Kesungguha nmu untuk mencapai apa yang telah dijamin Allah Ta'ala padamu,yak ni rezeki dan kelalaianm u dalam apa yang telah diperintah kan kepadamu, itu adalah menunjukka n atas kebutaan mata hatimu,kar ena bahwasanya mata hati itu adalah Nur yang di anugerahka n Allah Ta'ala di dalam hati, yang mengetahui dengan Nur itu IrodatuLla ah/ Kehendak Allah Ta'ala daripada hamba-Nya
Sumber tulisan : http:// www.faceboo k.com/ groups/ nurihsan/ doc/ 40856575249 7837/
***** awal kutipan *****
Di posting oleh : By AlkisAnnab ila Isyq Al-Bawuqi
TENANGKAN DIRIMU wahai murid DARI TADBIR yaitu dalam urusan duniawimu.
Yang dimaksud tadbir adalah seseorang yang menentukan sesuatu atas dirinya mengenahi sesuatu hal / keadaan dimana hal tersebut bersesuaian dengan syahwatnya , kemudian ia mengikutin ya dengan beberapa rekayasa dan usaha untuk mendapatka nnya.
Dan hal yang demikian ini adalah kepayahan yang besar bagi manusia
karena terkadang banyak sekali keinginan yang diharapkan akan tetapi sedikit yang di dapat yang sesuai dengan keinginann ya.
Adapun isyarat kata ARIH NAFSAKA / tenangkan dirimu dimaksudkan bahwa yang harus ditinggalk an adalah usaha yang menyebabka n kepayahan yang sangat.
Adapun usaha untuk kebutuhan kehidupan sehari-har i dengan tujuan untuk memperkuat
ibadah kepada Allah tidaklah tercela. KARENA SESUATU YANG TELAH
DIJAMIN BAGIMU OLEH ALLAH (DARI RIZKI) MAKA JANGANLAH KAMU MENGAMBIL
ALIH PERAN ITU.
Yakni sesungguhn ya setiap urusan menjadi lapang apabila sudah ada yang mengerjaka n selain dirimu yaitu Allah Ta’ala. Dan apa saja yang telah ditanggung /
dikerjakan oleh Selainmu, maka tidak ada faidah keikut sertaanmu
dalam peran itu dan apa yang engkau adalah pekerjaan yang sia-sia / fudhul. Apalagi sampai menyebabkan menginggal kan ibadah dan bertentang an dengan hukum Tuhan.
Dan seorang murid dijelaskan dalam masalah ini karena apabila la bertawajuh menghadapk an seluruh jiwa raganya kepada Allah dan keadaannya sibuk dengan berbagai wirid thariqah dalam amaliyah sehari-har i, maka pada umumnya akan tertinggal lah penghidupa nnya (menjadi miskin harta benda).
Maka dalam kondisi seperti ini, datanglah syaitan mendekatin ya dan memasukkan rasa was-was/ raug-ragu ke dalam hati murid, sehingga ia akan merekayasa sesuatu usaha untuk dirinya dimana apa yang ia bayangkan dan ia angan-anga nkan kebanyakan tidak pernah akan terjadi.
Dan untuk mengobati hal ini adalah dengan memperbany ak dzikir kepada Allah dan memperbany ak riyadhah sehingga syaitan menjauh darinya dan hatinya berhasil menjadi lapang.
Usaha makhluk dalam urusan dunia secara memforsir diri dan penuh rekayasa sebagaiman a yang di sebutkan di atas adalah tercela karena pada hakikatnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjamin dan menanggung bagi mereka akan rizki mereka. Dan Allah yang mengatur segalanya.
Adapun yang di tuntut oleh Allah dari manusia adalah kelapangan hati dari kesibukan urusan dunia sehingga mereka dapat berkonsent rasi beribadah kepada Allah dan memenuhi kewajiban yang dibebankan kepada mereka.
Akan tetapi kebanyakan yang berlaku pada seorang hamba adalah ia membebanka n
dirinya sendiri untuk sibuk dengan urusan duniawi karena dorongan
untuk memenuhi tuntutan hawa nafsu dan syahwat mereka dan sudah pasti
yang demikian ini adalah kepayahan yang sangat karena dengan
kesibukann ya melayani tuntutan syahwat pastilah akan berkurang pelayanann ya terhadap Tuhannya.
Hal demikian ini tentu menyimpang dari kaidah-kai dah penghambaa n diri kepada Allah dan berubah menjadi penghambaa n diri kepada hawa nafsu dan syahwat.
Kemudian dalam kesungguha n mencari rizki untuk pemenuhan tuntutan syahwat (duniawi) akan terdapat beberapa bahaya diantarany a meninggalk an UBUDIAH kepada Allah, melakukan hal-hal yang menyimpang dari hukum Allah, menyia-nyi akan umur sehingga sedikit ubudiyahny a kepada Allah, dimana hal-hal tersebut sangat dijauhi oleh orang-oran g berakal.
Syaikh Sahal bin AbdulLah berkata, “ tinggalkan lah tadbir dan ikhtiyar karena sesungguhn ya keduanya dapat memperkeru h hati manusia dalam kehidupann ya”.
Sayyidy Abu Al-Hasan Asy-Syazil y RA berkata, “jika memang tidak boleh tidak / harus bagi dirimu untuk ber tadbir, maka berusahalah untuk tidak bertadbir. ...
***** akhir kutipan *****
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830