PERTANYAAN :
Hamba Nya
Assalamu'a laikum, Mau nanya, saya pernah mendengar cerita di rumah sakit, ketika seseorang yang Sudah sekarat/ tdk Sadar Dan dokter berkata kehidupann ya atas izin Allah hanya bergantung pada alat oksigen yg terpasang, kemudian pihak keluarga dengan ikhlas mengakhiri Hidup si pasien dengan cara melepas alat oksigen tsb....
Pertanyaan nya bgmn hukum dari tindakan itu?Syukro n
JAWABAN :
>> Dewi Rosita
Tindakan yg spt itu tidak boleh....
Bugiyah musytarsyi din hal 245)
مسألة ش)طعن رجل وأخرجت شبكة بطنه فبقي يوماوليلة فجئ له بطبيب يعالجه فقال لايمكن إدخال الشبكة لكونهايبست فقطعهافمات بعدأيام فإن تعمدمع علمه بأن القطع يقتل غالباومات بالفعلين أوقطعهابلا إذن من المجروح الكامل وولي الناقص فعلي كل من الطاعن ولوسكران تغليظاعليه إذهوفي حكم المكلف والطبيب كان ماهرابان لايخطئ إلانادراأو لاالقصاص بشرطه ولاعبرة بإذن الوارث
>> Masaji Antoro
Wa'alaikum salam
Apabila setelah alat tersebut dilepas pasien mati dan menurut dokter yang ahli dan adil kematianny a akibat terlepasny a selang oksigen tersebut maka termasuk pembunuhan yang disengaja (Qatl al-‘Amdi)S edang melepas selang tersebut diperinci sebagai berikut :
• Apabila pasien tersebut termasuk orang yang tidak terlindung i darahnya (seperti kafir harby, orang yang meninggalk an shalat, orang murtad yang tidak mau bertobat, dsb.) maka hukumnya boleh.
• Kalau pasien tersebut termasuk orang yang dilindung darahnya maka haram untuk dibunuh.
Catatan :
Menurut kalangan Malikiyyah pasien yang kehidupann ya tergantung pada selang oksigen diatas maka melepas selang oksigennya tidak menetapkan hukum qishas.
وَيَنْبَغِ ي أَنَّ مِنْ الْعَمْدِ أَيْضًا مَا لَوْ أَخَذَ مِنْ الْعَوَامّ جِرَابَهُ مَثَلًا مِمَّا يَعْتَمِدُ عَلَيْهِ فِي الْعَوْمِ ، وَأَنَّهُ لَا فَرْقَ بَيْنَ عِلْمِهِ بِأَنْ يَعْرِفَ الْعَوْمَ أَمْ لَا
Dan semestinya tergolong pembunuhan dengan sengaja juga adalah bila seseorang mengambil kantong pelampung dari seorang perenang serta perkakas-p erkakas sejenisnya yang dibutuhkan untuk pegangan berenang, dan sesungguhn ya tidak ada perbedaan pengambila n tersebut antara diketahui oleh si perenang atau tidak.
Hasyiyah as-Syibro Malisy Nihaayah al-Muhtaaj 17/23
( وَلَوْ قَتَلَ مَرِيضًا فِي النَّزْعِ ) وَهُوَ الْوُصُولُ لِآخِرِ رَمَقٍ ( وَعَيْشُهُ عَيْشُ مَذْبُوحٍ وَجَبَ ) بِقَتْلِهِ ( الْقِصَاصُ ) وَيُوَرَّث ُ مِنْ قَرِيبِهِ الَّذِي مَاتَ وَهُوَ بِتِلْكَ الْحَالَةِ لِاحْتِمَا لِ اسْتِمْرَا رِ حَيَاتِهِ مَعَ انْتِفَاءِ سَبَبٍ يُحَالُ عَلَيْهِ الْهَلَاكُ
Bila seseorang membunuh orang yang sakita saat ia mengalami naza’/ sekarat/ yakni sisa-sisa hidup yang dimiliki seseorang sedang kehidupann ya laksana hewan yang tersembeli h maka baginya atas pembunuhan tersebut dikenakan qishas dan diberikan sepenuhnya pada kerabat si sakit yang meninggal dalam kondisi demikian sebab kemungkina n keberadaan hidupnya masih dimungkink an terjadi saat si sakit telah terhindar dari hal mengakibat kan kematianny a.
Hasyiyah as-Syibro Malisy Nihaayah al-Muhtaaj 17/26
فَائِدَةٌ يُمْكِنُ انْقِسَامُ الْقَتْلِ إلَى الْأَحْكَا مِ الْخَمْسَة ِ وَاجِبٍ وَحَرَامٍ وَمَكْرُوه ٍ وَمَنْدُوب ٍ وَمُبَاحٍ وَالْأَوَّ لُ قَتْلُ الْمُرْتَد ِّ إذَا لَمْ يَتُبْ وَالْحَرْب ِيِّ إذَا لَمْ يُسْلِمْ وَلَمْ يُعْطِ الْجِزْيَة َ وَالثَّانِ ي قَتْلُ الْمَعْصُو مِ بِغَيْرِ حَقٍّ وَالثَّالِ ثُ قَتْلُ الْغَازِي قَرِيبَهُ الْكَافِرَ إذَا لَمْ يَسُبَّ اللَّهَ أَوْ رَسُولَهُ وَالرَّابِ عُ قَتْلُهُ إذَا سَبَّ أَحَدَهُمَ ا وَالْخَامِ سُ قَتْلُ الْإِمَامِ الْأَسِيرَ فَإِنَّهُ مُخَيَّرٌ فِيهِ كَمَا يَأْتِي ،
Hukum suatu pembunuhan terbagi atas lima macam :
• Wajib, membunuh orang murtad saat tidak mau bertaubat, kafir Harby bila tidak mau masuk islam atau membayar pajak
• Haram, membunuh orang yang terjaga darahnya dengan tanpa adanya hak untuk dibunuh.
• Makruh, pembunuhan seorang pejuang atas kerabatnya yang kafir bila tidak mencaci maki Allah atau utusanNya
• Sunah, pembunuhan seorang pejuang atas kerabatnya yang kafir dan suka mencaci maki Allah atau utusanNya
• Mubah, pembunuhan seorang pemimpin pada tawanan perang, maka kemashlaha tannya diserhkan sepenuhnya padanya.
Tuhfah al-Muhtaaj 36/226
القاعدة التاسعة والثلاثون بعد المائتين قاعدة الحياة المستعارة كالعدم
علي الاصح فمن انفذت مقاتله في المعترك فهو كالميت فيه ولا قصاص في الاجهاز
عليه
Kaidah 239Hidup Pinjaman bagai tiada kehidupan menurut pendapat yang paling shahih.mak a barangsiap a yang pembunuhan nya terjadi dalam peperangan maka maka ia bagaikan orang yang telah mati dan tidak ada qishah dalam menyiapkan ia kemedan laga.
Al-Qawaa’i d II/482)
Wallaahu A'lamu Bis Showaab
>> Mbah Godek
nderek urun rembuk
semoga ini bisa membantu
Ada seorang pasien memakai alat bantu pernafasan yang menurut kata dokter apabila alat itu dilepas akan mengakibat kan kematianny a.
Pertanyaan :
a. Bagaimana hukum melepas alat tersebut?
b. Tergolong Pembunuhan kah orang yang melepaskan ?
Jawaban:
a. Apabila yang mengatakan dokter yang ahli (mahir) dan adil (adlur riwayah) atau tidak adil tapi yang diberitahu mempercaya inya, maka hukum melepaskan nya ditafsil:
1. Apabila pasien tersebut berhak dibunuh (sebagaima na kafir haroby, tarikus sholat, murtad yang tidak mau berf setelah disuruh bertaubat dan lain-lain) maka hukumnya Boleh.
2. Kalau tidak berhak dibunuh, maka hukumnya Tidak Boleh (Haram).
b. Apabila setelah alat itu dilepas ternyata mati, dan kematian itu menurut sang dokter yang ahli dan adil, disebabkan terlepasny a alat tersebut, maka orang melepaskan alat tersebut termasuk qotil (pembunuh) .
Pengambila n ibarat:
1. Al-Jamal, juz I, hal. 208
2. Al-Iqna’, juz II, hal. 198
3. At-Ta’rifa t, hal. 150
وفى الجمل، ج 1 ص 208، مانصه:ويعت مد
خوف ما ذكر قول عدل فى الرواية، وفى ق ل على الجلال قوله عدل فى الرواية
وهو البالغ العاقل الذى لم يرتكب كبيرة ولم يصر صغيرة وكالعدل فاسق ولو
كافرا اعتقد صدقه.اهـوف ى الاقناع، ج 2 ص 198، مانصه:انقس ام
القتل الى الاحكام الخمسة واجب وحرام ومكروه ومندوب ومباح فالاول قتل
المرتد اذا لم يتب والحربى اذا لم يسلم او يعط الجزية والثانى قتل المعصوم
بغيرحق والثالث قتل الغازى قريبه الكافر والرابع قتله اذا سب احدهما
والخامس قتل الامام الاسير اذا استوت الخصال. اهـالتعريف ات، ص 150القتل هو فعل يحصل به زهوق الروح اهـ