PERTANYAAN :
BhAnie ShOefyan
السلام عليكم....
Mau....tan ya nie?
Bener g bahwasanya , ada sbgyan علماء yg memprboleh kan memegang ألقرأن dalam ke.adaan pux hadst kecil....n mintk 'ibarotx.. .mggo, n mkacy...
JAWABAN :
>> Masaji Antoro
Wa'alaikum salam
BENAR, yaitu pendapat Imam Daud Bin ‘Ali, Hammad Bin Abu Sulaiman dan Hakam Bin ‘Uyainah namun menurut Madzhab Syafi’i dan mayoritas Ulama sebagaiman a pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Ahmad menghukumi keharaman menyentuny a tanpa wudhu
مَسْأَلَةٌ : وُجُوبُ الطَّهَارَ ةِ لِحَمْلِ الْمُصْحَف ِ وَمَسِّهِ قَالَ الشَّافِعِ يُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : وَلَا يَحْمِلُ الْمُصْحَف َ وَلَا يَمَسُّهُ إِلَّا طَاهِرًا .
قَالَ الْمَاوَرْ دِيُّ : وَهَذَا كَمَا قَالَ الطَّهَارَ ةُ وَاجِبَةٌ لِحَمْلِ الْمُصْحَف ِ وَمَسِّهِ ، وَلَا يَجُوزُ أَنْ يَحْمِلَهُ
مَنْ لَيْسَ بِطَاهِرٍ وَقَالَ دَاوُدُ بْنُ عَلِيٍّ : يَجُوزُ حَمْلُهُ
بِغَيْرِ طَهَارَةٍ ، وَبِهِ قَالَ حَمَّادُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَان َ وَالْحَكَم ُ بْنُ عُيَيْنَةَ اسْتِدْلَا لًا بِمَا رُوِيَ أَنَّ النَّبِيَّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} كَتَبَ إِلَى قَيْصَرَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَن ِ الرَّحِيمِ قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُ مْ [ آلِ عِمْرَانَ : ] .
وَقَدْ عَلِمَ مِنْ حَالِهِمْ أَنَّهُمْ يَمَسُّونَ هُ وَيَتَدَاو َلُونَهُ عَلَى غَيْرِ طَهَارَةٍ ، قَالُوا : وَلِأَنَّ الطَّهَارَ ةَ لَمَّا لَمْ تَجِبْ لِقِرَاءَة ِ الْقُرْآنِ فَأَوْلَى أَلَّا تَجِبَ بِحَمْلِ مَا كُتِبَ فِيهِ الْقُرْآنُ ، قَالُوا : وَلِأَنَّ كُلَّمَا لَمْ يَكُنْ سَتْرُ الْعَوْرَة ِ مُسْتَحَقّ ًا فِيهِ لَمْ تَكُنِ الطَّهَارَ ةُ مُسْتَحَقّ َةً فِيهِ كَأَحَادِي ثِ النَّبِيِّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} وَكُتُبِ الْفِقْهِ .
وَدَلِيلُن َا قَوْلُهُ تَعَالَى : إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّ رُونَ [ الْوَاقِعَ ةِ : ] .
وَمَعْلُوم ٌ أَنَّ الْقُرْآنَ لَا يَصِحُّ مَسُّهُ فَعَلِمَ أَنَّ الْمُرَادَ بِهِ الْكِتَابُ الَّذِي هُوَ أَقْرَبُ الْمَذْكُو رِينَ إِلَيْهِ وَلَا يَتَوَجَّه ُ النَّهْيُ إِلَى اللَّوْحِ الْمَحْفُو ظِ ؛ لِأَنَّهُ غَيْرُ مُنَزَّلٍ وَمَسُّهُ غَيْرُ مُمْكِنٍ ، وَرُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ أَنَّ النَّبِيَّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} كَتَبَ إِلَى عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى نَجْرَانَ : " أَلَّا تَمَسَّ الْمُصْحَف َ إِلَّا وَأَنْتَ طَاهِرٌ " ، وَرَوَى حَكِيمُ بْنُ حِزَامٍ أَنَّ النَّبِيَّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} قَالَ : " لَا تَمَسَّ الْمُصْحَف َ إِلَّا طَاهِرًا " ، فَإِنْ قِيلَ أَرَادَ بِقَوْلِهِ إِلَّا طَاهِرًا يَعْنِي : إِلَّا مُسْلِمًا .
قِيلَ : فَقَدْ رُوِيَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} قَالَ لَهُ : " لَا تَمَسَّ الْمُصْحَف َ إِلَّا وَأَنْتَ طَاهِرٌ " فَبَطَلَ هَذَا التَّأْوِي لُ ، وَلِأَنَّه ُ إِجْمَاعُ الصَّحَابَ ةِ
رَوَى ذَلِكَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ ، وَسَعْدِ بْنِ أَبِي
وَقَّاصٍ ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو لَيْسَ لَهُمْ فِي الصَّحَابَ ةِ مُخَالِفٌ ، وَلِأَنَّه ُ لَمَّا كَانَ التَّطْهِي رُ مِنَ النَّجَاسَ ةِ مُسْتَحَقّ ًا كَانَ التَّطْهِي رُ مِنَ الْحَدَثِ مُسْتَحَقّ ًا فِيهِ كَالصَّلَا ةِ .
فَأَمَّا الْجَوَابُ عَنْ كِتَابِهِ إِلَى قَيْصَرَ فَمِنْ وَجْهَيْنِ : أَحَدُهُمَ ا : أَنَّ قَيْصَرَ كَانَ مُشْرِكًا وَالْمُشْر ِكُ مَمْنُوعٌ مِنْ مَسِّهِ بِالِاتِّف َاقِ فَلَمْ يَكُنْ فِيهِ دَلِيلٌ .
وَالثَّانِ ي : أَنَّهُ كَانَ كِتَابًا قَدْ تَضَمَّنَ مَعَ الْقُرْآنِ دُعَاءً إِلَى الْإِسْلَا مِ ، فَلَمْ يَكُنِ الْقُرْآنُ بِنَفْسِهِ مَقْصُودًا فَجَازَ تَغْلِيبًا لِلْمَقْصُ ودِ فِيهِ ، وَأَمَّا الْجَوَابُ عَنْ قَوْلِهِمْ : إِنَّ تِلَاوَةَ الْقُرْآنِ أَغْلَظُ حُكْمًا فَهُوَ أَنَّهُ غَيْرُ مُسَلَّمٍ أَلَا تَرَى أَنَّ الْكَافِرَ لَا يَمْنَعُ مِنْ تِلَاوَةِ الْقُرْآنِ وَيَمْنَعُ مِنْ مَسِّ الْمُصْحَف ِ فَكَذَلِكَ الْمُحْدِث ُ
MASALAH
KEWAJIBAN DALAM KONDISI SUCI SAAT MEMBAWA DAN MEMEGANG MUSHAF
Imam Syafi’i Ra berkata “Tidak boleh membawa dan memegang mushaf kecuali dalam kondisi suci”.
al-Mawardi berkata “Keteragan ini seperti ungkapan beliau : Wajib bersuci saat membawa dan memegang mushaf dan tidak boleh membawanya bagi orang yang tidak ada kesucian dari hadats padanya”.
Imam Daud Bin ‘Ali berkata “Boleh membawanya
tanpa kondisi suci”, pendapat ini selaras dengan Hammad Bin Abu
Sulaiman, Hakam Bin ‘Uyainah dengan berdalih bahwa nabi Muhammad SAW
menyurati Kaisar Hiraql dengan tulisa BISMILLAAH IR
RAHMAANIR RAHIIM, QUL YAA AHLAL KITAABI TA’AALAU ILAA KALIMATIN
SAWAAIN BAINANAA WA BAINAKUM (QS. Ali Imron) sementara nabi jelas tahu
bahwa sang Kaisar akan memegangny a dan bahkan memindah tangankann ya pada para pengikutny a dengan tanpa kondisi suci.
Mereka berkata “Dan karena kondisi suci saat membacanya tidak diwajibkan maka tentu lebih tidak diwajibkan suci saat membawa sesuatu yang tertulisi al-Quran”
Mereka menambahka n “Dan karena menutup aurat diwajibkan maka bersuci saat membawanya juga tidak”
========== ========== ========== ========== ========== ==========
Argumen kalangan Syafi’iyya h yang mengharusk an kondisi suci saat membawa dan memegangny a adalah :
• Firman Allah Ta’ala “Sesungguh nya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihar a (Lohmahfuz ), tidak menyentuhn ya kecuali hamba-hamb a yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.“ (QS. 56:77-80.)
Yang dikendaki dalam ayat diatas tentunya al-Quran yang lebih dekat penuturann ya (diturunka n), bukan al-Quran yang dilauh al-Mahfudz karena ia tidak diturunkan dan memegangny a juga tidaklah mungkin.
• Diriwayatk an dari Abdullah Bin Abu Bakar, sesungguhn ya Nabi Muhammad SAW menyurati Amr Bin Hazam saat diutus ke Najran “Janganlah menyentuh mushaf kecuali engkau suci”.
Diriwayatk an dari Hakim Bin Hizaam, sesungguhn ya Nabi Muhammad SAW bersabda “Janganlah menyentuh mushaf kecuali engkau suci”.
Bila dikatakan “Yang dimaksud suci pada dua hadits diatas adalah Muslim”
Sesungguhn ya diriwayatk an sebuah hadits dari Ibn Umar bahwa nabi bersabda “Janganlah menyentuh mushaf kecuali engkau suci” maka batallah pentakwila n makna hadits diatas dengan arti kecuali engkau muslim.
Para sahabat Nabi pun seperti Ali Bin Abu Thalib, Sa’ad Bin Abu Waqash, Abullah Bin Amr sepakat dan tidak ada perselisih an dalam hal ini, dan oleh karena mensucikan mushaf dari najis menjadi keharusan maka mensucikan nya dari hadats juga berhak untuknya sebagaiman a hukum yang berlaku pada shalat.
Sedang jawaban surat nabi Muhammad SAW pada Kaisar Hiraql, sesungguhn ya sang Kaisar adalah orang musrik dan menjadikan nya tolak ukur dalam sebuah hukum adalah dilarang dan lagi tulisan tersebut adalah surat yang didalamnya
memuat ajakan memeluk islam tidak hanya ayat-ayat alQuran saja maka
al-Quran dalam tulisan tersebut bukanlah menjadi tujuan sendurunya karena diperboleh kan demi tujuan ajakan tersebut.
Bila ditanyakan
“Membaca al-Quran hukumnya lebih berat padahal sang Kaisar bukanlah
muslim maka jawabnya “Apakah engkau tidak tahu bahwa orang kafir tidak
dilarang membaca al-Quran tapi dilarang memegangny a, begitu juga orang yang hadats”.
Al-Haawi al-Kabiir al-Mawardi I/241-243
========== ========== =
(فرع) في مذاهب العلماء في مس المصحف وحمله مذهبنا تحريمهما وبه قال أبو حنيفة ومالك وأحمد وجمهور العلماء
* وعن الحكم (1) وحماد وداود يجوز مسه وحمله وروى عن الحكم وحماد جواز مسه بظهر الكف دون بطنه
* واحتجوا بان النبي صلى الله عليه وسلم كتب إلى هرقل كتابا فيه قرآن وهرقل محدث يسمه وأصحابه ولان الصبيان يحملون الالواح محدثين بلا انكار ولانه إذ لم تحرم القراءة فالمس أولى وقاسوا حمله على حمله في متاع
* واحتج أصحابنا بقول الله تعالى (انه لقرآن كريم في كتاب مكنون لا يمسه الا المطهرون تنزيل من رب العالمين) فوصفه بالتنزيل وهذا ظاهر في المصحف الذى عندنا...وا لجواب
عن قصة هرقل ان ذلك الكتاب كان فيه آية ولا يسمى مصحفا وأبيح حمل الصبيان
الالواح للضرورة وأبيحت القراءة للحاجة وعسر الوضوء لها كل وقت وحمله في
المتاع لانه غير مقصود وبالله التوفيق
SUB BAHASAN :
Dalam masalah menyentuh MUSHAF saat menanggung hadats menurut Madzhab Syafi’i dan mayoritas Ulama sebagaiman a pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Ahmad menghukumi keharamann ya, sedang pendapat al-Hakam, Hammaad dan Daud membolehka n menyentuh dan membawanya meski dalam keadaan hadats.
Diriwayatk an sebuah pendapat oleh al-Hakam dan Hammaad yang menyatakan boleh menyentuhn ya dengan punggungny a telapak bukan perutnya dengan landasan :
• Bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menulis surat pada Raja Hiraql yang didalamnya terdapat tulisan al-Quraany a, Raja Hiraql dan para pengikutny a memegangny a padahal mereka masih menanggung hadats
• Karena para bocah kecil juga diperkenan kan membawanya dalam kondisi hadats dan dalam masalah ini tidak terdapat ulama yang mengingkar i kebolehann ya
• Dan karena saat membaca al-Quran dalam kondisi hadats tidak diharamkan maka memegangny a tentu lebih tidak diharamkan dengan menganalog kan kebolehann ya saat membawanya bersama perkakas lain (semacam dalam tas).
Kalangan Madzhab Syafi’i memberi argumen tentang keharaman memegang mushaf al-Quran dalam kondisi hadats dengan berbagai dasar :
• Firman Allah Ta’ala “Sesungguh nya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihar a (Lohmahfuz ), tidak menyentuhn ya kecuali hamba-hamb a yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.“ (QS. 56:77-80.)
Dengan kata ‘DITURUNKA N’ dalam ayat diatas jelas maksudnya adalah mushaf yang diturunkan dan ada pada kita.
• Sedang jawaban pada cerita Raja Hiraql diatas, dalam surat tersebut hanya tertera ayat dari al-Quran, yang demikian tidaklah dikatakan mushaf
• Sedang diperboleh kannya anak kecil menyentuh mushaf karena unsur darurat
• Diperkenan kan membacanya dalam kondisi hadats karena unsur hajat dan sulitnya menjaga wudhu disetiap saat
• Diperboleh kan saat hadats membawanya bila bersama perkakas lain karena saat itu pembawaan mushaf tidak menjadi tujuan.
Al-Majmuu’ Alaa Syarh al-Muhadzd zab II/72
Wallaahu A'lamu Bis Showaab
Link Asal >>
http:// www.faceboo k.com/ groups/ piss.ktb/ permalink/ 44168730585 4083/
BhAnie ShOefyan
السلام عليكم....
Mau....tan
Bener g bahwasanya
JAWABAN :
>> Masaji Antoro
Wa'alaikum
BENAR, yaitu pendapat Imam Daud Bin ‘Ali, Hammad Bin Abu Sulaiman dan Hakam Bin ‘Uyainah namun menurut Madzhab Syafi’i dan mayoritas Ulama sebagaiman
مَسْأَلَةٌ
قَالَ الْمَاوَرْ
وَقَدْ عَلِمَ مِنْ حَالِهِمْ أَنَّهُمْ يَمَسُّونَ
وَدَلِيلُن
وَمَعْلُوم
قِيلَ : فَقَدْ رُوِيَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ
فَأَمَّا الْجَوَابُ
وَالثَّانِ
MASALAH
KEWAJIBAN DALAM KONDISI SUCI SAAT MEMBAWA DAN MEMEGANG MUSHAF
Imam Syafi’i Ra berkata “Tidak boleh membawa dan memegang mushaf kecuali dalam kondisi suci”.
al-Mawardi
Imam Daud Bin ‘Ali berkata “Boleh membawanya
Mereka berkata “Dan karena kondisi suci saat membacanya
Mereka menambahka
==========
Argumen kalangan Syafi’iyya
• Firman Allah Ta’ala “Sesungguh
Yang dikendaki dalam ayat diatas tentunya al-Quran yang lebih dekat penuturann
• Diriwayatk
Diriwayatk
Bila dikatakan “Yang dimaksud suci pada dua hadits diatas adalah Muslim”
Sesungguhn
Para sahabat Nabi pun seperti Ali Bin Abu Thalib, Sa’ad Bin Abu Waqash, Abullah Bin Amr sepakat dan tidak ada perselisih
Sedang jawaban surat nabi Muhammad SAW pada Kaisar Hiraql, sesungguhn
Bila ditanyakan
Al-Haawi al-Kabiir al-Mawardi
==========
(فرع) في مذاهب العلماء في مس المصحف وحمله مذهبنا تحريمهما وبه قال أبو حنيفة ومالك وأحمد وجمهور العلماء
* وعن الحكم (1) وحماد وداود يجوز مسه وحمله وروى عن الحكم وحماد جواز مسه بظهر الكف دون بطنه
* واحتجوا بان النبي صلى الله عليه وسلم كتب إلى هرقل كتابا فيه قرآن وهرقل محدث يسمه وأصحابه ولان الصبيان يحملون الالواح محدثين بلا انكار ولانه إذ لم تحرم القراءة فالمس أولى وقاسوا حمله على حمله في متاع
* واحتج أصحابنا بقول الله تعالى (انه لقرآن كريم في كتاب مكنون لا يمسه الا المطهرون تنزيل من رب العالمين) فوصفه بالتنزيل وهذا ظاهر في المصحف الذى عندنا...وا
SUB BAHASAN :
Dalam masalah menyentuh MUSHAF saat menanggung
Diriwayatk
• Bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menulis surat pada Raja Hiraql yang didalamnya
• Karena para bocah kecil juga diperkenan
• Dan karena saat membaca al-Quran dalam kondisi hadats tidak diharamkan
Kalangan Madzhab Syafi’i memberi argumen tentang keharaman memegang mushaf al-Quran dalam kondisi hadats dengan berbagai dasar :
• Firman Allah Ta’ala “Sesungguh
Dengan kata ‘DITURUNKA
• Sedang jawaban pada cerita Raja Hiraql diatas, dalam surat tersebut hanya tertera ayat dari al-Quran, yang demikian tidaklah dikatakan mushaf
• Sedang diperboleh
• Diperkenan
• Diperboleh
Al-Majmuu’
Wallaahu A'lamu Bis Showaab
Link Asal >>
http://