PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum.
Tulung-tulung, ana dikatain melakukan bid'ah dholalah dalam adzan dan iqamat
dengan menambahkan lafadz siyadah (sayyidinaa). Karena ana dah terbiasa dalam
shalawat menambahkan lafadz sayyidina, jadi dalam adzan dan iqamat pun suka
pakai. Mohon pencerahanya hukum menambahkan lafadz siyadah dalam adzan dan
iqamat. Syukran. [Hari
Whank].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam. Boleh
memakai tambahan sayyidina sebelum lafad Muhammad, tapi karena umumnya tidak
menggunakan sayyidinaa maka tidak usah pakai sayyidinaa agar tidak menjadi
kebingungan di kalangan umat. Dalam Hasyiyah Jamal 1/388 mengutip keterangan
Syeikh Ali Asysyabramullisi :
يؤخذ
من هذا سن الاتيان بلفظ السيادة في الاذان
YU`KHADZU
MIN HAADZAA SANNUL ITYAAN BILAFZHIS SIYAADAH FIL ADZAAN.
[ Ta'bir
tersebut termaktub juga dalam Syarwani 'alat Tuhfah 1/86 ].
Dijelaskan
dalam
Hasyiyah
as-Syibro Malisy I/153 :
(
قوله : لأن فيه الإتيان إلخ ) يؤخذ من هذا سن الإتيان بلفظ السيادة في الأذان ، وهو
ظاهر لأن المقصود تعظيمه صلى الله عليه وسلم بوصف السيادة حيث ذكر . لا يقال : لم
يرد وصفه بالسيادة في الأذان . لأنا نقول : كذلك هنا وإنما طلب وصفه بها للتشريف
وهو يقتضي العموم في جميع المواضع التي يذكر فيها اسمه عليه الصلاة
والسلام
(Keterangan karena
didalamnya mendatangkan dst) melihat dhahirnya redaksi tersebut sunah juga
menggunakan siyadah (sayyidina) saat adzan, dan ini adalah dhahir karena
tujuannya adalah memuliakan Nabi Muhammad SAW saat disebutkan nama Beliau. Tidak
boleh dikatakan “Tidak terwarid (terdapat keterangan pemakaian siyadah saat
adzan”. Karena Kami (syafi’iyyah) menilai “Begitu saat adzan, sebab pemakaiannya
dimaksudkan untuk memuliakan beliau dan dalam hal ini berlaku pada semua tempat
dan kondisi saat dituturkan nama beliau SAW. [ Hasyiyah as-Syibro Malisy I/153
]. Wallohu a'lam. [Abdullah
Afif, Masaji Antoro].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/451393468216800