PERTANYAAN
:
T I T I P A N : Di sebuah
daerah, ketika pelaksanaan salat jum'at, seorang khatib yang sedang berkhutbah
menggerak-gerakan tangannya layaknya seorang penceramah.
1. Bagaimana hukumnya
menggerak-gerakan tangan seperti kasus tersebut?
2. Apakah seorang santri
boleh menerima zakat?
3. Si anak dilarang naik
haji oleh orang tua, sedangkan si anak sudah berkewajiban haji,apakah boleh
tidak menuruti orang tuanya?
4. Bolehkah istri memberi
zakat kepada suaminya yang miskin atau faqir?
5. Apakah boleh memberi
zakat kepada habib?
6. Bersetubuh saat berpuasa
qodho romadhan apakah mewajibkan bayar kifarot?
JAWABAN
:
Wa'alaikum
salam,
1. Hukumnya makruh khatib
yang sedang berkhutbah menggerak-gerakan tangannya layaknya seorang penceramah
:
ويكره
للخطيب أن يشير بيده
“Dan dimakruhkan bagi
khathib berisyarat memakai tangannya saat khutbah”. [ Raudhah at-Thoolibiin
I/158 ].
2. SANTRI TIDAK BOLEH
menerima zakat, karena mereka bukan termasuk golongan delapan walaupun
sabiilillah sebab yang dimaksud dengan sabilillah adalah orang-orang yang perang
dengan cuma-cuma demi agama Allah, namun demikian terdapat pendapat mereka juga
termasuk sabiilillah.
والسابع
سبيل الله تعالى وهو غاز ذكر متطوع بالجهاد فيعطى ولو غنيا إعانة له على الغزو اهل
سبيل الله الغزاة المتطوعون بالجهاد وان كانوا اغنياء ويدخل في ذلك طلبة العلم
الشرعي ورواد الحق وطلاب العدل ومقيموا الانصاف والوعظ والارشاد وناصر الدين
الحنيف
[ Yang ke tujuh SABILILLAAH
] Ialah lelaki pejuang yang berperang dengan Cuma-Cuma demi agama Allah, maka ia
diberi meskipun ia kaya raya sebagai bantuan untuk biaya perangnya.
“SABIILILLAH” Ialah lelaki pejuang yang berperang dengan Cuma-Cuma demi agama
Allah meskipun ia kaya raya. Dan masuk dalam kategori sabiilillah adalah para
pencari ilmu syar’i, pembela kebenaran, pencari keadilan, penegak kebenaran,
penasehat, pengajar, penyebar agama yang lurus. [ al-Jawaahir al-Bukhaari, Iqna
Li Assyarbiiny I/230 ].
3. BOLEH Si anak yang
dilarang naik haji oleh orang tua, sedangkan si anak sudah berkewajiban haji,
untuk tidak menuruti larangan orang tuanya itu, karena dia TETAP WAJIB BERANGKAT
HAJI.
قَال
الأَْوْزَاعِيُّ : لاَ طَاعَةَ لِلْوَالِدَيْنِ فِي تَرْكِ الْفَرَائِضِ ،
وَالْجُمَعِ ، وَالْحَجِّ ، وَالْقِتَال ؛ لأَِنَّهَا عِبَادَةٌ تَعَيَّنَتْ
عَلَيْهِ فَلَمْ يُعْتَبَرْ إِذْنُ الأَْبَوَيْنِ فِيهَا كَالصَّلاَةِ (1)
.
Berkata al-Auzaa’i “Tidak
ada ketaatan pada kedua orang tua dalam perintah meninggalkan aneka kewajiban,
perkumpulan islami, haji dan berperang (jihad) karena kesemuanya adalah ibadah
yang menjadi keharusan baginya maka tidak menjadi bahan pertimbangan izin kedua
orang tua sebagaimana shalat”. [ Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah XVI/134 ].
5. Tidak boleh memberikan
zakat kepada para habib (keturunan Nabi SAW), namun bila para habaib tersebut
sudah tidak mendapatkan bagian khums khums (seperti pada zaman sekarang ini)
terdapat pendapat yang membolehkannya.
(مسألة
: ب) : اتفق جمهور الشافعية على منع إعطاء أهل البيت النبوي من الزكاة ككل واجب
كنذر وكفارة ، وإن منعوا حقهم من خمس الخمس ، وكذا مواليهم على الأصح ، واختار
كثيرون متقدمون ومتأخرون الجواز ، حيث انقطع عنهم خمس الخمس ، منهم الاصطخري
والهروي وابن يحيى وابن أبي هريرة
Mayoritas Syafiiayah
sepakat akan larangan memberikan zakat pada keluarga nabi seperti halnya
harta-harta wajib lainnya seperti harta nadzar dan kaffaarat meskipun mereka
tercegah haknya dari menerima bagian khums khums (1/25, bagian yang
diperuntukkan mereka dari harta rampasan perang) begitu juga pada budak-budak
yang dimerdekakan mereka menurut pendapat yang paling shahih. Namun terdapat
banyak ulama mutaqaddimun dan mutaakhkhirin yang cenderung memilih bolehnya
memberikan zakat pada mereka saat mereka tercegah mendapatkan bagian khums
khums, ulama-ulama yang berpendapat semacam ini diantaranya Asthahary, Harwy,
Ibn yahya dan Ibn Abi Hurairah. [ Bughyah al-Mustarsyidiin I/221 ].
6. Jika suami istri
berjima' ketika puasa qodlo romadlon, maka :
ومن
وطئ في نهار رمضان عامدا في الفرج فعليه القضاء والكفارة
فخرج........
وبرمضان غيره كصوم نذر او كفارة او قضاء ولو من رمضان فلا كفارة بالوطء فيه لانها
من خصوصيات رمضان
Berjima' ketika mengqodlo
puasa romadlon tidak wajib kifarat, karena wajib kifarat hanyalah jima yang
dilakukan khusus pada bulan Romadlon. [ albajuri 1/308 ]. Wallohu a'lam.
[Raden
Mas NegeriAntahberantah, Masaji Antoro, Yupiter Jet].