PERTANYAAN
:
Assalamu 'alaikum para
mu'allim dan para member PISS-KTB yang dirahmati Allah. Mohon bimbingannya dan
Minta pencerahannya. Sering saya jumpai saat sholat berjama'ah, banyak ma'mum
yang ketika berdiri dari ruku' menuju (i'tidal) tidak membaca "SAMI'ALLOHU LIMAN
HAMIDAH" melainkan langsung membaca "ROBBANAA WALAKALHAMDU dst..." yang ingin
saya tanyakan"-Apakah membaca "SAMI'ALLOHU LIMAN HAMIDAH" tetap sunnah bagi
ma'mum?-manakah yang lebih afdhol bagi ma'mum, membaca "SAMI'ALLOHU LIMAN
HAMIDAH ? Atau langsung "ROBBANAA LAKALHAMDU dst...?Mohon jawabannya, sekaligus
kalau berkenan dengan ibarotnya. Sebelum nya saya ucapkan syukran katsiir...!!!
[Bang
Toyyib Aja].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam. Dalam
kitab hawi imam mawardi disebutkan :
وقال
أبو حنيفة يختص الإمام بقول سمع الله لمن حمده والمأموم بقول ربنا ولك
الحمداستدلالا برواية سمي عن أبي صالح عن أبي هريرة أن رسول الله قال : إذا قال
الإمام سمع الله لمن حمده فقولوا اللهم ربنا ولك الحمد
Menurut syafi'iyah, sunnah
dua dua nya membaca dua-dua nya, Tapi yang afdholnya sami'allah liman hamidah
itu di pisah dengan rabbana walakalhamdu, karena alasan intiqal..
Bacaan SAMI'A ALLAAHU LIMAN
HAMIDAHU menurut kitab-kitab kalangan SYAFI'IYYAH disunahkan bagi imam, makmum,
muballigh ataupun orang yang sedang shalat sendirian.
وَيُسْتَحَبُّ
له أَنْ يَرْفَعَ يَدَيْهِ كما سَبَقَ في تَكْبِيرِ الْإِحْرَامِ حين يَرْفَعُ
رَأْسَهُ من الرُّكُوعِ بِأَنْ يَكُونَ ابْتِدَاءُ رَفْعِهِمَا مع ابْتِدَاءِ
رَفْعِهِ قَائِلًا في ارْتِفَاعِهِ لِلِاعْتِدَالِ سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
لِلِاتِّبَاعِ رَوَاهُ الشَّيْخَانِ مع خَبَرِ صَلُّوا كما رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
وَسَوَاءٌ في ذلك الْإِمَامُ وَغَيْرُهُ وَأَمَّا خَبَرُ إذَا قال سمع اللَّهُ
لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ فَمَعْنَاهُ قُولُوا ذلك مع ما
عَلِمْتُمُوهُ من سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ لِعِلْمِهِمْ بِقَوْلِهِ صَلُّوا كما
رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي مع قَاعِدَةِ التَّأَسِّي بِهِ مُطْلَقًا
“Dan disunahkan mengangkat
kedua tangannya seperti saat takbiratul ihram saat ia mengangkat kepalanya dari
rukuk, dalam artian awal mengangkat kedua tangannya berbarengan dengan awal
mengangkat kepalanya seraya membaca ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ berdasarkan
itba’ Nabi pada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim ‘Shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihat shalatku’.Ketentuan diatas sama bagi seorang imam dan
lainnya (makmum, orang yang shalat sendirian).
Sedang hadits ‘bila imam
membaca ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ maka ucapkanlah oleh kalian ‘RABBANAA
LAKA AL-HAMDU’ artinya adalah ucapkanlah ‘RABBANAA LAKA AL-HAMDU’ bersama dengan
ucapan yang telah kalian ketahui yakni ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ sebab
para sahabat telah mengetahui bacaan ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ dari shalat
yang dikerjakan oleh nabi dengan kaidah taassy secara mutlak”. [ Asna
al-Mathoolib I/158 ].
ويجهر
الامام بسمع الله لمن حمده، ويسر بربنا لك الحمد ويسر غيره بهما.نعم المبلغ يجهر
بما يجهر به الامام ويسر بما يسر به كما قاله في المجموع لانه ناقل
“Dan bagi imam bacalah
dengan keras bacaan ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ dan bacalah dengan pelan
bacaan ‘RABBANAA LAKA AL-HAMDU’, sedang bagi selain imam (makmum, orang yang
shalat sendirian) bacalah pelan keduanya”Hanya saja bagi seorang muballigh
(perantara bacaan imam) bacalah keras bacaan yang dikeraskan imam dan bacalah
pelan bacaan yang dipelankan oleh imam sebagaimana yang diterangkan dalam kitab
al-majmuu’ karena kedudukannya sebagai pemindah bacaan dari imam”. [ Al-Iqnaa
I/133 ].
ثم
يرفع من ركوعه قائلا سمع الله لمن حمده ويرفع يديه حذم منكبيه فإذا اعتدل قائما قال
ربنا لك الحمد ملء السموات وملء الأرض ما شئت من شيء اماما كان أو مأموما أو
منفردا
Kemudian bangkitlah ia dari
rukukmya seraya mengucapkan ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ dan angkatlah kedua
tangaanya selaras dengan kedua bahunya, kemudian saat ia telah tegak nerdiri
ucapkan ‘RABBANAA LAKA AL-HAMDU MIL-US SAMAAWAATI WA MIL-UL ARDHI WA MIL-U MAA
SYI’TA MIN SYAIIN’ baik ia seorang imam, makmum ataupun shalat sendiri”. [ Iqnaa
Li al-Mawardy I/39 ].
(
و ) يسن لكل مصل ( التكبير للانتقال من ركن إلى آخر....( إلا في الاعتدال ) ولو
لثاني قيام الكسوف ( فيقول ) إماما كان أو منفردا أو مأموما مبلغا أو غيره ( سمع
الله لمن حمده ) للاتباع أي تقبل الله منه حمده ويحصل أصل السنة بقوله من حمد الله
سمعه
“Disunahkan bagi setiap
orang yang shalat membaca takbir pada perpindahan gerakan-gerakan yang terdapat
pada satu rukun shalat pada gerakan lainnya......Kecuali saat ia i’tidal
meskipun pada saat berdiri yang kedua sewaktu shalat gerhana, maka ucapkanlah
‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ baik ia seorang imam, shalat sendirian, makmum,
muballigh ataupun lainnya berdasarkan itba’ pada nabi dengan hadits “semoga
Allah mendengar pujian darinya”.Dan kesunahan terdapatkan juga dengan membaca
“MAN HAMIDAHU ALLAAHU, SAMI’AHUU’’. [ Al-Minhaj al-Qawiim I/201 ]. Wallaahu
A'lamu Bis showaab.
وَأَمَّا
خَبَرُ إذَا قال سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ
فَمَعْنَاهُ قُولُوا ذلك مع ما عَلِمْتُمُوهُ من سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
لِعِلْمِهِمْ بِقَوْلِهِ صَلُّوا كما رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي مع قَاعِدَةِ
التَّأَسِّي بِهِ مُطْلَقًا
Sedang hadits ‘bila imam
membaca ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ maka ucapkanlah oleh kalian ‘RABBANAA
LAKA AL-HAMDU’ artinya adalah ucapkanlah ‘RABBANAA LAKA AL-HAMDU’ bersama dengan
ucapan yang telah kalian ketahui yakni ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ sebab
para sahabat telah mengetahui bacaan ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ dari shalat
yang dikerjakan oleh nabi dengan kaidah taassy secara mutlak”.
Fokus : sebab para sahabat
telah mengetahui bacaan ‘SAMI’A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU’ dari shalat yang
dikerjakan oleh nabi dengan kaidah taassy secara mutlak.
la'allashshawaab : sebab
para sahabat telah mengetahui (bacaan SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH) dengan sabda
beliau SHALLUU KAMAA RA`ATUMUUNII USHALLII (shalatlah kamu sebagaimana kamu
mengetahui aku shalat) serta kaidah TA`ASSII (menjadikan beliau sebagai uswah)
secara mutlak . Wallaahu A'lam. [Mahmud
Al-Martapura, Masaji Antoro, Muhammad Ahmad].
Link asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/416795411676606/