Oleh Mbah
Jenggot
Berikut ini adalah ikhtisar
aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah sebagaimana dihimpun oleh KH Sirajuddin Abbas
dalam kitabnya I’tiqod Ahlus Sunnah wal Jamaah.
1. Iman ialah mengikrarkan
dengan lisan dan membenarkan dengan hati. Kemudian iman yang sempurna ialah
mengikrarkan dengan lisan, membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan
anggota.
2. Tuhan itu ada, namanya
Allah, dan ada 99 nama bagi Allah.(Asmaul Husna)
3. Tuhan mempunyai sifat
banyak sekali, yang boleh disimpulkan : Tuhan mempunyai sifat-sifat Jalal
(kebesaran), Jamal (keindahan), dan Kamal (kesempurnaan).
4. Sifat yang wajib
diketahui oleh sekalian mukmin yang baligh berakal adalah 20 sifat; 20 sifat
yang wajib dan mustahil (tidak mungkin) ada bagi-Nya. Sifat yang harus ada
bagi-Nya, yaitu :
a. Wujud artinya ada,
mustahil Dia tidak ada.
b. Qidam artinya tidak ada
permulaan dalam wujud-Nya, mustahil ada-Nya permulaan.
c. Baqa’ artinya tidak
berkesudahan ada-Nya, mustahil ada-Nya berkesudahan.
d. Mukhalafatuhu ta’ala
lilhawaditsi artinya Dia berlainan dengan segala makhluk, mustahil Dia serupa
dengan makhluk-Nya.
e. Qiyamuhu binafsihi
artinya Dia berdiri sendiri, bukan berdiri di atas zat lain, mustahil Dia
berdiri di atas zat lain.
f. Wahdaniyah artinya Dia
Esa, mustahil Dia banyak.
g. Qudrat artinya kuasa,
mustahil Dia tidak kuasa.
h. Iradat artinya
menentukan sendiri dengan kehendak-Nya, mustahil Dia dipaksa.
i. Ilmu artinya Dia tahu,
mustahil Dia tidak tahu (bodoh).
j. Hayat artinya hidup,
mustahil Dia mati.
k. Sama’ artinya mendengar,
mustahil Dia tidak mendengar (tuli).
l. Bashar artinya melihat,
mustahil Dia buta.
m. Kalam artinya berkata,
mustahil Dia bisu.
n. Kaunuhu Qadiran artinya
Dia dalam keadaan berkuasa mustahil Dia dalam keadaan tidak berkuasa.
o. Kaunuhu muridan artinya
Dia dalam keadaan mempunyai iradat, mustahil Dia dalam keadaan yang tidak
mempunyai iradat.
p. Kaunuhu ‘Aliman artinya
Dia dalam keadaan tahu, mustahil Dia dalam keadaan tidak tahu.
q. Kaunuhu Hayyan artinya
Dia dalam keadaan hidup mustahil Dia dalam keadaan mati.
r. Kaunuhu Sami’an artinya
Dia dalam keadaan mendengar, mustahil Dia dalam keadaan tidak mendengar.
s. Kaunuhu Bashiran artinya
Dia dalam keadaan melihat, mustahil Dia dalam keadaan tidak melihat.
t. Kaunuhu Mutakalliman
artinya Dia dalam keadaan berfirman, mustahil Dia bisu.
u. Kemudian ditambah dengan
sifat jaiz bagi Alloh, yaitu Alloh boleh melakukan sesuatu yang mumkin dan boleh
tidak melakukannya.
Demikian 20 sifat yang
wajib (mesti ada) bagi Allah SWT, 20 sifat yang mustahil (tidak mungkin ada bagi
Allah SWT), dan satu sifat jaiz bagi Alloh.
5. Wajib dipercayai bahwa
Malaikat ada, mereka banyak. Tetapi yang wajib dipercayai secara terperinci
hanyalah 10 malaikat saja.
6. Wajib dipercayai adanya
kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-rasul-Nya untuk disampaikan
kepada ummatnya. Kitab-kitab itu banyak, tetapi yang wajib diketahui secara
terperinci adalah 4 (empat), yaitu: a. Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi
Musa as. b. Kitab Zabur yang diturunkan kpada Nabi Daud as. c. Kitab Injil yang
diturunkan kepada Nabi Isa as. d. Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kpada Nabi
Muhammad saw.
7. Kaum Ahlussunnah wal
Jama’ah mempercayai sekalian rasul-rasul yang diutus Allah SWT kepada manusia,
mereka banyak, ada yang diterangkan Allah SWT kepada manusia dan ada yang tidak
diterangkan. Tetapi yang wajib diketahui secara terperinci adalah 25 rasul yang
dinyatakan dalam Al-Qur’an.
8. Setiap orang Islam wajib
mempercayai adanya hari akhirat. Permulaan hari akhirat itu bagi setiap manusia
adalah sesudah mati, yaitu:
a.Setiap orang akan mati
apabila jangka usianya sudah habis.
b.Setelah mati lalu
dikuburkan. Di dalam kuburnya akan ditanya: Siapa Tuhannya, siapa Nabi, Apa
kitab suci, dan lain-lain. Pertanyaan tersebut Diajukan oleh malaikat Mungkar
dan Nakir.
c.Orang yang jahat dan ahli
ma’siat akan disiksa di dalam kubur.
d.Pada suatu waktu akan
terjadi kiamat besar, dunia akan hancur luluh dan semua manusia bahkan semua
makhluk di atas dunia akan mati dan hancur pula.
e.Kemudianpada suatu waktu
pula akan dibunyikan terompet sehingga seluruh makhluk yang mati akan bangkit
kembali, berkumpul di padang mahsyar.
f.Akan diadakan hisab, yaitu
perhitungan dosa dan pahala.
g.Di Padang Mahsyar akan ada
syafaat (pertolongan) dari Nabi Muhammad SAW dengan seizin Allah SWT.
h.Akan ada timbangan untuk
menimbang dosa dan pahala.
i.Akan ada titian (jembatan)
Shirathal Mustaqim yang akan dibentangkan di atas neraka yang harus dilalui oleh
sekalian manusia.
j.Akan ada telaga Kautsar
kepunyaan Nabi Muhammad SAW di dalam surga, di mana orang-orang yang beriman
akan dapat minum.
k.Yang lulus ujDian dalam
meniti Shirathal Mustaqim akan langsung masuk surga Jannatun Na’im sementara
yang tidak lulus akan tergelincir masuk ke dalam neraka.
l.Orang yang baik akan
langsung masuk surga dan kekal selama-lamanya.
m.Orang yang mu’min yang
berdosa dan mati sebelum bertaubat, akan masuk ke dalam neraka buat sementara
dan setelah menjalani hukuman akan dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam surga
buat selama-lamanya.
n.Orang kafir langsung masuk
neraka dan kekal selama-lamanya.
o.Orang mu’min yang baik-baik
akan diberi ni’mat apa saja yang dia sukai, dan akan diberikan ni’mat lagi yang
paling lezat yakni akan melihat Allah SWT. Demikian secara ringkas tentang hari
akhirat.
9. Kaum Ahlussunnah wal
Jama’ah mempercayai adanya Qada’ dan Qadar yaitu takdir ilahi, sebagai berikut:
a. Sekalian yang terjadi di dunia ini sudah ada qadla’ Allah SWT yakni hukum
Allah SWT dalam azali, bahwa hal itu akan terjadi. b. Sekalian yang terjadi di
alam ini buruk atau baiknya semuanya dijadikan Allah SWT. Pendeknya nasib baik
dan buruk semuanya dari Allah SWT dan kita umat manusia hanaya menjalani takdir
saja. c. Yang ada bagi manusia hanya kasab, ikhtiar dan usaha. Manusia wajib
berikhtiar dan berusaha. d. Pahala yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia
adalah kaena karunia-Nya dan hukuman yang diberikan kepada manusia adalah karena
keadilan-Nya. Demikian kepercayaan orang mu’min menurut faham Ahlussunnah wal
Jama’ah yang bertalDian dengan rukun iman yang (6) enam, yaitu : percaya kepada
Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari qiyamat
dan qadla’ qadar-Nya.
10. Allah SWT bersama
nama-Nya dan sifat-Nya semuanya qadim, karena nama dan sifat itu berdiri di atas
zat yang qadim, maka dengan demikian semua nama dan sifat Allah SWT adalah
qadim, tidak ada pemulaannya.
11. Al Quran adalah kalam
Alloh yang qadim. Sedangkan apa yang tertulis dalam mushaf yang menggunakan
huruf dan suara merupakan gambaran dari Al Quran yang qadim tersebut. Oleh
karena itulah Al Quran disebut dengan qadim dan tidak boleh disebut
makhluk.
12. Rizki sekalian manusia
sudah ditaqdirkan dalam azal, tidak bertambah dan tidak berkurang, tetapi
manusia diperintahkan untuk mencari rizki, diperintahkan untuk berusaha dan
tidak boleh berpangku tangan menunggu saja.
13. Ajal setiap manusia
sudah ada jangkanya oleh Allah SWT tidak dimajukan waktunya, juga tidak dapat
ditunda walaupun sekejap mata. Tetapi manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk
berobat kalau sakit, tidak boleh menunggu ajal saja.
14. Anak-anak orang kafir
yang mati kecil (bayi) masuk surga.
15. Do’a orang mu’min
memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain yang
dido’akan.
16. Pahala sedekah, wakaf
dan pahala bacaan (tahlil, shalawat dan bacaan Al-Qur’an) boleh dihadiahkan
kepada orang yang telah mati dan sampai kepada mereka kalau dimintakan kepada
Alloh untuk menyampaikannya.
17. Ziarah kubur, khususnya
kubur ibu bapak, ulama’-ulama’, wali-wali, dan orang-orang syahid, lebih-lebih
maqam Rasulullah SAW, dan maqam sahabat-sahabat beliau adalah sunat hukumnya,
diberi pahala kalau dikerjakan.
18. Berdo’a kepada Allah
SWT langsung atau berdo’a dengan memakai wasilah (bertawassul) adalah sunat
hukumnya, diberi pahala kalau mengerjakannya.
19. Masjid di seluruh dunia
sama derajatnya, kecuali tiga buah masjid, lebih tinggi derajatnya dari yang
lain, yaitu masjid-masjid di Makkah, Madinah dan Baitul Muqaddas. Berjalan
(musafir) untuk beribadah ke masjid yang tiga tersebut adalah ibadah hukumnya,
jika dikerjakan mendapat pahala.
20. Seluruh manusia adalah
anak cucu nabi Adam. Adam berasal dari tanah. Iblis dan jin dijadikan dari api,
tetapi malaikat-malaikat dijadikan dari cahaya.
21. Bumi dan langit ada.
Diapa yang mengatakan langit tidak ada Dia keluar dari lingkungan kaum
Ahlussunnah wal Jama’ah.
22. Nama Tuhan tidak boleh
dibuat-buat oleh manusia, tetapi harus seperti yang telah ditetapkan Allah SWT
dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW yang shahih. Dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Tirmizi dan Imam Bukhari, nama Allah SWT itu 99 banyaknya. Siapa yang
menghafalkannya di luar kepala akan dimasukkan ke dalam surga (lihat shahih
Bukhari juz IV bagDian 195 dan shahih Tirmidzi juz XIII, halaman 37-42). Kita
umat Islam boleh berdo’a dan boleh menyeru dengan salah satu atau semua nama-Nya
yang 99 ini, umpamanya Ya Lathif, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Wadud dan
sebagainya.
23. Kalau terdapat
ayat-ayat suci Al-Qur’an yang seolah-olah menyatakan bahwa Allah SWT bertubuh
seperti manusia, atau bertangan seperti manusia, atau bermuka serupa manusia,
maka ulama’-ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah mentakwilkan atau menafsirkan ayat di
atas secara majazi, yakni bukan menurut asal dari perkataan itu, sesudah itu
diserahkan kepada Allah SWT apakah yang sebenarnya yang dimaksud oleh ayat
tersebut. Misalnya ayat yang mengatakan bahwa Tuhan bermuka, maksudnya Dialah
Dzat yang Qadim, yang tidak serupa dengan makhluk-Nya, kalau terdapat ayat
mengatakan “Tuhan bertangan” maksudnya adalah bahwa “Tuhan berkuasa” karena
tangan itu adalah alat kekuasaan.
Kalau dijumpai ayat yang
mengatakan “Tuhan duduk di atas Arsy” maksudnya bahwa “Tuhan menguasai Arsy”.
Ada lagi ayat dan hadits yang mengatakan “Tuhan turun” maka yang turun adalah
rahmat-Nya, bukan batang tubuhnya sebab Allah SWT tidak berbatang tubuh. Jika
dijumpai ayat mengatakan bahwa “Tuhan atau Allah SWT itu cahaya”, maka maksudnya
adalah Allah SWT itu memberi cahaya, demikian seterusnya dengan ayat-ayat yang
lain.
Hal ini dianggap sangat
perlu agar kita tidak terperangkap ke dalam kekeliruan dalam memahami ayat-ayat
suci Al-Qur’an. Juga agar termasuk orang-orang yang menyerupakan Allah SWT
dengan makhluk-Nya atau golongan kaum Musyabbihah atau Muajssimah yang
menerapkan adanya keserupaan Allah SWT dengan makhluk.
Dalam surat as Syura ayat
11 disebutkan sejelas-jelasnya bahwa Allah SWT tidak serupa dengan makhluk-Nya.
Tetapi dalam mengartikan atau menta’wilkan ayat ini janganlah memakai sembarang
ta’wil. Hendaknya diperhatikan kitab-kitab tafsir Ahlussunnah wal Jama’ah yang
dipercayai, seperti kitab tafsir At- Thabari, tafsir Qurthubi, tafsir Jalalain,
tafsir Khazin, dan lain-lain sebagainya.
24. Bangkit sesudah mati
hanya satu kali. Manusia mulanya tidak ada, kemudian lahir ke dunia kemudian
mati. Lalu hidup kembali (bangkit) dari kematian setelah peniupan terompet dan
berkumpul di padang Mahsyar sesuai dengan ayat Al-Qur’an pada surat Al Baqarah
ayat 28.
25. Upah (pahala) yang
Allah SWT berikan kepada oang-orang yang saleh bukanlah karena Allah SWT
terpaksa untuk memberikannya dan bukan pula kewajiban Allah SWT untuk membalas
jasa orang itu. Begitu juga hukuman bagi orang yang durhaka tidaklah Allah SWT
terpaksa menghukumnya atau bukanlah kewajiban Allah SWT untuk menghukumnya,
tidak. Allah SWT memberikan pahala kepada manusia dengan karunia-Nya dan
menghukum dengan keadilan-Nya.
26. Allah SWT dapat dilihat
oleh penduduk surga dengan mata kepala, bukan dengan mata hati saja. Tetapi
tidak boleh berpersepsi bahwa Allah SWT berada dalam surga. Hanya kita yang
bertempat dalam surga yang melihat-Nya.
27. Pada waktu di dunia
tidak ada manusia dapat yang melihat Allah SWT kecuali Nabi Muhammad SAW, pada
malam Mi’raj.
28. Mengutus rasul-rasul
adalah karunia Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menunjuki jalan yang lurus,
bukanlah kewajiban Allah SWT untuk mengutus rasul-rasul-Nya.
29. Wajib diketahui dan
diyakini oleh seluruh ummat Islam bahwa Nabi Muhammad SAW lahir di kota Makkah.
Sesudah berusia 40 tahun diangkat menjadi rasul, lalu diturunkan kepada beliau
ayat-ayat Al-Qur’an berturut-berturut selama 23 tahun. Sesudah 13 tahun menjadi
rasul beliau pindah ke Madinah, menetap disitu sampai wafat. Beliau wafat
sesudah melakukan tugas 23 tahun dalam usia 63 tahun. Makam Nabi Muhammad SAW
berada di Madinah, dalam lingkungan Masjid Madinah sekarang.
30. Nabi Muhammad SAW
adalah manusia serupa kita, bukan malaikat. Beliau makan, minum, tidur, sakit,
nikah, mempunyai keluarga serupa manusia biasa. Akan tetapi kemanusiaan beliau
luar biasa, rohaniyah dan jasmaniyah beliau luar biasa kuatnya, karena kepada
beliau diturunkan wahyu ilahi, yang kalau diturunkan di atas bukit maka bukit
tersebut akan hancur lebur. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah menganggap bahwa Nabi
Muhammad SAW walaupun beliau serupa manusia biasa tetapi beliau adalah sayyidul
khalaiq, makhluk Allah SWT yang termulia di antara makhluk yang lain.
31. Silsilah nenek moyang
Nabi Muhammad SAW adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim
bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Marrah bin Ka’ab bin Luai bin Galib bin
Fihir bin Malik bin Nadlar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudlar bin Ma’ad bin Adnan. Dari pihak ibu adalah ; Muhammad bin Aminah binti
Wahab bin Abdul Manaf bin Zahrah bin Kilab (nenek Nabi yang keenam dari pihak
bapak).
32. Isteri-isteri Nabi
Muhammad SAW dari mulai kawin sampai beliau wafat adalah: Ummul Mu’minin
Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar, Ummu
Salamah binti Abi Umayyah, Ummu Habibah binti Abi Sufyan, Saudah binti Zam’ah,
Zainab binti Jahasy, Zainab binti Khuzaimah, Maimunah binti Harits, Juwairiyah
binti Harits, dan Safiyah binti Hay. ra.
33. Putra-putri Nabi
Muhammad SAW adalah : Zainab, Ruqayyah, Ummu Kalsum, Siti Fatimah, Qasim,
Abdullah, dan Ibrahim. ra.
34. Nabi Muhammad SAW
diutus oleh Allah SWT kepada seluruh umat manusia, tidak pandang suku, tidak
pandang negeri dan tidak pandang agama.
35. Nabi Muhammad SAW
Mi’raj ke langit melalui Baitul Muqaddas (Palestina) tanggal 27 Rajab dan
kembali malam itu juga ke dunia membawa perintah shalat lima kali sehari
semalam. Nabi saw. mi’raj dengan badan dan ruh beliau.
36. Nabi Muhammad SAW
terdahulu diangkat menjadi nabi dibanding nabi-nabi yang lain, yaitu ketika Nabi
Adam masih terbaring dalam surga sebelum dineri jiwa. Karena itu, beliau (Nabi
Muhammad SAW) adalah nabi yang paling dahulu diangkat dan yang paling akhir
lahir ke dunia.
37. Nabi Muhammad SAW
menerima syafaat (bantuan) nanti di akhirat kepada seluruh manusia. Syafaat
(bantuan) itu bermacam-macam, diantaranya menyegerakan proses penghisaban di
padang Mahsyar.
38. Sesudah Nabi Muhammad
SAW meninggal dunia, maka pengganti beliau yang sah adalah Sayyidina Abu Bakar
ra. sebagai khalifah pertama, Sayyidin Umar bin Khattab ra. sebagai khalifah
kedua, Sayyidina Utsman bin Affan ra. sebagai khalifah ketiga, dan Sayyidina Ali
bin Abi Thalib ra. sebagai khalifah keempat.
39. Wajib diyakini bahwa
yang paling mulia di antara makhluk Tuhan ialah Nabi Muhammad SAW, sesudah itu
Rasul-rasul yang lain, lalu para Nabi, para Malaikat, barulah Muslimin yang
lain.
40. Wajib diyakini bahwa
sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling mulia adalah Sayyidina Abu Bakar, sesudah
itu Sayyidina Umar bin Khattab, sesudah itu Sayyidina Utsman bin Affan lalu
Sayyidina Ali bin Abi Thalib, sesudah itu sahabat-sahabat yang sepuluh yang
telah dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW akan masuk surga, yaitu 4 orang khalifah
ditambah dengan Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurahman bin ‘Auf,
Sa’ad bin Abi Waqqas, Sa’id bin Zaid, Abu Ubaidah, Amir bin Jarrah, sesudah itu
sahabat-sahabat yang ikut Perang Badar, sesudah itu sahabat-sahabat yang ikut
Perang Uhud, sesudah sahabat-sahabat yang ikut Bai’atur Ridlwan, lalu sekalian
sahabat Nabi ra.
41. Dalam soal pertikaian
dan peperangan yang terjadi antara para sahabat Nabi, seperti “Perang Jamal”
antara Siti Aisyah dan Sayyidina Ali, “Perang Shifiin” antara Sayyidina Ali
dengan Mu’awiyah, kaum Ahlussunnah wal Jama’ah menanggapi secara positif tidak
banyak dibicarakan, tetapi dianggap bahwa mereka berijtihad menurut pendapat
mereka masing-masing. Kalau ijtihad itu benar pada sisi Allah SWT mereka dapat
pahala dua, tetapi kalau ijtihad mereka salah maka mereka mendapat pahala satu
atas ijtihadnya itu.
42. Kaum Ahlussunnah wal
Jama’ah yakin, bahwa sekalian keluarga Nabi Muhammad SAW, khususnya Siti Aisyah
Ummul Mu’minin yang dituduh berbuat kesalahan adalah bersih dari noda. Fitnah
yang dilancakan kepada keluarga Nabi adalah fitnah yang dibuat-buat (QS an Nur
ayat 11).
43. Kerasulan seorang rasul
adalah karunia Allah SWT. Pangkat tersebut tidak bisa didapatkan dengan
diusahakan, umpamanya dengan bersekolah atau bertapa dan lain-lain.
44. Rasul-rasul yang
dibekali dengan mu’jizat, yaitu perbuatan yang ganjil yang diluar kemampuan
manusia biasa, misalnya Nabi Ibrahim AS tidak tebakar dengan api, Nabi Isa AS
dapat menghidupkan orang yang telah mati, Nabi Musa AS bisa nenjadikan
tongkatnya menjadi ular, Nabi Muhammad SAW dengan kitab suci Al-Qur’an yang
tidak dapat ditiru oleh orang-orang yang pandai, air keluar dari anak jari
beliau, bulan dapat dibelah dua, matahari berhenti berjalan, dan lain
sebagainya.
45. Kaum Ahlussunnah wal
Jama’ah meyakini adanya keramat. Keramat artinya pekerjaan yang ganjil yang di
luar kebiasaan yang mampu dikerjakan oleh para wali Allah, ulama’-ulama’,
orang-orang sholih, umpamanya makanan datang sendiri kepada Siti MarDiam, ahli
gua tidur selama 309 tahun tanpa rusak dagingnya.
46. Nabi Muhammad SAW
adalah nabi yang terakhir, tidak ada lagi Nabi sesudah beliau. Begitu juga
pangkat kenabian dan kerasulan, begitu juga nabi-nabi pembantu tidak ada lagi
sesudah Nabi Muhammad SAW. Siapa saja yang menda’wakan dirinya sebagai nabi atau
rasul baik nabi bersendiri maupun untuk menjelaskan syari’at Nabi Muhammad SAW,
maka orang itu pembohong yang wajib dilawan.
47. Wajib dipercayai adanya
Arsy, yaitu suatu benda makhluk Allah SWT yang dijadikan dari nur, terletak di
tempat yang tinggi dan mulia, yang tidak diketahui hakekatnya dan kebesarannya.
Hanya Allah SWT yang mengetahui, kita hanya wajib mengimaninya.48. Wajib
diketahui adanya “Kursi Allah SWT” yaitu suatu benda makhluk Allah SWT yang
bedekatan dan bertalDian dengan Arsy. Hakekat keberadaannya diserahkan kepada
Allah SWT. Yang wajib kaum Ahlussunnah wal Jama’ah adalah
mempercayainya.
49. Wajib dipercayai adanya
Qalam, yaitu suatu benda yang dijadikan Allah SWT untuk ‘menuliskan’ segala
sesuatu yang akan terjadi di Lauh Mahfudh. Sekalian yang terjadi di dunia ini
sudah dituliskan dengan Qalam di Lauh Mahfudh terlebih dahulu.
50. Surga dan neraka
bersama penduduknya akan kekal selama-lamanya, tidak akan habis. Keduanya
dikekalkan Allah SWT agar yang berbuat baik merasakan selama-lamanya ni’mat
pekerjaan dan yang berbuat dosa merasai selama-lamanya siksa atas
pebuatannya.
51. Dosa itu, menurut faham
Ahlussunnah wal Jama’ah, terbagi dua, ada dosa besar dan ada dosa kecil. Dosa
besar itu ialah syirik (mempersekutukan Alloh) ini paling berat atau paling
besar, membunuh manusia dengan tidak hak, makan riba/rente uang, lari dari medan
perang (perang sabil), menjadi tukang sihir mendurhakai ibu bapak, berbuat zina,
berbuat liwath, berdusta terhadap Nabi dan lain-lain sebagainya. Kalau dosa
besar tidak dikerjakan, maka dosa-dosa kecil akan diampuni saja oleh Alloh. Dosa
besar hanya dapat diampuni kalau si pembuatnya taubat kepada Alloh.
52. Orang mukmin bisa
menjadi kafir kembali (riddah) dengan melakukan hal-hal di bawah ini :
a. Dalam i’tiqad : i. Syak
atau ragu atas adanya Tuhan. ii. Syak atau ragu akan ke-Rasulan Nabi Muhammad
Saw. iii. Syak atau ragu bahwa Al-Qur’an itu wahyu Tuhan iv. Syak atau ragu
bahwa akan ada hari kiamat, hari akhirat, surga, neraka dan lain-lain
sebagainya. v. Syak atau ragu bahwa Nabi Muhammad Saw Isra’ Mi’raj dengan ruh
dan jasad. vi. Meng-i’tiqadkan bahwa Alloh tidak mempunyai sifat seperti ilmu,
hayat, qidam baqa’, dan lain-lain. vii. Meng-i’tiqadkan bahwa Alloh bertubuh
serupa manusia. viii. Menghalalkan pekerjaan yang telah sepakat ulama’ Islam
mengharamkannya, seperti meyakini bahwa zina boleh baginya, berhenti puasa boleh
baginya, membunuh orang boleh baginya, makan minum haram boleh baginya dan
lain-lain sebagainya. ix. Mengharamkan pekerjaan yang sudah sepakat ulama’ Islam
membolehknnya, seperti kawin haram baginya, jual beli haram baginya, makan minum
haram baginya dan lain-lain sebagainya. x. Meniadakan suatu amalan ibadah yang
telah sepakat ulama’ Islam mewajibkannnya, seperti sembahyang, puasa, zakat dan
lain-lain sebagainya. xi. Mengingkari kesahabatan para sahabat-sahabat Nabi yang
utama seperti Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar bin Khathab dan lain-lain
sebagainya. xii. Mengingkari sepotong atau seluruhnya ayat suci Al-Qur’an atau
menambah sepotong atau seluruh ayat suci al-Qur’an dengan tujuan menjadikannya
menjadi Al-Qur’an. xiii. Mengingkari salah seorang Rasul yang telah sepakat
ulama’-ulama’ Islam mengatakannya Rasul. xiv. Mendustakan Rasul-rasul Alloh. xv.
Meng-i’tiqadkan ada Nabi sesudah Nabi Muhammad Saw. xvi. Mendakwahkan jadi Nabi
atau Rasul setelah Nabi Muhammad Saw.
b. Dalam amalan: i. Sujud
kepada berhala, pada matahari, pada bulan dan lain-lain. ii. Sujud kepada
manusia dengan suka rela. iii. Menghina Nabi-nabi atau Rasul-rasul dengan lisan
maupun perbuatan. iv. Menghina kitab-kitab suci dengan lisan atau perbuatan. v.
Mengejek-ejek agama atau Alloh dengan lisan atau tulisan. dll.
c. Dalam perkataan i.
Mengucapkan “Hai kafir”, kepada orang Islam. ii. Mengejek-ejek atau menghina
nama Alloh. iii. Mengejek-ejek hari akhirat, surga dan neraka. iv. Mengejek-ejek
salah satu syari’at, misalnya shalat, puasa, zakat, haji, thawaf keliling
Ka’bah, wukuf di Arafah dan lain-lain sebagainya. v. Mengejek-ejek
malaikat-malaikat vi. Mengejek-ejek Nabi-nabi dan Rasul-rasul. vii.
Mengejek-ejek keluarga Nabi. viii. Mengejek-ejek Nabi Muhammad saw,
dll.