Oleh Masaji
Antoro
Kalangan Syafiiyyah
berpendapat bolehnya memegang dan membawa alQuran meski tanpa memakai wudhu bila
memenuhi persyaratan berikut ini ;
1.Membawanya dalam sesuatu
yang dapat menjaga Quran (dalam tas, koper dll. dengan ketentuan tidak niat
membawa Quran secara langsung
2.Tertulis pada mata uang
baik Dinar atau dirham
3.Tertulis untuk dalil
penguat yang terdapat pada kitab-kitab ilmu pengetahuan baik ayat yang tertulis
sedikit ataupun banyak.
Sedang mengenai memegang
dan membawa Tafsir Quran ditinjau dari banyak dan sedikitnya tafsir Qurannya,
bila uraian tafsirnya lebih banyak ketimbang alqurannya boleh dipegang dan
dibawa, bila lebih sedikit tidak boleh.
1.Tertulis pada pakaian yang
disulam seperti pada kelambu ka’bah
2.Memegang dan membawanya
untuk belajar
Maka diperkenankan bagi
seorang wali memberi kesempatan pada anaknya memegang dan membawa al-Quran
meskipun anaknya sudah menghafalnya. Bila salah satu ketentuan ini tidak
terpenuhi maka tidak diperkenankan memegang dan membawa al-Quran tanpa memakai
wudhu meskipun hanya satu ayat dan dengan penghalang (tidak memegangnya secara
langsung).
- alFiqh ‘alaa Madzaahib
al-Arba’ah I/48 :
الشافعية
قالوا : يجوز مس المصحف وحمله كلا أو بعضا بشروط : أحدها : أن يحمله حرزا ثانيها :
أن يكون مكتوبا على درهم أو جنيه ثالثها : أن يكون بعض القرآن مكتوبا في كتب العلم
للاستشهاد به ولا فرق في ذلك بين أن تكون الآيات المكتوبة قليلة : أو كثيرة أما كتب
التفسير . فإنه يجوز مسها بغير وضوء بشرط أن يكون التفسير أكثر من القرآن فإن كان
القرآن أكثر فإنه لا يحل مسها . رابعها : أن تكون الآيات القرآنية مكتوبة على
الثياب كالثياب التي تطرز بها كسوة الكعبة ونحوها خامسها : أن يمسه ليتعلم فيه .
فيجوز لوليه أن يمكنه من مسه وحمله للتعلم . ولو كان حافظا له عن ظهر غيب . فإن
تخلف شرط من هذه الشروط فإنه يرحم مس القرآن . ولو آية واحدة
Kalangan Malikiyyah
berpendapat bolehnya memegang atau membawa baik secara keseluruhan atau sebagian
mushaf alQuran tanpa wudhu bila memenuhi ketentuan :
1.Tertulis dengan selain
bahasa arab
2.Terukir dalam dinar, dirham
atau hal-hal yang biasa dipergunakan untuk niaga karena untuk menghindari adanya
masyaqqat dan dosa sebab sulitnya menghindarinya
3.Tersimpan dalam sesuatu
yang terjaga
Sebagian kalangan ini
berpendapat “Boleh membawa quran dalam sesuatu yang terjaga bila hanya sebagian
quran saja didalamnya namun bila kesemua yang terdapat dalam quran tetap tidak
boleh membawanya tanpa wudhu
Dalam bolehnya membawa
mushaf alquran dalam sesuatu yang terjaga menurut kalangan Malikiyyah di
syaratkan ;
1.Pembawanya
Muslim
2.Alqurannya tertutup dengan
sesuatu yang dapat mencegah dari kotoran.
3.Pembawanya pengajar atau
pelajar Quran
Boleh bagi mereka berdua
membawa mushaf alQuran meski tanpa wudhu baik bagi yang sudah mukallaf atau
belum bahkan bagi wanita haid sekalipun.
- alFiqh ‘alaa Madzaahib
al-Arba’ah I/48 :
(
المالكية قالوا : يشترط لحل مس المصحف أو بعضه بدون وضوء شروط : أحدها : أن يكون
مكتوبا بلغة غير عربية أما المكتوب بالعربية فلا يحل مسه على أي حال ولو كان مكتوبا
بالكوفي أو المغربي أو نحوهما ثانيها : أن يكون منقوشا على درهم أو دينار أو نحوهما
مما يتعامل به الناس دفعا للمشقة والحرج ثالثها : أن يتخذ المصحف كله أو بعضه حرزا
فإنه يجوز له أن يحمله بدون وضوء وبعضهم يقول : يجوز له حمل بعضه حرزا أما حمله كله
حرزا بدون وضوء فهو ممنوع ويشترط لحمله حرزا شرطان : الأول : أن يكون حامله مسلما
الثاني : أن يكون المصحف مستورا بساتر يمنع من وصول الأقذار إليه رابعها : أن يكون
حامله معلما أو متعلما فيجوز لهما مس المصحف بدون وضوء ولا فرق في ذلك بين المكلف
وغيره حتى ولو كانت امرأة حائضا وفيما عدا ذلك فإنه لا يجوز حمله
Aplikasi alQuran yang
terdapat pada HP atau PC tidak tegolong mushaf, sehingga boleh menyentuhnya
meski dalam keadaan hadats, karena alquran yang ada dalam aplikasi tersebut
hanya berupa pancaran sinar tidak berbentuk lampiran dan tulisan, lihat Tuhfah
Almuhtaaj II/132 :
وَيُؤْخَذُ
مِنْهُ أَنَّهُ لَوْ نَقَشَ الْقُرْآنَ عَلَى خَشَبَةٍ وَخَتَمَ بِهَا الْأَوْرَاقَ
بِقَصْدِ الْقِرَاءَةِ وَصَارَ يَقْرَأُ يَحْرُمُ مَسُّهَا ، وَلَيْسَ مِنْ
الْكِتَابَةِ مَا يُقَصُّ بِالْمِقَصِّ عَلَى صُورَةِ حُرُوفِ الْقُرْآنِ مِنْ
وَرَقٍ أَوْ قُمَاشٍ فَلَا يَحْرُمُ مَسُّهُ ا هـ قَوْلُ الْمَتْنِ
BERIKUT BEBERAPA PENDAPAT
PARA ULAMA TENTANG APLIKASI HP, CPU, KASET atau PIRINGAN HITAM YANG BERISIKAN
SUARA ALQURAN :
1. SYEKH ABDUL QADIR
AL-AHDAALI
Suara yang didengar dari
piringan hitam atau kaset sama dengan suara alQuran yang didengar dari jamadaat,
maka tidak di hukumi alQuran (Kitab al-Anwaar al-Syuruuq fii Ahkaam as-Shunduq
Hal. 31), Syekh Abdul Qadiir al-Ahdaali membolehkan mendengarkan piringan hitam
dengan istilah laa ba’sa bihi (tidak ada masalah dengannya) beliau mendengarkan
ini dengan syairnya :
وقد
سئلت عن سماع طربه **** فقلت بحثا انه لاباءس به
“Aku pernah ditanya tentang
mendengarkan alat musik, maka aku jawab sesuai dengan penelitian, yang demikian
tidak mengapa”
2. SYEKH MUHAMMAD ALI
AL-MALIKI
Merekam alQuran dalam kaset
atau piringan hitam dalam menggunakan selanjutnya itu tidak bisa lepas dari
unsure menghina atau merendahkan martabat alQuran, karenanya merekam alQuran
dalam kaset atau piringan hitam sebagaimana yang maklum hukumnya haram, juga
mendengarkan alQuran dari padanya. (Kitab al-Anwaar al-Syuruuq fii Ahkaam
as-Shunduq Hal. 31),
3. MENURUT PENDAPAT YANG
TERPILIH DI KALANGAN MADZHAB HANAFIYAH
Kalangan Hanafiyah
menyatakan : Mendengar ayat sajdah seperti burung beo, menurut pendapat yang
terpilih tidak wajib sujud karena bukan bacaan sebenarnya namun sekedar kicauan
yang tidak di mengerti. Pendapat yang lain menyatakan wajib bersujud karena
orang yang mendengarkan itu telah mendengarkan firman Allah SWT. Walaupun dari
burung yang sedang berkicau” (alFataawy as-Syar’iyyah I389).
Bila mengacu pada
pendapat-pendapat ini, sudah tidak berdampak pahala pada pemilik suara rekaman
bahkan menurut Imam Ali alMaliki haram merekamnya.
Sebenarnya tidak masalah
karena hukumnya seperti di atas diterangkan aplikasi alquran hanyalah JAMAADAAT
(barang keras,beku seperti batu). Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
khususnya demi menghindari terdengarnya suara quran ditempat yang tidak layak /
kotor dan menghindar dari pemenggalan ayat yang bukan pada tempatnya sebaiknya
jangan gunakan ringtone/nada sms menggunakan suara quran.
HP yang menyimpan alquran
dihukumi mushaf ketika programnya dibuka dan terdapat tulisan alqran yang dapat
dibaca, bila programnya ditutup maka tidak dihukumi mushaf lagi. Dan hukum
menyimpannya dalam HP bleh. Referensi : Tausyeh ibnu qosim hal 5, nihayatul
muhtaj juz 1 hal 124, hasyiah syarwani juz 1 hal 159-160. Wallahu a’lamu bis
showaab. [Chin
Chen].
www.fb.com/groups/piss.ktb/329171673772314/