Definisi ahli bid'ah adalah mereka yang melarang sesuatu yang tidak dilarangNy a, mengharamk an sesuatu yang tidak diharamkan Nya, mewajibkan sesuatu yang tidak diwajibkan Nya atau mereka yang mencontohk an sesuatu di luar perkara syariat atau di luar apa yang telah disyariatk anNya atau diwajibkan Nya yang bertentang an dengan Al Qur'an dan Hadits.
Dalam melarang, mengharamk an, mewajibkan sesuatu digunakanl ah metodologi istinbat (menetapka n hukum perkara) namun dilakukan bagi mereka yang mempunyai kompetensi sebagai Imam Mujtahid.
Kompetensi yang dibutuhkan untuk boleh menggali sendiri dari Al Qur’an dan As Sunnah adalah
a. Mengetahui dan menguasai bahasa arab sedalam-da lamnya, karena al-quran dan as-sunnah diturunkan Allah dan disampaika n Rasulullah Shallallah u ‘Alaihi Wasallam dalam bahasa Arab yang fushahah dan balaghah yang bermutu tinggi, pengertian nya luas dan dalam, mengandung hukum yang harus diterima. Yang perlu diketahui dan dikuasainy a bukan hanya arti bahasa tetapi juga ilmu-ilmu yang bersangkut an dengan bahasa arab itu seumpama nahwu, sharaf, balaghah (ma’ani, bayan dan badi’).
b. Mengetahui
dan menguasai ilmu ushul fiqh, sebab kalau tidak, bagaimana mungkin
menggali hukum secara baik dan benar dari al-Quran dan as-Sunnah
padahal tidak menguasai sifat lafad-lafa d
dalam al-Quran dan as-Sunnah itu yang beraneka ragam seperti ada
lafadz nash, ada lafadz dlahir, ada lafadz mijmal, ada lafadz bayan,
ada lafadz muawwal, ada yang umum, ada yang khusus, ada yang mutlaq,
ada yang muqoyyad, ada majaz, ada lafadz kinayah selain lafadz hakikat.
Semua itu masing-mas ing mempengaru hi hukum-huku m yang terkandung di dalamnya.
c. Mengetahui dan menguasai dalil ‘aqli penyelaras dalil naqli terutama dalam masalah-ma salah yaqiniyah qath’iyah.
d. Mengetahui yang nasikh dan yang mansukh dan mengetahui asbab an-nuzul dan asbab al-wurud, mengetahui yang mutawatir dan yang ahad, baik dalam al-Quran maupun dalam as-Sunnah. Mengetahui yang sahih dan yang lainnya dan mengetahui para rawi as-Sunnah.
e. Mengetahui ilmu-ilmu yang lainnya yang berhubunga n dengan tata cara menggali hukum dari al-Quran dan as-Sunnah
Ahli bid’ah adalah mereka yang menganggap Allah Azza wa Jalla telah lupa
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhn ya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban (ditinggal kan berdosa), maka jangan kamu sia-siakan dia; dan Allah telah memberikan beberapa larangan (dikerjaka n berdosa)), maka jangan kamu langgar dia; dan Allah telah mengharamk an sesuatu (dikerjaka n berdosa), maka jangan kamu pertengkar kan dia; dan Allah telah mendiamkan beberapa hal sebagai tanda kasihnya kepada kamu, Dia tidak lupa, maka jangan kamu perbincang kan dia.” (Riwayat Daraquthni , dihasankan oleh an-Nawawi)
Ahli bid’ah adalah mereka yang menyekutuk an Allah sehingga Allah ta’ala menutup taubat mereka sampai mereka meninggalk an bid’ahnya.
Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah shallallah u alaihi wasallam pernah bersabda : “Sesungguhn ya Allah menutup taubat dari tiap-tiap orang dari ahli bid’ah sehingga ia meninggalk an bid’ahnya.” (H. R. Thabrani)
Ahli bid’ah adalah mereka yang menyekutuk an Allah oleh karenanya mereka akan bertempat di neraka
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Katakanlah ! Tuhanku hanya mengharamk an hal-hal yang tidak baik yang timbul daripadany a dan apa yang tersembuny i dan dosa dan durhaka yang tidak benar dan kamu menyekutuk an Allah dengan sesuatu yang Allah tidak turunkan keterangan padanya dan kamu mengatakan atas (nama) Allah dengan sesuatu yang kamu tidak mengetahui .” (QS al-A’raf: 32-33)
Dalam hadits Qudsi , Rasulullah bersabda: “Aku ciptakan hamba-hamb aKu ini dengan sikap yang lurus, tetapi kemudian datanglah syaitan kepada mereka. Syaitan ini kemudian membelokka n mereka dari agamanya, dan mengharamk an atas mereka sesuatu yang Aku halalkan kepada mereka, serta mempengaru hi supaya mereka mau menyekutuk an Aku dengan sesuatu yang Aku tidak turunkan keterangan padanya.” (Riwayat Muslim)
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Mereka menjadikan para rahib dan pendeta mereka sebagai tuhan-tuha n selain Allah“. (QS at-Taubah [9]:31 )
Ketika Nabi ditanya terkait dengan ayat ini, “apakah mereka menyembah para rahib dan pendeta sehingga dikatakan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuha n selain Allah?” Nabi menjawab, “tidak”, “Mereka tidak menyembah para rahib dan pendeta itu, tetapi jika para rahib dan pendeta itu menghalalk an sesuatu bagi mereka, mereka menganggap nya halal, dan jika para rahib dan pendeta itu mengharamk an bagi mereka sesuatu, mereka mengharamk annya“
Pada riwayat yang lain disebutkan , Rasulullah bersabda ”mereka (para rahib dan pendeta) itu telah menetapkan haram terhadap sesuatu yang halal, dan menghalalk an sesuatu yang haram, kemudian mereka mengikutin ya. Yang demikian itulah penyembaha nnya kepada mereka.” (Riwayat Tarmizi)
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“Hai orang-oran g
yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah
Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhn ya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas.” (Qs. al-Mâ’idah [5]: 87).
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-se but oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk mengada-ad akan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhn ya orang-oran g yang mengada-ad akan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung” [QS. An-Nahl : 116].
Sedangkan perkara di luar perkara syariat atau di luar apa yang telah disyariatk anNya atau diwajibkan Nya selama tidak bertentang an dengan Al Qur’an dan Hadits, boleh dilakukan walaupun tidak pernah dicontohka n oleh Rasulullah shallallah u alaihi wasallam seperti Sholawat nariyah, sholawat badar, ratib Al Haddad, Maulid Barzanji, peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan acara yang tidak bertentang an dengan Al Qur’an dan Hadits.
Hal yang harus sama dengan apa yang telah dicontohka n oleh Rasulullah shallallah u alaihi wasallam adalah perkara syariat atau apa yang telah disyariatk anNya atau apa yang telah diwajibkan Nya.
Segala perkara yang tidak bertentang an dengan Al Qur’an dan Hadits adalah perkara baik.
Imam Mazhab yang empat yang bertalaqqi (mengaji) dengan Salaf Sholeh, contohnya Imam Syafi’i ~rahimahul lah menyampaik an
قاَلَ الشّاَفِعِ ي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -ماَ أَحْدَثَ وَخاَلَفَ كِتاَباً أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعاً أَوْ أَثَرًا فَهُوَ البِدْعَةُ الضاَلَةُ ، وَماَ أَحْدَثَ مِنَ الخَيْرِ وَلَمْ يُخاَلِفُ شَيْئاً مِنْ ذَلِكَ فَهُوَ البِدْعَةُ المَحْمُوْ دَةُ -(حاشية إعانة 313 ص 1الطالبين -ج )
Artinya ; Imam Syafi’i ra berkata –Segala hal yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah ) dan menyalahi pedoman Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ (sepakat Ulama) dan Atsar (Pernyataa n sahabat) adalah bid’ah yang sesat (bid’ah dholalah). Dan segala kebaikan yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah )
dan tidak menyelahi pedoman tersebut maka ia adalah bid’ah yang
terpuji (bid’ah mahmudah atau bid’ah hasanah), bernilai pahala.
(Hasyiah Ianathuth- Thalibin –Juz 1 hal. 313)
Mereka yang telah menjadi korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi tanpa disadari mereka dapat terjerumus menjadi ahli bid’ah karena kesalahpah aman mereka tentang bid’ah sehingga mereka melarang atau mengharamk an sesuatu yang Allah ta’ala tidak turunkan keterangan padanya.
Sungguh kaum Zionis Yahudi telah berpaling dari kitab Taurat. Mereka
mengajak manusia untuk masuk neraka karena mereka telah menjadi
pengikut syaitan.
Tentang kaum Zionis Yahudi telah disampaika n dalam firman Allah ta’ala yang artinya
“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarka n apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-oran g yang diberi kitab (Taurat) melemparka n kitab Allah ke belakang (punggung) nya, seolah-ola h mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah) dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-sy aitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjaka n sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjaka n sihir), hanya syaitan-sy aitan lah yang kafir (mengerjak an sihir).” (QS Al Baqarah [2]: 101-102 )
Kita harus terus meningkatk an kewaspadaa n terhadap upaya ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi sehingga suatu zaman yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallah u alaihi wasallam
Telah menceritak an kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritak an kepada kami Ya’qub bin Abdurrahma n dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallah u ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga kaum muslimin memerangi Yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga orang Yahudi bersembuny i dibalik batu dan pohon, batu atau pohon berkata, ‘Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang Yahudi dibelakang ku, kemarilah, bunuhlah dia, ‘ kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi’.” (HR. Muslim 5203)
Raja Faisal Al Saud bin Abdul Aziz telah menyatakan bahwa mereka adalah keturunan Yahudi.
King Faisal Al Saud bin Abdul Aziz at that time could not deny
his family’s kindred with the jews when he declared to the Washington Post on Sept. 17, 1969 stating:
“We, the Saudi Familiy, are cousins of the Jews: we entirely
disagree with any Arab or Muslem Authority which shows any antagonism
to the Jews; but we must live together with them in peace. Our country
(Arabia) is the fountain head from where the first Jew sprang, and his
descendant s spread out all over the world.”.
Terjemahan :
Raja Faisal Al Saud bin Abdul Aziz pada saat itu tidak menyangkal keluargany a adalah keluarga dengan Yahudi sebagaiman a yang dia ungkapan pada Washington Post pada 17 September 1969 yang menyatakan :
“Kami, Keluarga Saudi, adalah saudara sepupu dari orang-oran g Yahudi: kita sama sekali tidak setuju dengan penguasa Arab atau Muslim yang menunjukka n sikap permusuhan
kepada orang Yahudi, tetapi kita harus hidup bersama dengan mereka
dalam damai. Negara kami (arabia) adalah sumber awal Yahudi dan nenek
moyangnya, lalu menyebar keseluruh dunia“
Namun sepanjang riwayat penguasa dinasti Saudi, Raja Faisal bin Abdul Azis sajalah yang telah membuktika n syahadatny a dengan menjauhi laranganNy a, dengan tidak menjadikan Amerika yang merupakan representa tif kaum Zionis Yahudi sebagai teman kepercayaa n, penasehat, ataupun sebagai pelindung.
Setelah resolusi PBB mengenai pemecahan Palestina dan
pendirian Israel, Pangeran Faisal (masih belum menjadi raja) mendesak
ayahandany a supaya memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat, tetapi desakannya itu ditolak.
Selepas skandal keuangan Raja Saud, Pangeran Faisal dilantik menjadi pemerintah sementara. Pada tanggal 2 November 1964, ia dilantik menjadi raja setelah Raja Saud di usir keluar dari Arab Saudi ke Yunani.
Raja Faisal melakukan banyak reformasi sewaktu menjadi raja, diantarany a adalah memperbole hkan anak-anak perempuan bersekolah , televisi, dan sebagainya . Usahanya ini mendapat tentangan dari berbagai pihak karena perkara-pe rkara ini dianggap bertentang an dengan Islam. Ia berasa amat kecewa saat Israel memenangka n Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Pada tahun 1973, Raja Faisal memulai suatu program yang
bertujuan untuk memajukan kekuatan tentara Arab Saudi. Pada tanggal 17
Oktober 1973, ia menghentik an ekspor minyak Arab Saudi ke Amerika Serikat yang menyebabka n
harga minyak di Amerika Serikat melambung tinggi. Hal ini dilakukan
untuk mendesak Amerika Serikat agar menekan Israel keluar dari wilayah
Palestina.
Namun kenyataan yang “tampak” kemudian adalah pada tanggal 25
Maret 1975, Raja Faisal ditembak mati oleh anak adiknya, yaitu Faisal
bin Musad. Beberapa analisa mengatakan pembunuhan ini ada dalam pengaturan kaum Zionis Yahudi.
Sedangkan para penguasa dinasti Saudi pada zaman sekarang tampak belum dapat membuktika n syahadat mereka karena mereka tidak mentaati larangan Allah Azza wa Jalla. Mereka telah menjadikan Amerika yang merupakan representa tif kaum Zionis Yahudi sebagai teman kepercayaa n, penasehat maupun pelindung.
Firman Allah Azza wa Jalla, yang artinya,
“Hai orang-oran g yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaa nmu orang-oran g yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hent inya (menimbulk an) kemudharat an bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahka n kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyi kan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminy a” , (QS Ali Imran, 118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kita b semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri , mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanm u itu”. Sesungguhn ya Allah mengetahui segala isi hati“. (QS Ali Imran, 119)
“Tidakkah kamu perhatikan orang-oran g yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-oran g itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan , sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )
Sedangkan para ulama di wilayah kerajaan dinasti Saudi sangat taat kepada para penguasa dinasti Saudi. Mereka membiarkan kezaliman penguasa dinasti Saudi yang telah melanggar laranganNy a.
Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam, bersabda: “Barangsiap a di antara kamu melihat kemungkara n hendaklah ia mencegah kemungkara n itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahny a dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahny a dengan hatinya. Itulah selemah-le mah iman” (HR Muslim 70)
Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam bersabda: “Akan datang para penguasa, kalian mengenal mereka namun kalian mengingkar i (perbuatan mereka), siapa yang tahu (kemungkar annya) hendaklah berlepas diri, dan barangsiap a mengingkar i
maka ia telah selamat. Tetapi bagi yang ridla dan mengikuti (pent-
mereka berdosa), para sahabat langsung menyela, Bagaimana jika kita
perangi saja? beliau menjawab: Tidak! Selama mereka masih shalat. (HR Muslim 3445)
Dari Ibnu Abbas ra Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda: “Barangsiap a
memilih seseorang menjadi pemimpin untuk suatu kelompok, yang di
kelompok itu ada orang yang lebih diridhai Allah dari pada orang
tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-oran g yang beriman.” (HR. Hakim)
Penguasa kerajaan dinasti Saudi memaksakan kehendak kepada para ulama di sana untuk mengikuti pemahaman Muhammad bin Abdul Wahhab. Bahkan kurikulum pendidikan agama di susun bersama dengan Amerika yang merupakan representa tif kaum Zionis Yahudi sebagaima na yang dapat diketahui dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2010/02/03/ 2011/02/07/ muslim-buka nlah-ekstr imis/
Ulama Abdul Aziz bin Abdillah bin Bazz yang mentashhih kan kitab biografi Ulama Muhammad ibnu Abdil Wahhab karya Syaikh Ahmad ibn Hajar al- Butami yang menyampaik an bahwa Wahhabi adalah pengikut ulama Muhammad bin Abdul Wahhab
- Di halaman 59 disebutkan : ﻓﻘﺎﻣﺖ ﺍﻟﺜﻮﺭﺍﺕ ﻋﻠﻰ ﻳﺪ ﺩﻋﺎﺓ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻴﻴﻦ “maka tegaklah revolusi di atas tangan para da’i Wahhabi”
- Di halaman 60 disebutkan
: ﻋﻠﻰ ﺃﺳﺎﺱ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻴﺔ ﻓﻲ ﻣﻜﺔ “ atas dasar dari dakwah
agama wahhabi di Mekkah” , ﻳﺪﻳﻨﻮﻥ ﺑﺎﻹﺳﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻲ , “mereka
beragama dengan Islam atas Mazhab Wahhabi”
Kemudian pemahaman agama yang mengikuti pemahaman Muhammmad bin Abdul Wahhab diekspor ke negara-neg ara berpendudu k muslim dengan label “Salafy”
Contoh produk atau hasil pengajaran para ulama dari wilayah kerajaan dinasti Saudi yang merupakan korban ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi adalah seperti http:// www.youtube .com/ watch?featu re=player_ embedded&v =l7hDianAq 7U
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam telah menyampaik an babak-baba k perjalanan sejarah sampai akhir zaman. Sekarang kita memasuki babak Mulkan Jabbriyyan , babak para penguasa memaksakan kehendak seraya mengabaika n kehendak Allah dan RasulNya.
Tiga babak sebelumnya telah dilalui: (1) Babak An-Nubuwwa h (Kenabian) , lalu (2) Babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwa h (Kekhalifa han yang mengikuti Sistem / Metode Kenabian), kemudian (3) Babak Mulkan ’Aadhdhon (Raja-raja yang menggigit) .
Babak ketiga yang ditandai dengan tigabelas abad masa kepemimpin an Kerajaan Daulat Bani Umayyah, kemudian Kerajaan Daulat Bani Abbasiyyah dan terakhir Kekhalifah an Turki Utsmani
تَكُونُ النُّبُوَّ ةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَ ا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَ ا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّ ةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَ ا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَ ا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَ ا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَ ا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَ ا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَ ا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّ ةِ ثُمَّ سَكَتَ (أحمد)
"Kalian akan mengalami babak Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak kekhalifah an mengikuti manhaj Kenabian s elama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak Raja-raja yang menggigit, selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak para penguasa yang memaksakan kehendak s elama masa yang Allah kehendaki, kemudian kalian akan mengalami babak kekh alifahan mengikuti manhaj Kenabian, kemudian Nabi diam." (HR Ahmad)
Dalam kitab hadits shohih Imam Muslim pada bab fitnah dan tanda kiamat.
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda: Kalian akan memerangi jazirah arab lalu Allah menaklukka nnya, setelah itu Persia lalu Allah menaklukka nnya, kemudian kalian memerangi Romawi lalu Allah menaklukka nnya, selanjutny a kalian memerangi Dajjal lalu Allah menaklukka nnya. Kemudian Nafi' berkata: Hai Jabir, kami tidak berpendapa t Dajjal muncul hingga Romawi ditaklukka n. (HR Muslim 5161)
Dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari berkata: Rasulullah Shallallah u 'alaihi wa Salam menghampir i kami saat kami tengah membicarak an sesuatu, beliau bertanya: Apa yang kalian bicarakan? Kami menjawab: Kami membicarak an kiamat. Beliau bersabda: Kiamat tidaklah terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda-tand a sebelumnya . Beliau menyebut kabut, Dajjal, binatang, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam Shallallah u
'alaihi wa Salam, ya'juj dan ma'juj, tiga longsor; longsor di timur,
longsor di barat dan longsor di jazirah arab dan yang terakhir adalah
api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpula n mereka (HR Muslim 5162)
Berkata Ibnu Al Musayyib: telah mengkhabar kan kepadaku Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallah u
'alaihi wa Salam bersabda: Tidak akan terjadi hari kiamat hingga
keluar sebuah api dari bumi Hijaz yang dapat menerangi leher seekor
onta yang berada di Bushro. (kota di Syam, pent.) (HR Muslim 5164)
Dari Ibnu Umar ia mendengar Rasulullah Shallallah u 'alaihi wa Salam bersabda sementara beliau menghadap timur: "Ingat, sesungguhn ya fitnah itu disini, sesungguhn ya fitnah itu disini dari arah terbitnya tanduk setan." (HR Muslim 5167)
Sedangkan pada kitab Hadits Shohih Imam Bukhari pada bab fitnah
Dari Ibnu Umar mengatakan , Nabi shallallah u 'alaihi wasallam pernah memanjatka n
doa; Ya Allah, berilah kami barakah dalam Syam kami, ya Allah, berilah
kami barakah dalam Yaman kami. Para sahabat berkata; 'ya Rasulullah , dan juga dalam Nejed kami! ' Rasulullah Shallallah u'alaihiwa sallam
membaca doa: Ya Allah, berilah kami barakah dalam Syam kami, ya Allah,
berilah kami barakah dalam Yaman kami. Para sahabat berkata; 'Ya
Rasulullah , juga dalam Najd kami! ' dan seingatku, pada kali ketiga, beliau bersabda; Disanalah muncul keguncanga n dan fitnah, dan disanalah tanduk setan muncul (HR Bukhari 6565)
Informasi tentang Najd dapat kita ketahui dari hadits
Dari Sa'id bin Abu Sa'id bahwa dia pernah mendengar Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallah u
'alaihi wasallam pernah mengirim pasukan berkuda ke negeri Najd,
lantas mereka dapat menawan dan membawa seorang laki-laki dari Bani
Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal seorang tokoh penduduk Yamamah
(HR Muslim 3310)
Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallah u
'alaihi wasallam pernah mengirim suatu pasukan menuju daerah Najd,
sedangkan Ibnu Umar termasuk dalam prajurit tersebut. Lalu pasukan
tersebut mendapatka n ghanimah yang banyak sehingga masing-mas ing dari mereka mendapatka n dua belas unta dan masih ditambah dengan satu unta lagi untuk setiap prajurit, dan Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam tidak merubah ketetapan tersebut (HR Muslim 3291)
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif Al Anshari bahwa Abdullah bin Abbas pernah mengabarka n kepadanya bahwa Khalid bin Walid yang di juluki dengan pedang Allah telah mengabarka n kepadanya; bahwa dia bersama dengan Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam pernah menemui Maimunah isteri Nabi shallallah u
'alaihi wasallam -dia adalah bibinya Khalid dan juga bibinya Ibnu
Abbas- lantas dia mendapati daging biawak yang telah di bakar, kiriman
dari saudara perempuany a yaitu Hufaidah binti Al Harits dari Najd, lantas daging Biawak tersebut disuguhkan kepada Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam. Sangat jarang beliau disuguhi makanan hingga beliau diberitahu nama makanan yang disuguhkan , ketika Rasulullah shallallah u
'alaihi wasallam hendak mengambil daging biawak tersebut, seorang
wanita dari beberapa wanita yang ikut hadir berkata, Beritahuka nlah kepada Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam mengenai daging yang kalian suguhkan! Kami lalu mengatakan , Itu adalah daging biawak, wahai Rasulullah ! Seketika itu juga Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam mengangkat tangannya, Khalid bin Walid pun berkata, Wahai Rasulullah ,
apakah daging biawak itu haram? Beliau menjawab: Tidak, namun di
negeri kaumku tidak pernah aku jumpai daging tersebut, maka aku enggan
(memakanny a). Khalid berkata, Lantas aku mendekatka n daging tersebut dan memakannya , sementara Rasulullah melihatku dan tidak melarangny a. (HR Muslim 3603)
Hufaidah binti Al Harits dari Najd saudara perempuan dari
Khalid bin Walid yang di juluki dengan pedang Allah yang ayahnya
memiliki tanah kebun membentang dari Makkah hingga Taif.
Kaum yang akan menimbulka n fitnah adalah dicirikan seperti Dzul Khuwaishir ah at Tamimi al Najdi.
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarka n kepada kami Syu’aib dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarka n kepadaku Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman bahwa Abu Sa’id Al Khudriy radliallah u ‘anhu berkata; Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam yang sedang membagi-ba gikan pembagian( harta), datang Dzul Khuwaishir ah, seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata; Wahai Rasulullah ,
tolong engkau berlaku adil. Maka beliau berkata: Celaka kamu!. Siapa
yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh
kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku tidak berbuat
adil. Kemudian ‘Umar berkata; Wahai Rasulullah , izinkan aku untuk memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki teman-tema n
yang salah seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding
shalat mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al
Qur’an namun tidak sampai ke tenggoroka n mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari target (hewan buruan). (Karena sangat cepatnya anak panah yang dilesakkan ), maka ketika ditelitila h ujung panahnya maka tidak ditemukan suatu bekas apapun, lalu ditelitila h batang panahnya namun tidak ditemukan suatu apapun lalu, ditelitila h bulu anak panahnya namun tidak ditemukan suatu apapun, rupanya anak panah itu sedemikian
dini menembus kotoran dan darah. Ciri-ciri mereka adalah laki-laki
berkulit hitam yang salah satu dari dua lengan atasnya bagaikan
payudara wanita atau bagaikan potongan daging yang bergerak-g erak. Mereka akan muncul pada zaman timbulnya firqah/ golongan. Abu Sa’id berkata, Aku bersaksi bahwa aku mendengar hadits ini dari Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam dan aku bersaksi bahwa ‘Ali bin Abu Thalib telah memerangi mereka dan aku bersamanya saat itu lalu dia memerintah kan untuk mencari seseorang yang bersembuny i lalu orang itu didapatkan dan dihadirkan hingga aku dapat melihatnya persis seperti yang dijelaskan ciri-cirin ya oleh Nabi shallallah u ‘alaihi wasallam. (HR Bukhari 3341)
Telah menceritak an kepada kami Hannad bin As Sari telah menceritak an kepada kami Abul Ahwash dari Sa’id bin Masruq dari Abdurrahma n bin Abu Nu’m dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata; Ketika Ali bin Abi Thalib berada di Yaman, dia pernah mengirimka n emas yang masih kotor kepada Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam. Lalu emas itu dibagi-bag ikan oleh Rasulullah shallallah u
‘alaihi wasallam kepada empat kelompok. Yaitu kepada Aqra` bin Habis
Al Hanzhali, Uyainah bin Badar Al Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al
Amiri, termasuk Bani Kilab dan Zaid Al Khair Ath Thay dan salah satu
Bani Nabhan. Abu Sa’id berkata; Orang-oran g Quraisy marah dengan adanya pembagian itu. kata mereka, Kenapa pemimpin-p emimpin Najd yang diberi pembagian oleh Rasulullah , dan kita tidak dibaginya? maka Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam pun menjawab: Sesungguhn ya aku lakukan yang demikian itu, untuk membujuk hati mereka. Sementara itu, datanglah laki-laki berjenggot
tebal, pelipis menonjol, mata cekung, dahi menjorok dan kepalanya
digundul. Ia berkata, Wahai Muhammad! Takutlah Anda kepada Allah!
Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda: Siapa pulakah lagi yang akan mentaati Allah, jika aku sendiri telah mendurhaka i-Nya? Allah memberikan ketenangan bagiku atas semua penduduk bumi, maka apakah kamu tidak mau memberikan ketenangan
bagiku? Abu Sa’id berkata; Setelah orang itu berlaku, maka seorang
sahabat (Khalid bin Al Walid) meminta izin kepada Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam untuk membunuh orang itu. Maka Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam pun bersabda: Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti orang-oran g yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkong an mereka, bahkan mereka membunuh orang-oran g Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya. Seandainya aku masih mendapati mereka, akan kumusnahka n mereka seperti musnahnya kaum ‘Ad. (HR Muslim 1762)
Kesimpulan nya ciri kaum yang menimbulka n fitnah adalah seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shallallah u
alaihi wasallam yang artinya, "akan muncul suatu kaum dari umatku
yang pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada
apa-apanya dibandingk an dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingk an
dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka
bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al
Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai
melewati batas tenggoroka n. Mereka keluar dari Islam sebagaiman a anak panah meluncur dari busurnya. (HR Muslim 1773)
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830