PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum, ustadz
dan ustadzah yang saya hormati,sya mohon pencerahannya : Bagaimana hukum
seseorang yang menyambung anggota tubuh misalnya seorang laki-laki tangannya
buntung, dia ingin menyambung tangannya..namun yang ada hanya tangan wanita,
diperbolehkankah? jikalau boleh bagaimana dia berwudhu dan sholatnya ?
selanjutnya, bagaimana hukumnya jika menggunakan daging babi untuk mengganti
daging seseorang, jika hanya daging babi yang pantas untuk mengganti daging
orang tersebut ? terima kasih. [Susmiyanto
Ahmad
].
JAWABAN
:
Menyambung anggota tubuh
manusia dengan anggota tubuh manusia lain hukumnya tidak diperbolehkan. Karena
menimbang derajat kemuliaan manusia. Meski demikian, dalam keadaan yang darurat,
maka ada kebolehan melakukannya. Semisal menyelamatkannya dari kematian. Karena
pada hakekatnya kehormatan orang yang masih hidup itu lebih utama dibanding
kehormatan orang yang mati. Adapun jika masih memungkinkan dengan penyambungan
dari anggota tubuh selain manusia maka hendaknya inilah yang dipilih, meski
anggota itu adalah dari anggota hewan yang statusnya najis mugholadzoh
sekalipun. Refrensi :
قال
الحلبي : و بقى مالو لم يوجد صالح غيره فيحتمل جواز الجبر بعظم الادمى الميت كما
يجوز للمضطر اكل الميتة و ان لم يخش الا مبيح التيمم. وجزم المدابغى بالجواز حيث
قال فان لم يصلح الا عظم الادمى قدم نحو الحربي كالمرتد ثم الذمي ثم المسلم فتح
الجواد ٢٦
"Al-Halabi berpendapat,
seandainya tidak terdapat sesuatu yang lain, maka boleh menambal dengan tulang
mayat manusia. Sama seperti kebolehan yang sangat terpaksa untuk memakan bangkai
manusia. Al-Mudabighi senada dengan Al- Khathib menambahkan seandainya
penambalan atau penyambungan itu harus dengan tulang manusia, maka prioritas
utama adalah menggunakan tulang kafir kharbi seperti orang murtad, kafir dzimi
baru orang islam sebagai pilihan terahir".
و
لو وصل عظمه اي عند احتياجه له بكسر و نحوه بنجس من العظم ولو مغلظا و مثل ذلك
بالاولى دهنه بمغلظ او ربطه به لفقد الطاهر الصالح لذلك فمعذور فيه فتصح صلاته معه
للضرورة ولا يلزمه كما فى الروضة نزعه اذا وجد الطاهر اي و ان لم يخف من نزعه ضررا
خلافا لبعض المتاخرين نهاية المحتاج ٢/٢١
"Seandainya karena tulngnya
pecah dan perlu disambung dengan sesuatu tulang yang najis, walau najis
Mugholadzoh karena tidak adanya sesuatu yang suci dan layak, maka ia termaafkan
dan sholatnya sah karena darurat. Menurut Arraudhoh, ia tidak wajib mencabutnya
kembali seandainya kemudian hari mendapat sesuatu yang suci, walaupun
mencabutnya tidak menimbulkan kehawatiran timbulnya suatu yang membahayakan
dirinya. Pendapat ini berbeda dengan ulama mutaakhirin.". Wallohu a'lam,
[Abdurrahman
As-syafi'i].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/436217949734352/