PERTANYAAN
:
Assalaamu'alaikum wr wb,
pendapat yang kuat dalam mazhab Syafi'i, doa setelah qomat itu sunnah apa tidak
? Jazakumullah. [Abd
Somad NurHasan MJ].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam Wr
Wb
ويسن
الدعاء بين الأذان والإقامة وإن طال ما بينهما ويحصل أصل السنة بمجرد الدعاء
والأولى شغل الزمان بتمامه بالدعاء إلا وقت فعل الراتبة فالدعاء في نحو سجودها كاف
ولا يطلب الدعاء بعد الإقامة وقبل التحرم والمطلوب من المصلي المبادرة إلى التحرم
لتحصل له الفضيلة التامة
Disunahkan berdoa diantara
adzan dan iqamah meskipun jarak keduanya panjang, kesunahan doa tersebut dapat
dihasilkan dengan segala macam doa, yang utama sepanjang waktu antara keduanya
dipenuhi dengan aneka doa kecuali waktu yang dipergunakan untuk menunaikan
shalat rawatib maka doanya seperti kala sujudnya. Dan tidak dianjurkan berdoa
setelah iqamah dan sebelum takbiratul ihram (memulai shalat) karena yang
dituntut agar seseorang segera bergegas-gegas mengerjakan takbiratul ihram
supaya mendapatkan keutamaan yang sempurna. [ Nihaayah az-Zain I/98
].
Namun demikian memang
terdapat pendapat Ulama yang memberlakukan doa setelah iqamah karena termasuk
bagian dari saat dikabulkannya doa seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Ali
Bin Muhammad Bin ‘Allan Bin Ibrahim al-Bakry as-Shiddhiqy as-Syafi’i dalam
kitabnya al-Futuuhaat ar-Rabbaaniyyah II/136, Muhammad Bin Ali Bin Muhammad
As-Syaukaany dalam kitabnya Tuhfah adz-Dzaakiriin hal.68 dan Manshur Bin Yunus
al-Buhuaty dalam kitabnya Qisyaaf al-Kinaa’ I/248 seperti keterangan yang
dilansir dalam kitab Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah berikut :
وورد
أيضا استجابة الدعاء بعد الإقامة (4) وهو حديث سهل بن سعد رضي الله عنه عن النبي
صلى الله عليه وسلم : ساعتان تفتح فيهما أبواب السماء : عند حضور الصلاة وعند الصف
في سبيل الله (1) .
(4)
الفتوحات الربانية 2 / 136 - 138 ، وكشاف القناع 1 / 248 ، وتحفة الذاكرين ص 68
.
(1)
حديث سهل بن سعد : " ساعتان تفتح فيها أبواب السماء . . . " . أخرجه ابن حبان في
صحيحه ( الإحسان 5 / 5 ) ، وصححه ابن حجر في نتائج الأفكار ( 1 / 379 )
.
Dan terdapat juga
keterangan dikabulkannya doa setelah iqamah yakni hadits dari Sahl Bin Sa’d ra
dari Baginda Nabi SAW “Dua saat yang pintu-pintu langit, saat mendatangi shalat
dan saat barisan jihad dijalan Allah” (HR. Ibn Hibbaan – al-Ihsaan V/5 dan
disahihkan oleh Ibn Hajar dalam kitab Nataaij al-Afkaar I/379). [ Al-Mausuu’ah
al-Fiqhiyyah 39/226-227 ].
وَمَفْهُومُ
كَلَامِ الشَّارِحِ أَنَّهُ لَا يُطْلَبُ الدُّعَاءُ بَعْدَ الْإِقَامَةِ وَقَبْلَ
التَّحْرِيمِ وَيُوَجَّهُ بِأَنَّ الْمَطْلُوبَ مِنْ الْمُصَلِّي الْمُبَادَرَةُ
إلَى التَّحَرُّمِ لِتَحْصُلَ لَهُ الْفَضِيلَةُ التَّامَّةُ .
Menurut keterangan yang
difaham dari pernyataan pensyarah kitab sesungguhnya tidak ada anjuran doa
setelah iqamah dan sebelum takbiratul ihram, dan dikuatkan bahwa yang dianjurkan
bagi orang yang hendak shalat mensegerakan menjalankan takbiratul ihram agar
mendapatpan keutamaan yang sempurna. [ Hasyiyah al-Jamal III/148 ].
Bila memang seseorang
menjalani doa setelah iqamah dan sebelum memulai shalat dianjurkan untuk tidak
sampai terlewatkan masa menjalani takbiratul ihram bersama imam.
(
قَوْلُهُ وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ) أَيْ بَعْدَ الْفَرَاغِ مِنْ الْإِقَامَةِ
وَقَبْلَ الصَّلَاةِ لَكِنْ بِحَيْثُ لَا تَفُوتُهُ تَكْبِيرَةُ الْإِحْرَامِ مَعَ
الْإِمَامِ ا هـ
(Keterangan dan Iqamah
shalat) artinya setelah rampung iqamah dan sebelum shalat dengan catatan tidak
terlewatkan menjalani takbiratul ihram bersama imam. [ Hasyiyah al-Jamal
VI/352].
Pendapat yang kuat
disunnahkan berdoa. Dalam kitab Tuhfatul Muhtaj 1/171 (1/27), maktabah syamilah
:
و
) يسن ( لكل ) من المؤذن ، والمقيم وسامعهما ( أن يصلي ) ويسلم على النبي صلى الله
عليه وسلم بعد فراغه ) من الأذان ، أو الإقامة للأمر بالصلاة عقب الأذان في خبر
مسلم وقيس بذلك غيره ( ثم ) يسن له أن يقول عقبهما ( اللهم رب هذه الدعوة
التامة
WA
YUSANNU LIKULLIN MINAL MU`ADZDZINI WAL MUQIIMI WA SAAMI'IHIMAA AN YUSHALLIYA WA
YUSALLIMA 'ALANNABIYYI SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM BA'DA FARAAGHIHII MINAL
ADZAAN AU AL IQAAMAH, TSUMMA YUSANNU LAHUU AN YAQUULA 'AQIBAHUMAA ALLAAHUMMA
RABBA HAADZIHIDDA'WATITTAAMMAH.
Dan disunnah bagi
masing-masing orang adzan, orang iqomah dan yang yang mendengarkan keduanya
untuk membaca shalawat dan salam atas Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam setelah
selesai adzan atau selesai iqamah. Kemudian disunnahkan bagi masing-masing orang
adzan, orang iqomah dan yang yang mendengarkan keduanya untuk berdoa
ALLAAHUMMA
RABBA HAADZIHIDDA'WATITTAAMMAH mengiringi keduanya (adzan
& iqamah).
Catatan : Ta'bir diatas
adalah pendapatnya Imam Nawawi yang disyarahi oleh Imam Ibnu Hajar. dan Imam
Ibnu Hajar tidak membawakan pendapat lain. Wallaahu A'lam
Imam Ramli dalam kitab
Nihayatul Muhtaaj (3/10, maktabah syamilah) juga menerangkan sama. Berikut
ta'birnya:
(
وَ ) يُسَنُّ ( لِكُلٍّ ) مِنْ مُؤَذِّنٍ وَسَامِعٍ وَمُسْتَمِعٍ وَكَذَا مُقِيمٌ
لِحَدِيثٍ وَرَدَ فِيهِ رَوَاهُ ابْنُ السُّنِّيِّ وَذَكَرَهُ الْمُصَنِّفُ فِي
أَذْكَارِهِ ( أَنْ يُصَلِّيَ ) وَيُسَلِّمَ ( عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ) لِمَا مَرَّ مِنْ كَرَاهَةِ إفْرَادِ أَحَدِهِمَا عَنْ
الْآخِرِ ( بَعْدَ فَرَاغِهِ ) أَيْ مِنْ ذَلِكَ ( ثُمَّ ) يَقُولُ عَقِبَ ذَلِكَ (
اللَّهُمَّ ) أَصْلُهُ يَا اللَّهُ حُذِفَتْ يَاؤُهُ وَعَوَّضَتْ عَنْهَا الْمِيمُ
وَلِهَذَا امْتَنَعَ الْجَمْعُ بَيْنَهُمَا ( رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ ) بِفَتْحِ
الدَّال : هِيَ دَعْوَةُ الْأَذَانِ ( التَّامَّةِ)
Atau mungkin yang
dikehendaki Ta'bir Nihayatuzzain:
ولا
يطلب الدعاء بعد الإقامة
WALAA
YUTHLABUDDU'AA`U BA'DAL IQAAMAH. dan tidak dianjurkan
berdoa setelah iqomah
dan Ta'bir Jamal
:
وَمَفْهُومُ
كَلَامِ الشَّارِحِ أَنَّهُ لَا يُطْلَبُ الدُّعَاءُ بَعْدَ
الْإِقَامَةِ
WA
MAFHUUMU KALAAMISYSYAARIH ANNAHUU LAA YUTHABUDDU'AA`U BA'DAL IQAAMAH. Menurut keterangan yang
difaham dari pernyataan pensyarah kitab sesungguhnya tidak ada anjuran doa
setelah iqamah adalah doa selain doa yang masyhur ( ALLAAHUMMA
RABBA HAADZIHIDDA'WATITTAAMMAH ..dst). Wallaahu A'lam.
[Masaji
Antoro, Abdullah Afif ].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/472958256060321/