminta
agar mereka menyerahka n
para pembunuhny a,
mereka menolak sambil berkata: “Kami semua ikut membunuh mereka dan kami
semua menganggap
halal terhadap darah-dara h
kalian dan darah-dara h
mereka semua.”
Bahkan Syiah Zaidiyah dekat Darul Hadits, Dammaj Yaman ditetapkan sebagai
Syiah Rafidhoh sebagaiman a
yang dikabarkan oleh
majalah dakwah Islam “Cahaya Nabawiy” Edisi no 101, Januari 2012 memuat
topik utama berjudul “SYIAH-WAH ABI:
Dua seteru abadi”
Berikut sedikit kutipannya ,
**** awal kutipan ****
“Sebenarny a
ada fakta lain yang luput dari pemberitaa n media dalam tragedi itu.
Peristiwa itu bermula dari tertangkap nya mata-mata utusan Darul Hadits oleh
orang-oran g suku
Hutsi yang menganut Syiah. Selama beberapa lama Darul Hadits memang
mengirim mata-mata untuk mengamati kesaharian warga Syiah. Suku Hutsi merasa
kehormatan mereka
terusik dengan keberadaan
mata-mata ini.
Kehormatan adalah
masalah besar bagi suku-suku di Jazirah Arab. Tak ayal, suku Hutsi pun
menyerbu Darul Hadits sebagai ungkapan amarah mereka.
Selama beberapa hari Darul Hadits dikepung orang-oran g Hutsi yang kebanyakan tergabung dalam milisi pemberonta k
Dua warga Indonesia tewas dalam baku tembak, sementara yang lainnya bersembuny i
di kampus. Anehnya, meskipun beberapa kali dibujuk , para mahasiswa
tetap tak mau dievakuasi
pihak kedutaan. Mereka berdalih bahwa diri mereka sedang berjihad
melawan musuh. Doktrin yang ditanamkan kepada mahasiswa Darul Hadits cukup, sangar
yakni, “Jihad terhadap syiah rafidah al-Houtsi”
***** akhir kutipan *****
Tragedi yang sangat memalukan dunia Islam bagaimana manusia yang telah bersyahada t
dan terpelajar saling bunuh
membunuh.
Rasulullah
shallallah u ‘alaihi
wasallam bertanya lagi: ‘Apakah kamu yang telah membunuhny a? ‘ Dia menjawabny a, ‘Ya.’ Beliau bertanya lagi: ‘Lalu
apa yang hendak kamu perbuat dengan kalimat, ‘Tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) kecuali Allah’, jika di hari kiamat kelak ia datang
(untuk minta pertanggun g
jawaban) pada hari kiamat nanti? ‘ (HR Muslim 142)
Rasulullah
shallallah u alaihi
wasallam bukannya mengkhawat irkan
umatnya berbuat syirik namun beliau lebih mengkhawat irkan umatnya egois, individual is dan berlomba-l omba dengan kekayaan bumi, harta dunia.
kekuasaan dan saling membunuh.
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
bersabda “Aku lebih dahulu wafat daripada kalian, dan aku
menjadi saksi atas kalian, dan aku demi Allah, sungguh telah melihat
telagaku sekarang, dan aku diberi kunci-kunc i perbendaha raan bumi atau kunci-kunc i bumi. Demi Allah, saya tidak
mengkhawat irkan kalian
akan berbuat syirik sepeningga lku,
namun yang justru aku khawatirka n
atas kalian adalah kalian bersaing terhadap kekayaan-k ekayaan bumi.” (HR Bukhari 5946)
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
bersabda “Aku mendahului
kalian ke telaga. Lebar telaga itu sejauh antara Ailah ke Juhfah. Aku
tidak khawatir bahwa kalian akan kembali musyrik sepeningga lku. Tetapi yang aku takutkan ialah
kamu terpengaru h oleh
dunia. Kalian berlomba-l omba
untuk mendapatka nnya
kemudian berbunuh-b unuhan,
dan akhirnya kalian musnah seperti kemusnahan umat sebelum kalian”. (HR Muslim 4249)
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
bersabda, “Sungguh demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku
khawatirka n dari
kalian. Akan tetapi yang aku khawatirka n atas kalian adalah bila kalian telah
dibukakan (harta) dunia sebagaiman a
telah dibukakan kepada orang-oran g
sebelum kalian lalu kalian berlomba-l oba untuk memperebut kannya sebagaiman a mereka berlomba-l omba memperebut kannya sehingga harta dunia itu
membinasak an kalian
sebagaiman a telah
membinasak an mereka.”
(HR Bukhari 2924)
Rasulullah
shallallah u ‘alaihi wasallam
berkata kepada kaum Anshar, “sepeningga lku nanti, akan kalian jumpai sikap
atsarah (sikap egoism, individual isme,
orang yang mementingk an
dirinya sendiri dan kelompok).
Maka bersabarla h
kalian hingga kalian berjumpa denganku dan tempat yang dijanjikan untuk kalian adalah telaga al-Haudl (di
surga)” . (HR Bukhari 350).
Kaum Wahabi, pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dengan kaum Syiah yang mengaku (merasa) mengikuti Ahlul Bait semakin berseteru karena kerajaan dinasti Saudi bersekutu dengan Amerika yang merupakan teman setia Yahudi Israel
Contohnya kerajaan dinasti Saudi bersekutu dengan Amerika yang merupakan representa tif
dari kaum Zionis Yahudi untuk menyusun kurikulum pendidikan agama sebagaiman a contohnya dapat kita ketahui dalam video
pada http:// www.youtube .com/ watch?v=690 j3fAWIZY dimulai pada menit ke 2:56
Berikut transkript
subtitle yang kami dapatkan dari melihat video tersebut
***** awal transkript
subtitle *****
Perwakilan
pemerintah Amerika:
”Selama bertahun-t ahun
kami bekerja sama dengan pemerintah an
Saudi untuk urusan menghapus segala apa yang mengarah kepada
fanatisme terhadap kelompok-k elompok
agama lain di dalam kurikulum pelajaran di Arab Saudi dan di beberapa
tempat lainnya”. ”Hasilnya,
pemerintah an Saudi
di bulan Juli 2006 telah menetapkan
untuk keperluan mengkoreks i
dan memperbaha rui
buku-buku pelajarann ya,
juga menghilang kan
semua celah besar yang mengarah pada kebencian terhadap berbagai
kelompok dan agama lain” ”Sedangkan pemerintah Saudi telah menyebutka n bahwa mereka akan menyelesai kan proyek ini, di awal tahun pelajaran 2008”
***** akhir transkript
subtitle *****
Begitupula
informasi terkini tentang kebijakan kerajaan dinasti Saudi terhadap
Yahudi Israel dapat kita ketahui salah satunya dari http:// www.republi ka.co.id/ berita/ internasion al/ timur-tenga h/12/10/ 10/ mbnqxp-saud i-hapus-is rael-dari- daftar-mus uh
***** awal kutipan *****
REPUBLIKA. CO.ID,
JEDDAH — Kerajaan Arab Saudi dilaporkan menghapus rezim Zionis Israel dari
daftar negara-neg ara
yang menjadi musuh Negeri Petrodolar tersebut.
Situs berita Nahrain Net mengungkap kebijakan rezim Al Saud yang
menghapus nama Israel dari daftar negara-neg ara musuh Saudi. Fars News, Selasa (9/ 10), melaporkan, selain menghapus
Zionis Israel dari daftar musuh, Departemen Informasi Saudi memerintah kan media-medi a di negara tidak mempublika sikan artikel tentang bahaya Israel bagi
kawasan Timur Tengah.
Menurut para pemerhati,
departemen informasi
Saudi menginstru ksikan
media-medi a negara
itu untuk memusatkan
perhatian ke Iran dan mempropaga ndakan
Teheran adalah musuh pertama Riyadh dan negara-neg ara sekitar Teluk Persia sekutu Barat, bukan
Tel Aviv.
***** akhir kutipan *****
Akibat dari perseterua n
antara kaum Wahabi dengan kaum Syiah yang menjadi korban pada umumnya
adalah kaum Sunni (Ahlussunn ah
wal Jama'aj) yakni mayoritas kaum muslim yang mengikuti salah satu
dari Imam Mazhab yang empat baik korban jiwa maupu korban tuduhan bagi
yang mencintai ahlu bait adalah kaum syiah.
Firman Allah Azza wa Jalla, yang artinya,“Tidakkah kamu perhatikan orang-oran g yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah
sebagai teman? Orang-oran g
itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka.
Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan , sedang mereka mengetahui“. (QS Al
Mujaadilah [58]:14 )
“Hai orang-oran g
yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaa nmu orang-oran g yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hent inya (menimbulk an) kemudharat an bagimu. Mereka menyukai apa yang
menyusahka n kamu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyi kan oleh hati mereka adalah lebih besar
lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika
kamu memahaminy a” ,
(QS Ali Imran, 118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kita b semuanya. Apabila mereka menjumpai
kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri , mereka menggigit ujung jari antaran
marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena
kemarahanm u itu”.
Sesungguhn ya Allah
mengetahui segala isi hati“.
(QS Ali Imran, 119).
Pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab merasa mengikuti pemahaman Salafush Sholeh dan menamakan diri mereka sebagai Salafi. Tentu mereka tidak bertemu dengan Salafush Sholeh sehingga mendapatka n pemahaman
Salafush Sholeh.
Apa yang ulama mereka katakan sebagai pemahaman Salafush Sholeh adalah ketika mereka membaca hadits, tentunya ada sanad yang tersusun dari Tabi’ut Tabi’in, Tabi’in dan Sahabat. Inilah yang mereka katakan bahwa mereka telah mengetahui
pemahaman Salafush Sholeh. Bukankah itu pemahaman mereka sendiri
terhadap hadits tersebut.
Mereka berijtihad
dengan pendapatny a
terhadap hadits tersebut. Apa yang mereka katakan tentang hadits
tersebut, pada hakikatnya
adalah hasil ijtihad dan ra’yu mereka sendiri. Sumbernya memang
hadits tersebut tapi apa yang mereka sampaikan semata lahir dari
kepala mereka sendiri. Sayangnya mereka mengatakan kepada orang banyak bahwa apa yang mereka
sampaikan adalah pemahaman Salafush Sholeh.
Tidak ada yang dapat menjamin hasil upaya ijtihad mereka pasti benar dan terlebih lagi mereka tidak dikenal berkompete nsi sebagai Imam Mujtahid Mutlak.
Apapun hasil ijtihad mereka, benar atau salah, mereka atasnamaka n kepada Salafush Sholeh.
Jika hasil ijtihad mereka salah, inilah yang namanya fitnah terhadap Salafush Sholeh. Fitnah dari orang-oran g yang serupa dengan Dzul Khuwaishir ah dari Bani Tamim Al Najdi yang karena
kesalahpah amannya
atau karena pemahamann ya
telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad
al a’zham) sehingga berani menghardik Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarka n kepada kami Syu’aib dari Az Zuhriy
berkata, telah mengabarka n
kepadaku Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman bahwa Abu Sa’id Al Khudriy
radliallah u ‘anhu
berkata; Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam yang sedang
membagi-ba gikan
pembagian( harta),
datang Dzul Khuwaishir ah,
seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata; Wahai Rasulullah , tolong engkau berlaku adil. Maka
beliau berkata: Celaka kamu!. Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku
saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh kamu telah mengalami keburukan
dan kerugian jika aku tidak berbuat adil. Kemudian ‘Umar berkata;
Wahai Rasulullah ,
izinkan aku untuk memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki
teman-tema n yang salah
seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding shalat
mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al Qur’an
namun tidak sampai ke tenggoroka n
mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari target (hewan buruan). (HR
Bukhari 3341)
Oleh karenanya taati dan ikuti sunnah Rasulullah bahwa jika terjadi perselisih an karena perbedaan pemahaman/ pendapat maka kembalilah kepada Al Qur'an dan As Sunnah dengan
mengikuti mayoritas kaum muslim atau as-sawad al a’zham
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhn ya
Allah tidak menghimpun
ummatku diatas kesesatan.
Dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiap a yang menyelewen gkan, maka ia menyelewen g ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168).
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahull ah dalam Fathul Bari XII/ 37 menukil perkataan Imam Thabari
rahimahullah yang menyatakan :
“Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa jama’ah adalah
as-sawadul a’zham
(mayoritas kaum muslim)“
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
bersabda “Sesungguhn ya
umatku tidak akan bersepakat
pada kesesatan. Oleh
karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisih an maka ikutilah as-sawad al a’zham
(mayoritas kaum muslim).”
(HR.Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al Lalika’i, Abu
Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah
hadits Shohih)
Ibnu Mas’ud radhiallah uanhu
mewasiatka n yang artinya: ”Al-Jama’ah adalah sesuatu yang menetapi al-haq
walaupun engkau seorang diri”
Maksudnya tetaplah mengikuti Al-Jamaah atau as-sawad al a’zham (mayoritas kaum
muslim) walaupun tinggal seorang diri di suatu tempat yang terpisah.
Hindarilah firqoh atau
sekte yakni orang-oran g
yang mengikuti pemahaman seorang ulama yang telah keluar (kharaja)
dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham).
Dari Ibnu Sirin dari Abi Mas’ud, bahwa beliau mewasiatka n kepada orang yang bertanya
kepadanya ketika ‘Utsman dibunuh, untuk berpegang teguh pada Jama’ah,
karena Allah tidak akan mengumpulk an
umat Muhammad shalallahu
‘alaihi wa sallam dalam kesesatan.
Dan dalam hadits dinyatakan
bahwa ketika manusia tidak mempunyai imam, dan manusia berpecah belah
menjadi kelompok-k elompok
maka janganlah mengikuti salah satu firqah/ sekte. Hindarilah semua firqah/ sekte itu jika kalian mampu untuk
menghindar i terjatuh
ke dalam keburukan” .
Mayoritas kaum muslim atau as-sawad al a’zham atau Al Jama'ah atau ahlus sunnah atau Ahlus Sunnah wal Jama'ah atau disingkat aswaja adalah kaum muslim yang istiqomah mengikuti para ulama yang sholeh yang mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang empat
Allah ta’ala berfirman yang artinya “Orang-oran g yang terdahulu lagi yang pertama-ta ma (masuk Islam) dari golongan
Muhajirin dan Anshar dan orang-oran g yang mengikuti mereka dengan baik,
Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah
menyediaka n bagi
mereka surga-surg a
yang mengalir sungai-sun gai
di dalamnya selama-lam anya.
Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar“. (QS at Taubah [9]:100)
Dari firmanNya tersebut dapat kita ketahui bahwa orang-oran g yang diridhoi oleh Allah Azza wa
Jalla adalah orang-oran g
yang mengikuti Salafush Sholeh.
Sedangkan orang-oran g
yang mengikuti Salafush Sholeh yang paling awal dan utama adalah Imam
Mazhab yang empat karena Imam Mazhab yang empat bertemu dan
bertalaqqi (mengaji)
dengan Salafush Sholeh sehingga Imam Mazhab yang empat mendapatka n pemahaman Salafush Sholeh dari lisannya
langsung dan Imam Mazhab yang empat melihat langsung cara beribadah atau
manhaj Salafush Sholeh.
Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh dari kalangan “orang-ora ng
yang membawa hadits” yakni membawanya dari Salafush Sholeh yang meriwayatk an dan mengikuti sunnah Rasulullah shallallah u alaihi wasallam
Jadi kalau kita ingin ittiba li Rasulullah (mengikuti Rasulullah ) atau mengikuti Salafush Sholeh maka
kita menemui dan bertalaqqi
(mengaji) dengan para ulama yang
sholeh dari kalangan “orang-ora ng yang membawa hadits”
Para ulama yang sholeh dari kalangan “orang-ora ng yang membawa hadits” adalah para ulama
yang sholeh yang mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang empat
Para ulama yang sholeh yang mengikuti dari Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh yang memiliki ketersambu ngan sanad ilmu (sanad guru) dengan Imam
Mazhab yang empat atau para ulama yang sholeh yang memiliki ilmu
riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab yang empat.
Kelemahan para pengikut ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab adalah mereka meninggalk an
para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu
Rasulullah
Mereka termakan hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum
Zionis Yahudi sehingga mereka tidak membedakan antara ulama kaum Syiah dengan ulama yang
sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
Padahal beberapa ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait yang umumnya tinggal di hadramaut Yaman adalah termasuk Imam para Wali Allah pada setiap zamannya yang merupakan termasuk Assab’ul-m atsani
Memang Al Qur’an adalah kitab dalam “bahasa arab yang jelas” (QS Asy Syu’ara’ [26]: 195). namun pemahaman yang dalam haruslah dilakukan oleh orang-oran g
yang berkompete n (ahlinya).
Allah ta’ala berfirman yang artinya
“Kitab yang dijelaskan
ayat-ayatn ya, yakni bacaan
dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui” (QS Fush shilat
[41]:3)
“Maka bertanyala h
kepada orang yang mempunyai pengetahua n jika kamu tidak mengetahui .” [QS. an-Nahl : 43]
Al Qur’an adalah kitab petunjuk namun kaum muslim membutuhka n seorang penunjuk.
Al Qur’an tidak akan dipahami dengan benar tanpa Rasulullah shallallah u alaihi wasallam sebagai seorang penunjuk
Firman Allah ta’ala yang artinya “Dan kami sekali-kal i tidak akan mendapat petunjuk kalau
Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhn ya telah datang rasul-rasu l Tuhan kami, membawa kebenaran“ . (QS Al A’raf [7]:43)
Secara berjenjang ,
penunjuk para Sahabat adalah Rasulullah shallallah u alaihi wasallam. Penunjuk para Tabi’in
adalah para Sahabat. penunjuk para Tabi’ut Tabi’in adalah para Tabi’in
dan penunjuk kaum muslim sampai akhir zaman adalah Imam Mazhab yang
empat
Suatu ketika Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
mengadu kepada Tuhan: “Aku akan meninggalk an dunia ini, Aku akan meninggalk an umatku. Siapakah yang akan
menuntun mereka setelahku?
Bagaimana nasib mereka sesudahku?”
Allah ta’ala lalu menurunkan firman-Nya :
walaqad atainaaka sab’an mina almatsaani i wal wur’aana al’azhiima (QS Al Hijr [15] : 87)
“Kami telah mengarunia kanmu
Assab’ul-m atsani dan
al-Qur’an yang agung.” (Q.S. 15:87)
Assab’ul-m atsani
dan al-Qur’an, dua
pegangan yang menyelamat kan
kita dari kesesatan,
dua perkara yang telah membuat Rasulullah shallallah u alaihi wasallam tenang meninggalk an umat.
Al Qur’an kita telah mengetahui nya lalu apakah yang dimaksud dengan
Assab’ul-m atsani ?
“Sab’an minal-mats ani”
terdiri dari tiga kata; Sab’an, Min dan al-Matsani . Sab’an berarti tujuh. Min berarti
dari. Sementara al-Matsani
adalah bentuk jama’ dari Matsna yang artinya dua-dua. Dengan demikian
maka Matsani berarti empat-empa t
(berkelomp ok-kelompo k, setiap kelompok terdiri dari empat).
Dalam sebuah hadits Rasul menyebutka n bahwa Assab’ul-m atsani itu adalah surat Fatihah. Itu
benar, namun yang dimaksud oleh hadits tersebut adalah bahwasanya Assab’ul-m atsani (tujuh kelompok) itu telah
diisyaratk an oleh
salah satu ayat dalam surat Fatihah, tepatnya pada firman-Nya yang artinya “Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan
orang-oran g yang Engkau
karuniai nikmat“. (QS Al Fatihah [1]:6-7)
Mereka itulah Assba’ul-m atsani,
sebagaiman a firman Allah
yang artinya, “Orang-oran g
yang dikaruniai
nikmat oleh Allah adalah: Para nabi, para shiddiqin, para syuhada’ dan orang-oran g shalih, mereka itulah sebaik-bai k teman“. (QS An Nisaa [4]: 69)
Mereka itulah Assab’ul-m atsani
yakni orang-oran g
yang telah dikaruniai
nikmat oleh Allah ta’ala sehingga berada pada jalan yang lurus dan
menjadi seorang penunjuk yang patut untuk diikuti dalam memahami kitab
petunjuk (Al Qur’an) sehingga menyelamat kan kita dari kesesatan serta
menghantar kan kita
mencapai kebahagian dunia
dan akhirat
Imam Mazhab yang empat adalah termasuk Assab’ul-m atsani yang menghantar kan kepada kebahagiaa n dunia dan akhirat, sebagaiman a pula telah disampaika n dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/09/17/ seorang-pen unjuk
Sedangkan Assab’ul-m atsani
lainnya telah disampaika n
dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/09/16/ yang-dikaru niai-nikma tnya/
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Hai orang-oran g yang beriman, barang siapa di
antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangk an suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintaiN ya,
yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap
keras terhadap orang-oran g
kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada
celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan- Nya kepada siapa yang dikehendak i-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian -Nya), lagi Maha Mengetahui .” (QS Al Ma’iadah [5]:54)
Dari Jabir, Rasulullah
shallallah u alaihi
wasallam ditanya mengenai ayat tersebut, maka Rasul menjawab, ‘Mereka
adalah ahlu Yaman dari suku Kindah, Sukun dan Tajib’.
Ibnu Jarir meriwayatk an,
ketika dibacakan tentang ayat tersebut di depan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, beliau berkata, ‘Kaummu
wahai Abu Musa, orang-oran g
Yaman’.
Dalam kitab Fath al-Qadir, Ibnu Jarir meriwayat dari Suraikh bin Ubaid, ketika turun ayat 54 surat al-Maidah, Umar berkata, ‘Saya dan kaum saya wahai
Rasulullah’. Rasul menjawab, ‘Bukan, tetapi ini untuk dia dan
kaumnya, yakni Abu Musa al-Asy’ari’.
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalan i telah meriwayatk an suatu hadits dalam kitabnya berjudul
Fath al-Bari, dari Jabir bin Math’am dari Rasulullah shallallah u alaihi wasallam berkata, ‘Wahai
ahlu Yaman kamu mempunyai derajat yang tinggi. Mereka seperti awan dan
merekalah sebaik-bai knya
manusia di muka bumi’
Dalam Jami’ al-Kabir, Imam al-Suyuthi meriwayatk an hadits dari Salmah bin Nufail,
‘Sesungguh nya aku
menemukan nafas al-Rahman dari sini’. Dengan isyarat yang menunjuk ke
negeri Yaman. Masih dalam Jami’ al-Kabir, Imam al-Sayuthi meriwayatk an hadits marfu’ dari Amru ibnu Usbah ,
berkata Rasulullah
shallallah u alaihi
wasallam, ‘Sebaik-ba iknya
lelaki, lelaki ahlu Yaman‘.
Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, ‘Siapa
yang mencintai orang-oran g
Yaman berarti telah mencintaik u,
siapa yang membenci mereka berarti telah membenciku”
Rasulullah
shallallah u alaihi
wasallam telah menyampaik an
bahwa ahlul Yaman adalah orang-oran g yang mudah menerima kebenaran, mudah terbuka mata hatinya (ain
bashiroh) dann banyak dikaruniak an
hikmah (pemahaman
yang dalam terhadap Al Qur’an dan Hadits) sebagaiman a Ulil Albab
Telah menceritak an
kepada kami Abul Yaman Telah mengabarka n kepada kami Syu’aib Telah menceritak an kepada kami Abu Zinad dari Al A’raj
dari Abu Hurairah radliallah u
‘anhu dari Nabi shallallah u
‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Telah datang penduduk
Yaman, mereka adalah orang-oran g
yang berperasaa n dan
hatinya paling lembut, kefaqihan dari Yaman, hikmah ada pada orang
Yaman.” (HR Bukhari 4039)
Dan telah menceritak an
kepada kami Amru an-Naqid dan Hasan al-Hulwani keduanya berkata, telah menceritak an kepada kami Ya’qub -yaitu Ibnu
Ibrahim bin Sa’d- telah menceritak an
kepada kami bapakku dari Shalih dari al-A’raj dia berkata, Abu
Hurairah berkata; “Rasululla h
shallallah u ‘alaihi
wasallam bersabda: “Telah datang penduduk Yaman, mereka adalah
kaum yang paling lembut hatinya. Fiqh ada pada orang Yaman. Hikmah
juga ada pada orang Yaman. (HR Muslim 74)
Tepatnya di Hadramaut,
Yaman adalah bumi para wali Allah. Di sana banyak tinggal para ulama
yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunana n cucu Rasulullah shallallah u alaihi wasallam
Para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
shallallah u alaihi
wasallam pada umumnya memiliki ketersambu ngan dengan lisannya Rasulullah shallallah u alaihi wasallam melalui dua jalur yakni
1. Melalui nasab (silsilah / keturunan). Pengajaran agama baik disampaika n melalui lisan maupun praktek yang
diterima dari orang tua-orang tua mereka terdahulu tersambung kepada Rasulullah shallallah u alaihi wasallam
2. Melalui sanad ilmu atau sanad guru. Pengajaran agama dengan bertalaqqi (mengaji) dengan para ulama yang
sholeh yang mengikuti Imam Mazhab yang empat yakni para ulama yang
sholeh memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab yang empat
atau para ulama yang sholeh yang memiliki ketersambu ngan sanad ilmu atau sanad guru dengan Imam
Mazhab yang empat
Sehingga para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
shallallah u alaihi
wasallam lebih terjaga kemutawati ran
sanad, kemurnian agama dan akidahnya. Silahkan telusurila h melalui apa yang disampaika n oleh Al Imam Al Haddad dan yang
setingkat dengannya,
sampai ke Al Imam Umar bin Abdurrahma n Al Attos dan yang setingkat
dengannya, sampai ke
Asy’syeh Abubakar bin Salim, kemudian Al Imam Syihabuddi n, kemudian Al Imam Al Aidrus dan Syeh
Ali bin Abibakar, kemudian Al Imam Asseggaf dan orang orang yang
setingkat mereka dan yang diatas mereka, sampai keguru besar Al Fagih
Almuqoddam Muhammad
bin Ali Ba’alawi Syaikhutth oriqoh
dan orang orang yang setingkat dengannya, sampai ke Imam Al Muhajir Ilallah Ahmad bin
Isa dan orang orang yang setingkat dengannya.
Sejak abad 7 H di Hadramaut (Yaman), dengan keluasan ilmu, akhlak yang lembut, dan keberanian ,
Imam Ahmad Al Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al Uraidhi bin
Ja’far Ash Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin
Sayyidina Husain ra beliau berhasil mengajak para pengikut Khawarij
untuk menganut madzhab Syafi’i dalam fiqih , Ahlus Sunnah wal jama’ah
dalam akidah (i’tiqod) mengikuti Imam Asy’ari (bermazhab Imam Syafi’i) dan Imam Maturidi
(bermazhab Imam
Hanafi) serta tentang akhlak atau tentang ihsan mengikuti ulama-ulam a tasawuf yang mutakbaroh dan bermazhab dengan Imam Mazhab yang
empat. Di Hadramaut kini, akidah dan madzhab Imam Al Muhajir yang
adalah Sunni Syafi’i, terus berkembang sampai sekarang, dan Hadramaut menjadi
kiblat kaum sunni yang “ideal” karena kemutawati ran sanad serta kemurnian agama dan
aqidahnya.
Dari Hadramaut (Yaman), anak cucu Imam Al Muhajir menjadi pelopor dakwah Islam sampai ke “ufuk Timur”, seperti di daratan India, kepulauan Melayu dan Indonesia.
Mereka rela berdakwah dengan memainkan wayang mengenalka n kalimat syahadah , mereka berjuang
dan berdakwah dengan kelembutan
tanpa senjata , tanpa kekerasan,
tanpa pasukan , tetapi mereka datang dengan kedamaian dan kebaikan.
Juga ada yang ke daerah Afrika seperti Ethopia, sampai kepulauan
Madagaskar . Dalam
berdakwah, mereka
tidak pernah bergeser dari asas keyakinann ya yang berdasar Al Qur’an, As Sunnah, Ijma
dan Qiyas
Prof.Dr.H.
Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dalam majalah tengah bulanan “Panji
Masyarakat ” No.169/ tahun ke XV11 15 februari 1975 (4
Shafar 1395 H) halaman 37-38 menjelaskan bahwa pengajaran agama Islam di negeri kita diajarkan
langsung oleh para ulama keturunan cucu Rasulullah seperti Syarif Hidayatull ah atau yang dikenal dengan Sunan
Gunung Jati. Berikut kutipan penjelasan Buya Hamka
***** awal kutipan *****
“Rasulalla h
shallallah u alaihi
wasallam mempunyai empat anak-anak lelaki yang semuanya wafat waktu
kecil dan mempunyai empat anak wanita. Dari empat anak wanita ini
hanya satu saja yaitu (Siti) Fathimah yang memberikan beliau shallallah u alaihi wasallam dua cucu lelaki dari
perkawinan nya dengan
Ali bin Abi Thalib. Dua anak ini bernama Al-Hasan dan Al-Husain dan
keturunan dari dua anak ini disebut orang Sayyid jamaknya ialah Sadat.
Sebab Nabi sendiri mengatakan ,
‘kedua anakku ini menjadi Sayyid (Tuan) dari pemuda-pem uda di Syurga’. Dan sebagian negeri lainnya
memanggil keturunan Al-Hasan dan Al-Husain Syarif yang berarti orang
mulia dan jamaknya adalah Asyraf.
Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan Al-Hasan dan Al-Husain itu datang ketanah air kita ini. Sejak dari semenanjun g Tanah Melayu, kepulauan Indonesia
dan Pilipina. Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam diseluruh Nusantara ini.
Diantarany a Penyebar
Islam dan pembanguna n
kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatull ah yang diperanakk an di Aceh. Syarif kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke
Mindanao dan Sulu. Yang pernah jadi raja di Aceh adalah bangsa Sayid
dari keluarga Jamalullai l,
di Pontianak pernah diperintah
bangsa Sayyid Al-Qadri. Di Siak oleh keluaga Sayyid bin Syahab,
Perlis (Malaysia)
dirajai oleh bangsa Sayyid Jamalullai l. Yang dipertuan Agung 111 Malaysia Sayyid
Putera adalah Raja Perlis. Gubernur Serawak yang ketiga, Tun Tuanku
Haji Bujang dari keluarga Alaydrus.
Kedudukan mereka dinegeri ini yang turun temurun menyebabka n mereka telah menjadi anak negeri
dimana mereka berdiam. Kebanyakan
mereka jadi Ulama. Mereka datang dari hadramaut dari keturunan Isa
Al-Muhajir dan Fagih
Al-Muqadda m. Yang
banyak kita kenal dinegeri kita yaitu keluarga Alatas, Assegaf,
Alkaff, Bafaqih, Balfaqih, Alaydrus, bin Syekh Abubakar, Alhabsyi,
Alhaddad, Al Jufri, Albar, Almusawa, bin Smith, bin Syahab, bin Yahya
…..dan seterusnya .
Yang terbanyak dari mereka adalah keturunan dari Al-Husain dari Hadramaut (Yaman selatan), ada juga yang keturunan Al-Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan syarif-sya rif Makkah Abi Numay, tetapi tidak
sebanyak dari Hadramaut.
Selain dipanggil Tuan Sayid mereka juga dipanggil Habib. Mereka ini
telah tersebar didunia. Di negeri-neg eri besar seperti Mesir, Baqdad, Syam
dan lain-lain mereka adakan NAQIB, yaitu yang bertugas mencatat dan
mendaftark an
keturunan- keturunan Sadat
tersebut. Disaat sekarang umum- nya mencapai 36-37-38 silsilah sampai
kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidati Fathimah Az-Zahra ra.
****** akhir kutipan ******
Selengkapn ya
tentang ulama nenek moyang kita telah disampaika n dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/05/19/ sejak-abad- ke-1-h/
Sedangkan silsilah para Wali Songo pada http:// mutiarazuhu d.files.wo rdpress.co m/2011/03/ silsilah-pa ra-walison go.jpg
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
Permasalah
Berikut kutipan perkenalan
“In the 18th century, a religious scholar of the central Najd, Muhammad bin Abdul Wahhab, joined forces with Muhammad bin Saud, the ruler of the town of Diriyah, to bring the Najd and the rest of Arabia back to the original and undefiled form of Islam”.
Contohnya mereka memahami kullu adalah semua pada hadits "Kullu bid'atin dholalah"
Mereka mengaku (merasa) ahli tauhid atau mengaku (merasa) berdakwah memurnikan
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Katakanlah
Rasulullah
Allah Azza wa Jalla berfirman,
Ketika Nabi ditanya terkait dengan ayat ini, “apakah mereka menyembah para rahib dan pendeta sehingga dikatakan menjadikan
Pada riwayat yang lain disebutkan
Permasalah
Rasulullah
Hadits tersebut bukanlah menyuruh kita menyampaik
Berkata Imam Ahmad bin Hanbal rahimahull
Beliau menjawab : “Tidaklah boleh mengamalka
Apakah orang yang otodidak dari kitab-kita
“Orang yang hanya mengambil ilmu melalui kitab saja tanpa memperliha
Masalah otodidak ini sudah ada sejak lama dalam ilmu hadis. Al-Hafidz Ibnu Hajar mengomenta
Habib Munzir Al Musawa berkata “Orang yang berguru tidak kepada guru tapi kepada buku saja maka ia tidak akan menemui kesalahann
Ullama Muhammad bin Abdul Wahhab meneladani
Ulama Ibnu Taimiyyah adalah ulama kontrovers
Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangk
Dari link pada http://
Beliau (Syaikh Ibnu Hajar) juga berkata ” Maka berhati-ha
Seharusnya
Bahkan dalam beberapa tulisan tentang riwayat ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dikatakan bahwa “Demikian meresapnya
Hal yang dikatakan bahwa “ulama Ibnu Taimiyah semasa hidupnya yang penuh ranjau dan tekanan dari pihak berkuasa” sebenarnya
Jadi kembalinya
1. Melalui jalur ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutny
2. Melalui jalur ulama Jamaluddin
Salah satu contoh penjelasan
Bahkan KH Ahmad Dahlan pendiri ormas Muhammadiy
Tentang ulama Muhammad Abduh yang dapat kita ketahui sedikit tentang beliau dari percakapan
***** awal kutipan *****
Dalam mukaddimah
“Ketika saya berkumpul dengan Syaikh Rasyid Ridha, saya berdialog dengannya tentang pribadi Syaikh Muhammad Abduh, gurunya. Saya berkata:
“Kalian menjadikan
Mendengar pernyataan
Saya merasa heran dengan jawaban Rasyid ini. Karena jama’ shalat itu hanya dibolehkan
Saya berkata kepada Syaikh Rasyid Ridha: “Lagi pula Syaikh Muhammad Abduh tidak pernah menunaikan
***** akhir kutipan *****
Salah satu slogan hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman)
Periodisas
Berikut pendapat para ulama khalaf yang sholeh yakni para ulama yang sholeh yang mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang empat tentang Maulid Nabi
Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahull
Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahull
Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahull
Imam Al Hafidh Al Qasthalani
Republik Islam Iran telah melarang ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab sebagaiman
**** awal kutipan *****
Para siswa Sunni di sekolah-se
**** akhir kutipan *****
Sebaliknya
***** awal kutipan *****
REPUBLIKA.
“Washingto
Menurut Austin, Deputi Presiden Mursi dan pembantuny
Sumber-sum
**** akhir kutipan *****
Pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab menyebarlu
***** awal kutipan *****
Iran adalah negara yang tidak disenangi oleh Saudi Arabia, Qatar dan negara Arab lainnya karena berhasil melakukan REVOLUSI 79 menumbangk
Iran mempunyai kepentinga
Israel dan Barat menggunaka
UN Commisione
UN Security Council, korban di Houla adalah akibat tembakan ARTILERI dan TANK pada hari Minggu 27 Mei 2012. Tapi pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 diralat oleh UN High Commission
Tampak dengan jelas bagaimana media dan PBB berusaha MEMPERKERU
***** akhir kutipan *****
Sedangkan pada http://
***** awal kutipan *****
Pertama, memotong jalur logistik HIzbullah (Syiah) di Lebanon dan membungkam
Kedua, mengelimin
Beliau menambahka
***** akhir kutipan *****
Begitupula
**** awal kutipan ****
Persoalan di Iran jauh di luar konflik Sunni-Syia
Saya pernah berkunjung
Penulis Eramuslim yang suka menggosip ttg Iran itu mungkin sebaiknya datang Iran di bulan Ramadhan dan duduk manis di depan televisi Iran menjelang maghrib. Televisi Iran mengumanda
Saya tidak sedang membela Syiah atau Iran (mereka tak butuh pembelaan dari orang biasa kayak saya); hanya miris melihat situs berita yang sering jadi rujukan umat Islam Indonesia itu terjebak permainan Barat. Seharusnya
***** akhir kutipan ****
Jadi bagi pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab berpendapa
Tentu tidak semua syiah adalah sesat. Jumhur ulama telah sependapat
Kalau melihat sejarah, penamaan Rafidhah ini erat kaitannya dengan gelaran yang diberikan oleh pendiri syi’ah Zaidiyah yaitu Imam Zaid bin Ali, yaitu anak dari Imam Ali Zainal Abidin, yang bersama para pengikutny
Salah seorang ulama Syi’ah Zaidiyah Imam Yahya bin Hamzah ‘Alawi (w. 749 H) mendefinis
Jelas dari teks diatas penamaan Syi’ah Zaidiyah dikaitkan dengan Imam Zaid bin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, dan Zaidiyah merupakan salah satu kelompok Syiah terbesar selain Syi’ah Imamiyah dan Syi’ah Isma’iliya
Imam Ahmad bin Yahya al-Murtadh
Sumber-sum
Tatkala kedua pasukan tersebut bertemu dan saling berhadap-h
Jadi Syiah rafidhoh adalah bekas tentara atau bekas pengikut Imam Zaid Rahimahull
Syiah Rafidhoh yang mengaku mengikuti Ahlul Bait termakan hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman)
Sedangkan Imam Zaid bin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib pendiri madzhab Zaidiyyah mengatakan
Imam Sayyidina Ali ra bertanya kepada Rasulullah
Di riwayatkan
Nasib Abdullah bin Saba’ pada akhir hayatnya menjadi orang buangan, yang dibuang oleh Sayyidina Ali ra setelah beliau menjadi Khalifah keempat, Beliau marah karena dia membuat fitnah atas diri Beliau, dia akhirnya dibuang ke daerah Madain.
Kelompok Abdullah bin Saba’ ini terpisah menjadi 2 ( dua ) kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang menyatakan
2. Kelompok yang memberonta
Bahkan Syiah Zaidiyah dekat Darul Hadits, Dammaj Yaman ditetapkan
Berikut sedikit kutipannya
**** awal kutipan ****
“Sebenarny
Peristiwa itu bermula dari tertangkap
Kehormatan
Selama beberapa hari Darul Hadits dikepung orang-oran
Dua warga Indonesia tewas dalam baku tembak, sementara yang lainnya bersembuny
***** akhir kutipan *****
Tragedi yang sangat memalukan dunia Islam bagaimana manusia yang telah bersyahada
Rasulullah
Rasulullah
Rasulullah
Rasulullah
Rasulullah
Rasulullah
Kaum Wahabi, pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dengan kaum Syiah yang mengaku (merasa) mengikuti Ahlul Bait semakin berseteru karena kerajaan dinasti Saudi bersekutu dengan Amerika yang merupakan teman setia Yahudi Israel
Contohnya kerajaan dinasti Saudi bersekutu dengan Amerika yang merupakan representa
Berikut transkript
***** awal transkript
Perwakilan
”Selama bertahun-t
***** akhir transkript
Begitupula
***** awal kutipan *****
REPUBLIKA.
Situs berita Nahrain Net mengungkap
Menurut para pemerhati,
***** akhir kutipan *****
Akibat dari perseterua
Firman Allah Azza wa Jalla, yang artinya,“Tidakkah kamu perhatikan
“Hai orang-oran
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kita
Pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab merasa mengikuti pemahaman Salafush Sholeh dan menamakan diri mereka sebagai Salafi. Tentu mereka tidak bertemu dengan Salafush Sholeh sehingga mendapatka
Apa yang ulama mereka katakan sebagai pemahaman Salafush Sholeh adalah ketika mereka membaca hadits, tentunya ada sanad yang tersusun dari Tabi’ut Tabi’in, Tabi’in dan Sahabat. Inilah yang mereka katakan bahwa mereka telah mengetahui
Mereka berijtihad
Tidak ada yang dapat menjamin hasil upaya ijtihad mereka pasti benar dan terlebih lagi mereka tidak dikenal berkompete
Jika hasil ijtihad mereka salah, inilah yang namanya fitnah terhadap Salafush Sholeh. Fitnah dari orang-oran
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarka
Oleh karenanya taati dan ikuti sunnah Rasulullah
Rasulullah
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahull
Rasulullah
Ibnu Mas’ud radhiallah
Maksudnya tetaplah mengikuti Al-Jamaah atau as-sawad al a’zham (mayoritas
Dari Ibnu Sirin dari Abi Mas’ud, bahwa beliau mewasiatka
Mayoritas kaum muslim atau as-sawad al a’zham atau Al Jama'ah atau ahlus sunnah atau Ahlus Sunnah wal Jama'ah atau disingkat aswaja adalah kaum muslim yang istiqomah mengikuti para ulama yang sholeh yang mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang empat
Allah ta’ala berfirman yang artinya “Orang-oran
Dari firmanNya tersebut dapat kita ketahui bahwa orang-oran
Sedangkan orang-oran
Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh dari kalangan “orang-ora
Jadi kalau kita ingin ittiba li Rasulullah
sholeh dari kalangan “orang-ora
Para ulama yang sholeh dari kalangan “orang-ora
Para ulama yang sholeh yang mengikuti dari Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh yang memiliki ketersambu
Kelemahan para pengikut ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab adalah mereka meninggalk
Mereka termakan hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman)
Padahal beberapa ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait yang umumnya tinggal di hadramaut Yaman adalah termasuk Imam para Wali Allah pada setiap zamannya yang merupakan termasuk Assab’ul-m
Memang Al Qur’an adalah kitab dalam “bahasa arab yang jelas” (QS Asy Syu’ara’ [26]: 195). namun pemahaman yang dalam haruslah dilakukan oleh orang-oran
Allah ta’ala berfirman yang artinya
“Kitab yang dijelaskan
“Maka bertanyala
Al Qur’an adalah kitab petunjuk namun kaum muslim membutuhka
Al Qur’an tidak akan dipahami dengan benar tanpa Rasulullah
Firman Allah ta’ala yang artinya “Dan kami sekali-kal
Secara berjenjang
Suatu ketika Rasulullah
Allah ta’ala lalu menurunkan
walaqad atainaaka sab’an mina almatsaani
“Kami telah mengarunia
Assab’ul-m
Al Qur’an kita telah mengetahui
“Sab’an minal-mats
Dalam sebuah hadits Rasul menyebutka
Mereka itulah Assba’ul-m
Mereka itulah Assab’ul-m
Imam Mazhab yang empat adalah termasuk Assab’ul-m
Sedangkan Assab’ul-m
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Hai orang-oran
Dari Jabir, Rasulullah
Ibnu Jarir meriwayatk
Dalam kitab Fath al-Qadir, Ibnu Jarir meriwayat dari Suraikh bin Ubaid, ketika turun ayat 54 surat al-Maidah,
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalan
Dalam Jami’ al-Kabir, Imam al-Suyuthi
Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah
Rasulullah
Telah menceritak
Dan telah menceritak
Tepatnya di Hadramaut,
Para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
1. Melalui nasab (silsilah /
2. Melalui sanad ilmu atau sanad guru. Pengajaran
Sehingga para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah
Sejak abad 7 H di Hadramaut (Yaman), dengan keluasan ilmu, akhlak yang lembut, dan keberanian
Dari Hadramaut (Yaman), anak cucu Imam Al Muhajir menjadi pelopor dakwah Islam sampai ke “ufuk Timur”, seperti di daratan India, kepulauan Melayu dan Indonesia.
Prof.Dr.H.
***** awal kutipan *****
“Rasulalla
Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan Al-Hasan dan Al-Husain itu datang ketanah air kita ini. Sejak dari semenanjun
Kedudukan mereka dinegeri ini yang turun temurun menyebabka
Yang terbanyak dari mereka adalah keturunan dari Al-Husain dari Hadramaut (Yaman selatan), ada juga yang keturunan Al-Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan syarif-sya
****** akhir kutipan ******
Selengkapn
Sedangkan silsilah para Wali Songo pada http://
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830