oleh Zon Jonggol
Telah sempurna agama Islam maka telah sempurna atau tuntas segala
laranganNy a, apa yang telah
diharamkan Nya dan apa yang telah
diwajibkan Nya,
selebihnya adalah perkara yang
didiamkanN ya atau
dibolehkan Nya.
Firman Allah ta’ala yang artinya “dan tidaklah Tuhanmu lupa” (QS Maryam [19]:64)
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Pada hari ini telah Kusempurna kan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupka n
kepadamu ni’mat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS
Al-Maaidah : [5] : 3)
Ibnu Katsir ketika mentafsirk an (QS. al-Maidah [5]:3) berkata, “Tidak ada
sesuatu yang halal melainkan yang Allah halalkan, tidak ada sesuatu yang haram
melainkan yang Allah haramkan dan tidak ada agama kecuali perkara yang di
syariatkan -Nya.”
Rasulullah
Shallallau ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Apa-apa yang Allah halalkan dalam kitabNya adalah halal, dan apa-apa
yang diharamkan dalam kitabNya
adalah haram, dan apa-apa yang didiamkanN ya adalah dibolehkan . Maka, terimalah kebolehan dari Allah, karena
sesungguhn ya Allah tidak lupa terhadap
segala sesuatu.” Kemudian beliau membaca (Maryam: 64): “Dan tidak
sekali-kal i Rabbmu itu
lupa.” (HR. Al Hakim dari Abu Darda’, beliau
menshahihk annya. Juga
diriwayatk an oleh Al Bazzar)
Rasulullah
shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda
“Orang muslim yang paling besar dosanya (kejahatan nya) terhadap kaum muslimin lainnya adalah orang
yang bertanya tentang sesuatu yang sebelumnya tidak diharamkan (dilarang) bagi kaum muslimin, tetapi akhirnya sesuatu
tersebut diharamkan
(dilarang) bagi mereka karena
pertanyaan nya.” (HR Bukhari 6745,
HR Muslim 4349, 4350)
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam bersabda
“Barang siapa yang membuat perkara baru dalam urusan agama yang tidak
ada sumbernya (tidak turunkan keterangan padanya) maka tertolak.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Telah menceritak an
kepada kami Ya’qub telah menceritak an kepada kami Ibrahim bin Sa’ad dari bapaknya
dari Al Qasim bin Muhammad dari ‘Aisyah radliallah u ‘anha berkata; Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang
membuat perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak ada
perintahny a (tidak turunkan
keterangan padanya) maka perkara itu
tertolak.” (HR Bukhari 2499)
Kedua hadits di atas, Rasulullah shallallah u alaihi wasallam telah
menegaskan bahwa kita tidak
boleh membuat perkara baru (bid'ah) atau mengada-ad a dalam urusan agama atau
mengada-ad a dalam urusan kami
yakni mengada-ad a dalam perkara
syariat, mengada-ad a dalam
urusan yang merupakan hak Allah Azza wa Jalla menetapkan nya atau mensyariat kannya.
Agama bukanlah berasal dari akal pikiran manusia namun bersumber hanya dari Allah Azza wa Jalla
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, “di dalam agama
itu tidak ada pemahaman berdasarka n akal pikiran, sesungguhn ya agama itu dari Tuhan,
perintah-N ya dan
larangan-N ya.” (Hadits
riwayat Ath-Thabar ani)
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
diutus oleh Allah Azza wa Jalla membawa agama atau perkara yang
disyariatk anNya yakni apa yang
telah diwajibkan Nya (jika
ditinggalk an berdosa), apa yang
telah dilarangNy a dan apa yang
telah diharamkan Nya (jika dilanggar
berdosa). Allah ta’ala tidak lupa.
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhn ya Allah
telah mewajibkan beberapa
kewajiban , maka jangan kamu sia-siakan dia; dan Allah telah memberikan beberapa larangan, maka jangan kamu langgar dia;
dan Allah telah mengharamk an
sesuatu, maka jangan kamu pertengkar kan dia; dan Allah telah
mendiamkan beberapa hal sebagai
tanda kasihnya kepada kamu, Dia tidak lupa, maka jangan kamu
perbincang kan dia.”
(Riwayat Daraquthni ,
dihasankan oleh an-Nawawi dan
tercantum dalam hadits Arba’in yang ketiga puluh)
Kesimpulan nya bid’ah
dalam “urusan agama” (urusan kami) adalah bid’ah dalam urusan yang merupakan hak
Allah Azza wa Jalla menetapkan nya atau mensyariat kannya atau bid’ah dalam perkara syariat yakni
mengada-ad a larangan yang tidak
dilarangNy a atau
mengharamk an sesuatu yang tidak
diharamkan Nya atau
mewajibkan sesuatu yang tidak
diwajibkan Nya
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Katakanlah ! Tuhanku
hanya mengharamk an hal-hal yang
tidak baik yang timbul daripadany a dan apa yang tersembuny i dan dosa dan durhaka yang tidak benar dan kamu
menyekutuk an Allah dengan
sesuatu yang Allah tidak turunkan keterangan padanya dan kamu mengatakan atas (nama) Allah dengan sesuatu yang kamu tidak
mengetahui .” (QS al-A’raf [7] :
33)
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhn ya Rabbku
memerintah kanku untuk
mengajarka n yang tidak kalian
ketahui yang Ia ajarkan padaku pada hari ini: ‘Semua yang telah Aku berikan pada
hamba itu halal, Aku ciptakan hamba-hamb aKu ini dengan sikap yang lurus, tetapi kemudian
datanglah syaitan kepada mereka. Syaitan ini kemudian
membelokka n mereka dari
agamanya, dan mengharamk an atas
mereka sesuatu yang Aku halalkan kepada mereka, serta
mempengaru hi supaya mereka mau
menyekutuk an Aku dengan sesuatu
yang Aku tidak turunkan keterangan
padanya”. (HR Muslim 5109)
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Mereka menjadikan para rahib dan pendeta mereka sebagai
tuhan-tuha n selain Allah“. (QS
at-Taubah [9]:31 )
Ketika Nabi ditanya terkait dengan ayat ini, “apakah mereka menyembah para rahib dan pendeta sehingga dikatakan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuha n selain Allah?” Nabi menjawab, “tidak”, “Mereka
tidak menyembah para rahib dan pendeta itu, tetapi jika para rahib dan pendeta
itu menghalalk an sesuatu bagi
mereka, mereka menganggap nya
halal, dan jika para rahib dan pendeta itu mengharamk an bagi mereka sesuatu, mereka
mengharamk annya“
Pada riwayat yang lain disebutkan , Rasulullah bersabda ”mereka (para rahib dan pendeta) itu
telah menetapkan haram terhadap
sesuatu yang halal, dan menghalalk an sesuatu yang haram, kemudian mereka
mengikutin ya. Yang demikian
itulah penyembaha nnya kepada
mereka.” (Riwayat Tarmizi)
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
telah mencontohk an tidak membuat
sesuatu larangan yang tidak dilarang oleh Allah Azza wa Jalla dengan tidak
melarang para Sahabat berpuasa sunnah setiap bulan hijriah melebihi apa yang
telah beliau contohkan hanya 3 hari karena Allah Azza wa Jalla memang tidak
melarangny a
Telah menceritak an
kepada kami Ishaq bin Syahin Al Washithiy telah menceritak an kepada kami Khalid bin ‘Abdullah dari Khalid Al
Hadzdza’ dari Abu Qalabah berkata, telah mengabarka n kepada saya Abu Al Malih berkata; Aku dan
bapakku datang menemui ‘Abdullah bin ‘Amru lalu dia menceritak an kepada kami bahwa Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam dikabarkan tentang shaumku lalu Beliau
menemuiku. Maka aku berikan
kepada Beliau bantal terbuat dari kulit yang disamak yang isinya dari
rerumputan , lalu Beliau duduk
diatas tanah sehingga bantal tersebut berada di tengah antara aku dan Beliau,
lalu Beliau berkata: Bukankah cukup bagimu bila kamu berpuasa selama tiga hari
dalam setiap bulannya? ‘Abdullah bin ‘Amru berkata; Aku katakan: Wahai
Rasulullah ?
(bermaksud minta tambahan) .
Beliau berkata: Silahkan kau lakukan Lima hari. Aku katakan lagi: Wahai
Rasulullah ? Beliau berkata:
Silahkan kau lakukan Tujuh hari. Aku katakan lagi: Wahai
Rasulullah ? Beliau berkata:
Silahkan kau lakukan Sembilan hari. Aku katakan lagi: Wahai
Rasulullah ? Beliau berkata:
Silahkan kau lakukan Sebelas hari. Kemudian Nabi shallallah u ‘alaihi wasallam berkata: Tidak ada shaum
melebihi shaumnya Nabi Daud Aalaihissa lam yang merupakan separuh shaum dahar, dia berpuasa
sehari dan berbuka sehari. (HR Bukhari 1844).
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
mencontohk an
menghindar i
mewajibkan sesuatu yang tidak
diwajibkan oleh Allah Azza wa
Jalla dengan mencontohk an
meninggalk an sholat tarawih
berjama’ah dalam beberapa malam
agar kita tidak berkeyakin an
bahwa sholawat tarawih berjama’ah sepanjang bulan Ramadhan adalah kewajiban yang
jika ditinggalk an berdosa.
Rasulullah bersabda
“Sesungguhn ya aku tahu
apa yang kalian lakukan semalam. Tiada sesuatu pun yang
menghalang iku untuk keluar dan
shalat bersama kalian, hanya saja aku khawatir (shalat tarawih itu) akan
diwajibkan atas kalian.” ( HR
Muslim 1270 )
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
mencontohk an tidak
mengharamk an sesuatu yang tidak
diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla
seperti memakan daging biawak
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif Al Anshari bahwa Abdullah bin Abbas pernah mengabarka n kepadanya
bahwa Khalid bin Walid yang di juluki dengan pedang Allah telah
mengabarka n
kepadanya; bahwa dia bersama
dengan Rasulullah
shallallah u ‘alaihi wasallam
pernah menemui Maimunah isteri Nabi shallallah u ‘alaihi wasallam -dia adalah bibinya Khalid dan
juga bibinya Ibnu Abbas- lantas dia mendapati daging biawak yang telah di bakar,
kiriman dari saudara perempuany a
yaitu Hufaidah binti Al Harits dari Najd, lantas daging Biawak tersebut
disuguhkan kepada
Rasulullah
shallallah u ‘alaihi wasallam.
Sangat jarang beliau disuguhi makanan hingga beliau diberitahu nama makanan yang disuguhkan , ketika Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam hendak mengambil daging biawak
tersebut, seorang wanita dari beberapa wanita yang ikut hadir berkata,
Beritahuka nlah kepada
Rasulullah
shallallah u ‘alaihi wasallam
mengenai daging yang kalian suguhkan! Kami lalu mengatakan , Itu adalah daging biawak, wahai
Rasulullah ! Seketika itu juga
Rasulullah
shallallah u ‘alaihi wasallam
mengangkat
tangannya, Khalid bin Walid pun
berkata, Wahai Rasulullah ,
apakah daging biawak itu haram? Beliau menjawab: Tidak, namun di negeri kaumku
tidak pernah aku jumpai daging tersebut, maka aku enggan
(memakanny a). Khalid berkata,
Lantas aku mendekatka n daging
tersebut dan memakannya ,
sementara Rasulullah melihatku
dan tidak melarangny a. (HR Muslim
3603)
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
telah menyampaik an bahwa kaum
muslim yang melarang yang tidak dilarangNy a atau mengharamk an yang tidak diharamkan Nya atau mewajibkan yang tidak diwajibkan Nya maka kelak akan dihalau dari
telaganya.
Dari Abu Hurairah bahwasanya ia menceritak an, bahwa Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada hari kiamat
beberapa orang sahabatku mendatangi ku, kemudian mereka disingkirk an dari telaga, maka aku katakan; ‘ya rabbi,
(mereka) sahabatku! ‘ Allah
menjawab; ‘Kamu tak mempunyai pengetahua n tentang yang mereka kerjakan
sepeningga lmu. Mereka berbalik ke
belakang dengan melakukan murtad, bid’ah dan dosa besar“. (HR Bukhari 6097)
Rasulullah
shallallah u ‘alaihi wasallam
bersabda: Ingatlah! Ada golongan lelaki yang dihalangi dari datang ke telagaku
sebagaiman a
dihalaunya unta-unta sesat’. Aku
memanggil mereka, ‘Kemarilah
kamu semua’. Maka dikatakan,
‘Sesungguh nya mereka telah menukar
ajaranmu selepas kamu wafat’. Maka aku bersabda: Pergilah jauh-jauh dari sini.
(HR Muslim 367)
Siapakah orang-oran g yang
kelak dihalau dari telaga ?
Mereka adalah orang-oran g seperti seperti Dzul Khuwaishir ah dari Bani Tamim An Najdi yakni
orang-oran g yang
pemahamann ya telah keluar (kharaja)
dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) yang disebut juga
dengan khawarij. Khawarij adalah bentuk jamak (plural) dari kharij (bentuk isim
fail) artinya yang keluar.
Orang-oran g seperti
Dzul Khuwaishir ah dari Bani Tamim An
Najdi , mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah
(hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas
mereka
Rasulullah
shallallah u ‘alaihi wasallam
bersabda: “Akan muncul suatu sekte/ firqoh/ kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur`an.
Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingk an dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat
kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingk an dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an
dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun
ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai
melewati batas tenggoroka n.
Mereka keluar dari Islam sebagaiman a anak panah meluncur dari
busurnya”. (HR Muslim 1773)
“Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggoroka n” artinya sholat mereka tidak sampai ke hati yakni
sholatnya tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar sehingga mereka semakin
jauh dari Allah ta’ala
Rasulullah bersabda,
“Barangsiap a yang shalatnya
tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka ia tidak bertambah dari
Allah kecuali semakin jauh dariNya” (diriwayat kan oleh ath Thabarani dalam al-Kabir nomor 11025,
11/46)
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhn ya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”
(QS al Ankabut [29]:45).
Orang-oran g seperti
Dzul Khuwaisara h at Tamimi an
Najdi atau khawarij karena pemahaman mereka telah keluar (kharaja) dari
pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) sehingga berani
menghardik Sayyidina Ali bin Abi
Thalib telah berhukum dengan thagut, berhukum dengan selain hukum Allah.
Semboyan kaum khawarij pada waktu itu adalah “La hukma illah lillah”, tidak ada hukum melainkan hanya dari Allah. Sayyidina Ali ra menanggapi semboyan tersebut
berkata , “kalimatu haqin urida bihil batil” (perkataan yang benar dengan tujuan yang salah).
Kaum khawarij salah memahami firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan barangsiap a yang tidak
memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka
itu adalah orang-oran g yang
kafir”. (QS: Al-Maa’ida h: 44). Kesalahpah aman kaum khawarij sehingga
berkeyakin an bahwa Imam Sayyidina Ali
ra telah kafir dan berakibat mereka membunuh Sayyidina Ali ra
Abdurrahma n ibn Muljam
adalah seorang yang sangat rajin beribadah. Shalat dan shaum, baik yang wajib maupun sunnah,
melebihi kebiasaan rata-rata orang di zaman itu. Bacaan
Al-Quranny a sangat baik. Karena
bacaannya yang baik itu, pada masa Sayyidina Umar ibn Khattab ra, ia diutus
untuk mengajar Al-Quran ke Mesir atas permintaan gubernur Mesir, Amr ibn Al-’Ash. Namun, karena
ilmunya yang dangkal (pemahaman nya tidak melampaui tenggoroka nnya) , sesampai di Mesir ia malah
terpangaru h oleh hasutan
(gahzwul fikri) orang-oran g
Khawarij yang selalu berbicara mengatasna makan Islam, tapi sesungguhn ya hawa nafsu yang mereka turuti. Ia pun
terpengaru h. Ia
tinggalkan tugasnya mengajar dan
memilih bergabung dengan orang-oran g Khawarij sampai akhirnya, dialah yang ditugasi
menjadi eksekutor pembunuhan Imam
Sayyidina Ali ra.
Orang-oran g seperti
Dzul Khuwaishir ah dari Bani
Tamim an Najdi atau khawarij suka memperguna kan ayat-ayat yang diturunkan bagi orang-oran g kafir lantas mereka terapkan untuk menyerang kaum
muslim
Abdullah bin Umar ra dalam mensifati kelompok khawarij mengatakan : “Mereka
menggunaka n ayat-ayat yang
diturunkan bagi
orang-oran g kafir lantas mereka
terapkan untuk menyerang orang-oran g
beriman”.[Lihat: kitab Sohih Bukhari jilid:4
halaman:19 7]
Dalam riwayat yang termuat pada Syarah Shahih Muslim, Jilid. 17, No.171 ketika menjelaska n tentang
orang-oran g seperti Dzul
Khuwaisara h at Tamimi an Najdi atau
khawarij
****** awal kutipan ******
“Dengan sedikit keraguan, Khalid bin Walīd bertanya kepada Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam,
“Wahai Rasulullah ,
orang ini memiliki semua bekas dari ibadah-iba dah sunnahnya: matanya merah karena banyak menangis, wajahnya
memiliki dua garis di atas pipinya bekas airmata yang selalu mengalir, kakinya
bengkak karena lama berdiri sepanjang malam (tahajjud) dan janggut mereka pun lebat”
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
menjawab : camkan makna ayat ini : qul in’kuntum tuhib’būna llāh fattabi’un ī – Katakanlah : “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosam u. karena Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”
Khalid bin Walid bertanya, “Bagaimana caranya ya Rasulullah ? ”
Nabi shallallah u alaihi
wasallam menjawab, “Jadilah orang yang ramah seperti aku,
bersikapla h penuh kasih, cintai
orang-oran g miskin dan papa,
bersikapla h
lemah-lemb ut, penuh perhatian
dan cintai saudara-sa udaramu dan
jadilah pelindung bagi mereka.”
***** akhir kutipan *****
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam
dalam riwayat di atas menegaskan
bahwa ibadah kepada Allah ta’ala yang dilaksanak an oleh orang-oran g seperti Dzul Khuwaisara h at Tamimi an Najdi atau khawarij tidaklah cukup
jika tidak menimbulka n
ke-sholeh- an seperti bersikap
ramah, penuh kasih, mencintai orang-oran g miskin dan papa, lemah lembut penuh perhatian dan
mencintai saudara muslim dan menjadi pelindung bagi mereka.
Oleh karenanya cintailah kaum muslim sebagaiman a yang telah diuraikan dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/10/06/ cintailah-k aum-muslim /
Diriwayatk an hadits
dari Abu Hurairah, Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam bersabda:
“Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum
sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai.” (HR Muslim)
Rasulullah
shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kamu akan melihat orang-oran g mukmin dalam hal saling
mengasihi,
mencintai, dan
menyayangi bagaikan satu tubuh.
Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut
terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari 5552) (HR Muslim
4685)
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam bersabda,
“mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhny a adalah kekufuran”. (HR Muslim).
Cintailah kaum muslim karena orang-oran g yang tidak mencintai kaum muslim atau orang yang
mempunyai rasa permusuhan dengan kaum
muslim adalah kaum Yahudi atau yang dikenal sekarang kaum Zionis Yahudi dan kaum
musyrik.
Firman Allah ta’ala yang artinya, “orang-orang yang paling keras permusuhan nya terhadap orang beriman adalah
orang-oran g Yahudi dan
orang-oran g musyrik” (QS Al
Maaidah [5]: 82)
Jadi kalau ada seorang muslim membenci muslim lainnya atau bahkan membunuhny a maka
kemungkina n besar dia adalah
korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi.
Kaum yang dicintai-N ya
dan mereka mencintai Allah adalah kaum muslim yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap
orang-oran g kafir, yang berjihad
dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Hai orang-oran g yang beriman, barang siapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangk an suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan
merekapun mencintaiN ya, yang
bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap
orang-oran g kafir, yang berjihad
dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan- Nya kepada siapa yang dikehendak i-Nya, dan Allah Maha Luas
(pemberian -Nya), lagi Maha
Mengetahui .” (QS Al Ma’iadah
[5]:54)
Yang dimaksud “orang yang murtad dari agamanya” adalah orang-oran g seperti Dzul
Khuwaishir ah dari Bani Tamim An
Najdi yang karena kesalahpah amannya atau pemahamann ya telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas
kaum muslim (as-sawad al a’zham) sehingga suka bersikap keras kepada kaum
muslim bahkan dapat membunuh kaum muslim dan membiarkan penyembah berhala. Rasulullah shallallah u alaihi wasallam menetapkan mereka telah keluar dari Islam seperti panah yang
meluncur dari busurnya
Rasulullah
shallallah u alaihi wasallam bersabda
yang artinya, “Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti
orang-oran g yang pandai membaca
Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkong an mereka, bahkan mereka membunuh
orang-oran g Islam, dan
membiarkan para penyembah berhala;
mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya". (HR
Muslim 1762)
Yang dimaksud dengan “membiarkan para penyembah berhala” adalah
“membiarka n” kaum Yahudi
Kaum Yahudi yang sekarang dikenal sebagai kaum Zionis Yahudi atau disebut juga dengan freemason,
iluminati, lucifier yakni kaum
yang meneruskan keyakinan pagan
(paganisme ) atau penyembah berhala
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarka n apa (kitab) yang ada pada mereka,
sebahagian dari
orang-oran g yang diberi kitab
(Taurat) melemparka n kitab Allah
ke belakang (punggung) nya,
seolah-ola h mereka tidak
mengetahui (bahwa itu adalah
kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh
syaitan-sy aitan pada masa
kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjaka n sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjaka n sihir), hanya
syaitan-sy aitan lah yang kafir
(mengerjak an sihir).” (QS
Al Baqarah [2]:101-10 2)
Orang-oran g seperti
Dzul Khuwaishir ah dari Bani
Tamim an Najdi, mereka yang membaca Al Qur’an namun tidak melampaui
tenggoroka n, artinya tidak
sampai ke hati atau tidak menjadikan
mereka berakhlak baik, ciri-ciri lainnya adalah
1. Suka mencela dan mengkafirk an kaum muslim
2. Merasa paling benar dalam beribadah.
3. Berburuk sangka kepada kaum muslim
4. Sangat keras kepada kaum muslim bahkan membunuh kaum muslim namun lemah lembut kepada kaum Yahudi. Mereka kelak bergabung dengan Dajjal bersama Yahudi yang telah memfitnah atau menyesatka n kaum Nasrani.
Rasulullah masuk ke
kamarku dalam keadaan aku sedang menangis. Beliau berkata kepadaku: ‘Apa yang
membuatmu menangis?’ Aku
menjawab: ‘Saya mengingat perkara Dajjal maka aku pun
menangis.’
Rasulullah
Shallallah u ‘alaihi wa sallam
berkata: ‘Jika dia keluar sedang aku masih berada di antara kalian niscaya aku
akan mencukupi kalian. Jika dia keluar setelah aku mati maka
ketahuilah Rabb kalian tidak
buta sebelah. Dajjal keluar bersama orang-oran g Yahudi Ashbahan hingga datang ke Madinah dan
berhenti di salah satu sudut Madinah. Madinah ketika itu memiliki tujuh pintu
tiap celah ada dua malaikat yang berjaga. maka keluarlah
orang-oran g jahat dari Madinah
mendatangi Dajjal.”
Dajjal tidak dapat melampaui Madinah namun orang-oran g seperti Dzul Khuwaishir ah dari Bani Tamim an Najdi akan keluar dari Madinah
menemui Dajjal
Oleh karenanya orang-oran g seperti Dzul Khuwaishir ah dari Bani Tamim an Najdi yang merupakan korban
hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi akan selalu membela,
bekerjasam a dan mentaati kaum Zionis
Yahudi
Allah Azza wa Jalla telah berfirman yang artinya,
“Tidakkah kamu perhatikan orang-oran g yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman?
Orang-oran g itu bukan dari
golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk
menguatkan
kebohongan , sedang mereka
mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )
“Hai orang-oran g
yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaa nmu orang-oran g yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hent inya (menimbulk an) kemudharat an bagimu. Mereka menyukai apa yang
menyusahka n kamu. Telah nyata
kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyi kan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.
Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu
memahaminy a” , (QS Ali Imran,
118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kita b semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka
berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri , mereka menggigit ujung jari antaran marah
bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena
kemarahanm u itu”.
Sesungguhn ya Allah
mengetahui segala isi hati“. (QS
Ali Imran, 119)
Kita harus terus meningkatk an kewaspadaa n terhadap upaya ghazwul fikri (perang
pemahaman) yang
dilancarka n oleh kaum Zionis
Yahudi sehingga suatu zaman yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallah u alaihi wasallam
Telah menceritak an
kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritak an kepada kami Ya’qub bin
Abdurrahma n dari Suhail dari
ayahnya dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallah u ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi
hingga kaum muslimin memerangi Yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga
orang Yahudi bersembuny i dibalik
batu dan pohon, batu atau pohon berkata, ‘Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang
Yahudi dibelakang ku,
kemarilah, bunuhlah dia, ‘ kecuali
pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi’.”
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
Firman Allah ta’ala yang artinya “dan tidaklah Tuhanmu lupa” (QS Maryam [19]:64)
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Pada hari ini telah Kusempurna
Ibnu Katsir ketika mentafsirk
Rasulullah
Rasulullah
Rasulullah
Telah menceritak
Kedua hadits di atas, Rasulullah
Agama bukanlah berasal dari akal pikiran manusia namun bersumber hanya dari Allah Azza wa Jalla
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah
Rasulullah
Rasulullah
Kesimpulan
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Katakanlah
Rasulullah
Allah Azza wa Jalla berfirman,
Ketika Nabi ditanya terkait dengan ayat ini, “apakah mereka menyembah para rahib dan pendeta sehingga dikatakan menjadikan
Pada riwayat yang lain disebutkan
Rasulullah
Telah menceritak
Rasulullah
Rasulullah
Rasulullah
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif Al Anshari bahwa Abdullah bin Abbas pernah mengabarka
Rasulullah
Dari Abu Hurairah bahwasanya
Rasulullah
Siapakah orang-oran
Mereka adalah orang-oran
Orang-oran
Rasulullah
“Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggoroka
Rasulullah
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhn
Orang-oran
Semboyan kaum khawarij pada waktu itu adalah “La hukma illah lillah”, tidak ada hukum melainkan hanya dari Allah. Sayyidina Ali ra menanggapi
Kaum khawarij salah memahami firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan barangsiap
Abdurrahma
Orang-oran
Abdullah bin Umar ra dalam mensifati kelompok khawarij mengatakan
Dalam riwayat yang termuat pada Syarah Shahih Muslim, Jilid. 17, No.171 ketika menjelaska
****** awal kutipan ******
“Dengan sedikit keraguan, Khalid bin Walīd bertanya kepada Rasulullah
Rasulullah
Khalid bin Walid bertanya, “Bagaimana caranya ya Rasulullah ? ”
Nabi shallallah
***** akhir kutipan *****
Rasulullah
Oleh karenanya cintailah kaum muslim sebagaiman
Diriwayatk
Rasulullah
Rasulullah
Cintailah kaum muslim karena orang-oran
Firman Allah ta’ala yang artinya, “orang-orang
Jadi kalau ada seorang muslim membenci muslim lainnya atau bahkan membunuhny
Kaum yang dicintai-N
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Hai orang-oran
Yang dimaksud “orang yang murtad dari agamanya” adalah orang-oran
Rasulullah
Yang dimaksud dengan “membiarkan
Kaum Yahudi yang sekarang dikenal sebagai kaum Zionis Yahudi atau disebut juga dengan freemason,
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarka
Orang-oran
1. Suka mencela dan mengkafirk
2. Merasa paling benar dalam beribadah.
3. Berburuk sangka kepada kaum muslim
4. Sangat keras kepada kaum muslim bahkan membunuh kaum muslim namun lemah lembut kepada kaum Yahudi. Mereka kelak bergabung dengan Dajjal bersama Yahudi yang telah memfitnah atau menyesatka
Rasulullah
Dajjal tidak dapat melampaui Madinah namun orang-oran
Oleh karenanya orang-oran
Allah Azza wa Jalla telah berfirman yang artinya,
“Tidakkah kamu perhatikan
“Hai orang-oran
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kita
Kita harus terus meningkatk
Telah menceritak
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830