PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Makam
kakek nenek saya (dari Bunda) dibentuk seperti ruangan diberi atap, lantainya
dikeramik, dipagar dengan tembok & jeruji besi.. apakah dalam ajaran islam hal
tersebut baik & benar atau suatu kesalahan ? karena saya berpikir (hanya
sekedar berpikir tanpa dikaitkan dengan ajaran islam) bila semua makam
dibegitukan maka bumi ini puluhan tahun mendatang akan berubah menjadi full
makam, padahal tanah kuburan kan milik umum, kasihan jika ada orang yang baru
mati akan kesulitan memperoleh tanah kuburan yang kosong karena kuburan tiap
orang banyak yang dibangun dengan tembok permanen sehingga membentuk seperti
kamar. Mohon penjelasannya sesuai ajaran dalam islam. Terimakasih. [Cuth
Zavheera Berlindung PadaNya].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam. Memang
makruh hukumnya membangun kuburan dengan dicungkup, dibuat kubah dan semacamnya
bila berada di tanah pribadi berdasarkan hadits nabi "Rosulullah melarang membatu
kapur dan membangun kuburan" (HR Muslim). Kecuali bila ada kebutuhan karena
kebiasaan digalinya kuburan disuatu tempat (baik oleh pencuri atau binatang
buas), kebanjiran dll. Sedang pemugaran kuburan ditanah pekuburan umum haram
hukumnya membangunnya.
Namun dalam kitab
alBujairomi diterangkan : sebagian ulama mengecualikan juga pembangunan kuburan
milik para nabi, syuhada, orang-orang shalih dan sejenisnya. Imam Barmawy
menyatakan : Boleh membangun kuburan para shalihin meski dengan membuat kubah
untuk menghidupkan ziarah dan mengambil berkah pada mereka.
Lalu jika sudah terlanjur
dibuat seperti itu bagaimana? apa harus dibongkar ? dan jika membangunnya di
tanah makam milik pribadi /makam keluarga (bukan tanah pemakaman umum) apa
diperbolehkan ? Bila diketemukan kuburan yang sudah dalam keadaan terpugar di
pemakaman umum tidak diperkenankan merusaknya karena alasan pemugarannya
kemungkinannya termasuk yang diperbolehkan seperti karena adanya unsur
kekhawatiran dicurinya janazah/mayat, dibongkar binatang buas, kebanjiran dll.
[Masaji
Antoro].
- I’aanah at-Thoolibiin
II/136 :
(
وكره بناء له ) أي للقبر ( أو عليه ) لصحة النهي عنه بلا حاجة كخوف نبش أو حفر سبع
أو هدم سيل
ومحل
كراهة البناء إذا كان بملكه فإن كان بناء نفس القبر بغير حاجة مما مر أو نحو قبة
عليه بمسبلة وهي ما اعتاد أهل ا...لبلد الدفن فيها عرف أصلها ومسبلها أم لا أو
موقوفة حرم وهدم وجوبا لأنه يتأبد بعد انمحاق الميت ففيه تضييق على المسلمين بما لا
غرض فيه
(قوله:
لصحة النهي عنه) أي عن البناء. وهو ما رواه مسلم، قال: نهى رسول الله (ص) أن يجصص
القبر وأن يبنى عليه. زاد وأن يقعد عليه الترمذي: وأن يكتب عليه، وأن يوطأ عليه.
وقال: حديث حسن صحيح. وقال البجيرمي: واستثنى بعضهم قبور الانبياء والشهداء
والصالحين ونحوهم. برماوي. وعبارة الرحماني. نعم، قبور الصالحين يجوز بناؤها ولو
بقية لاحياء الزيارة والتبرك.
- Nihaayah az-Zain I/155
:
ولو
وجد بناء في أرض مسبلة ولم يعلم أصل وضعه هل هو بحق أو لا ترك لاحتمال أنه وضع بحق
نعم لو كان البناء في المسبلة لخوف نبش سارق أو سبع أو تخرق سيل جاز ولا يهدم