PERTANYAAN
:
Ass. wr wb, saya maw
bertanya...sholat tanpa usholli itu bleh apa tidak ? Mohon penjelasannya...
Terima kasih. [Elyas
Fikal].
JAWABAN
:
Tidak apa-apa. Yang penting
anda melakukan niat di dalam hati. Berikut penjelasannya :
A. Melafazkan Niat Shalat
(Sebelum Takbir) Dan Niat (Bersamaan Dengan Takbir ula)
§Melafazdkan Niat dengan
lisan (Sebelum Takbir= sebelum shalat) adalah sunnah (tidak wajib) menurut
madzab syafi'i, hambali dan habafi.
§Menurut pengikut mazhab
ImamMalik (Malikiyah) bahwa melafalkan niat shalat sebelum takbiratul ihram
tidak disyari’atkan kecuali bagi orang yang terkena penyakit was-was (peragu
terhadap niatnya sendiri).
§Niat (dalam hati bersamaan
dengan takiratul ula) adalah wajib.
B. Tujuan melafadzkan niat.
Tujuan dari talafudz binniyah menurut kitab-kitab fiqh ahlusunnah adalah
:
1.Liyusaa’idallis aanul qalbu
(“ Agar lidah menolong hati”)
2.Agar menjauhkan dari
was-was
3.Keluar dari khilaf orang
yang mewajibkannya
C. Ayat – ayat Al-qur’an
Dasar Talaffudz binniyah (melafadzkan niat sebelum takbir)
§Tidaklah seseorang itu
mengucapkan suatu perkataan melainkan disisinya ada malaikatpencatat amal
kebaikan dan amal kejelekan (Al-qaf : 18). Dengan demikian melafadzkan niat
dengan lisan akan dicatat oleh malaikat sebagai amal kebaikan.
§Kepada Allah jualah naiknya
kalimat yang baik (Al-fathir : 10).
Masudnya segala perkataan
hamba Allah yang baik akan diterima oleh Allah (Allah akan menerima dan meridhoi
amalan tersebut) termasuk ucapan lafadz niat melakukan amal shalih (niat shalat,
haji, wudhu, puasa dsb).
D. Hadits-Hadist dasar
Dasar Talaffudz binniyah (melafadzkan niat sebelum takbir)
1. Diriwayatkan dari Abu
bakar Al-Muzani dari Anas Ra. Beliau berkata :
عَÙ†ْ
Ø£َÙ†َسٍ رَضِÙŠَ الله ُعَÙ†ْÙ‡ُ Ù‚َالَ سَÙ…ِعْتُ رَسُÙˆْÙ„َ اللهِ صَÙ„َّÙ‰ الله ُعَÙ„َÙŠْÙ‡ِ
ÙˆَسَÙ„ّّÙ…َ ÙŠَÙ‚ُÙˆْÙ„ُ Ù„َبَّÙŠْÙƒَ عُÙ…ْرَØ©ً ÙˆَØَجًّاً
“Aku pernah mendengar
rasulullah Saw. Melakukan talbiyah haji dan umrah bersama-sama sambil
mengucapkan : “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk melaksanakan haji dan
umrah”. (Hadith riwayat Muslim – Syarah Muslim Juz VIII, hal 216). Hadits ini
menunjukan bahwa Rasulullah Saw. Mengucapkan niat atau talafudz binniyah diwaktu
beliau melakukan haji dan umrah. Imam Ibnu Hajar mengatakan dalam Tuhfah, bahawa
Usolli ini diqiyaskan kepada haji. Qiyas adalah salah satu sumber hukum
agama.
2. Hadits Riwayat Bukhari
dari Umar ra. Bahwa beliau mendengar Rasulullah bersabda ketika tengah berada di
wadi aqiq :”Shalatlah engkau di lembah yang penuh berkah ini dan ucapkanlah
“sengaja aku umrah didalam haji”. (Hadith Sahih riwayat Imam-Bukhari, Sahih
BUkhari I hal. 189 – Fathul Bari Juz IV hal 135). Semua ini jelas menunjukan
lafadz niat. Dan Hukum sebagaimana dia tetap dengan nash juga bias tetap dengan
qiyas.
3. Diriwayatkan dari aisyah
ummul mukminin Rha. Beliau berkata : “Pada suatu hari Rasulullah Saw. Berkata
kepadaku : “Wahai aisyah, apakah ada sesuatu yangdimakan? Aisyah Rha. Menjawab:
“Wahai Rasulullah, tidak ada pada kami sesuatu pun”. Mendengar itu rasulullah
Saw. Bersabda : “Kalau begitu hari ini aku puasa”. (HR. Muslim). Hadits ini
menunjukan bahwa Rasulullah Saw. Mengucapkan niat atau talafudz bin niyyah di
ketika Beliau hendak berpuasa sunnat.
4. Diriwayatkan dari Jabir,
beliau berkata : “Aku pernah shalat idul adha bersama Rasulullah Saw., maka
ketika beliau hendak pulang dibawakanlah beliau seekor kambing lalu beliau
menyembelihnya sambil berkata: “Dengan nama Allah, Allah maha besar, Ya Allah,
inilah kurban dariku dan dari orang-orang yang tidak sempat berkurban diantara
ummatku”. (HR Ahmad, Abu dawud dan turmudzi). Hadits ini menunjukan bahwa
Rasulullah mengucapkan niat dengan lisan atau talafudz binniyah diketika beliau
menyembelih qurban. Wallohu a'lam. [Radhin
El-Maujudy].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/433265010029646/