Masaji Antoro
MEMUTUS NIAT SAAT MENJALANI IBADAH
فصل و من المنافي نية القطع و في ذلك فروع : نوى قطع الإيمان و العياذ
بالله تعالى صار مرتدا في الحال نوى قطع الصلاة بعد الفراغ منها لم تبطل بالإجماع و
كذا سائر العبادات و في الطهارة وجه لأن حكمها باق بعد الفراغ نوى قطع الطهارة
أثناءها لم يبطل ما مضى في الأصح لكن يجب تجديد النية لما بقي نوى قطع الصلاة
أثناءها بطلت بلا خلاف لأنها شبيهة بالإيمان نوى قطع الصوم و الاعتكاف لم يبطلا في
الأصح لأن الصلاة مخصوصة من بين سائر العبادات بوجوه من الربط و مناجاة العبد ربه
نوى الأكل أو الجماع في الصوم لم يضره نوى فعل مناف في الصلاة كالأكل و الفعل
الكثير لم تبطل قبل فعله نوى الصوم من الليل ثم قطع النية قبل الفجر سقط حكمها لأن
ترك النية ضد النية بخلاف ما لو أكل بعدها لا تبطل لأن الأكل ليس ضدها نوى قطع الحج
و العمرة لم يبطلا بلا خلاف لأنه لا يخرج منهما بالإفساد نوى قطع الجماعة بطلت ثم
في الصلاة قولان إذا لم يكن عذر : أصحهما لا تبطل.
PASAL
Diantara yang dapat menafikan adanya niat adalah “Niat memutus
ibadah”,
dan dalam hal ini terdapat beberapa macam bahasan :
• Niat memutus iman, seketika menjadi murtad ‘Na’uudzu billaah min
dzaalik’
• Niat memutus sholat setelah rampung sholat, Ulama sepakat ibadah
sholatnya tidak batal begitu juga ibadah-iba dah yang lain kecuali dalam ibadah bersuci (wudhu,
mandi dan tayammum), terdapat
pendapat ulama yang menyatakan
batal karena hukumnya masih berkaitan dengan ibadah selanjutny a.
• Niat memutus bersuci saat menjalanin ya, menurut pendapat yang paling shahih
(kuat/ benar) tidak
membatalka n anngauta badan yang
telah di basuh/ diusap hanya saja
wajib memperbaha rui niat pada
basuhan/ usapan anggauta
setelahnya .
• Niat memutus sholat saat menjalanin ya, Ulama sepakat batal sholatnya karena sholat
menyerupai iman.
• Niat memutus puasa dan I’tikaf saat menjalanin ya, pendapat yang lebih shahih tidak batal (beda
dengan sholat) karena sholat memiliki kekhususan diantara ibadah-iba dah lainnya di dalamnya terdapat hubungan,
persambung an dan munajat langsung
antara hamba dan Tuhannya.
• Niat makan, senggama saat menjalani puasa, tidak
membatalka n puasa.
• Niat melakukan hal yang membatalka n sholat seperti makan, perbuatan banyak saat
menjalani sholat, tidak membatalka n sebelum ia benar-bena r melakukann ya.
• Niat puasa di malam hari kemudian ia ‘memutus’n ya sebelum datangnya fajar, niatnya rusak karena telah
menjalani hal yang merusak niat berbeda dengan melakukan semacam makan sebelum
fajar, niatnya tidak menjadi rusak.
• Niat memutus haji dan umroh saat menjalanin ya, Ulama sepakat ibadahnya tidak batal.
• Niat memutus sholat jamaah saat menjalanin ya, jamaahnya batal.
Bagaimana dengan sholatnya ?
Terdapat dua pendapat : Bila memutus sholat jamaahnya karena udzur (alasan),
sholatnya tidak batal (ulama sepakat), bila tidak karena udzur, sholatnya juga
tidak batal (pendapat yang lebih shahih).
Asybah wa An-Nazhoo- ir
I/91
Wallaahu A’lamu Bis Showaabi….