Hal yang perlu kita ingat bahwa fitnah yang mengawali fitnah Dajjal
bisa timbul di mana saja dan kapan saja sampai munculnya Dajjal.
"Fitnah dari timur" adalah fitnah dari dari orang orang seperti
Dzul Khuwaishirah dari Bani
Tamim an Najdi
Orang-orang
seperti Dzul Khuwaishirah
adalah orang-orang
yang pemahamannya telah
keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al
a’zham) dan disebut kaum Khawarij. Khawarij adalah bentuk jamak (plural)
dari kharij (bentuk isim fail) artinya yang keluar
Sosok Dzul Khuwaishirah
dari Bani Tamim an Najdi bukanlah fiktif. Banyak hadits yang
menjelaskan sosok Dzul
Khuwaishirah dari Bani
Tamim an Najdi untuk kita ambil pelajaran dan hindari.
Contoh hadits yang menjelaskan bahwa Dzul Khuwaishirah dari Kabilah Bani Tamim, mereka
yang merasa paling benar sehingga menghardik Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhriy
berkata, telah mengabarkan
kepadaku Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman bahwa Abu Sa’id Al Khudriy
radliallahu ‘anhu
berkata; Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sedang
membagi-bagikan
pembagian(harta),
datang Dzul Khuwaishirah,
seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata; Wahai Rasulullah, tolong engkau berlaku adil. Maka
beliau berkata: Celaka kamu!. Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku
saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh kamu telah mengalami keburukan
dan kerugian jika aku tidak berbuat adil. Kemudian ‘Umar berkata; Wahai
Rasulullah, izinkan
aku untuk memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki
teman-teman yang salah
seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding shalat mereka,
puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al Qur’an namun tidak
sampai ke tenggorokan
mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari target (hewan buruan). (HR
Bukhari 3341)
Contoh hadits yang menjelaskan bahwa Dzul Khuwaishirah dari Najd, mereka yang membunuh
orang-orang Islam, dan
membiarkan para penyembah
berhala.
Telah menceritakan
kepada kami Hannad bin As Sari telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash dari Sa’id
bin Masruq dari Abdurrahman
bin Abu Nu’m dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata; Ketika Ali bin Abi
Thalib berada di Yaman, dia pernah mengirimkan emas yang masih kotor kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu emas itu
dibagi-bagikan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada empat
kelompok. Yaitu kepada Aqra` bin Habis Al Hanzhali, Uyainah bin Badar
Al Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al Amiri, termasuk Bani Kilab dan Zaid
Al Khair Ath Thay dan salah satu Bani Nabhan. Abu Sa’id berkata;
Orang-orang Quraisy
marah dengan adanya pembagian itu. kata mereka, Kenapa pemimpin-pemimpin Najd yang diberi pembagian
oleh Rasulullah, dan
kita tidak dibaginya?
maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi
wasallam pun menjawab: Sesungguhnya
aku lakukan yang demikian itu, untuk membujuk hati mereka. Sementara
itu, datanglah laki-laki berjenggot
tebal, pelipis menonjol, mata cekung, dahi menjorok dan kepalanya
digundul. Ia berkata, Wahai Muhammad! Takutlah Anda kepada Allah!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Siapa
pulakah lagi yang akan mentaati Allah, jika aku sendiri telah
mendurhakai-Nya? Allah
memberikan ketenangan bagiku atas semua penduduk bumi, maka
apakah kamu tidak mau memberikan
ketenangan bagiku?
Abu Sa’id berkata; Setelah orang itu berlaku, maka seorang sahabat
(Khalid bin Al Walid) meminta izin kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membunuh orang
itu. Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi
wasallam pun bersabda: Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti
orang-orang yang
pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh
orang-orang Islam, dan
membiarkan para
penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur
dari busurnya. Seandainya
aku masih mendapati mereka, akan kumusnahkan mereka seperti musnahnya kaum ‘Ad. (HR
Muslim 1762)
Yang dimaksud "membiarkan
penyembah berhala" adalah membiarkan kaum Yahudi yang sekarang dikenal
sebagai kaum Zionis Yahudi atau disebut juga dengan freemason, iluminati, lucifier yakni kaum yang meneruskan keyakinan pagan (paganisme) atau penyembah berhala
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan setelah datang
kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka,
sebahagian dari
orang-orang yang
diberi kitab (Taurat) melemparkan
kitab Allah ke belakang (punggung)nya,
seolah-olah mereka
tidak mengetahui
(bahwa itu adalah kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa yang dibaca
oleh syaitan-syaitan
pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir
(tidak mengerjakan
sihir), hanya syaitan-syaitan
lah yang kafir (mengerjakan
sihir).” (QS Al Baqarah [2]:101-102
)
Paganisme berasal dari suku-suku pagan kuno merupakan
suku-suku penyembah Dewa Matahari. dan lain lain. Mereka berkeyakinan bahwa alam tuhan itu berada di
langit yakni alam dewa-dewa.
Alam dewa selalu dikaitkan dengan alam tinggi, yang dipersepsi berada di langit, dalam arti ruang
yang sesungguhnya.
Sehingga, kita sering mendengar cerita-cerita tentang ‘turunnya’ para dewa-dewi, bidadari dari langit nun jauh di sana menuju
ke Bumi.
Orang-orang
seperti Dzul Khuwaishirah
at Tamimi An Najdi yang karena kesalahpahamannya atau karena pemahamannya telah keluar (kharaja) dari
pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) sehingga berani
menghardik Sayyidina Ali bin
Abi Thalib telah berhukum dengan thagut, berhukum dengan selain hukum
Allah.
Semboyan kaum khawarij pada waktu itu adalah “La hukma illah
lillah”, tidak ada hukum melainkan hanya dari Allah. Sayyidina Ali ra
menanggapi semboyan
tersebut berkata , “kalimatu haqin urida bihil batil” (perkataan yang benar dengan tujuan yang salah).
Kaum khawarij salah memahami firman Allah ta’ala yang artinya,
“Dan barangsiapa yang
tidak memutuskan
menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”. (QS: Al-Maa’idah: 44). Kesalahpahaman kaum khawarij sehingga berkeyakinan bahwa Imam Sayyidina Ali ra telah kafir
dan berakibat mereka membunuh Sayyidina Ali ra
Abdurrahman
ibn Muljam adalah seorang yang sangat rajin beribadah. Shalat dan shaum, baik yang wajib
maupun sunnah, melebihi kebiasaan rata-rata orang di zaman itu. Bacaan
Al-Qurannya sangat
baik. Karena bacaannya yang baik itu, pada masa Sayyidina Umar ibn
Khattab ra, ia diutus untuk mengajar Al-Quran ke Mesir atas permintaan gubernur Mesir, Amr ibn Al-’Ash.
Namun, karena ilmunya yang dangkal (pemahamannya tidak melampaui tenggorokannya) , sesampai di Mesir ia malah
terpangaruh oleh
hasutan (gahzwul fikri) orang-orang
Khawarij yang selalu berbicara mengatasnamakan Islam, tapi sesungguhnya hawa nafsu yang mereka turuti. Ia
pun terpengaruh. Ia
tinggalkan tugasnya
mengajar dan memilih bergabung dengan orang-orang Khawarij sampai akhirnya, dialah yang
ditugasi menjadi eksekutor pembunuhan Imam Sayyidina Ali ra.
Orang-orang
seperti Dzul Khuwaishirah
dari Bani Tamim An Najdi , mereka membaca Al Qur`an dan mereka
menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun
ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Akan muncul suatu sekte/firqoh/kaum dari umatku yang pandai membaca Al
Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula
shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca
Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi
mereka, namun ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka.
Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya”. (HR Muslim 1773)
Orang-orang
serupa Dzul Khuwaishirah
dari Bani Tamim An Najdi yakni anak-anak muda yang belum memahami
agama dengan baik, mereka seringkali
mengutip ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi, tapi itu semua dipergunakan untuk menyesatkan, atau bahkan untuk mengkafirkan orang-orang yang berada di luar kelompok mereka.
Padahal kualitas iman mereka sedikitpun tidak melampaui kerongkongan mereka.
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah
mengabarkan kepada
kami Sufyan dari Al A’masy dari Khaitsamah dari Suwaid bin Ghafalah berkata, ‘Ali
radliallahu ‘anhu
berkata; Sungguh, aku terjatuh dari langit lebih aku sukai dari pada
berbohong atas nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan jika aku
sampaikan kepada kalian tentang urusan antara aku dan kalian,
(ketahuilah) bahwa
perang itu tipu daya. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda: Akan
datang di akhir zaman orang-orang
muda dalam pemahaman (lemah pemahaman atau sering salah pahaman).
Mereka berbicara dengan ucapan manusia terbaik (Khairi Qaulil Bariyyah,
maksudnya suka berdalil dengan Al Qur’an dan Hadits)) namun mereka
keluar dari agama bagaikan anak panah melesat keluar dari target buruan
yang sudah dikenainya.
Iman mereka tidak sampai ke tenggorokan mereka. (HR Bukhari 334)
Abdullah bin Umar ra dalam mensifati kelompok khawarij
mengatakan: “Mereka
menggunakan ayat-ayat
yang diturunkan bagi
orang-orang kafir
lantas mereka terapkan untuk menyerang orang-orang beriman”.[Lihat: kitab Sohih Bukhari jilid:4
halaman:197].
Jadi yang perlu kita ingat dan waspadai adalah ciri ciri
orang-orang seperti
Dzul Khuwaishirah
dari Bani Tamim An Najdi yakni mereka membaca Al Qur'an namun tidak
melampaui tenggorokan,
artinya tidak sampai ke hati atau tidak menjadikan mereka berakhlak baik yakni
1. Suka mencela dan mengkafirkan kaum muslim.
2. Merasa paling benar dalam beribadah.
3. Berburuk sangka kepada kaum muslm
4. Sangat keras kepada kaum muslim bahkan membunuh kaum muslim
namun lemah lembut kepada kaum Yahudi. Mereka kelak bergabung dengan
Dajjal bersama Yahudi yang telah memfitnah atau menyesatkan kaum Nasrani.
Rasulullah
masuk ke kamarku dalam keadaan aku sedang menangis. Beliau berkata
kepadaku: ‘Apa yang membuatmu menangis?’ Aku menjawab: ‘Saya mengingat perkara
Dajjal maka aku pun menangis.’
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jika dia
keluar sedang aku masih berada di antara kalian niscaya aku akan
mencukupi kalian. Jika dia keluar setelah aku mati maka ketahuilah Rabb kalian tidak buta sebelah. Dajjal
keluar bersama orang-orang
Yahudi Ashbahan hingga datang ke Madinah dan berhenti di salah satu
sudut Madinah. Madinah ketika itu memiliki tujuh pintu tiap celah ada
dua malaikat yang berjaga. maka keluarlah orang-orang jahat dari Madinah mendatangi Dajjal .”
Dajjal tidak dapat melampaui Madinah namun orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim an Najdi akan keluar dari
Madinah menemui Dajjal
Oleh karenanya orang-orang
seperti Dzul Khuwaishirah
dari Bani Tamim an Najdi yang merupakan korban hasutan atau korban
ghazwul fikri (perang pemahaman)
dari kaum Zionis Yahudi akan selalu membela, bekerjasama dan mentaati kaum Zionis Yahudi
Mereka sangat mengkhawatirkan
atau tepatnya berprasangka
buruk kepada kaum muslim telah melakukan perbuatan syirik
Sedangkan Nabi kita, Sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bukannya mengkhawatirkan umatnya berbuat syirik namun
beliau lebih mengkhawatirkan
umatnya egois, individualis
dan berlomba-lomba dengan
kekayaan bumi, harta dunia dan kekuasaan.
Rasulullah
shallallahu alaihi
wasallam bersabda “Aku lebih dahulu wafat daripada kalian, dan aku
menjadi saksi atas kalian, dan aku demi Allah, sungguh aku melihat
telagaku sekarang, dan aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi, demi Allah, saya tidak
mengkhawatirkan
kalian akan berbuat syirik sepeninggalku, namun yang aku khawatirkan atas kalian adalah kalian
berlomba-lomba
mendapatkannya.” (HR Bukhari
6102)
Rasulullah
shallallahu alaihi
wasallam bersabda “Aku lebih dahulu wafat daripada kalian, dan aku
menjadi saksi atas kalian, dan aku demi Allah, sungguh telah melihat
telagaku sekarang, dan aku diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi. Demi Allah, saya tidak
mengkhawatirkan kalian
akan berbuat syirik sepeninggalku,
namun yang justru aku khawatirkan
atas kalian adalah kalian bersaing terhadap kekayaan-kekayaan bumi.” (HR Bukhari 5946)
Rasulullah
shallallahu alaihi
wasallam bersabda “Aku mendahului
kalian ke telaga. Lebar telaga itu sejauh antara Ailah ke Juhfah. Aku
tidak khawatir bahwa kalian akan kembali musyrik sepeninggalku. Tetapi yang aku takutkan ialah
kamu terpengaruh oleh
dunia. Kalian berlomba-lomba
untuk mendapatkannya
kemudian berbunuh-bunuhan,
dan akhirnya kalian musnah seperti kemusnahan umat sebelum kalian”. (HR Muslim 4249)
Rasulullah
shallallahu alaihi
wasallam bersabda, “Sungguh demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku
khawatirkan dari
kalian. Akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian adalah bila kalian telah
dibukakan (harta) dunia sebagaimana
telah dibukakan kepada orang-orang
sebelum kalian lalu kalian berlomba-loba untuk memperebutkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba memperebutkannya sehingga harta dunia itu
membinasakan kalian
sebagaimana telah
membinasakan mereka.” (HR
Bukhari 2924)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata kepada kaum Anshar, “sepeninggalku nanti, akan kalian jumpai sikap
atsarah (sikap egoism, individualisme,
orang yang mementingkan
dirinya sendiri dan kelompok).
Maka bersabarlah
kalian hingga kalian berjumpa denganku dan tempat yang dijanjikan untuk kalian adalah telaga al-Haudl (di
surga)” . (HR Bukhari 350)
Kaum muslim dibentengi
dari perbuatan syirik dengan kalimat syahadat dan firman Allah ta'ala
yang diulang-ulang
disebutkan setiap
hari yakni yang artinya "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan" (QS Al Fatihah [1]:5)
Kita harus terus meningkatkan kewaspadaan terhadap upaya ghazwul fikri (perang
pemahaman) yang
dilancarkan oleh kaum
Zionis Yahudi sehingga suatu zaman yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Telah menceritakan
kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Ya’qub bin Abdurrahman dari Suhail dari ayahnya dari Abu
Hurairah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa
Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga kaum muslimin memerangi
Yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga orang Yahudi
bersembunyi dibalik
batu dan pohon, batu atau pohon berkata, ‘Hai Muslim, hai hamba Allah,
ini orang Yahudi dibelakangku,
kemarilah, bunuhlah dia, ‘
kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi’.”
Wassalam.
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830