PERTANYAAN
:
Bagaimanakah cara melakukan
akad nikah sah dengan status wali "faasiq" lantaran belum melakukan sholat lima
waktu? jawaban mohon disertakan data pelengkap. Trims sebelumnya. [Zaine
Elarifine Yahya].
JAWABAN
:
Perwalian yang dilakukan
oleh orang fasik terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, menurut pendapat
yang kuat tidak sah sebab orang yang tidak mengerjakan shalat karena malas
berarti fasik sedang perwalian orang fasik tidak dibenarkan, sedang menurut
pendapat kalangan Malikiyyah, Hanafiyyah dan pendapat segolongan ulama di
kalangan syafi’iyyah seperti al-Ghozali, Ibn Abdis Salam, an-nawaawi, as-Subky
dan Ibn Shalah hukumnya sah dan boleh.
(مسألة
: ك) : يشترط في الولي عدم الفسق على الراجح...والقول الثاني وهو الذي عليه عمل
الناس منذ أزمنة ، بل لا يسعهم إلا هو ، وأفتى به المتأخرون ، وصححه ابن عبد السلام
والغزالي ، وهو مذهب مالك وأبي حنيفة وجماعات أن الفاسق يلي مطلقاً
Disyaratkan dalam wali
tidak adanya kefasikan menurut pendapat yanh kuat... Sedang pendapat yang kedua
yang sering dijumpai dan dikerjakan dikalangan orang-orang dan difatwakan oleh
ulama-ulama mutaakhkhirin serta dibenarkan oleh Ibn Abdis Salam dan al-Ghozali
juga merupakan madzhab dari Imam malik dan Abu Hanifah sesungguhnya ia boleh
menjadi wali secara mutlak. [ Bughyah al-Mustarsyidiin I/423 ].
- Qulyuby :
(
ولا ولاية لفاسق على المذهب ) مجبرا كان أو غيره فسق بشرب الخمر أو بغيره ، أعلن
بفسقه أو أسره ؛ لأن الفسق في الشهادة فيمنع الولاية كالرق فيزوج الأبعد
،
- Fath al-Mu’iin III/305
:
(
و ) شرط ( في الولي عدالة وحرية وتكليف ) فلا ولاية لفاسق غير الإمام الأعظم لأن
الفسق نقص يقدح في الشهادة فيمنع الولاية كالرق هذا هو المذهب للخبر الصحيح لا نكاح
إلا بولي مرشد أي عدل وقال بعضهم إنه يلي والذي اختاره النووي كابن الصلاح والسبكي
ما أفتى به الغزالي من بقاء الولاية للفاسق
Disyaratkan dalam wali
pernikahan sifat adil, merdeka dan taklif seorang wali, maka tidak ada kewalian
bagi orang yang fasik selain Imam A’dzam sebab kefasikan adalah sifat kurang
yang dapat mencederai persaksian maka tidak boleh kewalian dari orang fasik
sebagai sifat sahaya, pendapat inilah yang dijadikan madzhab berdasarkan hadits
shahih “Tidak ada pernikahan tanpa wali wali yang adil”.Namun sebagian pendapat
menyatakan kebolehan perwalian darinya, pendapat inilah yang dipilih oleh
an-nawaawy, Ibn Shalahm as-Subky dan al-Ghozali. Wallaahu A'lamu Bis showaab.
[Masaji
Antoro, Mbah Jenggot II, Sholeh Punya].
Link Diskusi :
www.fb.com/groups/piss.ktb/390293784326769/