Tauhid adalah kita ridho sebagai hamba Allah dan mengakui ke Maha Kuasa an Allah Azza wa Jalla dengan menjalanka n perintahNy a dan menjauhi laranganNy a
Hakikat kafir atau menyekutuk an
Allah atau mereka yang melakukan perbuatan syirik adalah mereka yang
tidak mengakui ke -Maha Kuasa – an Allah Azza wa Jalla sehingga tidak
menjalanka n perintahNy a dan tidak menjauhi laranganNy a
Iblis dikatakan oleh mereka yang nyeleneh , mengakui tiada tuhan selain Allah dan dijuluki sebagai “bapak tauhid” karena tidak mau sujud (menyembah ) kepada selain Allah.
Iblis dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla karena mereka tidak
mengakui ke -Maha Kuasa -an Allah Azza wa Jalla dengan tidak mentaati
kewajibanN ya berupa perintah untuk sujud kepada manusia (Nabi Adam a.s).
Orang Islam yang bersujud (sholat) menghadap Ka’bah, tidak berarti dia menyembah Ka’bah, akan tetapi dia sebenarnya sedang bersujud dan menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menghadap ke Ka’bah perwujudan menjalanka n perintahNy a
atau mengakui ke Maha Kuasa an Allah Azza wa Jalla. Begitu juga para
malaikat sujud kepada manusia (Nabi Adam a.s) perwujudan melaksanak an perintahNy a atau mengakui ke Maha Kuasa an Allah Azza wa Jalla.
Kaum Yahudi dan Kaum Nasrani mereka tidak dapat dikatakan
bertauhid atau beriman karena mereka tidak mengakui ke-Maha Kuasa-an
Allah Azza wa Jalla dengan tidak mentaati kewajibanN ya berupa perintah untuk bersyahada t.
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Dan (ingatlah) , ketika Allah mengambil perjanjian
dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa
kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarka n apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-su ngguh beriman kepadanya dan menolongny a”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian -Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanla h (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu“. ( QS Ali Imran [3]:81 )
Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. berkata: ‘Setiap kali Allah subhanahu wa ta’ala mengutus seorang nabi, mulai dari Nabi Adam sampai seterusnya , maka kepada nabi-nabi itu Allah subhanahu wa ta’ala menuntut janji setia mereka bahwa jika nanti Rasulallah shallallah u alaihi wasallam. diutus, mereka akan beriman padanya, membelanya dan mengambil janji setia dari kaumnya untuk melakukan hal yang sama’.
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Ataukah kamu (hai orang-oran g Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah : “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembuny ikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kal i tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS Al Baqarah [2]:140 )
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, “ Demi Allah, yang diriku ada dalam genggaman tanganNya, tidaklah mendengar dari hal aku ini seseorangp un
dari ummat sekarang ini, Yahudi, dan tidak pula Nasrani, kemudian
tidak mereka mau beriman kepadaku, melainkan masuklah dia ke dalam
neraka.”
Hadits yang diriwayatk an Sufyan bin Uyainah dengan sanadnya dari Adi bin Hatim. Ibnu Mardawih meriwayatk an dari Abu Dzar, dia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallah u alaihi wasallam tentang orang-oran g yang dimurkai“, beliau bersabda, ‘Kaum Yahudi.’ Saya bertanya tentang orang-oran g yang sesat, beliau bersabda, “Kaum Nasrani.“
Firman Allah ta’ala yang artinya,
Katakanlah :”Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-aja ran Taurat, Injil, dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu“. (QS Al Maa’idah [5]:68 )
“Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka..” (QS.Ali Imran [3] : 110)
Sedangkan pemahaman ulama Muhammad bin Abdul Wahhab tentang
tauhid, contohnya dapat kita ketahui pada Qawaidul Arba’ yang
disyarahka n oleh ulama Sholih Fauzan Al-Fauzan pada http:// mutiarazuhu d.files.wo rdpress.co m/2012/03/ pemahaman-t auhid-maw. pdf
Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutny a berpendapa t bahwa kaum muslim yang membaca kitab Barzanji telah sesat , menyekutuk an Allah karena meminta pertolonga n kepada Rasulullah yang sudah wafat. Contohnya dikarenaka n mereka salah memahami matan / redaksi sholawat seperti yang artinya,
“Padamu sungguh aku telah berbaik sangka. Wahai pemberi kabar gembira wahai pemberi peringatan . Maka tolonglah aku dan selamatkan lah aku. Wahai pelindung dari neraka Sa’ir Wahai penolongku dan pelindungk u”.
Kalimat sholawat tersebut janganlah dimaknai secara dzahir namun memerlukan
ilmu bahasa seperti ilmu balaghoh. Kalimat sholawat tersebut berisikan
tawasul, meminta tolong hanya kepada Allah Azza wa Jalla perantaraa n (washilah) maqom (derajat) keutamaan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam.
Kaum muslim pada umumnya yang bertawassu l tidaklah meyakini bahwa yang ditawasulk an mengabulka n permintaan karena hanya Allah Azza wa Jalla yang mengabulka nnya.
Salah satu keutamaan Nabi shallallah u alaihi wasallam adalah syafa’at (pertolong an) dan ini dijanjikan Allah atau seizin Allah adalah Nabi akan menolong umat pengikutny a, berikut haditsnya ;
ุญَุฏَّุซَูุงَ ุฅِุณْู
َุงุนِู ُْู ูุงََู ุญَุฏَّุซَِูู ْ ู
َุงِْูู ุนَْู ุฃَุจِْู ุงูุฒَّูุงَุฏِ ุนَِู ุงูุฃَุนْุฑَุฌِ ุนَْู ุฃَุจِْู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ุฃََّู ุฑَุณَُْูู ุงَููู T ูุงََู ُِِّููู َูุจٍِّู ุฏَุนَْูุฉٌ ู
ُุณْุชَุฌุงَุจ َุฉٌ َูุฏْุนُْู ุจِูุงَ َูุฃُุฑِْูุฏُ ุฃَْู ุฃَุฎْุชَุจِุฆَ ุฏَุนَْูุชِْู ุดَูุงَุนَุฉً ِูุฃُู
َّุชِู ْ ِูู ุงูุขَุฎِุฑَุฉِ
Artinya :
Kami dapat khabar dari Ismail, kami dapat khabar dari Malik,
dari Abi Az-Zanad, dari Al-‘Aroj, dan dari Abi Hurairoh, bahwa
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda ; Setiap Nabi memiliki do’a mustajab (dikabulka n) untuk mereka berdo’a, dan aku ingin persiapkan do’aku agar menjadi syafaat (penolong) kepada umatku di akhirat. (HR. Shahih Bukhari Muslim)
Dalam firman Allah ta’ala disebutkan ;
ู
َْู ุฐَุง ุงَّูุฐِْู َูุดَْูุนُ ุนِْูุฏَُู ุฅِูุงَّ ุจِุฅِุฐِِْูู
Artinya : "Tiada yang dapat memberi syafa’at (pertolong an) menurut Allah tanpa seizin-Nya " ( QS. Al-Baqoroh 255)
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“Sesungguhn ya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-oran g yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)“ (QS Al Maaidah [5]: 55)
“Dan barangsiap a mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-oran g yang beriman menjadi penolongny a, maka sesungguhn ya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang” (QS Al Maaidah [5]: 56)
“dan (begitu pula) Jibril dan orang-oran g mu’min yang baik; dan selain dari itu malaikat-m alaikat adalah penolongny a pula” (QS At Tahrim [66]:4)
“dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau” (QS An Nisaa [4]:75)
Kalau kita meminta pertolonga n atau berobat ke dokter maka kita harus meyakini bahwa yang menyembuhk an kita bukanlah dokter namun Allah Azza wa Jalla dengan perantaraa n seorang dokter.
Para pekerja mendapatka n perlindung an dari majikan mereka. Para pengungsi mendapatka n pertolonga n dari para sukarelawa n dan para dermawan dan masih banyak lagi contoh yang pada hakikatnya hanyalah perantara pertolonga n dan perlindung an dari Allah Azza wa Jalla.
Andaikata sebuah kesyirikan jika meminta perlindung an atau pertolonga n pada manusia maka apa yang telah dilakukan kerajaan dinasti Saudi meminta perlindung an dan pertolonga n kepada Amerika yang dibelakang nya kaum Zionis Yahudi adalah sebuah kesyirikan dan para ulama di wilayah kerajaan dinasti Saudi telah membiarkan kesyirikan terjadi di depan mata mereka. Namun yang jelas mereka telah melanggar laranganNy a
Firman Allah Azza wa Jalla, yang artinya,
“Hai orang-oran g yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaa nmu orang-oran g yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hent inya (menimbulk an) kemudharat an bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahka n kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyi kan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminy a” , (QS Ali Imran, 118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kita b semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri , mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanm u itu”. Sesungguhn ya Allah mengetahui segala isi hati“. (QS Ali Imran, 119)
“Tidakkah kamu perhatikan orang-oran g yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-oran g itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan , sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )
“Janganlah orang-oran g mu’min mengambil orang-oran g kafir menjadi wali (pemimpin) dan meninggalk an orang-oran g mu’min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolonga n Allah…” (Qs. Ali-Imran : 28)
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-oran g yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-oran g itu bapak-bapa k, atau anak-anak, atau saudara-sa udara ataupun keluarga mereka.” (Qs. Al Mujadilah : 22)
Hal yang perlu kita ingat bahwa pengarang kitab Barzanji adalah seorang mufti (pemberi fatwa) tentulah kita tahu kompetensi apa yang harus dicapai untuk menjadi seorang mufti.
Kemudian berliau juga ulama yang sholeh keturunan cucu Rasulullah shallallah u
alaihi wasallam , nama nasabnya adalah Sayid Ja’far ibn Hasan ibn
Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul
Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn
Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn
Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Ja’far
As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn
Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a.
Datuk-datu k Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihan nya.
Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakku r, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah ,dan pemurah.
Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri. Antara guru-guru beliau dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanj i, Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatull ah Al-Hindi.
Sayid Ja’far Al-Barzanj i telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin,
Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, A’rudh, Kalam, Lughah,
Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah.
Jauh lebih tinggi tingkat keilmuan Sayyid Ja’far Al-Barzanj i dibandingk an dengan tingkat keilmuan Muhammad bin Abdul Wahab.
Berikut hadits terkait dengan bertawassu l
ุญَุฏَّุซََูุง ุงْูุญَุณَُู ุจُْู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุงَู ุญَุฏَّุซََูุง ู
ُุญَู
َّุฏُ ุจُْู ุนَุจْุฏِ ุงَِّููู ุงْูุฃَْูุตَุง ุฑُِّู َูุงَู ุญَุฏَّุซَِูู ุฃَุจِู ุนَุจْุฏُ ุงَِّููู ุจُْู ุงْูู
ُุซََّู ู ุนَْู ุซُู
َุงู
َุฉَ ุจِْู ุนَุจْุฏِ ุงَِّููู ุจِْู ุฃََูุณٍ ุนَْู ุฃََูุณِ ุจِْู ู
َุงٍِูู ุฃََّู ุนُู
َุฑَ ุจَْู ุงْูุฎَุทَّุงุจ ِ ุฑَุถَِู ุงَُّููู ุนَُْูู َูุงَู ุฅِุฐَุง َูุญَุทُูุง ุงุณْุชَุณَْูู ุจِุงْูุนَุจَّ ุงุณِ ุจِْู ุนَุจْุฏِ ุงْูู
ُุทَِّู ุจِ ََููุงَู ุงَُّูููู
َّ ุฅَِّูุง َُّููุง َูุชََูุณَّู ُ ุฅََِْููู ุจَِูุจِِّูู َุง َูุชَุณِْููู َุง َูุฅَِّูุง َูุชََูุณَّู ُ ุฅََِْููู ุจِุนَู
ِّ َูุจَِِّููุง َูุงุณَِْููุง َูุงَู َُููุณَْْูู َู
Telah menceritak an kepada kami Al Hasan bin Muhammad berkata, telah menceritak an kepada kami Muhammad bin 'Abdullah Al Anshari berkata, telah menceritak an kepadaku bapakku 'Abdullah bin Al Mutsanna dari Tsumamah bin 'Abdullah bin Anas dari Anas bin Malik bahwa 'Umar bin Al Khaththab radliallah u 'anhu ketika kaum muslimin tertimpa musibah, ia meminta hujan dengan berwasilah kepada 'Abbas bin 'Abdul Muththalib seraya berdo'a, Ya Allah, kami meminta hujan kepada-Mu dengan perantaraa n Nabi kami, kemudian Engkau menurunkan hujan kepada kami. Maka sekarang kami memohon kepada-Mu dengan perantaraa n paman Nabi kami,, maka turunkanla h hujan untuk kami. Anas berkata, Mereka pun kemudian mendapatka n hujan. (HR Bukhari 954)
ุญَุฏَّุซََูุง ุงْูุญَุณَُู ุจُْู ู
ُุญَู
َّุฏٍ ุญَุฏَّุซََูุง ู
ُุญَู
َّุฏُ ุจُْู ุนَุจْุฏِ ุงَِّููู ุงْูุฃَْูุตَุง ุฑُِّู ุญَุฏَّุซَِูู ุฃَุจِู ุนَุจْุฏُ ุงَِّููู ุจُْู ุงْูู
ُุซََّู ู ุนَْู ุซُู
َุงู
َุฉَ ุจِْู ุนَุจْุฏِ ุงَِّููู ุจِْู ุฃََูุณٍ ุนَْู ุฃََูุณٍ ุฑَุถَِู ุงَُّููู ุนَُْูู ุฃََّู ุนُู
َุฑَ ุจَْู ุงْูุฎَุทَّุงุจ ِ َูุงَู ุฅِุฐَุง َูุญَุทُูุง ุงุณْุชَุณَْูู ุจِุงْูุนَุจَّ ุงุณِ ุจِْู ุนَุจْุฏِ ุงْูู
ُุทَِّู ุจِ ََููุงَู ุงَُّูููู
َّ ุฅَِّูุง َُّููุง َูุชََูุณَّู ُ ุฅََِْููู ุจَِูุจِِّูู َุง ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ َูุชَุณِْููู َุง َูุฅَِّูุง َูุชََูุณَّู ُ ุฅََِْููู ุจِุนَู
ِّ َูุจَِِّููุง َูุงุณَِْููุง َูุงَู َُููุณَْْูู َู
Telah bercerita kepada kami Al Hasan bin Muhammad telah bercerita kepada kami Muhammad bin 'Abdullah Al Anshariy telah bercerita kepadaku bapakku, 'Abdullah bin Al Mutsannaa dari Tsumamah bin 'Abdullah bin Anas dari Anas radliallah u 'anhu bahwa 'Umar bin Al Khaththab ketika mereka ditimpa musibah kekeringan dia meminta hujan dengan berwasilah kepada 'Abbas bin 'Abdul Muththalib seraya berdo'a; ALLOOHUMMA INNAA KUNNA NATAWASSAL U ILAIKA BIN ABIYYINAA MUHAMMAD SHALLALLAH U'ALAIHIWA SALLAM FATASQIINA A WA-INNAA NATAWASSAL U ILAIKA BI'AMMI NABIYYINAA FASQINAA Ya Allah, kami dahulu pernah meminta hujan kepada-Mu dengan perantaraa n Nabi kami kemudian Engkau menurunkan hujan kepada kami. Maka sekarang kami memohon kepada-Mu dengan perantaraa n paman Nabi kami, maka turunkanla h hujan untuk kami. Anas berkata; Kemudian turunlah hujan. (HR Bukhari 3434)
Terkait hadits tersebut Ibnu katsir dalam kitab tarikhnya 7/105:
: ” ููุงู ุงูุญุงูุธ ุฃุจู ุจูุฑ ุงูุจูููู: ุฃุฎุจุฑูุง ุฃุจู ูุตุฑ ุจู ูุชุงุฏุฉ، ูุฃุจู ุจูุฑ
ุงููุงุฑุณู ูุงูุง: ุญุฏุซูุง ุฃุจู ุนู
ุฑ ุจู ู
ุทุฑ، ุญุฏุซูุง ุฅุจุฑุงููู
ุจู ุนูู ุงูุฐููู، ุญุฏุซูุง
ูุญูู ุจู ูุญูู، ุญุฏุซูุง ุฃุจู ู
ุนุงููุฉ، ุนู ุงูุฃุนู
ุด، ุนู ุฃุจู ุตุงูุญ، ุนู ู
ุงูู ูุงู:
ุฃุตุงุจ ุงููุงุณ ูุญุท ูู ุฒู
ู ุนู
ุฑ ุจู ุงูุฎุทุงุจ، ูุฌุงุก ุฑุฌู ุฅูู ูุจุฑ ุงููุจู ุตูู ุงููู
ุนููู ูุณูู
. ููุงู: ูุง ุฑุณูู ุงููู ุงุณุชุณู ุงููู ูุฃู
ุชู ูุฅููู
ูุฏ ููููุง. ูุฃุชุงู
ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ูู ุงูู
ูุงู
ููุงู: ุฅูุช ุนู
ุฑ، ูุฃูุฑุฆู ู
ูู ุงูุณูุงู
،
ูุฃุฎุจุฑูู
ุฃูู ู
ุณููู، ููู ูู ุนููู ุจุงูููุณ ุงูููุณ. ูุฃุชู ุงูุฑุฌู ูุฃุฎุจุฑ ุนู
ุฑ،
ููุงู: ูุง ุฑุจ ู
ุง ุกุงููุง ุฅูุง ู
ุง ุนุฌุฒุช ุนูู. ููุฐุง ุฅุณูุงุฏ ุตุญูุญ” ุงูู
Berkata al hafidz Abu Bakar al Baihaqi, telah menceritak an Abu Nashar bin Qutadah dan Abu bakar al Farisi, mereka berdua berkata: telah menceritak an kepada kami Abu Umar bin Mathor, telah menceritak an kepada kami Ibrahim bin Ali Addzahli, telah menceritak an kepada kami Yahya bin Yahya, telah menceritak an kepada kami Abu Mu’awiyah dari ‘Amasy dari Abi Shalih dari Malik Ad Daar Ia berkata
“Orang-ora ng mengalami kemarau panjang saat pemerintah an Umar. Kemudian seorang laki-laki datang ke makam Nabi Shallallah u alaihi wasallam dan berkata “Ya Rasulullah Shallallah u alaihi wasallam mintakanla h hujan untuk umatmu karena mereka telah binasa”.
Kemudian orang tersebut mimpi bertemu Rasulullah shallallah u alaihi wasallam dan dikatakan kepadanya “datanglah kepada Umar dan ucapkan salam untuknya beritahuka n kepadanya mereka semua akan diturunkan hujan. Katakanlah kepadanya “bersikapl ah bijaksana, bersikapla h bijaksana” .
Maka laki-laki tersebut menemui Umar dan menceritak an kepadanya akan hal itu. Kemudian Umar berkata “Ya Tuhanku aku tidak melalaikan urusan umat ini kecuali apa yang aku tidak mampu melakukann ya”
Sanadnya shahih adalah penetapan dari Ibnu katsir. Malik
adalah Malik Ad Daar dan ia seorang bendahara gudang makanan pada
pemerintah an Umar,ia adalah tsiqoh
Al hafidz Ibnu Hajar al Asqolani dalam fathul bari juz 2 pada kitab aljumah bab sualun nas al imam idza qohathu”,
:” ูุฑูู ุงุจู ุฃุจู ุดูุจุฉ ุจุฅุณูุงุฏ ุตุญูุญ ู
ู ุฑูุงูุฉ ุฃุจู ุตุงูุญ ุงูุณู
ุงู ุนู ู
ุงูู
ุงูุฏุงุฑ ููุงู ุฎุงุฒู ุนู
ุฑ ูุงู ” ุฃุตุงุจ ุงููุงุณ ูุญุท ูู ุฒู
ู ุนู
ุฑ ูุฌุงุก ุฑุฌู ุฅูู ูุจุฑ
ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ููุงู: ูุง ุฑุณูู ุงููู ุงุณุชุณู
ูุฃู
ุชู ูุฅููู
ูุฏ ููููุง، ูุฃุชู ุงูุฑุฌู ูู ุงูู
ูุงู
ูููู ูู: ุงุฆุช ุนู
ุฑ ” ุงูุญุฏูุซ.
Diriwayatk an
oleh Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih dari riwayat Abu Shalih
As Saman dari Malik Ad Daar seorang bendahara Umar. Ia berkata
“Orang-ora ng mengalami kemarau panjang saat pemerintah an Umar. Kemudian seorang laki-laki datang ke makam Nabi Shallallah u alaihi wasallam dan berkata “Ya Rasulullah Shallallah u alaihi wasallam mintakanla h hujan untuk umatmu karena mereka telah binasa datanglah kepada Umar dst..dan laki2 itu adalah bilal bin haris almuzani”.
Sebaliknya mereka tanpa disadari telah menyekutuk an Allah dengan mengada-ad a perkara larangan (jika dikerjakan berdosa) seperti, pengharama n Maulid Nabi, sholawat Badar, Sholawat Nariyah, Ratib Al Haddad, Yasinan, Tahlilan, bertawassu l dengan muslim yang telah meraih maqom disisiNya yang sudah wafat dll.
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Katakanlah ! Tuhanku hanya mengharamk an hal-hal yang tidak baik yang timbul daripadany a dan apa yang tersembuny i dan dosa dan durhaka yang tidak benar dan kamu menyekutuk an Allah dengan sesuatu yang Allah tidak turunkan keterangan padanya dan kamu mengatakan atas (nama) Allah dengan sesuatu yang kamu tidak mengetahui .” (QS al-A’raf: 32-33)
Dalam sebuah hadits Qudsi , Rasulullah bersabda, “Setan mengharamk an yang Aku halalkan pada mereka dan memerintah kan mereka agar menyekutuk anKu dengan sesuatu yang Aku tidak turunkan keterangan padanya.” (Riwayat Muslim 5109)
Semua itu terjadi karena mereka telah menjadi korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi sehingga tanpa disadari mereka telah bertasyabu h dengan kaum Nasrani, menjadikan ulama-ulam a mereka sebagai tuhan-tuha n selain Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Mereka menjadikan para rahib dan pendeta mereka sebagai tuhan-tuha n selain Allah“. (QS at-Taubah [9]:31 )
Ketika Nabi ditanya terkait dengan ayat ini, “apakah mereka menyembah para rahib dan pendeta sehingga dikatakan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuha n selain Allah?”
Nabi menjawab, “tidak”, “Mereka tidak menyembah para rahib dan pendeta itu, tetapi jika para rahib dan pendeta itu menghalalk an sesuatu bagi mereka, mereka menganggap nya halal, dan jika para rahib dan pendeta itu mengharamk an bagi mereka sesuatu, mereka mengharamk annya“
Pada riwayat yang lain disebutkan , Rasulullah bersabda ”mereka (para rahib dan pendeta) itu telah menetapkan haram terhadap sesuatu yang halal, dan menghalalk an sesuatu yang haram, kemudian mereka mengikutin ya. Yang demikian itulah penyembaha nnya kepada mereka.” (Riwayat Tarmizi).
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“Hai orang-oran g
yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah
Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhn ya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas.” (Qs. al-Mรข’idah [5]: 87).
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-se but oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk mengada-ad akan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhn ya orang-oran g yang mengada-ad akan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung” [QS. An-Nahl : 116].
Berikut amal-amal kebaikan yang sering mereka pergunjing kan
Tentang sholawat nariyah, http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/05/10/ dengan-rasu lullah-2/
Tentang sholawat badar, http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/03/14/ dengan-rasu lullah/
Riwayat sholawat badar, http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/05/10/ 2011/05/02/ sholawat-ba dar/
Tentang qashidah burdah, http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/10/06/ melalui-ham banya/
Riwayat qashidah burdah, http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/10/05/ kasidah-bur dah/
Tentang tahlilan, http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/03/09/ 2012/03/14/ tahlilan/
Tentang yasinan, http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/03/09/ 2012/03/14/ yasinan/
Tentang Maulid Barjanzi http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/10/02/ kembalilah- seperti-se mula/ dan http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2012/03/09/ ulasan-kita b-barzanji /
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830