PEMILIK "SAPI BETINA" DALAM SURAT AL-BAQOROH.(1)
temen2 tentu tak asing dengan cerita tentang kaumnya Nabi Musa saat terjadi pembunuhan dan tak diketahui siapa pembunuhnya,lan tas Alloh memerintahakan untuk mencari sapi yg istimewa untuk menghidupkan korban pembunuhan.ceri ta tersebut terangkum dalam Al Qur`an Surat Baqoroh (66-73) berikut cuplikan crita tersebut:
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya Allah
menyuruh kalian untuk menyembelih seekor sapi betina (lalu pukulkanlah
bagian dari sapi itu ke tubuh jenazah yang tidak diketahui pembunuhnya
itu sehingga ia bangun dari kematiannya dan memberitahukan siapa
pembunuhnya yang sebenarnya)”. Mereka berkata, “Apakah engkau
memperolokkan kami?” Ia menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar
tidak termasuk golongan orang-orang yang bodoh”
“Mereka
berkata, “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Ia menerangkan kepada kami sapi
betina apakah itu!” Musa menjawab, “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa
ia adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan di
antara itu. Maka kerjakanlah apa yang telah diperintahkan kepada
kalian.”
Mereka berkata, “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Ia
menerangkan kepada kami apa warnanya”. Musa menjawab, “Sesungguhnya
Allah berfirman bahwa (warna) sapi betina itu adalah kuning tua (yang
merata) nan menyenangkan orang-orang yang memandangnya.”
Mereka
berkata, “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Ia menerangkan kepada kami
bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih)
samar bagi kami dan jika Allah menghendaki (dengan keterangan yang telah
kau berikan) kami akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).”
…Musa berkata, “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa ia adalah sapi
betina yang belum pernah digunakan untuk membajak tanah dan tidak pula
untuk mengairi tanaman, tidak bercacat (dan) tidak ada belangnya.”
Mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan hakikat sapi betina
yang sebenarnya”…
Setelah mendengar ciri-ciri sapi tersebut, Bani
Israel mencari sapi yang memiliki ciri-ciri ini, usaha apapun yang
mereka lakukan tetap tidak membuahkan hasil hingga pada akhirnya mereka
mendapatkannya di rumah seorang pemuda.
Catatan dibawah ini akan lebih fokus menjelaskan siapa sebenarnya pemilik SAPI ISTIMEWA tersebut??
Imam Al-Baghawi menceritakan didalam kitab Tafsirnya, di kalangan Bani
Israil ada seorang lelaki yang saleh, Ia punya seroang anak kecil dan
seekor anak lembu. Menjelang hari kematiannya, lelaki itu melepaskan
anak lembu tersebut di suatu hutan seraya berdoa. “Wahai Tuhanku, aku
menitipkan anak lembu ini untuk anakku sampai ia besar”
Doa
lelaki ini dikabulkan oleh Allah SWT. Setelah ia meninggal dunia, anak
lembu itu tidak pernah keluar hutan dan selalu menyembunyikan diri agar
tidak terlihat orang lain. Setelah anak itu dewasa, ia membaktikan diri
pada ibunya. Ia berkerja mencari kayu bayar untuk kemudian dijual di
pasar. Hasil jerih-payahnya itu dibagi tiga, satu bagian untuk sedekah,
satu bagian untuk makan, dan yang terakhir untuk ibunya. Ia pun membagi
waktu malamnya menjadi tiga, sepertiga malan untuk beribadah, sepertiga
lagi untuk tidur, dan sepertiga lagi untuk menunggui ibunya.
Suatu hari ibunya mengatakan, “Sesungguhnya ayahmu meninggalkan anak
lembu untukmu yang dilepaskan di suatu hutan. Carilah lembu itu sambil
berdoa kepada Tuhannya Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, dan Nabi
Ya’qub supaya Dia mengembalikan anak lembu itu kepadamu.
Pergilah
anak muda itu ke hutan, dan menemukan lembu yang dimaksud. Lalu ia
berkata, “Demi TUhan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, dan Nabi
Ya’qub, tenanglah engkau di situ.”
Lembu yang menghampiri anak muda
itu dan berkata, “Hai anak muda yang bakti pada ibunya,” tegur lembu
tersebut. “Naikilah aku supaya ringan bagimu.” Anak berkata,
“Sesungguhnya ibuku tidak memerintahkan aku menaikimu, tetapi membawamu
pulang.”
“Demi tuhannya Bani Israil,” sumpah lembu tersebut, “Jika
engkau menaikiku (berarti tidak mematuhi perintah ibunya), sesungguhnya
engkau tidak akan dapat menguasaiku selamanya. Maka berjalanlah engkau,
karena sesungguhnya andaikan engkau memerintahkan sebuah gunung berjalan
sendiri untuk engkau naiki, niscaya gunung itu akan menurut semata-mata
baktimu kepada ibumu.”
Sesampai di rumah, ibunya berkata,
“Anakku engkau adalah orang fakir. Tidak punya harta, berpaya-payah
mencari kayu bakar. Untuk itu juallah lembu ini.” Ibunya menyuruh anak
itu menjual lembu itu ke pasar dengan harga tiga dinar.
Maka
pergilah anak itu ke pasar. Lalu Allah mengutus seorang malaikat untuk
memperlihatkan kekuasan-Nya dan memberitahukan bakti anak muda itu
terhadap ibunya kepada makhluknya.
“Berapa dinar engkau jual lembu ini”, tanya malaikat itu.
“Tiga dinar, dan aku mengadakan perjanjian kepadamu dengan keridhaan ibuku, “Jawab anak muda itu.
“ambillah enam dinar ini, dan usahlah engkau meminta persetujuan ibumu”, bujuk malaikat itu.
“Bahkan andai engkau memberiku emas seberat lembu ini, takkan kuterima kecuali dengan keridhaan/Ijin ibuku”.
Anak muda itu pulang kerumah, dan menyampaikan bahwa lembu mereka ditawar enam dinar.
“Kembalilah engkau ke pasar, dan juallah lembu itu dengan enam dinar atas keridhaanku,” perintah ibunya.
Anak muda itu pun kembali ke pasar.
“Sudahkah engkau minta persetujuan ibumu?” Tanya malaikat yang tadi.
“Ibuku memerintahkan aku agar menjual lembu ini tidak kuran gdari enam dinar”, kata si pemuda.
“Aku akan memberimu 12 dinar, tak usahlah kamu meminta persetujuan ibumu,” bujuk malaikat itu lagi.
Pemuda itu kembali lagi kepada ibunya dan memberitahukan mengenai
tawaran ini. Sang ibu berkata, “Sesungguhnya orang yagn datang kepadamu
itu adalah malaikat. Ia menjelma dalam bentuk manusia untuk mengujimu.
Untuk itu jika ia kembali kepadamu, tanyakanlah: apakah engkau
mengizinkan aku menjual lembu ini atau tidak?”
Pemuda itu
melaksanakan segal perintah ibunya. Akhirnya malaikat tersebut
mengatakan, “Pulanglah engkau dan katakanlah pada ibumu agar merawat
lembu ini baik-baik. Kelak Musa bin ‘Imran akan membeli lembu darimu,
karena ada seseorang yang amti terbunuh dari kaum Bani Israil. Untuk itu
jangan engkau jual, kecuali dengan uang dinar seberat lembumu itu.”
Pemuda itu pulang dan merawat lembunya baik-baik. Tak lama kemudian
Allah SWT mentakdirkan Bani Israil supaya menyembelih seekor lembu*.
Lalu mereka berkali-kali meminta supaya Nabi Musa a.s. menerangkan
sifat-sifat lembu yang akan disembelihnya. Sehingga akhirnya lembu anak
muda itulah yang memenuhi syarat. Dan itu semua terjadi semata-mata
karena amal bakti anak muda itu kepada ibunya.
*Lembu yagn
dimaksudkan sebagai perantara untuk mencari siapa pelaku pembunuhan di
kalangan kaum Bani Israil. Kisah ini diterangkan dalam Al Quran surah
Al-Baqarah ayat 67-73.
(1) القصة من الإسرائيليات، كما يظهر، ولا
يقبل في تفسير كتاب الله إلا ما جاء برواية ثابتة. وقال ابن كثير رحمه
الله بعد أن قص قصة البقرة: وهذه السياقات عن عبيدة وأبي العالية والسدي
وغيرهم فيها اختلاف والظاهر أنها مأخوذة من كتب بني إسرائيل، وهي مما يجوز
نقلها، ولكن لا تصدق ولا تكذب. فلهذا لا يعتمد عليها إلا ما وافق الحق
عندنا، والله أعلم". تفسير ابن كثير 1 / 197 وانظر: الإسرائيليات في
التفسير والحديث للدكتور محمد حسين الذهبي.
(Tafsir Baghowy Juz 1 Hal 108-) —