PERTANYAAN
:
Assalamualikum wr.wb, mau
tanya nich.., tentang kurban : jika suatu lembaga mengadakan iuran wajib kepada
tiap person seperti lembaga" pendidikan seperti madrasah aliyah negeri guna
membeli sapi/kambing untuk dikurbankan apa itu dinamakan kurban? jika iya kenapa
harus meminta iuran yang mewajibkan ? Bagaimana kacamata fiqh dalam menanggapi
masalah ini ?? silahkan solusinya ! [Ahmad
Rudi Hamzah].
Tambah pertanyaan : Meminta
uang paksaan yang digunakan untuk berqurban, Bagaimanah status uang itu ??
pertanyaan saya yang selanjutnya ini, untuk menambah solusi, yang mungkin bisa
digunakan untuk menjelaskan kepada pihak-pihak sekolah yang mewajibkan Iuran
Qurban. [Umi
Davin].
JAWABAN
:
Penyembelihan sapi/kambing
hasil iuran wajib siswa tersebut tidak dinamakan kurban, akan tetapi jadi
shodaqoh biasa, dalam arti niat kurban tapi tak memenuhi syarat,, itu pahalanya
tidak dapat pahala kurban tapi tetap dapat pahala yaitu pahala shodaqoh biasa.
Dalam hal ini pihak sekolah tidak diperbolehkan mewajibkan iuran tersebut,
berbeda jika buat seragam atau apa yang hubungannya dengan sekolah, maka
diperbolehkan.
R E F E
R E N S I :
الإقناع
للشربيني - (ج 2 / ص 589
لو
اشترك أكثر من سبعة في بقرتين مشاعتين أو بدنتين كذلك لم يجز عنهم ذلك لأن كل واحد
لم يخصه سبع بدنة أو بقرة من كل واحدة من ذلك والمتولد بين إبل وغنم أو بقر وغنم
ينبغي أنه لا يجزىء عن أكثر من واحد
Jika lebih dari 7 orang
bersama-sama/berserikat (mengorbankan) dua ekor sapi musya'ah atau badanah dsb,
maka hal itu tidak diperbolehkan (tidak mencukupi), karena masing-masing tidak
menentukan seekor badanah atau seekor sapi dari masing-masing tujuh orang itu...
Sedangkan hewan yang terlahir (akibat persilangan) antara unta dan kambing, atau
sapi dan kambing, seyogyanya itu tidak mencukupi untuk (qurban) lebih dari
seorang.
سراج
المنير، ج 3 ص 406، :
عن
احمد فى مسنده عن رجل من المهاجرين: المسلمون على شروطهم الجائزة شرعا اى ثابتون
عليها واقفون عندها. قال العلقمى قال المنذر وهذا فى الشروط الجائزة دون الفاسدة
وهو من باب امر فيه بالوفاء بالعقود يعنى عقود الدين وهو ما ينفذه المرء على نفسه
ويشترط الوفاء من مصالحة ومواعدة وتمليك وعقد وتدبير وبيع واجارة ومناكحة
وطلاق
Dari keterangan Imam Ahmad
Bin Hambal pada kitab Musnadnya, dari seorang laki-laki golongan Muhajirin :
Para Muslim atas Syratnya (kehendaknya) boleh secara syar’i, Maksudnya tetap
atas (haknya). Al-‘Alqomi (Muayyiddin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin
Abitholib Al-‘Alqomi Al-Baghdadi) berkata: Al-Mundir (Saikhul Islam Abi Bakar
Muhammad Muhammad bin Ibrohim bin Mundir An-Nisaburi) berkata: hak muslim dengan
syarat kebolehannya (dalam penasarufan hatanya). Kebolehan seorang muslim tidak
termasuk Fasid. Al-Jaizah (kebolehan/kerelaan) termasuk bab pembahasan dengan
mencukupi Aqad yakni Akad dalam Agama.Jaizah (kebolehan/kerelaan) tidak untuk
dirinya sendiri. Dan disyaratkan mencukupi kemaslahatan, janji, kepemilikan,
Aqad, Tadbir,jual-beli, pernikahan & thalak. [ Siojul munir juz:3,
shohifah:406 ]. Wallohu a'lam. [Mbah
Godek, Najwa Asnawi].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/489553314400815/