PERTANYAAN :
Aby Yahsya
mhn pncerahany a tentang istighosah ;menurut bahs dan istilah
JAWABAN :
>> Raden Mas NegeriAnta hberantah
Kata “istighots ah” استغاثة berasal dari “al-ghouts ” الغوث yang berarti pertolonga n. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan) "istaf’ala " استفعل atau "istif'al" menunjukka n arti pemintaan atau pemohonan. Maka istighotsa h berarti meminta pertolonga n.
Seperti kata ghufron غفران yang berarti ampunan ketika diikutkan pola
istif'al menjadi istighfar استغفار yang berarti memohon ampunan.
Jadi istighotsa h berarti "thalabul ghouts" طلب الغوث atau meminta pertolonga n. Para ulama membedakan antara istghotsah dengan "istianah" استعانة, meskipun secara kebahasaan
makna keduanya kurang lebih sama. Karena isti'anah juga pola istif'al
dari kata "al-aun" العون yang berarti "thalabul aun" طلب العون yang juga
berarti meminta pertolonga n.
Istighotsa h adalah meminta pertolonga n ketika keadaan sukar dan sulit. Sedangkan Isti'anah maknanya meminta pertolonga n dengan arti yang lebih luas dan umum.
Baik Istighotsa h maupun Isti'anah terdapat di dalam nushushusy syari'ah atau teks-teks Al-Qur'an atau hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam surat Al-Anfal ayat 9 disebutkan :
إِذْ تَسْتَغِيث ُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَا بَ لَكُمْ
"(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolonga n kepada Tuhanmu lalu Dia mengabulka n permohonan mu." (QS Al-Anfal:9 )
Ayat ini menjelaska n peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW memohon bantuan dari Allah SWT, saat itu beliau berada di tengah berkecamuk nya perang badar dimana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam. Kemudian Allah mengabulka n permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan tambahan berupa seribu pasukan malaikat.
Dalam surat Al-Ahqaf ayat 17 juga disebutkan ;
وَهُمَا يَسْتَغِيث َانِ اللَّهَ
"Kedua orang tua memohon pertolonga n kepada Allah." (QS Al-Ahqaf:1 7)
Yang dalam hal ini adalah memohon pertolonga n Allah atas kedurhakaa n sang anak dan keengganan nya meyakini hari kebangkita n, dan tidak ada cara lain yang dapat ditempuh oleh keduanya untuk menyadarka n sang anak kecuali memohon pertolonga n dari Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dari kedua cuplikan ayat ini barangkali dapat disimpulka n bahwa istighotsa h adalah memohon pertolonga n dari Allah SWT untuk terwujudny a sebuah "keajaiban " atau sesuatu yang paling tidak dianggap tidak mudah untuk diwujudkan .
Istighotsa h sebenamya sama dengan berdoa akan tetapi bila disebutkan kata istighotsa h konotasiny a lebih dari sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighotsa h adalah bukan hal yang biasa biasa saja. Oleh karena itu, istighotsa h sering dilakukan secara kolektif dan biasanya dimulai dengan wirid-wiri d tertentu, terutama istighfar, sehingga Allah SWT berkenan mengabulka n permohonan itu.
Istighotsa h juga disebutkan dalam hadits Nabi,di antaranya :
إنَّ الشَّمْسَ تَدْنُوْ يَوْمَ الْقِيَامَ ةِ حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ نِصْفَ الْأُذُنِ, فَبَيْنَمَ ا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُ وْا بِآدَمَ ثُمَّ بِمُوْسَى ثُمَّ بِمُحَمَّد ٍ
Matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat,
sehingga keringat sebagian orang keluar hingga mencapai separuh
telinganya , ketika mereka berada pada kondisi seperti itu mereka beristigho tsah (meminta pertolonga n) kepada Nabi Adam, kemudian kepada Nabi Musa kemudian kepada Nabi Muhammad. (H.R.al Bukhari).
Hadits ini juga merupakan dalil dibolehkan nya meminta pertolonga n
kepada selain Allah dengan keyakinan bahwa seorang nabi atau wali
adalah sebab. Terbukti ketika manusia di padang mahsyar terkena terik
panasnya sinar Matahari mereka meminta tolong kepada para Nabi. Kenapa
mereka tidak berdoa kepada Allah saja dan tidak perlu mendatangi para nabi tersebut? Seandainya
perbuatan ini adalah syirik niscaya mereka tidak melakukan hal itu dan
jelas tidak ada dalam ajaran Islam suatu perbuatan yang dianggap syirik.
Sedangkan isti'anah terdapat di dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
وَاسْتَعِي نُواْ بِالصَّبْر ِ وَالصَّلاَ ةِ
“Mintalah pertolonga n dengan sabar dan shalat.” (QS Al-Baqarah : 45)
KH A. Nuril HudaKetua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)