PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Aku mau
tanya, bagaimana hukumnya jika seorng kakak prempuan membiarkan adiknya
terjerumus (Jauh dari Robb nya) karena sudah dinasehati tapi tidak mau dengar,
apa di akhirat kelak sang kakak akan dimintai pertanggungjawaban ?? Makasih
sebelumnya. [Nurligi
Paula].
JAWABAN
:
Mudah-mudahan ini bisa
membantu, kutipan Ahkamul Fuqoha: 11/105 soal no 241 :
ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻫﻨﺎﻙ ﻣﻦ ﻳﻜﻔﻴﻬﻢ ﻟﻸﻣﺮ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﺍﻟﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮ ﻓﻼ ﺣﺮﺝ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺴﻜﻮﺕ ﻭﻟﺰﻭﻡ ﺍﻟﺒﻴﻮﺕ ، ﻭﺇﻻﻳﺤﺮﻡ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺫﻟﻚ،
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻻﻧﺘﺴﺎﺏ ﺇﻟﻰ ﺇﺣﺪﻯ ﺍﻟﺠﻤﻌﻴﺎﺕ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﻓﻬﻮ ﺃﻓﻀﻞ، ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﺠﺐ ﻛﻤﺎﺇﺫﺍﺗﻴﻘﻦ ﺃﻭﻇﻦ ﺃﻧﻪ
ﻻﻳﺆﺩﻯ ﺇﻟﻰ ﺣﻔﻆ ﺩﻳﻨﻪ ﻭﺻﻮﻧﻪ ﻋﻤﺎﻳﻔﺴﺪﻩ ﺇﻻ ﺑﺎﻹﻧﺘﺴﺎﺏ ﺍﻟﻴﻬﺎ ﺍﺧﺬﺍ ﻟﻤﺎﻓﻰ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺍﻟﺘﺎﻣﺔ
ﻭﺍﻹﺣﻴﺎﺀ. ﻭﻧﺼﺒﻪ: ﻭﻭﺍﺟﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻓﻔﻴﻪ ﻓﺮﻍ ﻣﻦ ﻓﺮﺽ ﻋﻴﻨﻪ ﻭﺗﻔﺮﻍ ﻟﻔﺮﺽ ﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔ ﺇﻟﻰ ﻣﻦ
ﻳﺠﺎﻭﺭ ﺑﻠﺪﻩ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻮﺍﺩ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻭﺍﻷﻛﺮﺍﺩ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻭﻳﻌﻠﻤﻬﻢ ﺩﻳﻨﻬﻢ ﻭﻓﺮﺍﺋﺾ ﺷﺮﻋﻬﻢ.
ﺇﻟﻰ ﺍﻥ ﻗﺎﻝ: ﻓﺈﻥ ﻗﺎﻡ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻷﻣﺮ ﻭﺍﺣﺪ ﺳﻘﻂ ﺍﻟﺤﺮﺝ ﻋﻦ ﺍﻵﺧﺮﻳﻦ ﻭﺍﻻ ﻋﻢ ﺍﻟﺤﺮﺝ ﺍﻟﻜﺎﻓﺔ
ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ﺃﻣﺎﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﻓﻠﺘﻘﺼﻴﺮﻩ ﻓﻰ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ، ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺠﺎﻫﻞ ﻓﻠﺘﻘﺼﻴﺮﻩ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺘﻌﻠﻢ. ﺍﻟﺦ ...
ﺍﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻛﻞ ﻗﺎﻋﺪ ﻓﻰ ﺑﻴﺘﻪ ﺍﻳﻨﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻠﻴﺲ ﺧﺎﻟﻴﺎ ﻓﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻋﻦ ﻣﻨﻜﺮ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ
ﺍﻟﺘﻘﺎﻋﺪ ﻋﻦ ﺇﺭﺷﺎﺩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺗﻌﻠﻴﻤﻬﻢ ﻭﺃﻛﺜﺮ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺟﺎﻫﻠﻮﻥ .
Jika telah ada orang yang
dianggap cukup sudah menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar, maka tidak dosa bagi
lainnya hanya diam di rumah (tidak berdakwah), kalau belum ada yang menyampaikan
maka haram bagi semua orang hanya berdiam diri. Adapun menisbatkan (amar ma’ruf
nahi munkar) kepada salah satu organisasi islam itu lebih utama. Bahkan
terkadang menjadi wajib ketika diyakini atau diduga kuat, tidak akan tercapai
dalam mempertahankan agama dan menjaga kelangsungannya dari pihak-pihak yang
merusaknya kecuali dengan berpedoman kepada kitab : addawatu
attamah dan kitab ihya’ ulumuddin, yang arti nashnya
:
“Wajib bagi setiap orang
pandai dalam agama untuk meluangkan waktu guna memenuhi fardlu kifayah kepada
orang yang berdekatan daerahnya dari ahli kulit hitam, orang arab dan lainnya,
dan wajib pula mengajari mereka terhadap agamanya dan kewajiban-kewajiban
syari’atnya …..s/d…. jika sudah ada salah seorang yang melakukan (amar ma’ruf
nahi munkar) maka gugur dosa dari lainnya. Jika tidak ada sekali, maka yang
berdosa adalah semuanya manusia. Adapun dosanya orang ‘alim, karena ia tidak
menghiraukan keharusan keluar (berdakwah). Sedangkan dosanya orang yang bodoh,
ia tidak memperhatikan kewajiban belajar (tidak mau belajar) dst. Perlu
dimengerti, bahwa setiap orang yang hanya berdiam diri dirumahnya dimana saja,
maka tidak dapat lepas dizaman ini dari kemungkaran, ketika hanya diam diri dari
menunjukan manusia dan mengajarinya. Dan kebanyakan manusia itu bodoh (tidak
tahu). [Wiro
Sableng].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/417134498309364/