PERTANYAAN :
Mbah Jenggot II
السّلام عليكم ورحمـة الله وبركاتـه
Giliran santri baru ijin bertanya
"Apa bedanya HAWA dengan NAFSU"
Mohon di jabarkan di contohkan dengan gamblang.
Syukron
JAWABAN :
>> Ibnu Toha
HAWA NAFSU
dari kata ini sudah dapat difahami bahwa HAWA timbul dari NAFSU sebab kata HAWA dimudhafka n
pada kata NAFSU, tidak mungkin diucapkan terbalik menjadi NAFSU
HAWA... ^_^
sebagaiman a
memahami ayat ini :
وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى
"menahan NAFSU dari HAWA"
NAFSU = diri sendiri secara mutlaq
HAWA = keinginan- keinginan
HAWA NAFSU = keinginan diri
==========
selanjutny a kita
fahami ayat 3-4 surat An-Najm berikut :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4)
3. dan tiadalah yang diucapkann ya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. 4.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya ).
dalam tafsir Jalalain disebutkan :
{
وَمَا يَنْطِق} بِمَا يَأْتِيكُم ْ بِهِ {عَنِ الْهَوَى} هوى نفسه
fokus :
هوى نفسه
HAWA NAFSU nya
yakni Al-Qur'an itu bukan melalui HAWA yg timbul dari NAFSU beliau, melainkan WAHYU dari ALLAH.
>> Hadlro Maut
kembali ke pertanyaan ...
Apa bedanya HAWA dengan NAFSU"
dalam beberapa literatur,
yang dikonfront ir adalah
antara NAFSU denga RUH,
atau Hawa dengan syahwat
belum menemukan antara NAFSU dengan Hawa
contoh:
الفرق بين الهوى والشهوة (1) : الفرق بينهما بأن الهوى يختص بالاداء والاعتقادا ت، والشهوة
تختص بنيل المستلذات.
وفرّق بعض العلماء بين " النفس " و " الروح " فقال: " الروح " هو الذي به الحياة، و " النفس " هي التي بها العقل. فإذا نام النائم، قَبَضَ الله نفسه، ولم يقبض روحه. والروح لا يُقبض إلاّ عندَ الموتِ
>> Mlaku Ndungkluk
Akal, Nafs Dan Hawa
Allah Ta’âlâ berfirman kepada orang-oran g yang memiliki hati, “Sesungguh nya pada yang demikian itu benar-bena r terdapat peringatan bagi orang yang memiliki hati.” (QS Qaf,
50:37)
Dan ketika menyebut nafs Allah Ta’âlâ be
rfirman, “Sesungguh nya
nafs itu selalu menyuruh kepada kejahatan. ..” (QS Yusuf, 12:53)
Allah berfirman kepada Musa as, “Salahkanl ah nafs-mu, karena yang paling layak
untuk disalahkan
adalah nafs. Ketika bermunajat
kepada-Ku,
bermunajat lah dengan lisan
yang shidq dan hati yang takut.”
Ketahuilah ,
setiap kali hati memiliki sesuatu yang baik, maka nafs pun memiliki hal
serupa yang dapat mengaburka n.
Sebagaiman a Allah
memberi hati keinginan (irâdah), maka Allah juga memberi nafs
angan-anga n kosong
(tamanniy) . Sebagaiman a Allah memberi hati perasaan cinta
(mahabbah) , maka
Allah memberi nafs hawa nafsu (hawâ). Sebagaiman a Allah memberi hati harapan (rojâ`),
maka Allah memberi nafs ketamakan (thoma’). Sebagaiman a Allah memberi hati perasaan takut
(khauf), maka Allah memberi nafs perasaan putus asa (qunûth).
Perhatikan dan
renungkan kata-katak u ini.
Salah satu contoh yang dapat memberikan gambaran jelas kepadamu adalah keadaan
orang yang terlilit hutang. Kamu seringkali melihat orang yang tidak mau melunasi
hutangnya. Namun
ketika memperoleh
harta, ia justru menyedekah kannya,
dan tidak berusaha melunasi hutangnya. Itulah contoh perbuatan baik yang
timbul dari nafs. Sebab, di antara sekian banyak jenis nafs, ada nafs
yang suka melakukan murûah dan merasakan kenikmatan ketika memberi.
Orang yang nafs-nya seperti ini merasakan kenikmatan dalam memberi sebagaiman a orang jahat merasakan kenikmatan ketika menolak permohonan pertolonga n. Demikian pula halnya dengan mereka
yang mengerjaka n
sunah, tapi meninggalk an
yang wajib. Misalnya: orang yang mengerjaka n ibadah haji berulang kali dengan uang
halal dan haram serta mengabaika n
ketakwaan dalam urusan-uru sannya
yang lain. Di antara mereka ada yang menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki, tapi
meremehkan salat.
Hasan Al-Bashri rhm berkata, “Ada seseorang berkata,’ Aku telah haji,
aku telah haji.’ Kamu telah menunaikan ibadah haji, oleh karena itu sambunglah tali silaturahm i, bantulah orang yang sedang kesusahan, dan berbuat baiklah kepada tetangga.”
Contoh lain adalah orang-oran g yang mencari harta haram kemudian
membelanja kannya dalam
kebaikan. Sebagaiman a
telah kuberitahu kan
kepadamu, semua perbuatan ini digerakkan oleh nafs, sama sekali tidak memiliki
hubungan dengan hati.
Allah menjadikan
“perbuatan yang
dilakukan secara berlebih-l ebihan”
untuk nafs dan “perbuatan
yang dikerjakan
secara wajar” untuk hati. Jika kamu melihat perilaku, atau pencarian
ilmu dan ibadah dikerjakan
dengan tenang (thuma’nin ah),
maka ketahuilah bahwa
perbuatan itu muncul dari hati dan pelakunya adalah orang berakal.
Tetapi, jika kamu melihat seseorang yang perilaku, cara menuntut ilmu
dan ibadahnya tidak dilakukan dengan tenang, pelakunya emosional dan
bodoh, maka ketahuilah
bahwa kegiatan itu digerakkan
oleh nafs dan hawâ. Sebab, hawâ merusak dan menggoncan gkan akal. Di mana pun berada, hawâ akan
selalu merusak.
Demikianla h
sifat hawâ. Jika hawâ berinterak si
dengan akal, hawâ akan merendahka n
dan menggoyahk annya.
Jika berinterak si
dengan agama, hawâ akan mengotori dan merusaknya . Sehingga kamu dapat melihat bahwa
orang yang agamanya dan cara ber-sulûk- nya baik bila dikuasai oleh hawâ,
urusannya menjadi kacau, keadaannya
menjadi buruk dan dibenci masyarakat . Begitulah sifat kebatilan, ia akan merusak kebenaran, jika keduanya bercampur. Jika hawâ mampu merusak orang yang berakal
dan beragama, lalu bagaimana menurutmu jika hawâ merasuki para pecinta
dunia yang jiwanya lemah? Bagaimana keadaan mereka nanti?
Segala hal yang dirusak oleh hawâ dapat diperbaiki oleh akal, karena hawâ mempunyai
tingkat setaraf dengan akal. Hawâ akan merendahka n dan menjerumus kan manusia, sebaliknya akal akan memuliakan dan meninggika nnya. Sungguh besar perbedaan keduanya!
Kamu lihat orang yang dipengaruh i hawâ tampak seperti orang buta, tidak
tahu jalan (menuju Allah). Hawâ menghambat nya dari mencari sesuatu yang memiliki
hakikat, membuatnya
tidak memikirkan
akibat perbuatan yang ia lakukan, membuatnya suka bertengkar dan bermusuhan , membuang-b uang umur dalam mencintai dan
membanding -bandingka n keutamaan para imam.
Lain halnya dengan orang-oran g yang berakal, mereka sibuk dengan diri
mereka sendiri, menyempurn akan
semua amal mereka dengan niat-niat yang baik, memanfaatk an waktu yang mereka miliki dengan
sebaik-bai knya,
berusaha keras untuk berbuat kebajikan, dan menyesali perbuatan baik yang tidak
dapat mereka kerjakan.
(Memahami Hawa Nafsu, Îdhôhu Asrôri ‘Ulûmil Muqorrobîn , Putera Riyadi)
Catatan:
Hawâ adalah makanan nafs. Hal ini membuat nafs sangat bergantung dan sulit
melepaskan diri dari
cengkerama n hawâ. Oleh
karena itu, jauhilah hawâ dan bebaskanla h nafs-mu darinya. Sebab, hawâ akan
menodai agama dan murûah-mu.
Jika kamu perhatikan
dan beda-bedak an semua
peristiwa yang terjadi, maka akan kamu dapati bahwa hawâ-lah yang
menjadi sumber segala fitnah dan bencana dalam peristiwa- peristiwa itu. Karena, hawâ merupakan
sumber kebatilan dan kesesatan.
Hawâ bak minuman memabukkan .
Seseorang yang meneguknya
akan dikuasai oleh minuman itu dan akan hilang akal sehatnya.
Murûah: usaha seseorang untuk melaksanak an semua hal yang dianggap baik dan
menjauhi semua hal yang dianggap buruk oleh masyarakat .
>> Mbah Jenggot II
kesimpulan ya
aku jadi teringat cerita dan dongeng diwaktu kecil ketika Abu nawas
dibawa ke pengadilan
karena mengeluara kn
pernyataan
:ORANG PINTAR SELALU TIDAK SEPAKAT DAN TIDAK KOMPAK.
dia buktikan dengan memberikan pertanyaan kepada 7 orang pintar dan ahli yang
terdiri dari ahli fisiologi,
doktor, ahli hukum dan beberapa ahli dalam bidang yang berlainan
untuk menjdadi saksi kebenaran ucapanya.
abu nawas berikan pertanyaan yg sangat mudah :
APA ITU ROTI?
mereka diminta menjawab dalam tulisan,la lu tulisan tersebut dikumpulka n.
ternyata jawban mereka saling berlainan Orang pertama menjawab, roti adalah makanan. Orang kedua berpendapa t, roti adalah gandum dan air. Orang
ketiga yang alim menjawab, roti adalah kurnia Tuhan. Sedang ahli
keempat menjawab, roti adalah adonan yang dipanggang .Orang kelima seorang ahli fisiologi
memberikan jawaban,
artinya berubah sesuai dengan fungsinya. Orang keenam menjawab, sejenis makanan
yang bervitamin . Orang
ketujuh menjawab, tidak seorang pun yang benar2 tahu.
ITULAH KESIMPULAN YA
^_________ __^
met saur semua orang2 pintar
Link Asal >>
http:// www.faceboo k.com/ groups/ piss.ktb/ permalink/ 45214507480 8306/ ?comment_id =452573558 098791&off set=0&tota l_comments =232
Mbah Jenggot II
السّلام عليكم ورحمـة الله وبركاتـه
Giliran santri baru ijin bertanya
"Apa bedanya HAWA dengan NAFSU"
Mohon di jabarkan di contohkan dengan gamblang.
Syukron
JAWABAN :
>> Ibnu Toha
HAWA NAFSU
dari kata ini sudah dapat difahami bahwa HAWA timbul dari NAFSU sebab kata HAWA dimudhafka
sebagaiman
وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى
"menahan NAFSU dari HAWA"
NAFSU = diri sendiri secara mutlaq
HAWA = keinginan-
HAWA NAFSU = keinginan diri
==========
selanjutny
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4)
3. dan tiadalah yang diucapkann
dalam tafsir Jalalain disebutkan
{
وَمَا يَنْطِق} بِمَا يَأْتِيكُم
fokus :
هوى نفسه
HAWA NAFSU nya
yakni Al-Qur'an itu bukan melalui HAWA yg timbul dari NAFSU beliau, melainkan WAHYU dari ALLAH.
>> Hadlro Maut
kembali ke pertanyaan
Apa bedanya HAWA dengan NAFSU"
dalam beberapa literatur,
atau Hawa dengan syahwat
belum menemukan antara NAFSU dengan Hawa
contoh:
الفرق بين الهوى والشهوة (1) : الفرق بينهما بأن الهوى يختص بالاداء والاعتقادا
وفرّق بعض العلماء بين " النفس " و " الروح " فقال: " الروح " هو الذي به الحياة، و " النفس " هي التي بها العقل. فإذا نام النائم، قَبَضَ الله نفسه، ولم يقبض روحه. والروح لا يُقبض إلاّ عندَ الموتِ
>> Mlaku Ndungkluk
Akal, Nafs Dan Hawa
Allah Ta’âlâ berfirman kepada orang-oran
Dan ketika menyebut nafs Allah Ta’âlâ be
rfirman, “Sesungguh
Allah berfirman kepada Musa as, “Salahkanl
Ketahuilah
Salah satu contoh yang dapat memberikan
Orang yang nafs-nya seperti ini merasakan kenikmatan
Contoh lain adalah orang-oran
Allah menjadikan
Demikianla
Segala hal yang dirusak oleh hawâ dapat diperbaiki
Kamu lihat orang yang dipengaruh
Lain halnya dengan orang-oran
(Memahami Hawa Nafsu, Îdhôhu Asrôri ‘Ulûmil Muqorrobîn
Catatan:
Hawâ adalah makanan nafs. Hal ini membuat nafs sangat bergantung
Murûah: usaha seseorang untuk melaksanak
>> Mbah Jenggot II
kesimpulan
:ORANG PINTAR SELALU TIDAK SEPAKAT DAN TIDAK KOMPAK.
dia buktikan dengan memberikan
abu nawas berikan pertanyaan
APA ITU ROTI?
mereka diminta menjawab dalam tulisan,la
ternyata jawban mereka saling berlainan Orang pertama menjawab, roti adalah makanan. Orang kedua berpendapa
ITULAH KESIMPULAN
met saur semua orang2 pintar
Link Asal >>
http://