PERTANYAAN
:
Apa hukum memelihara
jenggot dan kumis ? [Mugiwara
Ruppy].
JAWABAN
:
Mencukur jenggot hukumnya
haram menurut imam yang empat (hanafi, maliki, hambali, syafi'i) kecuali yang
mu'tamad dari madzhab syafi'i hukumnya makruh. Yang menghukumi makruh dari
madzhab syafi'i :
1. Nawawi
2. Rofi'i
3. Romli
4. Zakariya
Al-Anshori
5. Ghazali
6. Al-Akiti
Yang menghukumi haram dari
madzhab syafi'i :
1. Al-Quffal
2. al-Halimi
3. Al-Adzro'i
4. Ibnu
Ar-Rifa'ah
5. Al-Ashkhar
وأما
إعفاء اللحية: فلا شك بأنه سنة مطلوبه لقوله صلّى الله عليه وسلم : «خالفوا
المشركين، أحْفُوا الشوارب، وأوفوا اللِّحى» ، «جُزُّوا الشوارب وأرْخُوا اللحى،
خالفوا المجوس» وروت عائشة: «عشر من الفطرة: قص الشارب، وإعفاء اللحية، والسواك...»
الحديث، وعن ابن عمر عن النبي صلّى الله عليه وسلم : «أنه أمر بإحفاء الشوارب،
وإعفاء اللحية» (2) .ومعنى إحفاء الشوارب: قص ما طال على الشفتين، حتى يبين
بياضهما.ومعنى إعفاء اللحية: توفيرها، خلافاً لما كان من عادة الفرس من قص اللحية،
فنهى الشرع عن ذلك.وقد حرم المالكية والحنابلة حلقها، واعتبر الحنفية حلقها مكروهاً
تحريمياً، والمسنون في اللحية هو القبضة، وأما الأخذ منها دون ذلك أو أخذها كلها
فلا يجوز (3) . وقال الشافعية بكراهية حلقها، فقد ذكر النووي أن العلماء ذكروا عشر
خصال مكروهة في اللحية، بعضها أشد من بعض، منها حلقها إلا إذا نبت للمرأة لحية،
فيستحب لها حلقها (4) .
Sedang hukum membiarkan
jenggot maka tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya adalah sunah yang
dianjurkan berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW : “Bedailah orang-orang musyrik,
Cukurlah kumis kalian dan biarkanlah jenggot kalian”. “Cukurlah kumis kalian dan
biarkanlah jenggot kalian, maka kalian akan menyelisihi orang-orang majusi”. Dan
‘Aisyah meriwayatkan, bersabda Rasulullah saw. “Sepuluh yang termasuk fitrah :
Mencukur kumis, membiarkan janggut, menggosok gigi, berkumur, memotong kuku,
membersihkan kotoran di badan, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan
bercebok”.
Dari Ibn Amr dari Nabi SAW
“Sesungguhnya Nabi memerintahkan menyamarkan kumis dan membiarkan jenggot”.
Arti menyamarkan kumis adalah memotong rambut kumis yang memanjang dari kedua
bibir hingga terlihat warna putih dari kedua bibirnya, sedang arti membiarkan
jenggot adalah menyempurnakannya/tidak menguranginya, berbeda dengan kebiasaan
orang-orang persia yang mencukur jenggot mereka, maka syara’
melarangnya.
PERNYATAAN PARA ULAMA
TENTANG HUKUM MENCUKUR JENGGOT DARI DALIL-DALIL HADITS DI ATAS
Kalangan Malikiyyah dan
Hanabilah memilih hukum haram mencukur jenggot bagi pria, sedang kalangan
Hanafiyyah menghukuminya makruh tahrim, yang disunahkan dalam jenggot menurut
mereka tersisa segenggam tangan, sedang mengambil lebih sedikit dari ukuran
tersebut atau menghilangkannya sama sekali maka tidak diperbolehkan.
Kalangan Syafi’iyyah lebih
cenderung memilih hukum makruh mencukur jenggot, Imam an-Nawawy bahkan
menuturkan bahwa terdapat sepuluh hal yang oleh para ulama dipandang makruh
dalam hal jenggot diantaranya adalah mencukur jenggot kecuali bagi wanita yang
tumbuh jenggotnya maka dianjurkan baginya untuk mencukurnya. [ al-Fiqh al-Islaam
IV/208 ]. Wallaahu A'lamu Bis showaab. [ Ibnu
Toha, Masaji Antoro].
Link
Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/416098161746331/
www.fb.com/groups/piss.ktb/416180611738086/