oleh Zon Jonggol
Pujian bagi teladan mereka
Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab adalah ulama kontrovers ial artinya ulama yang banyak dibicaraka n atau dibantah oleh para ulama terdahulu. Contohnya diuraikan dalam tulisan pada http:// ummatipress .com/2010/ 03/06/ kepulan-asa p-dari-api -wahabi/
Begitupula dengan ulama Ibnu Taimiyyah yang menjadi panutan ulama Muhammad bin Abdul Wahhab juga merupakan ulama kontrovers ial atau ulama yang banyak dibicaraka n atau dibantah oleh para ulama terdahulu sebagaiman a contohnya yang diuraikan dalam tulisan pada http:// www.faceboo k.com/ media/set/ ?set=a.3266 0204073823 5.82964.18 7233211341 786&%3B type=3 atau http:// mutiarazuhu d.files.wo rdpress.co m/2010/02/ ahlussunnah bantahtaim iyah.pdf
Mereka semula dikenal bermazhab Hambali sebagaiman a yang telah disampaika n dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/07/28/ semula-berm azhab-hamb ali/ Namun pada kenyataann ya mereka berdua lebih bersandark an kepada muthola'ah (menelaah) kitab dengan akal pikiran mereka sendiri dibalik perpustaka an dengan makna dzahir/ harfiah/ tertulis/ tersurat atau memahami dengan metodologi "terjemahk an saja" yakni dari sudut arti bahasa (lughot) dan istilah (terminolo gi) saja.
Mereka menolak makna majaz (kiasan) atau makna yang tersirat sebagaiman a yang telah disampaika n dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/06/23/ makna-majaz /
Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab diketahui tidak mau mempelajar i ilmu fiqih sebagaiman a informasi yang disampaika n oleh ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi berkata dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, sebagai berikut:
عَبْدُ الْوَهَّاب ِ بْنُ سُلَيْمَان َ التَّمِيْم ِيُّ النَّجْدِي ُّ وَهُوَ وَالِدُ صَاحِبِ الدَّعْوَة ِ الَّتِيْ انْتَشَرَش َرَرُهَا فِي اْلأَفَاقِ لَكِنْ بَيْنَهُمَ ا تَبَايُنٌ مَعَ أَنَّ مُحَمَّدًا لَمْ يَتَظَاهَر ْ بِالدَّعْو َةِ إِلاَّ بَعْدَمَوْ تِ وَالِدِهِ وَأَخْبَرَ نِيْ بَعْضُ مَنْ لَقِيْتُهُ عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ عَمَّنْ عَاصَرَ الشَّيْخَ عَبْدَالْو َهَّابِ هَذَا أَنَّهُ كَانَ غَاضِبًا عَلىَ وَلَدِهِ مُحَمَّدٍ لِكَوْنِهِ لَمْ يَرْضَ أَنْ يَشْتَغِلَ بِالْفِقْه ِكَأَسْلاَ فِهِ وَأَهْلِ جِهَتِهِ وَيَتَفَرّ َسُ فِيْه أَنَّهُ يَحْدُثُ مِنْهُ أَمْرٌ .فَكَانَ يَقُوْلُ لِلنَّاسِ: يَا مَا تَرَوْنَ مِنْ مُحَمَّدٍ مِنَ الشَّرِّ فَقَدَّرَ اللهُ أَنْ صَارَ مَاصَارَ
(ابن حميد النجدي، السحب الوابلة على ضرائح الحنابلة، ٢٧٥).
“Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah , yang percikan apinya telah tersebar di berbagai penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad (pendiri Wahhabi) tidak terang-ter angan berdakwah kecuali setelah meninggaln ya sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai menginform asikan
kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa
beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu
fiqih seperti para pendahulu dan orang-oran g di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat , “Hati-hati , kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.” Sampai akhirnya takdir Allah benar-bena r terjadi.” (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah, hal. 275).
Dalam kitab al-Durar al-Saniyya h fi al-Ajwibat al-Najdiyy ah, kumpulan fatwa-fatw a ulama Wahhabi sejak masa pendirinya , yang di-tahqiq oleh Ulama Abdurrahma n bin Muhammad bin Qasim, ulama Wahhabi kontempore r, ada pernyataan ulama Muhammad bin Abdul Wahhab, bahwa ilmu fiqih dan kitab-kita b fiqih madzhab empat yang diajarkan oleh para ulama adalah ilmu syirik, sedangkan para ulama yang menyusunny a adalah syetan-sye tan manusia dan jin. (Al-Durar al-Saniyya h, juz 3 hal. 56).
Padahal untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah, tidak cukup dengan arti bahasa. Diperlukan kompetensi menguasai alat bahasa seperti Nahwu, Shorof, Balaghoh (ma’ani, bayan dan badi’).
Apalagi jika ingin menetapkan hukum-huku m syara’ bedasarkan dalil syar’i diperlukan penguasaan ilmu ushul fiqih. Penjelasan tentang hal ini telah disampaika n dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/10/07/ tak-cukup-a rti-bahasa /
Oleh karena dengan metodologi "terjemahk an saja", ulama Ibnu Taimiyyah terjerumus kekufuran dalam i’tiqod yang mengakibat kan beliau diadili oleh para qodhi dan para ulama ahli fiqih dari empat madzhab dan diputuskan hukuman penjara agar ulama Ibnu Taimiyyah tidak menyebarlu askan kesalahapa hamannya sehingga beliau wafat di penjara sebagaiman a dapat diketahui dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/04/13/ ke-langit-d unia atau uraian dalam tulisan pada http:// ibnu-alkati biy.blogsp ot.com/ 2011/12/ kisah-tauba tnya-ibnu- taimiyah-d i-tangan.h tml
Mereka boleh jadi mengikuti pola pamahaman Fir’aun bahwa setiap yang ada pasti punya tempat sebagaiman a yang telah disampaika n dalam tuisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/09/14/ terhasut-aq idah-firau n/
Bagi para pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab tentu mereka akan berupaya membantah dan menampilka n pendapat-p endapat para ulama terdahulu tentang kebaikan ulama Muhammad bin Abdul Wahhab seperti yang tercantum pada
http:// arrahmah.co m/read/ 2011/11/24/ 16530-siapa -cela-waha bi-siapa-p uji-wahabi .html
http:// abangdani.w ordpress.c om/2011/ 08/11/ menjawab-tu duhan-idah ram-siapak ah-syaikh- muhammad-b in-abdul-w ahhab-puji an-ulama-t erhadap-be liau/
Contoh mereka menuliskan
***** awal kutipan *****
Al-Imam Muhammad bin Ali Asy-Syauka ni (Penulis Kitab Nailul Authar, Yaman).
Ketika sampai berita kematian Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahull ah, Al-Imam Asy-Syauka ni rahimahull ah pun merangkai bait-bait syairnya,
"Telah wafat tonggak ilmu dan pusat kemuliaan, Rujukan utama orang-oran g
pilihan yang mulia. Ilmu-ilmu agama nyaris hilang bersama wafatnya,
Wajah kebenaran pun hampir lenyap tertelan derasnya arus sungai."
(Asy-Syaik h Muhammad bin Abdul Wahhab, Aqidatuhu As-Salafiy yah wa Da'watuhu Al-Ishlahi yyah wa Tsanaul Ulama ‘alaihi, hal. 60)
***** akhir kutipan *****
Imam Asy-Syauka ni
adalah ulama yang belajar fiqih atas mazhab Al Imam Zaid yang diakui
oleh kaum Syiah sebagai pendiri mazhab Zaidiyyah namun pada akhirnya
Imam Asy-Syauka ni dengan kompetensi nya melakukan ijtihad sendiri.
Salah satu ulama Zaidiyyah, Imam Ahmad as-Syarafi y (w. 1055 H) menegaskan bahwa: “Syi’ah Zaidiyah terpecah kepada tiga golongan, yaitu: Batriyah, Jaririyah, dan Garudiyah. Dan konon ada yang membagi sekte Zaidiyah kepada: Shalihiyah , Sulaimaniy ah dan Jarudiyah. Dan pandangan Shalihiyah pada dasarnya sama dengan pandangan Batriyyah. Dan sekte Sulaymaniy ah sebenarnya adalah Jarririyah . Jadi ketiga sekte tersebut merupakan golongan-g olongan Syi’ah Zaidiyyah pada era awal. Ketiga sekte inipun tidak berafilias i
kepada keturunan Ahlu Bait sama sekali. Mereka hanyalah sekedar
penyokong berat imam Zaid ketika terjadi revolusi melawan Bani Umayah,
dan mereka ikut berperang bersama imam Zaid”.
Menurut pendapat Dr. Samira Mukhtar al-Laitsi dalam bukunya (Jihad as-Syi’ah) , ketiga sekte tersebut merupakan golongan Syi’ah Zaidiyyah di masa pemerintah an
Abbasiah. Dan mayoritas dari mereka ikut serta dalam revolusi imam
Zaid. Dan ketiga sekte tersebut dianggap paling progresif dan popular
serta berkembang pesat pada masa itu. Dan setelah abad kedua, gerakan Syi’ah Zaidiyah yang nampak di permukaan hanyalah sekte Garudiyah. Hal ini disebabkan karena tidak ditemukann ya pandangan- pandangan yang dinisbahka n kepada sekte Syi’ah Zaidiyah lainnya.
Pada hakikatnya mereka tidak lagi mengikuti pendiri mazhab Zaidiyyah, mereka mengikuti hasil ijtihad imam-imam mereka sendiri.
Namun apakah Imam Asy Syaukani benar-bena r memuji ulama Muhammad bin Abdul Wahhab ?
Imam Asy-Syauka ni dalam kitab Ad Dawa'ul Ajil fi Daf'il Aduwwis So'il X cetakan Maktabah As Sunnah Al Muhammadiy ah ditahqiq oleh Syaikh Hamid Al Al Faqqi halaman 53 sangat bertentang an dengan apa yang mereka sampaikan
Berikut kutipannya :
قال الشوكاني في ( الدواء العاجل في دفع العدو الصائل ) ط مكتبة السنة المحمدية بتحقيق حامد الفقي ص53 ما صورته :
.. فكرت في ليلة من الليالي في هذه الفتن التي قد نزلت بأطراف هذا القطر اليمني …….(إلى أن قال ):
هذا حال من هو بعيد عنها لم تطحنه بكلكلها ، ولا وطئته بأخفافها ، وأما من قد وفدت عليه وقدمت إليه ، وخبطته بأشواظها ، وطوته بأنيابها ، وأناخت وقرت بناحيته كالقطر اليماني وما جاوره فيالله كم من بحار دم أريقت !!! ومن نفوس أزهقت !!! ومن محارم هتكت !!! ومن أموال أبيحت !!! ومن قرى ومدائن طاحت بها الدوائح ، وصاحت عليها الصوائح بعد أن تعطلت وناحت بعرصاتها المقفرات النوائح ، فلما تصورت هذه الفتنة أكمل تصور ، وإن كانت متقررة عند كل أحد أكمل التقرر ، ضاق ذهني عن تصورها ، فانقلبت إلى النظر في الأسباب الموجبة لنـزول المحن وحلول النقم ، من ساكني هذا القطر اليمني على العموم … )) اهـ .
Penjelasan Asy Syaukani di atas menggambar kan kegelisaha n beliau, andai fitnah Muhammad bin Abdul Wahab melanda Yaman, betapa banyak darah tertumpahk an, harta yang dirampok, dan hak-hak manusia yang dirampas
Begitupula mereka menyampaik an pujian dari Al-Imam Al-Amir Muhammad bin Ismail Ash-Shon'a ni (Penulis Kitab Subulus Salam syarah Bulughul Marom, Yaman). Beliau berkata dalam bait-bait syairnya,
"Muhammad (bin Abdul Wahhab) adalah penunjuk jalan kepada sunnahnya Ahmad (shallalla hu ‘alaihi wa sallam), Aduhai betapa mulianya sang penunjuk dengan yang ditunjuk. Sungguh telah mengingkar inya semua kelompok (sesat). Pengingkar an tanpa dasar kebenaran dan tanpa pijakan." (Diwan Ash-Shon'a ni, hal 128-129, sebagaiman a dalam Majmu'atur Rosaail At-Taujiha at Al-Islamiy ah Li Ishlahil Fardi wal Mujtama', 3/239.)
Ketika da'wah Ulama Muhammad bin Abdul Wahab sampai ke Yaman, Al Amir ash Shon'ani menulis sya'ir untuk memuji beliau. Sya'ir yang cukup masyhur itu beliau tulis pada tahun 1163 hijriyah
Sya'ir pujian ini diawali dengan:
"Salam atas najd, dan orang yang tinggal di sana, sekalipun hanya salam dari negeri yang jauh…"
Gubahan bait-bait Ash Shon'ani ini sangat masyhur dan tersebar kemana-man a. Maklum, Al Allamah Ash Shon'ani dikenal sebagai ulama besar yang zuhud, wara' dan alim. Karanganny a yang amat masyhur adalah Subulus Salam, syarh kitab Bulughul Marom
Setelah qasidah itu tersebar kemana-man a, para ulama menegur Ash-Shon'a ni, beliau pun diam mempertimb angkan. Apakah aku telah memuji orang yang salah?
Adalah Syaikh Marbad bin Ahmad At Tamimi, yang atas kehendak Allah menyingkap tabir, datang ke Yaman, bertemu dengan Imam Al Amir Ash shon'ani, dan menjelaska n semua. Bahkan sebelumnya , juga datang dari najd bernama Syeikh Abdurrahma n An Najdi menjelaska n tentang ulama Muhammad bin Abdul Wahhab
Kedatangan dua ulama Nejd ini telah mengungkap kan kenyataan di hadapan Iman Ash Shon'ani.
Kemudian ditulisnya qasidah lain sebagai koreksi atas pujiannya dulu, beliau juga menjelaskn nya
dalam kitabnya berjudul " Irsyadu Dzawil Albab Ila Haqiqati Aqwali
Muhammad bin Abdil Wahab" atau "Mahwul Haubah fi Syarhi Abyatit
Taubah". Kitab ini sangat masyhur di Yaman, hingga para santri ibtida'
pun bila ditanya kitab itu, mereka langsung paham
Dalam kitab itu beliau tulis :
"Aku meralat kembali apa yang pernah kutulis untuk Muhammad bin Abdul Wahab an Najdi, benarlah pada dirinya terdapat perbedaan dengan apa yang kuyakini.
Pada mulanya, aku mengira dia baik, andai aku dapat menjumpain ya, mengambil nasehatnya yang dapat mencerahka n manusia demi menggapai petunjuk. Ternyata perkiraank u meleset, namun harapanku untuk mendapat kebaikan tak jadi soal, karna dzon pada dasarnya tidak membuahkan petunjuk.
Telah datang padaku, dari Nejd, Syeikh Marbad, beliau jelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam berbagai tulisannya , Muhammad bin Abdul Wahab telah dengan sengaja mengkafirk an banyak orang. Dia mencampur- adukkan hujjah-huj jah yang rapuh bagai rumah laba-laba. Dia juga banyak menumpahka n darah muslimin, janjinya pun tak dapat dipegang.
Sungguh, Allah dalam surat Al Bara'ah telah ada perintah untuk berlepas diri dari mereka berikut kekufuran serta pembangkan gannya. Mereka (muslimin) adalah saudara kami, demikian Allah menyebut mereka, dengarkanl ah apa yang dikatakan Tuhan Yang Maha Tunggal.
Demikian pula sebaik-bai k utusan melarang takfir, mengapa lelaki Najd ini tak jua berhenti. Tidak, mereka tidaklah kafir, selagi mereka menegakkan sholat
Jelaskanla h padaku, jelaskan..
Mengapa darah mereka kau tumpahkan, apa alasanmu merampok harta mereka dengan sengaja?
Padahal mereka telah terjaga, terlindung i dengan syahadah, tak ada Tuhan selain Allah, Pemilik Keagungan"
Tentang kedatangan Syeikh Marbad At Tamimi ini, Ash Shon'ani juga menuturkan :
Telah datang kepadaku, seorang alim dari Najd bernama Marbad bin Ahmad At Tamimi. Dia tiba bulan Shofar tahun 1170 H dan tinggal di negeri kami selama 8 bulan. Dia kembali ke negerinya bulan Syawal tahun 1170 bersama dengan jamaah haji. Dia mengabarik u, bahwa bait-bait qasidahku telah disampaika n kepada Muhammad bin Abdul Wahab, namun dia hanya diam tak menjawab
Sebelumnya nya, pernah datang juga kepadaku, Asy Syaikh al Fadhil Abdurrahma n An Najdi. Dia bercerita kepadaku tentang Muhammad bin Abdul Wahab banyak hal. Suka menumpahka n darah, perampokan , pembunuhan dan tudingan kafirnya pada umat nabi Muhammad di mana-mana. Aku diam memikirkan apa yang disampaika n Syaikh Abdurrahma n, hingga datanglah Marbad at Tamimi membawa beberapa pernyataan Muhammad bin Abdul Wahab
Semua menjadi jelas bagiku, tampaknya Muhammad bin abdul Wahab ini orangnya baru mengenal syari'at baru setengah, tak melihat secara teliti. Tak mau belajar dari orang yang telah berjasa padanya (syeikh Abdul wahab) membimbing nya dan mengajarin ya ilmu yang bermanfaat .
Sebaliknya , dia malah mempelajar i tulisan Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim dan bertaklid buta pada keduanya, padahal mereka berdua tidaklah layak ditaklidi.
Saat telah jelas bagiku tentang pribadi Muhammad bin Abdul Wahab, dan telah kulihat ucapan-uca pannya, bagaimana ketika bait-baitk u telah sampai padanya, dia berusaha mengelak dari apa yang kusampaika n, kulihat tanggapann ya atas perkataank u, adalah jawaban yang jauh dari keinsafan. Semua telah kujelaskan semua pada Syaikh Marbad, bahkan banyak kunukil pula ucapan Ibnul Qoyyim dan Al Jauzi
Wallahu a'lam
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
Sumber bahan tulisan : http:// kullubidati n.blogspot .com/2012/ 10/ pujian-imam -ash-shona ni-penyusu n-kitab.ht ml
Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab adalah ulama kontrovers
Begitupula
Mereka semula dikenal bermazhab Hambali sebagaiman
Mereka menolak makna majaz (kiasan) atau makna yang tersirat sebagaiman
Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab diketahui tidak mau mempelajar
عَبْدُ الْوَهَّاب
(ابن حميد النجدي، السحب الوابلة على ضرائح الحنابلة، ٢٧٥).
“Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah
Dalam kitab al-Durar al-Saniyya
Padahal untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah, tidak cukup dengan arti bahasa. Diperlukan
Apalagi jika ingin menetapkan
Oleh karena dengan metodologi
Mereka boleh jadi mengikuti pola pamahaman Fir’aun bahwa setiap yang ada pasti punya tempat sebagaiman
Bagi para pengikut ajaran ulama Muhammad bin Abdul Wahhab tentu mereka akan berupaya membantah dan menampilka
http://
http://
Contoh mereka menuliskan
***** awal kutipan *****
Al-Imam Muhammad bin Ali Asy-Syauka
Ketika sampai berita kematian Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahull
"Telah wafat tonggak ilmu dan pusat kemuliaan,
***** akhir kutipan *****
Imam Asy-Syauka
Salah satu ulama Zaidiyyah,
Menurut pendapat Dr. Samira Mukhtar al-Laitsi dalam bukunya (Jihad as-Syi’ah)
Pada hakikatnya
Namun apakah Imam Asy Syaukani benar-bena
Imam Asy-Syauka
Berikut kutipannya
قال الشوكاني في ( الدواء العاجل في دفع العدو الصائل ) ط مكتبة السنة المحمدية بتحقيق حامد الفقي ص53 ما صورته :
.. فكرت في ليلة من الليالي في هذه الفتن التي قد نزلت بأطراف هذا القطر اليمني …….(إلى أن قال ):
هذا حال من هو بعيد عنها لم تطحنه بكلكلها ، ولا وطئته بأخفافها ، وأما من قد وفدت عليه وقدمت إليه ، وخبطته بأشواظها ، وطوته بأنيابها ، وأناخت وقرت بناحيته كالقطر اليماني وما جاوره فيالله كم من بحار دم أريقت !!! ومن نفوس أزهقت !!! ومن محارم هتكت !!! ومن أموال أبيحت !!! ومن قرى ومدائن طاحت بها الدوائح ، وصاحت عليها الصوائح بعد أن تعطلت وناحت بعرصاتها المقفرات النوائح ، فلما تصورت هذه الفتنة أكمل تصور ، وإن كانت متقررة عند كل أحد أكمل التقرر ، ضاق ذهني عن تصورها ، فانقلبت إلى النظر في الأسباب الموجبة لنـزول المحن وحلول النقم ، من ساكني هذا القطر اليمني على العموم … )) اهـ .
Penjelasan
Begitupula
"Muhammad (bin Abdul Wahhab) adalah penunjuk jalan kepada sunnahnya Ahmad (shallalla
Ketika da'wah Ulama Muhammad bin Abdul Wahab sampai ke Yaman, Al Amir ash Shon'ani menulis sya'ir untuk memuji beliau. Sya'ir yang cukup masyhur itu beliau tulis pada tahun 1163 hijriyah
Sya'ir pujian ini diawali dengan:
"Salam atas najd, dan orang yang tinggal di sana, sekalipun hanya salam dari negeri yang jauh…"
Gubahan bait-bait Ash Shon'ani ini sangat masyhur dan tersebar kemana-man
Setelah qasidah itu tersebar kemana-man
Adalah Syaikh Marbad bin Ahmad At Tamimi, yang atas kehendak Allah menyingkap
Kedatangan
Kemudian ditulisnya
Dalam kitab itu beliau tulis :
"Aku meralat kembali apa yang pernah kutulis untuk Muhammad bin Abdul Wahab an Najdi, benarlah pada dirinya terdapat perbedaan dengan apa yang kuyakini.
Pada mulanya, aku mengira dia baik, andai aku dapat menjumpain
Telah datang padaku, dari Nejd, Syeikh Marbad, beliau jelaskan apa yang sebenarnya
Sungguh, Allah dalam surat Al Bara'ah telah ada perintah untuk berlepas diri dari mereka berikut kekufuran serta pembangkan
Demikian pula sebaik-bai
Jelaskanla
Mengapa darah mereka kau tumpahkan,
Padahal mereka telah terjaga, terlindung
Tentang kedatangan
Telah datang kepadaku, seorang alim dari Najd bernama Marbad bin Ahmad At Tamimi. Dia tiba bulan Shofar tahun 1170 H dan tinggal di negeri kami selama 8 bulan. Dia kembali ke negerinya
Sebelumnya
Semua menjadi jelas bagiku, tampaknya Muhammad bin abdul Wahab ini orangnya baru mengenal syari'at baru setengah, tak melihat secara teliti. Tak mau belajar dari orang yang telah berjasa padanya (syeikh Abdul wahab) membimbing
Sebaliknya
Saat telah jelas bagiku tentang pribadi Muhammad bin Abdul Wahab, dan telah kulihat ucapan-uca
Wallahu a'lam
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
Sumber bahan tulisan : http://