~~~~~~~ MAKHLUK SEBELUM MANUSIA ~~~~~~~
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕك َةِ إِنِّى جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً۬ۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيہَا مَن يُفۡسِدُ فِيہَا
وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
" Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
( QS 2 : 30 )
Menurut Islam, manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dijadikan khalifah (pengganti/ penerus)
di bumi, sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang
di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama'
dibumi, tetapi ia adalah 'Manusia Pertama' dalam ajaran Agama Samawi,
dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi
pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah
dibumi.
Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang
terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dan sebagainya, karena dalam
Al-Qur'an ciptaan Allah disebut juga dengan kata umat.
Sesuai dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:
وَمَا مِن دَآبَّةٍ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَا طَـٰٓٮِٕرٍ۬ يَطِيرُ بِجَنَاحَيۡهِ إِلَّآ أُمَمٌ أَمۡثَالُكُمۚ مَّا فَرَّطۡنَا فِى
ٱلۡكِتَـٰبِ مِن شَىۡءٍ۬ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّہِمۡ يُحۡشَرُونَ
“ Dan tiadalah binatang-binata ng
yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun
dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. ”(Al An'aam
6:38 ).
Dalam literatur Arkeologi, berdasarkan fosil yang
ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris
seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat primitif dan
tidak berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia,
oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak
banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok makhluk ini
kemudian dinamakan oleh para arkeolog sebagai Neanderthal.
Sebagai contoh Pithecanthropus
Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens
memiliki volume otak diatas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc).
Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang
lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang
mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.
Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin:
وَٱلۡجَآنَّ خَلَقۡنَـٰهُ مِن قَبۡلُ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ
“ Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27) ”
Nama makhluk yang diungkapkan para ahli arkeologi diatas kemudian dikaitkan pada pendapat para ahli mufassirin.
Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan:
"Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."
Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/ pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin.
Ada juga yang mengatakan bahwa telah ada 3 umat yang utama sebelum
Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin,... sedangkan kaum yang ketiga
adalah dari golongan yang berbeda dari Jin,.. karena mereka ini berdarah
dan berdaging.
Diantara sekian banyak penemuan manusia
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih,
masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan
dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah
masalah tentang asal usul kejadian manusia.
Banyak ahli ilmu
pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup
(manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan
yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia
seperti sekarang ini.
Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemu an ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropu s dan Meghanthropus.
Di lain puhak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut.
Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-infor masi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama.
Yang menjadi pertanyaan adalah termasuk dalam golongan manakah Adam ?
Apakah golongan fosil yang ditemukan tadi atau golongan yang lain ?
Lalu bagaimanakah keterkaitannya ?
Asal Usul Manusia menurut Islam
Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka
sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya
literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
ذَٲلِكَ ٱلۡڪِتَـٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدً۬ى لِّلۡمُتَّقِينَ
"Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa " (QS. 2 : 2 )
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu
berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran
keterangan mengenai asal usul manusia.
Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pern yataan
yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu
selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb.
Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.
Tahapan kejadian manusia :
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari
tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya.
Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh
kepadanya maka dia menjadi hidup.....Hal ini ditegaskan oleh Allah di
dalam firman-Nya :
ٱلَّذِىٓ أَحۡسَنَ كُلَّ شَىۡءٍ خَلَقَهُ ۥۖ وَبَدَأَ خَلۡقَ ٱلۡإِنسَـٰنِ مِن طِينٍ۬
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن صَلۡصَـٰلٍ۬ مِّنۡ حَمَإٍ۬ مَّسۡنُونٍ۬
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk".
(QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 .
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕك َةِ إِنِّى خَـٰلِقُۢ بَشَرً۬ا مِّن صَلۡصَـٰلٍ۬ مِّنۡ حَمَإٍ۬ مَّسۡنُونٍ۬
فَإِذَا سَوَّيۡتُهُ ۥ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُواْ لَهُ ۥ سَـٰجِدِينَ
"Dan [ingatlah], ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering [yang berasal] dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila
Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya
ruh [ciptaan] Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud ."
Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasan gan.
Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri).
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٲجَ ڪُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ وَمِنۡ أَنفُسِهِمۡ وَمِمَّا لَا يَعۡلَمُونَ
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasang an
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَخَلَقَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ
مِنۡہُمَا رِجَالاً۬ كَثِيرً۬ا وَنِسَآءً۬ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبً۬ا
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya [1] Allah
menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan [mempergunakan]
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain [2], dan [peliharalah]
hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu" (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam"
(HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan
adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan
dari tempat semula dalam bentuk yang lain.
Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s.
Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن سُلَـٰلَةٍ۬ مِّن طِينٍ۬
ثُمَّ جَعَلۡنَـٰهُ نُطۡفَةً۬ فِى قَرَارٍ۬ مَّكِينٍ۬
ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬
فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ
لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami
jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah ,
Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging.
Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya
(untuk menuliskan/ menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi
bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang
organ-organ jasad manusia.
Selanjutnya yang dimaksud di dalam
Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar
kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang
semua berasal dan hidup dari tanah.
Yang kemudian melalui proses
metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon
(sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka
terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita)
di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang
sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli
dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap
pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al
Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum.
Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan :
"Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu".
Selain itu beliau juga mengatakan, :
"Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist
(ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang
diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel
kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan).
Kesemuanya
itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada
abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari
perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir
abad ke-19.
Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan
dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan
bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin)
bahwa selama embrio berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang
menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu,.. dinding uterus (rahim),
dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan
dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/ membungkus anak dalam rahim).
Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ ثَمَـٰنِيَةَ أَزۡوَٲجٍ۬ۚ
يَخۡلُقُكُمۡ فِى بُطُونِ أُمَّهَـٰتِڪُمۡ خَلۡقً۬ا مِّنۢ بَعۡدِ خَلۡقٍ۬ فِى ظُلُمَـٰتٍ۬ ثَلَـٰثٍ۬ۚ ذَٲلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ لَهُ
ٱلۡمُلۡكُۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ
" Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan
daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan . Yang [berbuat] demikian
itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia; maka bagaimana kamu dapat
dipalingkan"
(QS. Az Zumar (39) : 6).
Lalu bagaimanakah proses kejadian Nabi Isa a.s ?
Dan bagaimana pula keterkaitan informasi dari Al Qur’an dengan
bukti-bukti ilmiah tentang asal-usul manusia dan sanggahan adanya teori
evolusi yang dikemukakan oleh Darwin ?
Proses kejadian Nabi Isa a.s
Seperti telah kita ketahui bersama,... Nabi Isa a.s diciptakan oleh
Allah dengan proses yang agak berbeda dengan kejadian manusia biasa.
Penciptaan Nabi Isa ini tidak melalui pembauran antara sel telur (ovum)
dengan sel sperma, namun proses kehidupan embrionya di dalam rahim
berjalan normal seperti biasa, yaitu kelahiran Nabi Isa a.s dari seorang
wanita yang bernama Siti Maryam.
Proses kejadian Nabi Isa a.s
ini secara lengkap dijelaskan oleh Allah di dalam Surat Maryam (19) ayat
16 s/d 40. Di dalam Al Qur’an Allah berfirman :
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَۖ خَلَقَهُ ۥ مِن تُرَابٍ۬ ثُمَّ قَالَ لَهُ ۥ كُن فَيَكُونُ
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti
penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya : ‘Jadilah’ (seorang manusia) maka jadilah dia"
(QS. Al Imran (3) : 59)
Ayat ini memberi gambaran kepada manusia bahwa Allah Maha Kuasa
menciptakan segala sesuatu baik yang dapat diterima oleh akal maupun
tidak akibat dari keterbatasan akal manusia.
Hal ini juga dijelaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
قَالَ كَذَٲلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ۬ۖ وَلِنَجۡعَلَهُ ۥۤ
ءَايَةً۬ لِّلنَّاسِ وَرَحۡمَةً۬ مِّنَّاۚ وَكَانَ أَمۡرً۬ا مَّقۡضِيًّ۬ا
"Jibril berkata : ‘Demikianlah’. Tuhanmu berfirman : ‘Hal itu adalah
mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi
manusia dan sebagai ramat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara
yang sudah diputuskan"
(QS. Maryam (19) : 21)
Asal Usul manusia menurut teori evolusi dan sanggahannya
Teori evolusi ini dipelopori oleh seorang ahli Zoologi bernama Charles Robert Darwin (1809-1882).
Dalam teorinya ia mengatakan : "Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan".
Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul
manusia. Menurutnya manusia sekarang ini adalah hasil yang paling
sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum
mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan.
Kemudian lahirlah suatu ajaran(pengerti an)
bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari
kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan
telah mencapai bentuk yang paling sempurna.
Tetapi dalam hal
ini Darwin sendiri kebingungan karena ada beberapa jenis tumbuhan yang
tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula.
Walaupun pernyataan Darwin dalam bukunya yang berjudul "The Origin of
Species" dapat dikatakan sukses besar karena membahas masalah yang
menyangkut asal usul manusia, namun hal ini hanyalah bersifat dugaan
belaka.
Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori yang
dikemukakan oleh Darwin. Tidak ada titik temu antara teori yang ada
dengan kenyataan.
Sebagai contoh,.. para ahli Zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama panchronic yang tetap sama sepanjang masa.
Juga ganggang biru yang diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar tahun namun hingga sekarang tetap sama.
Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis biawak/komodo yang telah ada
sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada.
Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari
perkembangan makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang
menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia.
Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan bentuk mirip manusia adalah Australopithecu s yang diperkirakan umurnya antara 350.000 - 1.000.000 tahun dengan ukuran otak sekitar 450 - 1450 cm3.
Perkembangan dengan perubahan volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia.
Australopithecu s yang mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3 berevolusi menjadi manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3.
Dari penelitian ini diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah 1000 cm3.
Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang
ini selama ± 100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang.
Teori ini tidak mengemukakan alasannya.
Jadi secara jujur dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah
itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak
dapat dibuktikan.
Perpaduan Al Qur’an dengan hasil penelitian ilmiah tentang asal-usul manusia pertama
Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh
Allah dalam waktu enam masa. hal ini sesuai dengan firman Allah :
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ۬ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۚ
ٱلرَّحۡمَـٰنُ فَسۡـَٔلۡ بِهِۦ خَبِيرً۬
"Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada iantara keduanya
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha
Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha Mengetahui."
(QS. Al Furqaan (25) : 59)
Keenam masa itu adalah :
Azoikum,... Ercheozoikum,.. . Protovozoikum,. ..
Palaeozoikum,.. . Mesozoikum, dan Cenozoikum.
Dari penelitian para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan dan
perkembangan yang bertahap menurut susunan organisme yang sesuai dengan
ukuran dan kadarnya masing-masing. (tidak berevolusi).
ٱلَّذِى لَهُ ۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَمۡ يَتَّخِذۡ وَلَدً۬ا وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ شَرِيكٌ۬ فِى ٱلۡمُلۡكِ
وَخَلَقَ ڪُلَّ شَىۡءٍ۬ فَقَدَّرَهُ ۥ تَقۡدِيرً۬ا
"yang kepunyaan-Nya-l ah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan [Nya], dan Dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukuranny a dengan serapi-rapinya" (QS. Al Furqaan (25) : 2)
Dari perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi Darwin tidak dapat diterima.
Dari penelitian membuktikan bahwa kurun akhir (cenozoikum) adalah masa
dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan Allah menciptakan lima
kurun sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah untuk memenuhi
kebutuhan yang diperlukan oleh manusia.
Hal ini dijelaskan oleh Allah di dalam salah satu firman-Nya :
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّٮٰهُنَّ سَبۡعَ
سَمَـٰوَٲتٍ۬ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu" (QS Al Baqarah (2) : 29)
Kemudian di dalam surat Al Baqarah ayat 31 s/d 32 Allah berfirman :
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَہُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَ ةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسۡمَآءِ هَـٰٓؤُلَآءِ إِن
قَالُواْ سُبۡحَـٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya
kepada para Malaikat lalu berfirman : ‘Sebutlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!’. Mereka
menjawab : ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
daripada apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
(QS. Al Baqarah (2) : 31-32)
Untuk memelihara kelebihan ilmu yang dimiliki oleh Adam a.s maka Allah
berkenan menurunkan kepada semua keturunannya agar derajat mereka lebih
tinggi daripada makhluk yang lain.
Apabila kita menilik kepada literatur-liter atur
yang berkaitan dengan masalah antropologi, maka akan tampak sekali
keragu-raguan dari para ahli antropologi sendiri, apakah Homo Sapiens
itu benar-benar berasal dari Pithecanthropus dan Sinanthropus ?
Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya para ahli mengambil kesimpulan bahwa Pithecanthropus
dan Sinanthropus bukanlah asal (nenek moyang) dari Homo Sapiens
(manusia), tetapi keduanya adalah makhluk yang berkembang dengan bentuk
pendahuluan yang mirip dengan manusia kemudian musnah.
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕك َةِ إِنِّى جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً۬ۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيہَا مَن يُفۡسِدُ فِيہَا
وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : ‘Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata :
‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau..?’.
Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tdak kamu
ketahui’."
(QS. Al Baqarah (2) : 30)
Dari ayat ini banyak
mengandung pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang
dimaksud oleh malaikat pada ayat diatas.
Dalam literatur
Antropologi memang ada jawabannya yaitu sebelum manusia Homo Sapiens
(manusia berbudaya) memang ada makhluk yang mirip dengan manusia yang
disebut Pthecanthropus, ... Sinanthropus,.. . Neanderthal,
dan sebagainya yang tentu saja karena mereka tidak berbudaya maka
mereka selalu berbuat kerusakan seperti yang dilihat para malaikat.
Nama-nama mkhluk yang diungkapkan para ahli antropologi diatas dapat pula ditemui dalam pendapat para ahli mufassirin.
Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir dalam kitab tafsir Ibnu Katsir
mengatakan : "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam a.s diciptakan
adalah Al Jan yang kerjanya suka berbuat kerusuhan"
Dengan
demikian dari uraian diatas maka dapatlah disimpulkan bahwa Adam a.s
adalah manusia pertama, khalifah pertama dan Rasul (nabi) pertama.
Hal ini sesuai dengan firman Allah :
إِنَّآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ بِٱلۡحَقِّ بَشِيرً۬ا وَنَذِيرً۬اۚ وَإِن مِّنۡ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيہَا نَذِيرٌ۬
"Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada
suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. "
(QS. Fathir : 24)
وَلِڪُلِّ أُمَّةٍ۬ رَّسُولٌ۬ۖ فَإِذَا جَآءَ رَسُولُهُمۡ قُضِىَ بَيۡنَهُم بِٱلۡقِسۡطِ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ
"Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul
mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka
[sedikit pun] tidak dianiaya. " (QS. Yunus : 47). —